Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Menyoal Konsekuensi Penerjemahan Istiwa` (Bag.2)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
11 Desember 2018
Waktu Baca: 3 menit
0
istiwa, istiwa adalah
40
SHARES
224
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Baca pembahasan sebelumnya Menyoal Konsekuensi Penerjemahan Istiwa` (Bag.1)

  1. Makna “ استوى على ” dalam bahasa Arab

Lafazh istawa ‘ala (اِسْتَوَى عَلَى) secara bahasa Arab tidak mungkin dipahami kecuali bermakna عَلاَ  artinya: “ tinggi di atas ”,

oleh karena itu dalam tafsiran Salafush Sholeh terhadap lafadz ini, tidaklah keluar dari 4 makna :

Majelis ilmu di bulan ramadan
  1. عَلاَ (tinggi di atas)
  2. ارْتَفَعَ (tinggi di atas)
  3. صَعِدَ (tinggi di atas)
  4. استقرّ ,yaitu tetap (tidak beralih dari keadaannya)

Baca Juga: Sifat Istiwa’ Allah di Atas ‘Arsy

Dan cara memaknai yang tepat adalah dengan membawakan kepada gabungan empat makna tersebut di atas, terkait dengan hal ini, Syaikh Shalih bin Abdil ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullah berkata dalam Syarhul Aqidah Al-Wasithiyyah :

كل هذه تجتمع في معنى الاستواء ليست تفسر الواحدة بالواحدة ، هو علا جل وعلا وارتفع وصعد واستقر ، كلها صحيحة ، جميعا توضح المعنى المراد

“Seluruh tafsiran Istiwa` ini, bukanlah berarti satu persatu menafsirkannya sendiri-sendiri secara terpisah ,akan tetapi (yang tepat dikatakan bahwa) Allah Jalla wa ‘Ala :

‘ala (tinggi di atas),irtafa’a (tinggi di atas), sha’ida (tinggi di atas) dan istaqarra (tetap tinggi di atas), semua makna ini benar, dan semuanya menjelaskan makna istiwa` “.

Dengan demikian, jika digabungkan seluruh makna tadi, maka tafsir bahwa  Allah “استوى على العرش ”  adalah Allah tinggi di atas ‘Arsy dan tetap tinggi di atas ‘Arsy-Nya.

Baca Juga: ‘Arsy adalah Makhluk Allah yang Terbesar, Paling Tinggi dan yang Pertama Kali Allah Ciptakan

Catatan penting :

  1. Dalam kamus bahasa Arab, makna ارتفع  dan صَعِدَ – pada sebagian makna-maknanya- kedua kata tersebut bisa bermakna علا ,

sehingga jika kedua kata tersebut diterjemahkan, maka menjadi : tinggi di atas.

Oleh karena itu, seorang pakar bahasa Arab, Ibnu Faris rahimahullah, dalam kitab terkenalnya : Maqayisul Lughah, mengatakan :

( صعد ) الصاد والعين والدال أصل صحيح يدل على ارتفاع ومشقة

“Sha’ida (shad,’ain, dal) adalah kata asal shahih, yang menunjukkan makna tinggi di atas dan kesulitan (kondisi berat).”

Dalam kitab kamus Lisanul ‘Arab, Ibnu mandzur rahimahullah mengartikan kata “irtafa’a” dengan tinggi di atas :

ويقال : ارتفع الشيء ارتفاعا بنفسه إذا علا

“Disebutkan (suatu contoh dalam bahasa Arab): “Sesuatu itu irtafa’a dengan sendirinya”, maknanya jika sesuatu tersebut tinggi berada di atas”

Hal ini sesuai dengan penjelasan  Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam kitab Syarh Aqidah Wasithiyyah, bahwa ‘ala, irtafa’a, dan sha’ida, ketiga-tiganya bermakna sama, yaitu : “tinggi di atas”, beliau berkata:

وأهل السنة والجماعة يؤمنون بأن الله تعالى مستو على عرشه استواء يليق بجلاله ولا يماثل استواء المخلوقين.
فإن سألت: ما معنى الاستواء عندهم؟ فمعناه العلو والاستقرار.
وقد ورد عن السلف في تفسيره أربعة معاني: الأول: علا، والثاني: ارتفع، والثالث: صعد. والرابع: استقر.
لكن (علا) و: (ارتفع) و: (صعد) معناها واحد، وأما (استقر)، فهو يختلف عنها

“Ahlus Sunnah wal Jama’ah beriman bahwa Allah Ta’ala di atas ‘arsy-Nya (al-istiwa’), dan istiwa’-Nya sesuai dengan Kemahaagungan-Nya, tidak bisa disamakan dengan istiwa’nya makhluk.

Baca Juga: Bagaimana Akal Menunjukan Keberadaan Allah Ta’ala?

Jika anda ditanya: “Apa makna istiwa’ menurut Ahlus Sunnah wal Jaama’ah?”, maka maknanya adalah tinggi di atas dan tetap tinggi di atas (‘arsy).

Dan terdapat penjelasan dari para Salafush Sholeh tentang tafsir istiwa’, yaitu ada empat makna:  عَلاَ (tinggi di atas), ارْتَفَعَ (tinggi di atas), صَعِدَ (tinggi di atas), استقر (tetap di atas).

Akan tetapi ‘ala, irtafa’a, sha’ida, maknanya satu (sama), adapun istaqarra maknanya berbeda dengan yang lainnya (makna konsekuensi -pent.).”

  1. Ketika seurang ulama Salaf menafsirkan istawa ‘ala (اِسْتَوَى عَلَى) dengan salah satu dari empat makna di atas, bukan berarti menafikan/menolak makna yang lain yang tidak mereka sebutkan diantara keempat makna tersebut.

Dan yang tepat dalam memahami makna dari istawa ‘ala (اِسْتَوَى عَلَى) adalah membawakannya kepada keseluruhan dari empat makna tersebut (makna gabungan).

Baca Juga:

  • Akidah Imam Asy Syafi’i Mengenai Istiwa Allah
  • Menjawab Beberapa Syubhat Seputar Sifat Istiwa

(Bersambung, in sya Allah)

 

Penulis : Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Artikel. Muslim.or.id

 

Tags: Aqidahaqidah ahlussunnaharsybelajar tauhiddimana allah?istiwaIstiwa Allahkeberadaan Allahmakna istiwaTauhidterjemah
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

Tabarruk

Tabarruk Kepada Jasad Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
27 Februari 2023
0

Dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata, أنَّ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ أَتَى مِنًى،...

kesesatan

Kesesatan yang Paling Parah

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
17 Februari 2023
0

Firman Allah Ta'ala, وَمَنۡ أَضَلُّ مِمَّن یَدۡعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا یَسۡتَجِیبُ لَهُۥۤ إِلَىٰ یَوۡمِ ٱلۡقِیَـٰمَةِ وَهُمۡ عَن دُعَاۤىِٕهِمۡ...

tafsir tauhid

Memahami Tafsir Tauhid

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
13 Februari 2023
0

Bismillah. Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Selawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad, para sahabatnya,...

Artikel Selanjutnya
Tanda benarnya tauhid, menyandarkan diri kepada Allah, mengadu kepada Allah, curhat kepada Allah, menangis kepada Allah

Menangis dan Menceritakan Musibah Kepada Orang Lain

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Donasi Muslim.or.id