Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu ‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari [7573] dan Muslim [2694])
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah menerangkan, “Kedua kalimat ini merupakan penyebab kecintaan Allah kepada seorang hamba.” Beliau juga berpesan, “Wahai hamba Allah, sering-seringlah mengucapkan dua kalimat ini. Ucapkanlah keduanya secara kontinyu, karena kedua kalimat ini berat di dalam timbangan (amal) dan dicintai oleh ar-Rahman, sedangkan keduanya sama sekali tidak merugikanmu sedikitpun sementara keduanya sangat ringan diucapkan oleh lisan, ‘Subhanallahi wabihamdih, subhanallahil ‘azhim’. Maka sudah semestinya setiap insan mengucapkan dzikir itu dan memperbanyaknya.” (Syarh Riyadh as-Shalihin, 3/446).
Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Allah dengan nama-Nya ar-Rahman –Yang Maha pemurah-. Hikmahnya adalah –wallahu a’lam– karena untuk menunjukkan keluasan kasih sayang Allah ta’ala. Sebagai contohnya, di dalam hadits ini diberitakan bahwa Allah berkenan memberikan balasan pahala yang banyak walaupun amal yang dilakukan hanya sedikit (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/883)
Subhanallahi Wabihamdih
Makna ucapan subhanallah –Maha suci Allah- adalah; anda menyucikan Allah ta’ala dari segala aib dan kekurangan dan anda menyatakan bahwa Allah Maha sempurna dari segala sisi. Hal itu diiringi dengan pujian kepada Allah –wabihamdih– yang menunjukkan kesempurnaan karunia dan kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepada makhluk serta kesempurnaan hikmah dan ilmu-Nya (lihat Syarh Riyadh as-Shalihin li Ibni Utsaimin, 3/446)
Apabila telah terpatri dalam diri seorang hamba mengenai pengakuan dan keyakinan terhadap kesucian pada diri Allah dari segala kekurangan dan aib, maka secara otomatis akan terpatri pula di dalam jiwanya bahwa Allah adalah Sang pemilik berbagai kesempurnaan sehingga yakinlah dirinya bahwa Allah adalah Rabb bagi seluruh makhluk-Nya. Sedangkan keesaan Allah dalam hal rububiyah tersebut merupakan hujjah/argumen yang mewajibkan manusia untuk mentauhidkan Allah dalam hal ibadah –tauhid uluhiyah-. Dengan demikian maka kalimat ini mengandung penetapan kedua macam tauhid tersebut –rububiyah dan uluhiyah- (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/885)
Makna pujian kepada Allah
Al-Hamdu atau pujian adalah sanjungan kepada Allah dikarenakan sifat-sifat-Nya yang sempurna, nikmat-nikmat-Nya yang melimpah ruah, kedermawanan-Nya kepada hamba-Nya, dan keelokan hikmah-Nya. Allah ta’ala memiliki nama, sifat dan perbuatan yang sempurna. Semua nama Allah adalah nama yang terindah dan mulia, tidak ada nama Allah yang tercela. Demikian pula dalam hal sifat-sifat-Nya tidak ada sifat yang tercela, bahkan sifat-sifat-Nya adalah sifat yang sempurna dari segala sisi. Perbuatan Allah juga senantiasa terpuji, karena perbuatan-Nya berkisar antara menegakkan keadilan dan memberikan keutamaan. Maka bagaimana pun keadaannya Allah senantiasa terpuji (lihat al-Qawa’id al-Fiqhiyah karya Syaikh as-Sa’di, hal. 7)
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “al-hamdu adalah mensifati sesuatu yang dipuji dengan sifat-sifat sempurna yang diiringi oleh kecintaan dan pengagungan -dari yang memuji-, kesempurnaan dalam hal dzat, sifat, dan perbuatan. Maka Allah itu Maha sempurna dalam hal dzat, sifat, maupun perbuatan-perbuatan-Nya.” (Tafsir Juz ‘Amma, hal. 10)
Subhanallahil ‘Azhim
Makna ucapan ini adalah tidak ada sesuatu yang lebih agung dan berkuasa melebihi kekuasaan Allah ta’ala dan tidak ada yang lebih tinggi kedudukannya daripada-Nya, tidak ada yang lebih dalam ilmunya daripada-Nya. Maka Allah ta’ala itu Maha agung dengan dzat dan sifat-sifat-Nya (lihat Syarh Riyadh as-Shalihin li Ibni Utsaimin, 3/446).
Hal itu menunjukkan keagungan, kemuliaan, dan kekuasaan Allah ta’ala, inilah sifat-sifat yang dimiliki oleh-Nya. Di dalam bacaan dzikir ini tergabung antara pujian dan pengagungan yang mengandung perasaan harap dan takut kepada Allah ta’ala (lihat Taudhih al-Ahkam, 4/884-885).
makasih ya artikelnya.
semoga bermanfaat…..
Ketika berjalan atau berkendaraan di jalan menurun ucapkan ” Subhanallah “
Rasulullah SAW selalu menganjurkan para sahabat & kaum mukmin tuk selalu membasahi bibir dengan kalimat-kalimat dzikir (tasbih, tahmid & tahlil). Ibadah semacam ini dapat menghadirkan ketenangan & kemaslahatan bagi jiwa seseorang. Ucapan yang paling mulia dan tinggi nilainya disisiNya adalah dzikir dan shalawat. Pengharapan yang paling mulia dalam ibadah manusia adalah do’a. Hamdallah.
Assalamu’alaikum
kpd admin situs ini,ana mohon dibahas bgmn menyikapi perbedaan yang ada dalam islam.krn tdk sedikit orang yg selalu mengajak menghargai perbedaan tanpa ada batasan yg jelas perbdaan yg dimaksud,bahkan trmasuk menghargai perbedaan dng syi’ah,krn diantara 4 imam madshab pun tidak smua pendapatnya sama persis
nb:klo bisa koment ini tidak usah di post
bismillah.. syukron artikelnya dan semoga bermanfaat. ana inin copy ya
Aq seorg mualaf thn 2006, mhon bantuan ny utk mengenal islam lbh jauh. Trims, wassalam
Ana ijin copy artikel ini ke blog ana ya, jazakumullah khair
Syukur Alhamdulilllah…klo boleh usul (tulis juga donk hadist ama ayat al-qur’annya,pasti lebih indah dan enak dibacanya)sukses selalu oke
Alhamdulilah ada pencerahan di hati ane
ass…
ana copy y
mohon izin copas ya…makasih
assalamu’alaikum wrwb.
afwann sy ijin share di facebook dan pasang di blog sy ya. jazakumullahu khoiro.
wassalamu’alaikum wrwb
assalamu alaikum wr.wb
setelah saya membaca artikel2 yang terdapat di muslim.or.id. hati saya seakan-akan lupa akan dunia dan saya hanya memikirkan akhirat, bergetar hati saya, takut menyelimuti dalam diriku. terima kasih kepada muslim.or.id
wassalamu alaikum wr.wb
Assalamualaikum.akhi, syukran..artikelnya bagus.semoga Allah selalu memberikan antum hidayah diatas Al-qur’an dan Sunnah menurut pemahaman Shalafsh Sholeh^_^
minta tolong ana di tag juga ya..
afwan, ana izin mengkopi untuk di sebarkan perkara yang Haqq ini^_^
baarokallaahu fiiKUM…
ijin copy ya…. makasih
Syukron atas informasinya…Jazakallah
subhanallah
amalah: ringan di lidah, berat dalam timbangan di akhirat. sungguh rugi orang yg melalaikan amalan ini…
smg kita termasuk orang2 yg dimudahkan Allah untuk selalu berdzikir kepada-Nya, khususnya dalam mengamalkan dzikir ini….
“Allahu a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika”
assalamualaikum Wr.Wb, minta Izin share and copy.
assalamu’alaikum wrwb. mohon izin copi pas …………makasih ………salam ..
aslm
perkenalkan saya indra. Saya meminta do’a yang sesuai dengan sunah rasul untuk saudara/orang yang telah wafat dan adab2 nya
waslm
#Indra
Berikut ini kami nukilkan beberapa doa dari sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, dari kitab Al Adzkar An Nabawiyyah Fil Hayah Yahumiyyah karya Syaikh Abdullah Bin Ahmad Al ‘Allaf Al Ghamidi.
Doa 1
“اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وارحمْهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأكرم نُزُله ووسِّع مُدْخَله، واغسله بالماء والثلجِ والبرد، ونَقِّه من الخطايا كما نقَّيْتَ الثوبَ الأبيض من الدّنَس، وأبدِلْهُ داراً خيراً من دارِهِ، وأهلاً خيراً من أهله وزوجاً خيراً من زوجه وأدْخِلهُ الجنَّة وأعِذه من عذاب القبرِ (ومن عذاب النَّار)”
(رواه مسلم 2/663)
Doa 2
“اللَّهُمَّ إن فُلانَ بن فَلان في ذِمَّتِك، وحبْلِ جِوارِكَ، فَقِهِ من فتنة القبر وعذاب النَّار، وأنت أهلُ الوفاءِ والحقِّ ، فاغفِرْ لَهُ وارحمْهُ إنَّك أنتَ الغفورُ الرَّحيم” .
صحيح (صحيح ابن ماجه 1/251)
Doa 3
“اللَّهُمَّ عبدك وابن عبدك وابن أمتك احتاج إلى رحمتك، وأنت غني عن عذابِه، إن كان مُحسناً فزده في حسناته وإن كان مُسيئاً فتجاوز عنه” رواه الحاكم وصححه ووافقه الذهبي .
(انظر أحكام الجنائز للألباني ص 159)
Doa 4
Jika mayyit adalah seorang anak kecil:
“اللَّهُمَّ أعِذه من عذاب القبر”
حسن (أحكام الجنائز للألباني ص 161)
Doa 5
“اللَّهُمَّ اجعله فرطاً وسلفاً، وأجراً) .
موقوف على الحسن ـ البخاري تعليقاً
Doa 6
“اللهم اغفر (لفلان) وارفعِ درجَتَهُ من المهديِّين واخلُفْهُ في عَقبِهِ في الغَابِرينَ واغفِرْ لنَا ولَهُ يا ربَّ العالمينَ وافسَحْ لهُ في قبرِه ونوِّر لَهُ فيه”. (رواه مسلم 2/634)
subhanallah…
mohon ijin share artikel y
mohon ijin share artikel ya jazakillah khoir
mohon ijin share artikelnya, terima kasih.
mohon izin share y ustad
Subhanallah..
Mohon izin share ya ustadz
subhanallah…mhn ijin share ya..jazakillah khoiron
assalamu’alaikum..
mhon izin share ya…
jazakallahu..
mohon ijin share artikel y jazakillah khoir
Jazakallah,Subhanallah…..Alhamdulillah, ….Ilmu dan Info serta pencerahan Fikiran dan kalbu ini InsyaAllah akan sangat bermanfaat untuk kami
Assalamualaikum WR WB
Pak Ustad maksudnya ringan di Lisan berat di timbangan maksudnya berat di timbangan itu maksudnya Pahalanya berat ketika ditimbang di akhirat kelak?wasalamualaikum wr wb
#Muhammad
Wa’alaikumussalam, ya.
bismillah.. syukron artikelnya dan semoga bermanfaat. ana inin copy ya
Assalamu’alaikum..
Mohon Izin Untuk Menyalin..
Assalamu’alaikum..
Assalamualaikum..
Saya antara setuju tidak setuju dengan artikel ini.
Jujur, saya paling senang dengan ibadah berdzikir karena memang paling mudah dilakukan.
Akan tetapi, tolong kita jangan lalai dengan kata-kata “timbangan”.
Jangan sampai kita berdzikir, hanya karena ingin banyak-banyak’an mendapat pahala. Sehingga terkesan, pahalaku lebih banyak dari pahalamu, dan menganggap dirinya lebih suci dari yang lain.
Walaupun “berdagang pahala” itu diperbolehkan dalam islam, akan tetapi itu menurut saya adalah tingkatan ibadah yang paling rendah.
Janganlah kita terjebak dengan iming-iming pahala yang dijanjikan Allah.
Lakukan dengan ikhlas dan penuh kepasrahan.
Karena sejatinya Islam itu adalah agama yang pasrah.
#Berdagangkah kita?
Mengharap pahala dari Allah itulah ikhlas. Ingin banyak-banyakan pahala, ini dianjurkan dalam agama. Sedangkan merasa suci karena banyak amal, ini memang tercela. Karena amal itu ada yang diterima ada yang tidak.
Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim
Mohon ijin tuk di amalkan