Muslim.or.id
donasi muslim.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
    • All
    • Akhlaq dan Nasehat
    • Nasehat Ulama
    • Tazkiyatun Nufus
    memperbanyak jamaah

    Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

    doa terkabul

    Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

    idul fitri

    Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

    Mendengar azan

    Lima Tuntunan Tatkala Mendengar Azan

    Allah maha baik

    Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-Nya

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 3)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 2)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 1)

    ramadhan

    Ya Allah, Aku Tidak Kuasa Menjalani Ramadhan tanpa Pertolongan-Mu (Bag. 3)

  • Fiqh Muamalah
    • All
    • Doa dan Zikir
    • Fiqh dan Muamalah
    • Kaidah Fiqih
    • Ramadhan
    hukum puasa syawal

    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 2): Hukum Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat yang Fasik dan Kafir

    Hukum Salat Gaib

    Hukum Salat Gaib

    lupa zakat fitri

    Lupa Bayar Zakat Fitrah, Baru Ingat setelah Salat Id

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 1): Pengertian, Hukum, dan Macam-Macam Kerabat

    puasa syawal

    Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Syawal

    shalat jenazah masjid

    Hukum Mendirikan Salat Jenazah di Dalam Masjid

    fikih nikah

    Fikih Nikah (Bag. 11)

    Mutiara idul fitri

    Khotbah Salat Idul Fitri: Menggali Mutiara dari Idul Fitri

  • Sejarah
    • All
    • Biografi
    • Jejak Islam
    • Sejarah Islam
    • Syiah
    Pujian untuk Al-Albani

    Syaikh Yusuf Al-Qordowi Menyebut Syaikh Albani Pakar Hadis dan Ulama Senior Zaman Ini

    Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    Untaian Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    ibnu sina

    Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

    biografi singkat ibnu abi dawud

    Mengenal Ibnu Abi Dawud rahimahullah

    kisah meninggalnya abu thalib

    Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    keutamaan kota madinah

    Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

    gambar maqam ibrahim, hakikat maqam ibrahim, berdoa di maqam ibrahim, pahala shalat di maqam ibrahim, hajar aswad, perbedaan makam dan maqam, makam siapa yang ada di dalam ka'bah, contoh maqam

    Keajaiban dan Keistimewaan Maqam Ibrahim

    Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

    Potret Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
    • All
    • Akhlaq dan Nasehat
    • Nasehat Ulama
    • Tazkiyatun Nufus
    memperbanyak jamaah

    Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

    doa terkabul

    Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

    idul fitri

    Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

    Mendengar azan

    Lima Tuntunan Tatkala Mendengar Azan

    Allah maha baik

    Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-Nya

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 3)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 2)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 1)

    ramadhan

    Ya Allah, Aku Tidak Kuasa Menjalani Ramadhan tanpa Pertolongan-Mu (Bag. 3)

  • Fiqh Muamalah
    • All
    • Doa dan Zikir
    • Fiqh dan Muamalah
    • Kaidah Fiqih
    • Ramadhan
    hukum puasa syawal

    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 2): Hukum Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat yang Fasik dan Kafir

    Hukum Salat Gaib

    Hukum Salat Gaib

    lupa zakat fitri

    Lupa Bayar Zakat Fitrah, Baru Ingat setelah Salat Id

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 1): Pengertian, Hukum, dan Macam-Macam Kerabat

    puasa syawal

    Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Syawal

    shalat jenazah masjid

    Hukum Mendirikan Salat Jenazah di Dalam Masjid

    fikih nikah

    Fikih Nikah (Bag. 11)

    Mutiara idul fitri

    Khotbah Salat Idul Fitri: Menggali Mutiara dari Idul Fitri

  • Sejarah
    • All
    • Biografi
    • Jejak Islam
    • Sejarah Islam
    • Syiah
    Pujian untuk Al-Albani

    Syaikh Yusuf Al-Qordowi Menyebut Syaikh Albani Pakar Hadis dan Ulama Senior Zaman Ini

    Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    Untaian Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    ibnu sina

    Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

    biografi singkat ibnu abi dawud

    Mengenal Ibnu Abi Dawud rahimahullah

    kisah meninggalnya abu thalib

    Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    keutamaan kota madinah

    Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

    gambar maqam ibrahim, hakikat maqam ibrahim, berdoa di maqam ibrahim, pahala shalat di maqam ibrahim, hajar aswad, perbedaan makam dan maqam, makam siapa yang ada di dalam ka'bah, contoh maqam

    Keajaiban dan Keistimewaan Maqam Ibrahim

    Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

    Potret Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id

Bertekad untuk Tidak Melakukan Dosa

Fauzan Hidayat by Fauzan Hidayat
13 Januari 2022
Waktu Baca: 8 menit
0
Bertekad Taubat
23
SHARES
119
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Hidup di era modern dengan keterbukaan informasi ini membuat segalanya mudah untuk diakses. Kita diuji oleh Allah untuk hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah dan cobaan. Lihat saja, ketika kita berjalan menuju tempat kerja atau bersekolah, banyak terpampang baliho-baliho bergambar wanita dengan aurat terbuka. Terlihat di mana-mana iklan ribawi dan alunan musik yang jelas-jelas merupakan larangan Allah Ta’ala.

Begitu pula banyak pelanggaran syariat disodorkan kepada kita, ketika terhubung ke internet menggunakan smartphone atau laptop. Niat yang sebelumnya akan digunakan untuk berkomunikasi, membaca hal-hal yang bermanfaat, atau pun bertransaksi sesuai syariat, seketika dihadapkan dengan iklan tawaran perjudian, pinjaman ribawi, hingga fasilitas untuk berbuat zina. Bahkan, praktik-praktik kesyirikan pun menjadi hal yang sangat mudah untuk diakses. Sebut saja perdukunan online, ramalan, hingga adopsi boneka arwah yang saat ini sedang viral di jagad maya.

Mari kita sadari, di balik kemudahan dalam mengakses kemaksiatan itu, Allah Ta’ala pun memudahkan kita untuk mencari ilmu di era kecanggihan teknologi saat ini. Kita dengan mudah bisa memperoleh informasi tentang ulama-ulama yang berkualitas dalam keilmuannya. Kita pun dapat mengetahui dengan siapa kita sedang mengambil ilmu. Teknologi ini juga memberikan kita kemudahan untuk mencari tahu latar belakang pendidikan seorang yang sedang kita ambil ilmunya. Bahkan, meski di saat pandemi, kita masih dapat mendengarkan kajian para ulama Hafizahumullah menyampaikan ilmu agama.

Oleh karenanya, orang beriman yang masih istiqamah dengan keimanannya, tentu akan berusaha menghindari potensi-potensi dosa. Bahkan, ia mampu memanfaatkan fasilitas itu di jalan yang diridai oleh Allah Ta’ala. Adapun orang yang lemah imannya, akan menikmati itu semua dengan dalih sulit untuk menghindarinya. Naudzubillah.

Menjauhi perbuatan dosa

Saudaraku, ketahuilah bahwa tidak ada toleransi untuk orang yang berbuat dosa. Hukum asal suatu dosa itu adalah larangan yang mutlak untuk kita tinggalkan. Perhatikan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut,

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِم

“Apa saja yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah nabi-nabi mereka” (HR. Bukhari no. 7288, dan Muslim no. 1337. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu).

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas menegaskan bahwa terhadap segala larangan Allah, kita dituntut untuk menjauhi dan meninggalkannya tanpa syarat. Berbeda dengan perintah, kita dituntut untuk mengerjakannya sejauh yang kita mampu.

Artinya, meskipun kita berada di era perkembangan dan kemajuan teknologi ini, tidak serta merta dimaklumi ketika berbuat dosa. Tidak ada alasan melakukan larangan Allah seenaknya dengan alasan sulit untuk menghindarinya. Bahkan, tidak sedikit pula yang beralasan tidak mengetahui bahwa hal yang sedang dilakukannya mengandung dosa.

Baca Juga: Antara Dosa yang Diampuni dan Tidak Diampuni

Dampak dosa-dosa di dunia

Pertama, kehidupan yang sempit

Orang-orang yang bermaksiat kepada Allah akan menghadapi kehidupan yang sempit, baik di dunia maupun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta” (QS. Taha: 124).

Dalam ayat di atas Allah Ta’ala menegaskan bahwa orang-orang yang melanggar batasan-batasan syariat Allah Ta’ala akan merasakan dampak dan akibatnya. Tidak hanya dampak di akhirat dengan keadaan buta, tapi dampak dari dosa juga akan dirasakan di dunia berupa kehidupan yang sempit.

Kedua, musibah demi musibah

Tidak dapat dipungkiri dan nyata terjadi, bahwa mereka menerima dampak di dunia dari dosa yang mereka lakukan. Dampak dosa tersebut berupa musibah demi musibah yang menimpa. Mulai dari bencana alam, hancurnya properti, hilangnya harta benda, kehilangan organ tubuh, kehilangan pekerjaan, dan berbagai musibah lain yang bersumber dari dosa-dosa yang dilakukan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syura: 30).

Berkaitan dengan ayat tersebut, Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87).

Baca Juga: Selingkuh Adalah Dosa Besar

Ketiga, kehilangan nikmat Allah

Kebahagiaan yang diinginkan oleh manusia tentu tidak saja berupa kenikmatan di akhirat saja. Tapi juga kenikmatan di dunia berupa rezeki yang melimpah dan ketenangan jiwa. Namun, kadang kala kenikmatan di dunia itu tidak didapatkan. Alasannya tidak lain karena perbuatan manusia itu sendiri.

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah Rahimahullah berkata,

“Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)

Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Anfal: 53).

Untuk memperoleh nikmat itu kembali, tidak ada cara lain kecuali dengan mengubah diri sendiri dari yang sebelumnya berada dalam kubangan maksiat, menuju ketaatan pada Allah Ta’ala. Semoga dengan hal itu Allah berikan petunjuk untuk mendapatkan kembali karunia Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ro’du: 11).

Lantas, bagaimana sebaiknya kita menyikapi kondisi demikian? Jawabannya adalah dengan bertekad untuk tidak melakukan dosa.

Bertekad setiap pagi untuk menjauhi dosa

Saudaraku, penting bagi kita untuk senantiasa menjaga diri dari dosa. Dosa itu ibarat racun. Apabila kita mengonsumsinya, maka akan membahayakan hidup kita. Terlepas dari apakah kita mengetahui itu racun atau tidak.

Begitu pula dengan dosa. Meski kita tidak tahu bahwa itu dosa, tetapi tetap akan berdampak bagi kehidupan kita. Maka hendaklah kita mempelajari ilmu agama lebih dalam, khususnya untuk mengetahui perkara-perkara yang menjadi larangan Allah. Kemudian bertekadlah untuk menjauhinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita zikir-zikir yang sangat mulia untuk diucapkan. Di antaranya adalah zikir di pagi hari. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita salah satu zikir yang dibaca di pagi hari yakni,

رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ

“Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya” (HR. Muslim no. 2723).

Ketika membaca zikir ini, pahami dan resapilah maknanya. Kemudian bertekadlah untuk menjauhi segala potensi kemaksiatan di setiap hari yang akan kita lalui. Allah Ta’ala tentu Maha Melihat bagaimana tekad dan upaya kita untuk menjaga diri dari larangan-Nya. Semoga dengannya Allah Ta’ala memberikan kepada kita kemudahan untuk istikamah dalam menjauhi larangan-larangan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ  فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)” (QS. An-Naziat: 40-41).

Baca Juga: Apakah Syirik Kecil Lebih Dahsyat dari Dosa Besar?

Menyadari keberadaan setan yang selalu menggoda

Sangat penting bagi kita menyadari keberadaan setan yang selalu menggoda agar mudah melanggar batasan-batasan syariat. Terlebih bagi kita yang kini hidup di zaman yang penuh dengan fitnah dan cobaan ini. Kita dihadapkan dengan fitnah berupa kemudahan dalam bermaksiat dan setan yang senantiasa membisikkan kekufuran.

Perhatikanlah, bahwa setan telah bersumpah untuk senantiasa menghalangi kita berbuat kebaikan. Ia akan berusaha agar kita selalu berada dalam kubangan maksiat. Allah Ta’ala berfirman tentang perkataan setan yang akan menggoda manusia,

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيم ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur“ (QS. Al-A’raf: 16-17).

Oleh karenanya, setiap berhasrat untuk melakukan sesuatu yang mengarah pada kemaksiatan, segeralah menyadari bahwa setan sedang membisikkan godaan untuk melakukannya. Kemudian mohonlah perlindungan kepada Allah Ta’ala dengan membaca doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَّتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan, berubahnya al-âfiyah (kebaikan dunia dan akhirat –pen), balasan yang tiba-tiba, dan aku berlindung dari segala yang Engkau murkai” (HR. Muslim no. 2739).

Segera bertaubat ketika terlanjur melakukan dosa

Saudaraku, kita adalah hamba Allah yang lemah. Senantiasa berbuat kekeliruan dan kesalahan. Meski demikian, tetaplah berusaha untuk menjaga segala amanah yang diberikan Allah Ta’ala. Termasuk di antaranya adalah menjaga jiwa dan raga ini dari dosa-dosa. Apabila kita terlanjur terjerumus dalam kemaksiatan, segeralah memohon ampunan kepada Allah Ta’ala dan bertekadlah untuk tidak mengulanginya.

Diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman,

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian” (HR. Muslim no. 6737).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat” (HR. Tirmizi no. 2499, Shahih al-Targīb 3139. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu).

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ {كَلَّا ۖ  بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

“Sesungguhnya seorang hamba jika berbuat dosa maka akan dibubuhkan satu titik hitam di (permukaan) hatinya. Kalau dia (segera) bertaubat, meninggalkan (dosa tersebut) dan memohon ampun (kepada Allâh Azza wa Jalla), maka hatinya akan bening (kembali), (tetapi) jika dosanya bertambah, maka akan bertambah pula titik hitam tersebut. Itulah (makna) ar-rân (penutup hati) yang Allâh sebutkan dalam Al-Qur’an, (yang artinya -pen), ‘Sekali-kali tidak (demikian), bahkan menutupi hati mereka perbuatan (dosa) yang selalu mereka lakukan'” (HR. Ibnu Majah 37/4385).

Akhir kata, kita selayaknya menyadari bahwa hidup di zaman yang penuh dengan fitnah dan cobaan ini tidak boleh berlepas diri dari pengetahuan tentang syariat Allah Ta’ala. Khususnya pengetahuan dalam menjaga diri dari perbuatan maksiat yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Memahami hakikat dosa dan akibatnya, bertekad untuk tidak melakukan dosa, dan segera bertaubat, serta memperbaiki diri apabila terlanjur berbuat dosa. Wallahu a’lam.

Baca Juga:

  • Menghindari Dampak Buruk Dosa
  • Dosa Juga Dilipatgandakan Di Bulan Ramadhan

***

Penulis: Fauzan Hidayat

Artikel: Muslim.or.id

🔍 Tasawuf Adalah, Manusia Luar Angkasa Menurut Al Quran, Hukum Shalat Idul Adha Sendiri, Hukumnya Mengucapkan Selamat Natal, Penjelasan Tentang Rukun Iman

Tags: adabAkhlakakibat dosaAqidahdosadosa besardosa kecilibadahmuamalahnasihatnasihat islampelaku dosataubat dari dosa
donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Fauzan Hidayat

Fauzan Hidayat

Artikel Terkait

memperbanyak jamaah

Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

by dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
6 Mei 2022
0

Terdapat beberapa faedah dari hadits tersebut yang telah dijelaskan oleh para ulama, di antaranya:

doa terkabul

Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

by Muhammad Idris Lc.
3 Mei 2022
0

Sebagai seorang muslim yang memiliki banyak hajat dan kebutuhan, wajib baginya untuk selalu meminta kebutuhannya tersebut kepada Allah Ta’ala. Berdoa...

idul fitri

Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

by Muhammad Idris Lc.
30 April 2022
0

Dalam Islam, hari raya besar hanya ada dua dan tidak ada yang lain, yaitu hari raya Idulfitri (dirayakan setiap 1...

Artikel Selanjutnya
Hadits Tanduk Setan Timur

Penjelasan Hadis Tanduk Setan dari Timur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2022 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
  • Fiqh Muamalah
  • Sejarah
  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2022 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah