Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA

Sejarah Kemunculan Syi’ah

Satria Buana oleh Satria Buana
30 November 2022
Waktu Baca: 4 menit
18
sejarah syiah

Secara fisik, sulit dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Akan tetapi jika diteliti lebih dalam terutama dari sisi akidah, perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga tidak mungkin disatukan..

Syiah menurut etimologi bahasa arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. (Tahdzibul Lughah, 3/61 karya Azhari dan Taajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi)

Adapun menurut terminologi syariat, syiah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum muslimin, begitu pula sepeninggal beliau (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal karya Ibnu Hazm)

Syiah mulai muncul setelah pembunuhan khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa tahun-tahun awal jabatannya, Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir kekhalifahan Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya perpecahana, muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh Utsman, sehingga setelah itu umat islam pun berpecah-belah.

Pada masa kekhalifahan Ali juga muncul golongan syiah akan tetapi mereka menyembunyikan pemahaman mereka, mereka tidak menampakkannya kepada Ali dan para pengikutnya.

Saat itu mereka terbagi menjadi tiga golongan.

  1. Golongan yang menganggap Ali sebagai Tuhan. Ketika mengetahui sekte ini Ali membakar mereka dan membuat parit-parit di depan pintu masjid Bani Kandah untuk membakar mereka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, dari Ibnu Abbas ia mengatakan, “Suatu ketika Ali memerangi dan membakar orang-orang zindiq (Syiah yang menuhankan Ali). Andaikan aku yang melakukannya aku tidak akan membakar mereka karena Nabi pernah melarang penyiksaan sebagaimana siksaan Allah (dibakar), akan tetapi aku pasti akan memenggal batang leher mereka, karena Nabi bersabda:

    من بدل دينه فاقتلوه

    “Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah ia“

  2. Golongan Sabbah (pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah bin Saba’) bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali mencarinya. Ada yang mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi ia melarikan diri
  3. Golongan Mufadhdhilah, yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu Bakar dan Umar. Padahal telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad bahwa beliau bersabda,

    خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر

    “Sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakar dan Umar”.
    Riwayat semacam ini dibawakan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Muhammad bin Hanafiyyah bahwa ia bertanya kepada ayahnya, siapakah manusa terbaik setelah Rasulullah, ia menjawab Abu Bakar, kemudian siapa? dijawabnya, Umar.

Dalam sejarah syiah mereka terpecah menjadi lima sekte yang utama yaitu Kaisaniyyah, Imamiyyah (rafidhah), Zaidiyyah, Ghulat dan Ismailliyah. Dari kelima sekte tersebut lahir sekian banyak cabang-cabang sekte lainnya.

Dari lima sekte tersebut yang paling penting untuk diangkat adalah sekte imamiyyah atau rafidhah yang sejak dahulu hingga saat ini senantiasa berjuang keras untuk menghancurkan islam dan kaum muslimin, dengan berbagai cara kelompok ini terus berusaha menyebarkan berbagai macam kesesatannya, terlebih setelah berdirinya negara syiah, Iran yang menggulingkan rezim Syah Reza Pahlevi.

Rafidhah menurut bahasa arab bermakna meninggalkan, sedangkah dalam terminologi syariat bermakna mereka yang menolak kepemimpinan abu bakar dan umar, berlepas diri dari keduanya, mencela lagi menghina para sahabat nabi.

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata, “Aku telah bertanya kepada ayahku, siapa Rafidhah itu?” Maka beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang mencela Abu Bakr dan Umar.” (ash-Sharimul Maslul ‘Ala Syatimir Rasul hlm. 567, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)

Sebutan “Rafidhah” ini erat kaitannya dengan Zaid bin ‘Ali bin Husain bin ‘Ali bin Abu Thalib dan para pengikutnya ketika memberontak kepada Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan di tahun 121 H. (Badzlul Majhud, 1/86)

Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari berkata, “Tatkala Zaid bin ‘Ali muncul di Kufah, di tengah-tengah para pengikut yang membai’atnya, ia mendengar dari sebagian mereka celaan terhadap Abu Bakr dan ‘Umar. Ia pun mengingkarinya, hingga akhirnya mereka (para pengikutnya) meninggalkannya. Maka beliaupun mengatakan kepada mereka:

رَفَضْتُمُوْنِي؟

“Kalian tinggalkan aku?”

Maka dikatakanlah bahwa penamaan mereka dengan Rafidhah dikarenakan perkataan Zaid kepada mereka “Rafadhtumuunii.” (Maqalatul Islamiyyin, 1/137). Demikian pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa (13/36).

Pencetus paham syiah ini adalah seorang yahudi dari negeri Yaman (Shan’a) yang bernama Abdullah bin saba’ al-himyari, yang menampakkan keislaman di masa kekhalifahan Utsman bin Affan.

Abdullah bin Saba’ mengenalkan ajarannya secara terang-terangan, ia kemudian menggalang massa, mengumumkan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (menurut persangkaan mereka).

Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Dalam Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bin Shaba menampakkan sikap ekstrem di dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).

Keyakinan itu berkembang terus-menerus dari waktu ke waktu, sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Ali yang mengetahui sikap berlebihan tersebut kemudian memerangi bahkan membakar mereka yang tidak mau bertaubat, sebagian dari mereka melarikan diri.

Abdullah bin Saba’, sang pendiri agama Syi’ah ini, adalah seorang agen Yahudi yang penuh makar lagi buruk. Ia disusupkan di tengah-tengah umat Islam oleh orang-orang Yahudi untuk merusak tatanan agama dan masyarakat muslim. Awal kemunculannya adalah akhir masa kepemimpinan Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan. Kemudian berlanjut di masa kepemimpinan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib. Dengan kedok keislaman, semangat amar ma’ruf nahi mungkar, dan bertopengkan tanassuk (giat beribadah), ia kemas berbagai misi jahatnya. Tak hanya aqidah sesat (bahkan kufur) yang ia tebarkan di tengah-tengah umat, gerakan provokasi massa pun dilakukannya untuk menggulingkan Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan. Akibatnya, sang Khalifah terbunuh dalam keadaan terzalimi. Akibatnya pula, silang pendapat diantara para sahabat pun terjadi. (Lihat Minhajus Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, 8/479, Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah Ibnu Abil ‘Izz hlm. 490, dan Kitab At-Tauhid karya Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hlm. 123)

Rafidhah pasti Syi’ah, sedangkan Syi’ah belum tentu Rafidhah. Karena tidak semua Syi’ah membenci Abu Bakr dan ‘Umar sebagaimana keadaan Syi’ah Zaidiyyah, sekte syiah yang paling ringan kesalahannya.

[Disusun dari dari berbagai sumber, di antaranya kitab Al-Furqon Bainal Haq Wal Batil tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, judul bahasa indonesia “Membedah Firqoh Sesat” penerbit Al-Qowam]


Daftar Isi Lanjut ke Bab 2

—

Penyusun: Satria Buana
Artikel: Muslim.or.id

Tags: aliran sesatrafidhahsekte syi'ahsyiah
Satria Buana

Satria Buana

Artikel Terkait

Bahaya Bidah

10 Bahaya Bid’ah dalam Agama

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
18 Februari 2023
0

Bid'ah dalam agama selain terlarang juga memberikan bahaya bagi pelakunya. Di antaranya berikut ini:

Dakwah Prioritas

Buah Manis Dakwah Prioritas

oleh Fauzan Hidayat
3 Januari 2023
0

Apa yang dimaksud dengan dakwah prioritas dan apa saja buah manis yang bisa dipetik darinya

dusta

Berdusta atas Nama Allah dan Rasulullah

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
27 Desember 2022
0

Pada zaman dulu, banyak dijumpai hadis-hadis palsu atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam.

Artikel Selanjutnya
Keutamaan Negeri Yaman

Berita Ahlus Sunnah Di Negeri Yaman (21 – 27 Rabi’uts Tsani 1433)

Komentar 18

  1. fahrul says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamu`alaikum
    Ana minta ijin copas

    Balas
  2. abu faiz says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamu ‘alaikum..
    Ustadz, bagaimana sikap kita kepada orang2 syi’ah Zaidiyyah? Karena mereka ‘yang paling dekat kepada sunnah’.. Apakah pada mereka juga ada aqidah taqiyyah? Dikarenakan ada da’i terkenal dari golongan syi’ah zaidiyyah ini yang memang di dalam dakwahnya tidak menjelek2kan para shahabat -rodhiyallohu ‘anhum- selain ‘Ali Rodhiyallohu ‘anhu..
    Mohon jawabannya.. Syukron, jazakumullohu khoiron.

    Balas
  3. Backlink Gratis says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamualaikum , ana ijin backlink..

    Balas
  4. Imam Ade says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum…
    saya mau tanya mengapa sekte syi’ah zaidiyyah dianggap paling ringan kesalahannya sebagaimana penulis kemukakan di paragraf terakhir?
    Semoga kita terlimpah rahmat dari Allah SWT.
    Jazakallah khairan.

    Balas
  5. purti says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamualaikum..
    terimakasih ya atas infonya, ane ijin nyimak

    Balas
  6. Syaifuddin Ali Nasution says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
    Ustadz Saya mau tanya bagaimana kita memandang Syiah Rafhidah sekarang ini jelas mereka tidak mengakui Khalifah Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Usmant Bin Affan dan mencela ke tiga Khalifah

    Syukron, jazakumullohu khoiron

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      10 tahun yang lalu

      Simak: https://muslim.or.id/manhaj/awas-syiah-mengancam-kita.html

      Balas
  7. islamisasi says:
    10 tahun yang lalu

    Mohon ijin share untuk kepentingan dakwah dakwah

    Balas
  8. idris says:
    10 tahun yang lalu

    afwan kmi izin copy postingannya..

    Balas
  9. ahmad zodyq says:
    9 tahun yang lalu

    syiah najis….titik !!!.

    Balas
  10. Didien says:
    8 tahun yang lalu

    ini lebih berimbang informasinya, tapi memang Abdullah Bin saba ini memang misterius, saya sependapat sama tulisan ini kurang lebihnya

    Balas
  11. Poo says:
    4 tahun yang lalu

    Astaghfirullah.. Sekarang di Indonesia Syiah mulai terang-terangan dan dibiarkan oleh pemerintah. Semoga kita termasuk golongan yang dijauhkan dari ajaran yang bukan ajaran Rasulullah

    Balas
    • Trisnargo says:
      3 tahun yang lalu

      Betul dan di jakarta pusatnya

      Balas
  12. Alwi says:
    3 tahun yang lalu

    Izin salin tulisannya dalam bentuk word ya akhi. Mau ana sebarkan skalian sama linknya juga.

    Balas
  13. Muslim says:
    2 tahun yang lalu

    Bagaimana Menag yg sekarang ini si gus yakut itu dia anak buah gus dur yg membela syiah dan ahmadiyah yg jelas2 menyesatkan umat islam di indonesia, dhulu gus dur ingin ada hub bilateral dng israel skrng anak buahnya jd menag, kacau islam di indonesia skrng

    Balas
    • [email protected] says:
      2 tahun yang lalu

      Ini sudah menjadi.qodarulllah. Dengan hikmahNya yg Maha sempurna Allah biarkan aliran² serupa ini terus ada hingga akhir semoga memberikan hikmah bagi kita kaum.muslimin agar senantiasa memohon pertolongan kepada Allahua’ala melalui SABAR & SHALAT.

      Balas
  14. imam says:
    11 bulan yang lalu

    assalamu’alaikum
    saya mau bertanya, bagaimana pendapat syiah sekarang terhadap abdullah bin saba, apakah mereka mengakuinya, kenapa mereka begitu perpegang teguh kepada keyakinannya?

    Balas
  15. tihalis says:
    3 bulan yang lalu

    assalamu alaikum ustad.
    saya mau tanya . bagaimana cara menyikapi seseorang dari aliran syi’ah. yg terus menerus mengajak bertukar pendapat

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah