Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Sumber Keretakan Rumah Tangga

Fauzan Hidayat oleh Fauzan Hidayat
17 November 2022
Waktu Baca: 5 menit
0
rumah tangga
272
SHARES
1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Keretakan rumah tangga timbul dari berbagai macam masalah. Permasalahan kecil saja dapat memicu perceraian, apalagi permasalahan besar. Namun, besar kecilnya permasalahan tersebut tergantung pada sudut pandang seorang suami ataupun istri dalam menyikapi permasalahan yang ada.

Di tengah-tengah permasalahan antara dua pasangan tersebut, kadangkala kita tidak menyadari bahwa setan sedang memainkan perannya untuk membisikkan kepada setiap pasangan anak Adam tentang segala hal buruk untuk dipikirkan dan membawanya pada emosi level tinggi pada keduanya. Sehingga kata talak pun terucap, dan menanglah setan dengan prestasi tertingginya.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Majelis ilmu di bulan ramadan

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut), kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka, yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, ‘Aku telah melakukan begini dan begitu.’ Iblis berkata, ‘Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatu pun.’ Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya.’ Maka, Iblis pun mendekatinya dan berkata, ‘Sungguh hebat (setan) seperti engkau.’ (HR. Muslim no. 2813)

Hadis di atas menggambarkan kepada kita bahwa prestasi tertinggi setan adalah mampu membuat sepasang suami-istri bercerai. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang dapat menjembatani setan menguasai hawa nafsu kita yang dapat memicu perceraian dalam rumah tangga. Mudah-mudahan, dengan izin Allah Ta’ala, kita memperoleh petunjuk untuk dapat segera mendeteksi bahwa kita sedang berada dalam kondisi-kondisi di mana setan dapat menunggangi kita sehingga segala potensi buruk dapat dihindari.

Berikut 3 (tiga) kondisi di mana setan dapat menunggangi untuk memicu keretakan rumah tangga:

Baca Juga: Sumbu Pendek dalam Rumah Tangga

Daftar Isi sembunyikan
1. Saat amarah menguasai
2. Ketika kemaksiatan tak mampu terbendung
3. Sumber nafkah yang tidak halal

Saat amarah menguasai

Perceraian tentunya dapat bersumber dari persoalan sederhana yang disikapi dengan kemarahan yang terus-menerus dipelihara. Padahal, amarah merupakan pintu masuknya setan untuk membuat permasalahan menjadi lebih rumit hingga puncaknya. Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala manakala dirundung amarah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan, ‘A’udzubillah (aku berlindung pada Allah)’, maka akan redamlah marahnya.” (As-Silsilah Ash-Shahihah no. 1376. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih)

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menyadari bahwa ketika amarah datang, setan dapat menungganginya. Maka, segeralah mohon perlindungan kepada Allah Ta’ala. Selain itu, pastikan bahwa tidak ada perkara yang kita putuskan ketika amarah sedang menguasai diri, apalagi perkara tersebut adalah sesuatu yang besar seperti ucapan talak/ cerai.

Menuruti amarah kadangkala oleh sebagian kita dianggap sebagai wujud wibawa seorang lelaki, menunjukkan ketegasan dan kekuatan. Begitu pula di sisi perempuan (istri), merespon amarah dengan amarah pun kadangkala dianggap sebagai wujud eksistensi diri agar tak mudah diremehkan oleh sang suami. Padahal, semua itu adalah proses di mana setan sedang menunggangi diri, untuk mendapatkan prestasi tertinggi yaitu menjadi penyebab bercerainya suami-istri.

Ketika kemaksiatan tak mampu terbendung

Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan kepada kita anugerah berupa akal dan iman untuk dapat membedakan antara hak dengan kebatilan. Hanya saja, kadangkala sebagian kita begitu mudahnya menyerah dengan godaan setan hingga menurutinya untuk melakukan kemaksiatan. Padahal, kita ketahui bahwa maksiat merupakan sumber malapetaka baik untuk urusan dunia maupun akhirat.

Terhadap hubungan kemaksiatan dengan persoalan pasangan suami-istri, Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata, “Sungguh, (ketika) aku bermaksiat kepada Allah, maka aku melihat (pengaruh buruk) perbuatan maksiat tersebut pada tingkah laku istriku.” (Ad-Da-u wad-Dawaa’, hal. 68)

Oleh karenanya, kita sendiri pun dapat membuktikan manakala seorang suami mendapati tingkah laku dari sang istri yang tidak sesuai dengan keinginan hatinya, instrospeksilah diri dan tanyakan pada diri sendiri, “Kemaksiatan apakah yang telah diperbuat sepanjang hari?” Apakah itu maksiat yang bersumber dari mata, telinga, mulut, tangan, kaki, atau anggota tubuh lainnya.

Sebagaimana dalam kaidah disebutkan,

الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ

“Balasan sesuai dengan perbuatan.”

Maka, balasan kemaksiatan yang dilakukan oleh seorang suami di luar rumahnya adalah perilaku istri yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya di dalam rumah. Wal-‘iyadzu billah.

Ketika seorang suami tidak menyadari bahwa perilaku sang istri tersebut merupakan dampak dari kemaksiatan yang ia lakukan, maka ia merasa beban kesalahan sepenuhnya ada pada sang istri. Pertengkaran pun tak terbendung, setan menunggangi, dan pada akhirnya berujung pada keretakan rumah tangga.

Oleh karenanya, bertekadlah untuk tidak melakukan dosa [1]. Meskipun kita menyadari bahwa sebagai manusia yang lemah, terkadang kekhilafan dan kesilapan bisa saja terjadi. Namun, dengan memantapkan niat setiap hari (khususnya di setiap waktu pagi) untuk tidak bermaksiat, kemudian memohon pertolongan Allah Ta’ala agar diberi kekuatan dalam menjalani hari-hari tanpa maksiat, mudah-mudahan dapat menjaga diri kita dari kemaksiatan yang mendatangkan kemurkaan Allah.

Maka dengannya pula, kehangatan dan keromantisan dalam rumah tangga dapat terbentuk dengan sendirinya karena tiada kemaksiatan yang dilakukan baik dari sisi suami maupun istri, tak ada pula ruang bagi setan untuk menunggangi, insyaAllah.

Baca Juga: Laki-Laki adalah Pemimpin Rumah Tangga

Sumber nafkah yang tidak halal

Di masa sulit seperti ini, peluang untuk memperoleh rezeki dari sumber yang haram memang sangat terbuka lebar. Mulai dari pinjaman dan investasi ribawi, lowongan kerja untuk bisnis barang dan jasa yang haram, dan berbagai tawaran yang menggiurkan, yang hanya dengan keimanan yang kokoh seorang muslim dapat membendungnya.

Kita seakan dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu: ambil yang haram asal tidak lapar atau tinggalkan yang haram tetapi akan kelaparan. Wal-‘iyadzubillah. Padahal, seorang mukmin semestinya memahami hakikat tawakal kepada Allah Ta’ala. Allah Ar-Razzaq tidak akan membiarkan hamba-Nya kelaparan karena mempertahankan keimanan.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

Dari Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

”Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Maka, pastikan bahwa nafkah yang engkau bawa pulang ke rumah adalah bersumber dari yang halal. Karena harta haram dapat mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala. Padahal, kita diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS. At-Tahrim: 6)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah menasihati Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu perihal menjaga harta dari sumber yang halal,

يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi no. 2/513)

Sebuah rumah tangga bisa saja tampak dari luar bahagia karena diliputi dengan kemewahan harta, tahta, dan keturunan yang banyak. Akan tetapi, apabila sumber nafkah dari keluarga tersebut adalah haram, maka apalah artinya semua kekayaan dan kemegahan tersebut jika pada akhirnya ketika bertemu dengan Rabbnya, mereka dalam keadaan hina dina. Dan inilah keretakan yang sesungguhnya dalam rumah tangga. Wal-‘iyadzu billah

Saudaraku, adalah penting bagi kita menyadari bahwa amarah, kemaksiatan, dan harta haram adalah bagian dari jalan setan menjalankan misi perceraian pasangan anak Adam. Oleh karenanya, guna menjaga rumah tangga tetap dalam keharmonisan dan kebahagiaan yang mendapatkan rida Allah Ta’ala, hendaklah kita memperhatikan tiga poin berikut:

Pertama, jangan pernah mengambil keputusan dalam kondisi diliputi amarah;

Kedua, sebelum menyalahkan pasangan, hendaklah introspeksi diri yang mungkin pernah tersentuh maksiat; dan

Ketiga, pastikan nafkah untuk keluarga bersumber dari yang halal.

Wallahu Ta’ala a’lam

Baca Juga:

  • Bahaya Takhbib: Merusak Rumah Tangga Orang lain
  • Tak Perlu Sedih dengan Status Ibu Rumah Tangga

***

Penulis: Fauzan Hidayat

Artikel: www.muslim.or.id

 

Catatan kaki:

[1] Artikel yang membahas tentang hal ini dapat diakses disini: https://muslim.or.id/71739-bertekad-untuk-tidak-melakukan-dosa.html

Tags: adabAkhlakAqidahfikih rumah tanggafikihrumah tanggaistrikeretakan rumah tanggakewajiban istrikewajiban suaminasihatnasihat islampernikahanrumah tanggasuamiujian rumah tangga
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Fauzan Hidayat

Fauzan Hidayat

Artikel Terkait

Lempar tanggung jawab pendidikan anak

Saling Lempar Tanggung Jawab Masalah Pendidikan Anak?

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
28 Februari 2023
0

Terkadang kita dapati suami dan istri keduanya memiliki kesibukan sendiri. Dan mereka tidak memiliki waktu untuk mendidik anak mereka dengan...

hak-hak suami istri

Hak-Hak yang Harus Dipenuhi Bersama oleh Suami dan Istri

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
23 November 2022
0

Para pembaca yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah. Ada beberapa hak yang ditetapkan dalam Islam, yang harus dipenuhi

kewajiban ayah

Kewajiban Ayah untuk Membimbing Anak yang Tidak Menjaga Salat

oleh Muhammad Fadhli, ST.
12 Oktober 2022
0

Apa hukum orang yang memerintahkan anak-anaknya untuk sholat di usia 9 s.d. 15 tahun, kemudian

Artikel Selanjutnya
manfaat zakat

Fatwa Ulama: Manfaat Zakat untuk Masyarakat dan Perekonomian Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah