Penanya dari Afrika mengatakan: di tempat kami ada imam masjid yang gemar melakukan bid’ah seperti membaca Al Qur’an di kuburan, kumpul-kumpul di acara kematian, dan ia mengajak orang-orang untuk mengikuti bid’ah-nya. Dan ada sebagian ikhwah yang duduk bersama dia dan berdiskusi dengannya, apa nasehat anda?
Jawab:
Para da’i yang menyerukan kebid’ahan, kita sikapi mereka sesuai peluang tersebarnya dakwah sunnah dengan sebab dirinya. Ada yang perlu kita sikapi dengan sabar dan banyak memberikan nasehat kepadanya, ada pula yang perlu kita hindari saja tanpa di-tahdzir dan tanpa dibicarakan (keburukannya), dan ada pula yang yang perlu dibicarakan (keburukannya) dan di-tahdzir.
Maka seorang da’i yang menyeru kepada Allah (da’i ilallah) perlu membedakan kondisi-kondisi tersebut, sesuai dengan keadaan dan maslahah dakwah dan menimbang potensi tersebarnya dakwah atau potensi didukungnya dakwah (sunnah).
Maka saudara kita yang disebutkan tadi, hendaknya menimbang-nimbang mana yang lebih manfaat. Dan para da’i ilallah secara umum hendaknya menimbang apakah memboikot si imam itu lebih manfaat? ataukah lebih manfaat jika tetap terus memberinya nasehat dan tidak memboikotnya. Wallahul Musta’an.
Sumber: http://www.sh-emam.com/show_fatawa.php?id=904
***
Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id
Memvonis seseorang sebagai ahlul bid’ah bukan perkara sepele, sebagaimana juga memvonis kafir dan fasiq. Ini perkara berat yang membutuhkan pemahaman yang mendalam, Kalau dibahas dalam tulisan akan sangat panjang juga kaidah-kaidahnya. Dan sulit dicerna oleh orang awam.
Oleh karena itu para ulama menasehatkan agar para penuntut ilmu syar’i tidak sibuk memvonis.
Assalmu`alaikum warohmatullah wabarokatuh
Pak Ustadz kalau ibadah yang dikerjakan sehari-hari tidak mencontoh Nabi Shalallah `alaihu was-salam ( tdk sesuai dengan sunnah ) baik cara berwudhu,cara shalat,cara berdzikir dan doa setelah shalat.bukankah ini sudah termasuk ahlu bid`ah
mohon penjelasan dan pencerahannya.
jazakullah khairan
wassalamu`alaikum warohmatullah wabarokatuh
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, silahkan baca : https://muslim.or.id/manhaj/fatwa-ulama-tidak-semua-yang-jatuh-pada-bidah-itu-ahli-bidah.html
Assalamu`alaikum warohmatullah wabarokatuh
Alhamdulillah saya sudah faham berarti kalau hujjah sudah diberikan tapi masih ngeyel ya. . . .monggo kerso. .nafsi-nafsi. terimakasih ilmunya sebagai bekal dalam berdakwah.Barokallah fiikum.
Wassalamu`alaikum warohmatullah wabarokatuh
Wa’alaikumus salam wa rahmatullahi wa barakatuh. Ahsanallahu ilaikum
Posisi da’i sebagai pengajak bukan menghakimi apalagi memvonis. Baru ngaji kadangkala semangat. nampak kekurangan orang lain , sampai lupa kekurangan diri sendiri. Itu saya, astaghfirulllah. Bagaimana antum. ?
Mantap, dakwah terus, lama lama umat akan tau, kecuali yg sudah berkarat bidahnya