Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Nasihat Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan: Pahami Aqidah Terlebih Dulu

Ari Wahyudi, S.Si. oleh Ari Wahyudi, S.Si.
21 April 2021
Waktu Baca: 4 menit
9

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan pernah ditanya:

“Pada masa-masa belakangan ini kita perhatikan para pemuda cenderung lalai dan malas mempelajari aqidah, enggan mendalaminya, dan sangat kurang mencurahkan perhatian mereka kepadanya. Mereka justru sibuk dengan urusan-urusan lain. Apakah nasihat Anda bagi para pemuda seperti mereka ini?”

Beliau menjawab: Saya menasihatkan kepada para pemuda dan kaum muslimin yang lainnya agar memberikan perhatian terhadap aqidah terlebih dulu sebelum segala sesuatu. Dikarenakan aqidah adalah landasan yang menjadi penopang tegaknya seluruh amal, untuk diterima atau ditolak. Apabila aqidah tersebut benar dan sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh para rasul ‘alaihimush shalatu was salam dan secara khusus bersesuaian dengan ajaran sang penutup para rasul yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua amalan itu akan diterima jika amal-amal tersebut ikhlas untuk mengharap wajah Allah ta’ala dan sesuai dengan syariat Allah dan rasul-Nya. Sedangkan apabila aqidah itu rusak atau sesat dikarenakan dibangun di atas sikap membebek dan taklid kepada nenek moyang dan leluhur semata, atau karena aqidah itu ternodai kesyirikan, apabila demikian maka amal-amal tersebut akan tertolak dan tidak akan diterima barang sedikitpun, meskipun pelakunya ikhlas dan benar-benar menginginkan wajah Allah subhanahu wa ta’ala. Hal itu dikarenakan Allah tidak akan menerima amalan kecuali apabila ikhlas untuk mengharap wajah-Nya yang mulia serta benar yaitu sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Oleh sebab itu barang siapa yang menginginkan keselamatan bagi dirinya serta menghendaki amal-amalnya diterima dan sangat ingin menjadi seorang muslim yang sejati maka wajib baginya untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah aqidah, yaitu dengan cara memahami aqidah yang benar serta hal-hal yang bertentangan dengannya, yang dapat membatalkannya dan bisa menggerogotinya, sampai dia bisa membangun amal-amalnya di atas aqidah tersebut. Dan hal itu tidak akan bisa dicapai tanpa mempelajarinya dari para ulama serta para pemilik pengetahuan yang mendalam yang mengambil ilmu tersebut dari kalangan pendahulu umat ini.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ketahuilah, sesunguhnya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah, dan minta ampunlah atas dosamu dan dosa kaum beriman yang lelaki maupun yang perempuan.” (QS. Muhammad: 19)

Bahkan Imam Al-Bukhari telah membuat sebuah judul bab khusus di dalam kitabnya di mana beliau berkata, ‘Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan’. Dan beliau menyitir ayat yang mulia ini. “Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah,” di dalam ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala memulai dengan ilmu sebelum ucapan dan perbuatan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling mewasiatkan dalam hal kebenaran dan saling mewasiatkan dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

Di dalamnya Allah menjanjikan keselamatan dari kerugian bagi orang yang memenuhi empat kriteria:

Kriteria pertama: iman, yang itu berarti memiliki keyakinan yang benar. Kriteria kedua: amal shalih serta ucapan yang shalih. Disebutkannya ucapan dan amal shalih sesudah iman merupakan gaya bahasa penyebutan kata yang khusus setelah kata yang bersifat umum; sebab amal adalah bagian dari iman, penyertaan ini bertujuan untuk menunjukkan agungnya kedudukan amal.

Kriteria ketiga: dan saling menasihati dalam kebenaran, yaitu mereka berdakwah ilallah, memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Setelah mereka memperhatikan kepentingan diri mereka sendiri terlebih dahulu, dan setelah mereka mengerti jalan yang benar maka mereka pun kemudian mengajak orang lain untuk menjalani hal itu, sebab seorang muslim itu juga dibebani tugas untuk mendakwahi manusia kepada ajaran Allah subhanahu wa ta’ala, memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar.

Dan mereka saling menasihatkan untuk menetapi kesabaran, inilah kriteria yang keempat, yaitu bersabar dalam menghadapi resiko lelah dan kesulitan dalam menjalani perkara tersebut. Tidak ada kebahagiaan bagi seorang muslim kecuali apabila dia telah merealisasikan keempat kriteria ini.

Adapun menaruh perhatian besar terhadap wawasan/tsaqafah umum dan berita-berita surat kabar dan juga ucapan-ucapan orang dan berbagai peristiwa di dunia, maka sesungguhnya hal itu boleh saja ditelaah apabila seorang insan telah benar-benar mewujudkan tauhid dan membenahi aqidah, barulah dia bisa melihat-lihat hal-hal tersebut dalam rangka mengenali kebaikan dan keburukan, atau dalam rangka memperingatkan umat dari kejelekan-kejelekan dan seruan-seruan kesesatan yang bertebaran di masyarakat. Akan tetapi hal itu dapat dilakukannya apabila dia telah mempersenjatai diri dengan ilmu, serta keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Adapun orang yang memaksakan diri menelaah persoalan dan berita koran semacam itu atau menyelami dunia politik namun dalam keadaan tanpa berbekal ilmu yang benar tentang aqidahnya dan tanpa bekal ilmu tentang ajaran agamanya, maka sebenarnya perbuatannya itu tidak akan bermanfaat baginya barang sedikitpun. Bahkan dia telah menyibukkan diri dalam suatu urusan yang tidak ada faedahnya baginya, dan dia tidak akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang batil.

Kebanyakan orang yang tidak mengerti aqidah dan terlalu mencurahkan perhatian mereka untuk mengurusi persoalan-persoalan semacam ini telah terjerumus dalam kesesatan dan bahkan menyesatkan orang. Mereka telah membuat pengaburan kepada manusia, hal itu terjadi karena sebenarnya mereka tidaklah memiliki ilmu dan keterangan yang bisa dipakai untuk memilah antara yang berbahaya dengan yang bermanfaat, mana yang harus diambil dan mana yang harus ditinggalkan serta bagaimanakah cara untuk mengatasi persoalan. Oleh sebab itu muncullah berbagai kejanggalan serta kekaburan pada kebanyakan orang. Itu semua terjadi disebabkan mereka menerjuni persoalan tsaqafah dan dunia perpolitikan sementara mereka tidak mempunyai bekal ilmu tentang aqidah mereka dan pemahaman yang bersumber dari ajaran agama mereka, sehingga akhirnya mereka menyangka suatu kebenaran sebagai kebatilan, dan sebaliknya; menyangka suatu kebatilan sebagai kebenaran.

Sumber: Al Muntaqa min Fatawa Al Fauzan, jilid 1, islamspirit.com

***

Penerjemah: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Tags: Tauhid
Ari Wahyudi, S.Si.

Ari Wahyudi, S.Si.

Alumni S1 Biologi UGM, Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, penulis kitab "At Tashil Fi Ma'rifati Qawa'id Lughatit Tanzil".

Artikel Terkait

Penetapan Hakikat Tauhid

Penetapan Hakikat Tauhid

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
26 September 2023
0

Syekh Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili hafizhahullah berkata, “Barangsiapa mentadaburi Kitabullah serta membaca Kitabullah dengan penuh perenungan, niscaya dia akan mendapati...

Bukti Penghambaan kepada Allah

Bukti Penghambaan kepada Allah

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
10 September 2023
0

Bismillah. Allah berfirman, فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ “Makanlah kalian dari sebagian...

Korelasi Rukun Ibadah

Korelasi Rukun Ibadah

oleh Agung Argiyansyah
6 September 2023
1

Syarat ibadah Ibadah seseorang tidaklah akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kecuali jika terpenuhi dua syarat: Yang pertama: Ikhlas,...

Artikel Selanjutnya

Pengajian Umum: Prinsip-Prinsip Loyalitas dan Permusuhan Dalam Islam (Sragen, 22 Februari 2009)

Komentar 9

  1. amir says:
    15 tahun yang lalu

    HADIRILAH KAJIAN AKBAR

    Materi Kajian:

    PRINSIP-PRINSIP LOYALITAS DAN PERMUSUHAN DALAM ISLAM

    Bersama:

    Ustadz ARIFIN RIDIN, Lc.

    (Alumnus Universitas Islam Madinah, KSA, Pengajar Islamic Centre Bin Baz Yogyakarta, dan Staf Redaksi Majalah FATAWA)

    KABAR TERBARU DI BUMI PALESTINA

    Bersama:

    Tim Dokter MER-C

    Waktu dan tempat:

    AHAD, 22 FEBRUARI 2009

    Pukul 08.00 s.d. Selesai

    Masjid AT TAQWA, Jln. Sangiran Km 1, Jetis, Karangpung, Kalijambe, Sragen, Solo

    GRATIS

    Terbuka Umtuk Umum (Putra & Putri)

    Informasi:

    Putra: 085642426300 & 08139388566

    Putri: 02715875374

    Penyelenggara:

    Mahasiswa Sragen Gadjah Mada (MASDA)

    FKA TPA Kalijambe

    Didukung oleh:

    Lembaga Bimbingan Islam Ilmiah (LBI2) Gemolong

    Madrasah Diniyyah MUTIARA ISLAM Klayutan

    BAKORISMA Plupuh

    PCPM Kalijambe

    Anda pun dapat berpartisipasi pada kegiatan ini dengan menyalurkan donasi Dana Kemanusiaan Peduli Palestina dengan mentransfer ke:

    no. Rekening 0161981635 BNI Cabang Slamet Riyadi Solo a.n. Sri Hartanto

    Harap melakukan konfirmasi ke nomor HP 081393984663 (Ustadz Hadid Saiful Islam) setelah mentransfer donasi.

    Jazakumullahu khairan. Bantuan Anda sangat berarti bagi saudara kita Muslimin di Pasletina.

    Balas
  2. wong dheso says:
    15 tahun yang lalu

    amalnya benar tapi imannya salah gimana dan amalnya salah tapi imannya benar gimana ?

    Balas
  3. Ihsan says:
    15 tahun yang lalu

    Iman, Ilmu dan Amal seperti Gelas berisi susu yang nikmat bila diminum. Gelas adalah iman, sedang susu adalah ilmu sedang meminumnya adalah amal. Jadi bisa dibayangkan kalau salah satunya tidak ada, sia-sia bukan ?

    Balas
  4. wong dheso says:
    15 tahun yang lalu

    mas amir saya sudah dapat informasi KABAR TERBARU DI BUMI PALESTINA pada hari Ahad,15 Februari 2009 di Masjid Kampus UGM

    Balas
  5. m.rifai says:
    15 tahun yang lalu

    dewasa ini menurut saya islam berada dalam keterpurukan.karena kebijakan orang orang tholim.banyak orang alim yg diperalat orang tholim untuk mendukung hawa nafrunya namun mereka tdk sadar.dikannakan meraka sdh tdk jg tkt pd ALLOH tp tkt pd miskin takut tdk memiliki jabatan.dll.

    Balas
  6. suryadi says:
    14 tahun yang lalu

    perlu adanya pemahaman2, yang lebih kepada saudara2 kt yg tidak memahami ISLAm secara utuh, ISLAM ITU BUKAN ARAB lho….

    Balas
  7. suryadi says:
    14 tahun yang lalu

    tradisi2 yg memang menjadikan sebuah hukum islam itu yg membahayakan, padahal belum tentu berdasarkan al-qur’an dan sunnah nabi.

    Balas
  8. tris says:
    14 tahun yang lalu

    alhamdulillah, saya jadi tahu mana yg lebih dulu dicari dalam menuntut ilmu agar benar2 bisa jauh dari fitnah syubhat.

    jazakallahu khoiron

    Balas
  9. Hariyadi Dzun Nurain says:
    11 tahun yang lalu

    jazakallahu khoiron ustadz atas ilmunya………

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah