Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Fikih I’tikaf (7)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
29 April 2021
Waktu Baca: 2 menit
0
8
SHARES
47
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Al-Allamah Syaikh Syarafud Din Abun Naja Musa bin Ahmad Al-Hajjaawi rahimahullah dalam kitabnya Zadul Mustaqni’ fi ikhtishar Al-Muqni’ mengatakan,

وَيَصِحُّ بِلاَ صَوْمٍ

“I’tikaf sah dilakukan tanpa berpuasa”

Penjelasan

Matan ini menunjukkan bahwa i’tikaf itu sah dilakukan tanpa harus berpuasa. Inilah pendapat penulis rahimahullah dan ulama selainnya, namun sesungguhnya dalam masalah ini telah terjadi perselisihan pendapat di antara para ulama rahimahumullah.

Perbedaan pendapat ulama

Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan matan Zadul Mustaqni’ ini mengatakan,

وهذه المسألة فيها خلاف بين العلماء: القول الأول: أنه لا يصح الاعتكاف إلا بصوم. واستدلوا بأن النبي صلّى الله عليه وسلّم لم يعتكف إلا بصوم إلا ما كان قضاءً. القول الثاني: أنه لا يشترط له الصوم

“Tentang masalah ini, terdapat perselisihan pendapat di antara para ulama. Pendapat yang pertama tidak sah i’tikaf  kecuali dengan berpuasa. Mereka berdalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berpuasa saat beri’tikaf, kecuali ketika mengqadha` i’tikaf.  Pendapat kedua bahwa tidak disyaratkan berpuasa untuk melakukan i’tikaf.” [1]

Pendapat yang kedua ini adalah pendapat ulama syafi’iyyah, pendapat yang masyhur di kalangan Hanabilah dan pendapat sekelompok ulama Salaf.  Demikian pula Ibnu Hazm, Ibnu Daqiqil ‘Iid, Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin juga memilih pendapat ini. Inilah pendapat yang benar [2].

Dalil tentang kesahan i’tikaf tanpa puasa

1. Dari Nash

Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu pernah meminta fatwa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

كنت نَذَرْتُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، قَالَ: «فَأَوْفِ بِنَذْرِكَ

“Aku pernah bernazar di zaman jahiliyah (sebelum masuk Islam) utnuk melakukan i’tikaf semalam di masjidil Haram? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab penuhi nadzarmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sisi pendalilan:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Umar radhiyallahu ‘anhu untuk memenuhi nazarnya beri’tikaf di malam hari, sedangkan malam bukanlah waktu untuk berpuasa. Dengan demikian, puasa bukanlah syarat kesahan i’tikaf.

Dari logika

Adapun secara logika, maka Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

وبأنهما عبادتان منفصلتان، فلا يشترط للواحدة وجود الأخرى.

“I’tikaf dan puasa adalah dua ibadah yang berdiri sendiri-sendiri dan terpisah satu sama lainnya, maka tidaklah dipersyaratkan bagi kesahan ibadah yang satu, adanya ibadah yang lainnya.”

Kesimpulan

I’tikaf yang dilakukan tanpa puasa sah adanya, sehingga puasa bukanlah syarat kesahan i’tikaf, karena memang tidak ada dalil yang mewajibkan orang yang melakukan i’tikaf harus dalam keadaan berpuasa. Dengan demikian, seseorang yang sakit, sehingga tidak bisa berpuasa pada bulan Ramadhan, namun ingin dan kuat beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan, maka sah i’tikafnya, walaupun tanpa berpuasa.

(Bersambung)

***

Catatan kaki
[1] Asy-Syarhul Mumti’, hal. 506-507 (PDF).

[2] Mausu’ah Fiqhiyyah Durar As Saniyah, http://www.dorar.net/enc/feqhia/2001

[3] Asy-Syarhul Mumti’, hal. 507 (PDF).

___

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]
Tags: fikihfikih i'tikafzaadul mustaqni
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

khiyar majlis

Serial Fikih Muamalah (Bag. 15): Mengenal Khiyar Majelis dan Pengaruhnya terhadap Akad Jual Beli

oleh Muhammad Idris, Lc.
5 Februari 2023
0

Di antara aturan dasar Islam mengenai jual beli yang harus diperhatikan baik oleh penjual maupun oleh pembeli adalah hak khiyar....

memandikan jenazah istri

Bolehkah Seorang Suami Memandikan Jenazah Istrinya?

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
31 Januari 2023
0

Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah pendapat jumhur ulama, karena dalilnya yang kuat.

salat taubat

Tata Cara Salat Tobat

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
30 Januari 2023
0

Setiap manusia berpotensi melakukan dosa baik kecil maupun besar. Akan tetapi, Allah 'Azza Wajalla menunjukkan rahmat-Nya kepada kita semua, yaitu...

Artikel Selanjutnya
shalat_munfarid

Fikih I'tikaf (8)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah