Fatwa Syekh Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr
Pertanyaan:
Jika suatu sanak famili berkumpul di satu rumah, dan dari orang-orang yang duduk di sana ada kedua orang tua, para kakak-adik laki-laki dan para istri mereka, bolehkah seperti itu? Dengan catatan para istri tidak memandang saudara laki-laki suaminya? Dan para perempuan di sana memakai hijab, tetapi mereka duduk dalam satu majelis.
Jawaban:
الذي ينبغي أن يحرص الناس على ابتعاد الرجال عن النساء الأجنبيات، فلا تجلس النساء الأجنبيات مع الرجال؛ لأن جلوسهن معهم يؤدي إلى التحدث وإلى الانبساط في الحديث وإلى تجاذب أطراف الحديث، وإذا ابتعدن عن ذلك صرن أبعد عن مظان الفتنة، وحتى في التليفون عندما يحصل الاتصال ينبغي ألا يكون هناك كلام وأخذ ورد، ولكن إخبار وسؤال عن الشيء الذي اتصل من أجله، وإعطاء الجواب باختصار ثم إقفال الاتصال.
Seyogyanya orang bersemangat untuk menjauhkan antara laki-laki dan perempuan ajnabiyah (yang bukan mahram) [1]. Perempuan yang bukan mahram janganlah duduk bersama para lelaki (ajnabi). Karena duduknya mereka bersama membawa kepada obrolan, lalu kepada bermudah-mudahan dalam obrolan, kemudian kepada saling mengobrol panjang. Apabila para wanita menjauhkan diri dari hal itu, mereka akan terhindar dari terjadinya fitnah.
Bahkan dalam telepon, ketika ada komunikasi lewat telepon antara kerabat yang bukan mahram, seyogyanya di sana tidak ada saling balas perkataan yang intens. Akan tetapi, cukup sekedar mengabarkan, bertanya atas sesuatu yang diperlukan, dengan memberikan jawaban singkat, lalu memutus panggilan.
Baca Juga:
***
Syekh Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah Ta’ala
Ahli hadis, faqih, pengajar di Masjid Nabawi Asy-Syarif, rektor Universitas Islam Madinah (1384-1399 H)
Link Fatwa: http://iswy.co/e4210
Penerjemah: Muhammad Fadli, ST.
Artikel: www.muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] Tidak semua sanak kerabat yang ada hubungan keluarga itu termasuk mahram. Istrinya paman, suaminya bibi, saudara ipar, sepupu, ini semua bukan termasuk mahram. Sehingga tidak diperkenankan membuka aurat, bersentuhan, dan berduaan dengan mereka.
Bismillah
Jazakallahu khayran Ustdz atas artikel yg sangat bermanfaat menambah ilmu ana.
Ijin bertanya terkait artikel ini, bolehkah seorang bapak berkomunikasi dengan keponakan perempuan anak dari adik isterinya yg tentunya bukan mahrom? Dalam konunikasi chatting saling berkabar rindu, sayang dan saling kirim ikon love? Anak tsb. Diasuh dan dididik dari kecil hingga remaja. Skrg bapak tsb. Alhamdulillah Sudah mengenal sunnah namun kebiasaan tsb. Masih berlanjut bahkan salaman cium tangan. Mohon nasehat Ustadz. Jazakallahu khayran Wa Barakallahu fiik