Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslim.or.id Donasi muslim.or.id

Menuju Kesempurnaan Ibadah Shalat (Bag. 6): Hal yang Berkaitan dengan Mandi

Fauzan Hidayat oleh Fauzan Hidayat
13 Maret 2021
Waktu Baca: 4 menit
0
Mandi dalam Islam

Mandi dalam Islam

24
SHARES
124
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Baca penjelasan sebelumnya pada artikel Menuju Kesempurnaan Ibadah Shalat (Bag. 5): Mengusap Khuff, Penutup Kepala, Perban dan Bagian yang Terluka

Mandi atau al-ghusl merupakan bagian dari taharah yang wajib dipahami oleh setiap muslim. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan mandi amat penting diketahui sebelum mempelajari perkara salat. Sebab salat tidak akan sah apabila seorang muslim masih berhadas. Sedangkan seorang muslim apabila berhadas besar diwajibkan baginya mandi sebelum melaksanakan salat.

Dalam pembahasan tema menuju kesempurnaan salat bagian 6 ini, akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan mandi mulai dari sebab, syarat, tata cara dan hal lainnya seputar al-ghusl.

Meskipun sub judul kali ini pada umumnya adalah tentang mandi yang berkaitan dengan salat. Namun, sangat layak kiranya bagi kita untuk mengetahui tentang hukum mandi secara komprehensif.

Daftar Isi sembunyikan
1. Sebab Wajibnya Mandi
2. Yang Tidak Boleh Dikerjakan ketika Junub
3. Syarat Sahnya Mandi
4. Tata Cara Mandi yang Sempurna
5. Mandi yang disunnahkan

Sebab Wajibnya Mandi

Seorang muslim diwajibkan untuk mandi apabila terjadi padanya hal-hal berikut:

1. keluarnya mani [1];
2. jima’ (bersetubuh) [2];
3. masuknya orang kafir ke agama Islam [3];
4. kematian seorang muslim selain orang yang mati syahid dalam peperangan [4];
5. haid [5];
6. nifas [6].

Yang Tidak Boleh Dikerjakan ketika Junub

Orang yang junub baik disebabkan oleh jima’ maupun bermimpi dan semisalnya tidak diperbolehkan melakukan berbagai jenis ibadah berikut sebelum dia bersuci (mandi), yaitu:

1. salat [7];
2. tawaf di Baitullah [8];
3. menyentuh mushaf Al-Quran [9];
4. membaca Al-Quran [10];
5. berdiam di dalam masjid [11].

Syarat Sahnya Mandi

Bersucinya seseorang dalam bentuk al-gushl tidak akan sah apabila tidak memenuhi syarat berikut, yaitu:

1. berniat;
2. Islam;
3. berakal;
4. mumayyiz (baligh);
5. menggunakan air yang suci dan mubah;
6. mengalirkan air ke seluruh permukaan tubuh (kulit); dan
7. adanya sebab yang mengharuskannya mandi [12].

Tata Cara Mandi yang Sempurna

Islam telah mengatur setiap ajarannya merujuk kepada tatacara yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, termasuk diantaranya adalah mandi. Berikut dipaparkan tatacara mandi yang sempurna.

1. berniat di dalam hati [13];
2. menyebut nama Allah Ta’ala dengan membaca “bismillah” [14].
3. membasuh kedua telapak tangan tiga kali [15].
4. mencuci kemaluan dengan tangan kiri serta membersihkan kotoran yang terdapat padanya [16].
5. meletakkan tangan kiri dan mengusapkannya ke tanah yang suci seraya menggosok-gosokkannya secara baik kemudian membasuhnya [17].
6. berwudu secara sempurna seperti layaknya wudhu untuk salat [18].
7. memasukkkan jari-jari ke dalam air, lalu menyela-nyela rambutnya sehingga menyentuh kuit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga genggam dengan menggunakan kedua tangannya [19];
8. mengguyurkan air ke kulit kepala dan seluruh bagian tubuh [20];
9. berpindah ke tempat yang lain lalu membasuh kedua kakinya [21].

Baca Juga: Hukum Mandi Jum’at

Mandi yang disunnahkan

Selain hukum wajib, ada pula mandi yang disunnahkan dimana seorang muslim dianjurkan untuk melakukannya dalam rangka mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tentunya berbuah pahala. Adapun sunnah mandi adalah sebagai berikut:

1. Mandi hari Jumat [22];
2. mandi ketika hendak ihram [23];
3. mandi ketika memasuki kota Makkah [24];
4. mandi pada setiap kali melakukan hubungan badan [25];
5. mandi setelah memandikan jenazah [26];
6. mandi setelah mengubur orang musyrik [27];
7. mandi bagi wanita yang mengalami istihadhah setiap akan salat atau pada saat menjamak antara dua salat [28];
8. mandi setelah siuman dari pingsan [29];
9. mandi setelah berbekam [30];
10. mandi orang kafir ketika masuk Islam [31];
11. mandi pada dua hari raya [32];
12. mandi hari Arafah [33].

Dengan mengetahui hukum syariat seputar mandi, kiranya kita dapat menjadikan taharah ini sebagai ladang ibadah yang diniatkan lillahi taala. Hal yang sebelumnya merupakan perkara rutin yang kita lakukan pada akhirnya akan berbuah pahala di sisi Allah Ta’ala karena diniatkan untuk ibadah. Wallahu a’lam bis-shawab.

 

Baca Juga:

  • Boleh Berhubungan Badan Setelah Istri Suci Haid atau Setelah Mandi Wajib?
  • Fikih Pengurusan Jenazah (1) : Memandikan dan Mengkafani

Penulis: Fauzan Hidayat

Artikel: Muslim.or.id

 

Catatan Kaki :

[1] Lihat Kitab “al-Haidh” bab “Innamal Maa’ minal Ma'” no. 343 karya Imam Muslim
[2] Lihat Kitab “al-Gusl” bab “Idza Iltaqaa al-Khitaanani” no. 291 karya Imam al-Bukhari
[3] Lihat Kitab “at-Thaharah” bab “Fir Rajul Yaslam Fayu’maru bil Ghusl”” no. 355 karya Abu Dawud
[4] Lihat Kitab “al-Janaiz” bab “al-Hanuth lul Mayyit” no. 1266 karya Imam al-Bukhari
[5] Lihat QS. al-Baqarah : 222
[6] Lihat Kitab as-Syarhul Mumti’ ‘alaa Zaadil Mustaqni’ (I/288)
[7] Lihat QS. an-Nisaa’ : 43
[8] Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam :
“Tahwaf di Baitullah adalah Shalat….” (HR an-Nasai dan at-Tirmidzi)
[9] Lihat Kitab “al-Muwattha'” no.1 Karya Imam Malik.
[10] Lihat Kitab “al-Musnad” no. 882 Karya Imam Ahmad.
[11] Lihat QS. an-Nisaa’ : 43
[12] Lihat Kitab Haasyiatu ar-Raudh (I/189 dan 193-194) Karya Ibnu Qasim.
[13] Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
[14] Lihat Kitab “at-Tahaharah” Bab “Fit Tamsyiah ‘alal Wudhu” no.101 karya Imam Abu Dawud.
[15] Lihat Kitab “al-Gusl” bab “al-Wudhu qobla al-Gusl” no. 248 karya Imam al-Bukhari.
[16] Lihat Kitab “al-Gusl” bab “al-Gushlu Marratan Wahidatan” no. 248 karya Imam al-Bukhari.
[17] Lihat Kitab “al-Gusl” bab “Man afrodhohu Biyaminihi ‘alaa Syimalihi fil Gusl” no. 266 karya Imam al-Bukhari.
[18] Lihat Kitab Shifatul Wudhu al-Kamil, hlm 68
[19] Lihat Kitab “al-Gusl” bab “al-Wudhu qobla al-Gusl” no. 248 karya Imam al-Bukhari.
[20] Ibid
[21] Ibid no. 249
[22] Lihat Kitab “al-Jumu’ah” bab “Fadhlu al-Gushl Yaumal Jumuah”” no. 879 karya Imam al-Bukhari.
[23] Lihat Kitab “al-Manasik” bab “al-Ightisal fil Ihram” no. 1801 karya ad-Darimi.
[24] Lihat Kitab “al-Hajj” bab “Dukhulu Makkata Naharan au Lailan”” no. 1574 karya Imam al-Bukhari.
[25] Lihat Kitab “atThaharah” bab “al-Wudhu Liman araada an yauda” no. 219 karya Imam Abu Dawud.
[26] Lihat Kitab “al-Janaiz” bab “al-Gusl min Guslil Mayyit” no. 3161 karya Imam Abu Dawud .
[27] Lihat Kitab “al-Janaiz” bab “al-Rajulu Yamutu Lahu Qarabatun Musyrik” no. 190 karya Imam Abu Dawud.
[28] Lihat Kitab as-Syarhul Mumti’ (I/441)
[29] Lihat Kitab Nailul Authar karya as-Syaukani (I/366)
[30] Lihat Kitab “al-Janaiz” bab “al-Gusl min Guslil Mayyit” no. 3161 karya Imam Abu Dawud.
[31] Dari Qais min Ashim radhiallahu’anhu, dia bercerita : “Aku pernah mendatangi Nabi shallallahualaihiwasallam untuk menyatakan masyk Islam, lalu beliau menyuruhku mandi dengan air dan daun sidr” (HR. Abu Dawud, an-Nasai dan at-Tirmidzi).
[32] Lihat Kitab Irwaul Ghalil (I/177)
[33] Lihat Kitab “al-Hajj” bab “Dukhulu Makkata Naharan au Lailan”” no. 1574 karya Imam al-Bukhari.
Tags: fikih shalatmandimandi besarmandi junubmandi wajibpanduan shalatShalatshalat sunnahshalat wajibtata cara shalattuntunan shalat
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Fauzan Hidayat

Fauzan Hidayat

Artikel Terkait

Menguburkan mayit

Fikih Pengurusan Jenazah (5): Tata Cara Menguburkan Mayit

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
28 Januari 2023
0

Fikih Pengurusan Jenazah (5) : Persiapan Menguburkan Mayit

penguburan mayit

Fikih Pengurusan Jenazah (4): Persiapan Menguburkan Mayit

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
25 Januari 2023
0

“Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya” (QS. Al-Maidah:...

Rukun Khutbah Jumat

Rukun-Rukun Khotbah Jumat

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
24 Januari 2023
0

Pendapat yang menyebutkan rukun khotbah ada empat atau lima

Artikel Selanjutnya
Musik Religi

Musik Religi, Cara Keliru Untuk Menjadi Religius

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah