Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Kebodohan Kita terhadap Bahaya Syirik (Bag. 3)

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D. oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
27 Oktober 2019
Waktu Baca: 3 menit
0
Bahaya Syirik
11
SHARES
62
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Baca pembahasan sebelumnya Kebodohan Kita terhadap Bahaya Syirik (Bag. 2)

Daftar Isi sembunyikan
1. Syirik Merupakan Senjata Pemusnah Amal
2. Orang Musyrik yang Melakukan Amal Kebaikan

Syirik Merupakan Senjata Pemusnah Amal

Kita telah mengetahui bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata. Namun sayangnya, jiwa manusia senantiasa mengajak pemiliknya untuk malas dalam melaksanakan berbagai ketaatan dan justru mendorongnya untuk bersemangat dalam mengerjakan berbagai kemaksiatan. Oleh karena itulah, kita sendiri mengetahui dan menyadari keadaan diri kita yang sedikit melakukan amal kebaikan sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah Ta’ala. Dan tentunya, dengan segala kekurangan yang ada pada diri kita tersebut, kita tentu masih berharap bahwa amal kita yang sedikit itu diterima oleh Allah Ta’ala sebagai bekal di hari perhitungan kelak. 

Lalu, bagaimana jika amal kita yang sedikit itu terhapus begitu saja dan tidak menyisakan bekas sedikit pun di sisi Allah? Betapa besar kerugian yang diderita oleh seseorang yang telah bersungguh-sungguh beramal namun lenyap begitu saja dan tidak meninggalkan bekas apa-apa. Padahal, bisa jadi dia telah mengerahkan tenaga dan hartanya serta menahan syahwatnya dalam rangka melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. 

Kesyirikan, itulah perbuatan dosa yang dapat melenyapkan seluruh amal ibadah yang pernah kita lakukan. Dalam hal ini, Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am [6]: 88)

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar [39]: 65)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa yang kafir sesudah beriman, maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah [5]: 5)

Baca Juga: Ternyata Orang Musyrik Zaman Dahulu Lebih Paham Makna Kalimat Tauhid

Orang Musyrik yang Melakukan Amal Kebaikan

Pada suatu hari, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam tentang Ibnu Jud’an yang meninggal dalam keadaan musyrik pada masa jahiliyyah. Akan tetapi, dia memiliki beberapa kebaikan, di antaranya menyambung silaturahmi dan memberi makan orang miskin (baca: ibadah sosial). Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab,

لاَ يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى يَوْمَ الدِّينِ 

“(Semua amalan itu) tidak bermanfaat untuknya. Karena dia tidak pernah mengatakan, “Wahai Rabb-ku ampunilah kesalahan-kesalahanku pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 540)

Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah berkata,

وَقَدْ اِنْعَقَدَ الْإِجْمَاع عَلَى أَنَّ الْكُفَّار لَا تَنْفَعهُمْ أَعْمَالهمْ ، وَلَا يُثَابُونَ عَلَيْهَا بِنَعِيمٍ وَلَا تَخْفِيف عَذَاب ، لَكِنَّ بَعْضهمْ أَشَدّ عَذَابًا مِنْ بَعْض بِحَسَبِ جَرَائِمهمْ .

“Terdapat ijma’ yang menyatakan bahwa amal-amal yang dilakukan orang kafir itu tidak akan bermanfaat bagi dirinya. Dia tidaklah diberi pahala, dan tidak pula mendapatkan keringanan adzab. Akan tetapi, sebagian di antara mereka lebih berat siksanya sesuai dengan tingkat kekafirannya.” (Syarh Shahih Muslim, 1: 358)

Demikianlah, usaha dan kerja keras kita dalam rangka beribadah kepada Allah Ta’ala ternyata akan hilang lenyap begitu saja kalau kita terjerumus ke dalam kesyirikan. Sungguh hal ini merupakan kerugian yang sangat besar. 

Baca Juga:

  • Hukum Rekreasi Ke Tempat Peribadatan Kaum Musyrikin
  • Allah Ta’ala Tidak Pernah Ridha dengan Kemusyrikan

[Bersambung]

***

@Rumah Lendah, 8 Muharram 1441/ 8 September 2019

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.or.id

Tags: amalan syirikAqidahaqidah ahlussunnahaqidah salafbahaya syirikbelajar tauhiddosa syirikhakikat syirikibadah syirikkesyirikankeutamaan tauhidmurtadmusyrikpelaku syirikSyiriksyirik akbarsyirik ashgorsyirik besarsyirik kecilTauhidtentang syirik
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

Alumni Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta (2003-2005). Pendidikan Dokter FK UGM (2003-2009). S2 (MSc) dan S3 (PhD) Erasmus University Medical Center Rotterdam dalam bidang Virologi dan Imunologi (2011-2013 dan 2014-2018).

Artikel Terkait

nama neraka

Nama-Nama Neraka

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
26 Januari 2023
0

“Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.” (QS. Al-Furqan: 65)

iman malaikat

Keimanan kepada Malaikat (Bag. 1)

oleh Sakti Putra Mahardika
19 Desember 2022
0

Kedudukan keimanan kepada malaikat

menutupi aib

Allah Maha Menutupi Aib Hamba-Nya

oleh dr. Adika Mianoki, Sp.S.
13 Desember 2022
1

"Dan Dialah Al-Hayyu (Yang Maha Pemalu), Dia tidak akan membuka aib hamba-Nya saat hamba tersebut terang-terangan dalam bermaksiat.

Artikel Selanjutnya
Petunjuk Syariat dalam Masalah Persalinan

Kritik atas Istilah Persalinan Syar’i, Persalinan Maryam, atau Persalinan Qur’ani (Qur’anic Birth) (Bag. 2)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah