Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Jangan Pernah Melayani Perdebatan di Dunia Maya

dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK oleh dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
29 April 2021
Waktu Baca: 3 menit
0
140
SHARES
778
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan agar kita sebaiknya meninggalkan perdebatan di dunia maya atau sosial media. Beberapa pertimbangannya adalah sebagai berikut:

1. Perintah agar kita meninggalkan debat, meskipun kita benar.

2. Debat di dunia maya cukup sulit mencapai tujuan, yaitu untuk mencari kebenaran. Debat di dunia maya tidak ada aturan seperti diskusi ilmiah, semisal pembahasan loncat-loncat dan tidak ada kesepakatan patokan ilmiah.

Majelis ilmu di bulan ramadan

3. Terkadang kita tidak mengenal lawat debat kita, bisa jadi dia adalah orang yang kurang berilmu dengan modal googling saja, belum lagi kalau lawan debat ternyata memakai akun palsu.

4. Debat dapat mengeraskan hati dan membuat tersesat apabila debat menjadi hobi.

5. Tidak jarang debat di dunia maya hanya berujung “saling ngotot” yang berujung saling mengolok-ngolok padahal sesama muslim itu bersaudara.

Berikut ini akan kami jelaskan perinciannya.

Baca Juga: Menjadi Sesat Karena Hobi Berdebat Kusir

Daftar Isi sembunyikan
1. Perintah agar kita meninggalkan debat, meskipun kita benar.
2. Debat di dunia maya cukup sulit mencapai tujuan, yaitu untuk mencari kebenaran.
3. Terkadang kita tidak mengenal lawat debat kita. Bisa jadi dia adalah orang yang kurang berilmu dengan modal googling saja, belum lagi kalau lawan debat ternyata memakai akun palsu.
4. Debat dapat mengeraskan hati dan membuat tersesat apabila debat itu menjadi hobi
5. Tidak jarang debat di dunia maya hanya berujung “saling ngotot” yang berujung saling mengolok-ngolok, padahal sesama muslim itu bersaudara.

Perintah agar kita meninggalkan debat, meskipun kita benar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, sementara dia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga” (Shahih at-Targhib wat Tarhib, no. 138).

Debat di dunia maya cukup sulit mencapai tujuan, yaitu untuk mencari kebenaran.

Debat di dunia maya tidak ada aturan seperti diskusi ilmiah, semisal pembahasan loncat-loncat dan tidak ada kesepakatan patokan ilmiah. Setiap orang akan semaunya sendiri saja ketika berbicara dan setiap orang memiliki patokan dan prinsip ilmiah yang berbeda-beda.

Apabila kita berdebat dengan orang yang tidak tidak memiliki standar ilmiah yang benar, tentu akan sia-sia berdebat dengan orang tersebut. Agama Islam adalah agama yang ilmiah, berlandaskan Al-Quran dan As-Sunah berdasarkan pemahaman salafus shalih.

Terkadang kita tidak mengenal lawat debat kita. Bisa jadi dia adalah orang yang kurang berilmu dengan modal googling saja, belum lagi kalau lawan debat ternyata memakai akun palsu.

Apabila lawan debat kita orang yang tidak berilmu atau bahkan orang yang (maaf) bodoh, tentu ini akan membuang-buang waktu saja.
Perhatikanlah syair dari Imam Asy-Syafi’i rahimahullah,

إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت

فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت

“Apabila orang dungu itu berbicara, maka tidak usah dijawab.

Sebaik-baik jawaban untuknya adalah diam.

Jika kamu menjawabnya, kamu memberi jalan untuknya.

Jika kamu biarkan, dia akan mati sambil marah” (Diiwaan Asy-Syafi’i).

Baca Juga: “Mengalah” Dalam Debat yang Tidak Bermanfaat

Debat dapat mengeraskan hati dan membuat tersesat apabila debat itu menjadi hobi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً

“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah, kecuali orang yang suka berdebat. Kemudian beliau membaca (ayat), ‘Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja’” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Tidak jarang debat di dunia maya hanya berujung “saling ngotot” yang berujung saling mengolok-ngolok, padahal sesama muslim itu bersaudara.

Perhatikan wasiat Nabi Sulaiman ‘alaihis salam kepada anaknya,

يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ

“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan dia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara” (Syu’abul Iman no. 8076, Al-Baihaqi).

Baca Juga:

  • Pelajaran dari Perdebatan Memberikan Suara dalam Pemilu
  • Ibnu ‘Abbas Mendebat Kaum Khawarij

Demikian, semoga bermanfaat.

***

@ Lombok, Pulau Seribu Masjid

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslim.or.id

Tags: adabadab berdebatahli debatahlussunnahAkhlakakhlak islamdebatdebat di sosial mediadebat kusirperdebatansosial mediasosmed
SEMARAK RAMADHAN YPIA
dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Kedokteran Umum UGM, dosen di Universitas Mataram, kontributor majalah "Kesehatan Muslim"

Artikel Terkait

Pertemuan dan perpisahan

Bertemu untuk Berpisah

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
24 Maret 2023
0

Mereka yang bertemu di dunia, namun tidak berjumpa di akhirat

Tidak Bersemangat Menyambut Ramadan

Tidak Bersemangat Menyambut Ramadan

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
23 Maret 2023
0

Ramadhan tinggal hitungan hari. Meskipun demikian tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang notabene mengaku muslim

Puasa tapi tetap maksiat

Puasa, tetapi Tetap Bermaksiat

oleh Muhammad Idris, Lc.
22 Maret 2023
0

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Artikel Selanjutnya
Faidah Belajar Ilmu Nahwu

Faidah Belajar Ilmu Nahwu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah