Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

10 Kaidah dalam Menyucikan Jiwa (Bag. 10): Waspada Dari Sikap Ujub

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D. oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
8 Januari 2019
Waktu Baca: 3 menit
0
58
SHARES
314
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Baca pembahasan sebelumnya 10 Kaidah dalam Menyucikan Jiwa (Bag. 9) : Memilih Teman dalam Bergaul

Kaidah kesembilan: Waspada dari sikap ujub dan tertipu dengan diri sendiri

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

Majelis ilmu di bulan ramadan

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.“ (QS. An-Najm [53]: 32)

Allah Ta’ala melarang memuji diri sendiri dengan sesuatu yang menunjukkan jiwa ini baik dan bersih. Karena ketakwaan itu letaknya di hati. Sedangkan Allah Ta’ala lebih mengetahui siapa yang mencapai ketakwaan. Dan juga, memuji diri sendiri itu adalah sebab masuknya ‘ujub dan sebab munculnya riya’ yang akan menghapuskan amal.

Baca Juga: Sombong Kepada Orang Sombong Adalah Sedekah?

Seorang mukmin, bagaimana pun dia bersungguh-sungguh dalam beramal shalih dan menjauhi hal-hal yang diharamkan, dia akan tetap memiliki kekurangan dan menzalimi diri sendiri. Ketika Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu Ta’ala ‘anhu, pribadi yang paling jujur dalam keimanan di umat ini dan manusia terbaik setelah Nabi, bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkannya doa ketika salat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah mengajarkannya untuk berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Ya Allah, sesungguhnya aku menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang mengampuni dosaku kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu. Rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705)

Baca Juga: Kesombongan Menghalangi Hidayah

Lalu bagaimana lagi dengan keadaan orang-orang yang kedudukannya di bawah beliau radhiyallahu ‘anhu?

Ketika Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu Ta’ala ‘Anha bertanya tentang firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.“ (QS. Al-Mu’minuun [23]: 60)

Ibunda ‘Aisyah berkata,

أَهُمُ الَّذِينَ يَشْرَبُونَ الخَمْرَ وَيَسْرِقُونَ؟

“Apakah mereka itu orang yang minum khamr dan mencuri?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا تُقْبَلَ مِنْهُمْ

“Bukan wahai binti Ash-Shiddiq. Akan tetapi, mereka itu adalah orang-orang yang berpuasa, shalat dan bersedekah. Dan mereka takut jika amal mereka tidak diterima.” (HR. Tirmidzi no. 3175 dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 162)

Baca Juga: Isbal Tanpa Bermaksud Sombong, Tetap Diingkari Oleh Nabi

‘Abdullah bin Abu Mulaikah rahimahullahu Ta’ala berkata,

أَدْرَكْتُ ثَلاَثِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ

“Aku berjumpa dengan lebih dari tiga puluh orang shahabat, dan mereka semua takut kemunafikan ada dalam diri mereka.” [Diriwayatkan oleh Bukhari secara mu’allaq (tanpa sanad) dengan shigat jazm (ungkapan tegas) sebelum nomor 834]

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu Ta’ala berkata,

إن المؤمن جمع إحسانا وشفقة، وإن المنافق جمع إساءة وأمنا

“Seorang mukmin mengumpulkan antara berbuat baik dan sikap hati-hati, sedangkan orang munafik mengumpulkan antara perbuatan buruk dan rasa aman.”

Kemudian beliau membaca ayat,

إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,“ (QS. Al-Mu’minun [23]: 57) (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya, 17: 28)

Baca Juga:

  • Ujub, Tak Terasa Bisa Membatalkan Amalan
  • Perbedaan Antara Menyebutkan Nikmat Allah Dengan Ujub

[Bersambung]

***

@Kantor Jogja, 22 Shafar 1440/ 31 Oktober 2018

Penerjemah: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.Or.Id

 

Referensi:

Diterjemahkan dari kitab ‘Asyru qawaaida fi tazkiyatin nafsi, hal. 35-36, karya Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala.

Tags: buah imanhati manusiahidup bahagiaimanjiwajiwa manusiakaidahkebahagiaan jiwaketenangan hatipenyucian jiwasombongtazkiyatun nafs 0ujub
SEMARAK RAMADHAN YPIA
dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

Alumni Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta (2003-2005). Pendidikan Dokter FK UGM (2003-2009). S2 (MSc) dan S3 (PhD) Erasmus University Medical Center Rotterdam dalam bidang Virologi dan Imunologi (2011-2013 dan 2014-2018).

Artikel Terkait

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 4)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
1 Februari 2021
5

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit waswas (Bag. 3) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala...

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 3)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
1 Februari 2021
1

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala...

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
31 Januari 2021
0

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 1) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salaamu 'ala...

Artikel Selanjutnya
keutamaan tauhid

Keistimewaan dan Keutamaan Tauhid (Bag. 1)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah