بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menye-satkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 102)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan dari-pada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) Nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan menga-wasimu.” (QS. An-Nisaa’: 1)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab: 70-71)
Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah (al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (as-Sunnah). Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam agama), setiap yang diada-adakan (dalam agama) adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka.
Amma ba’du:
Meninggalnya Khadimul Haramain (Pelayan Dua Tanah Suci), yaitu Raja Abdullah bin Abdul ‘Aziiz Alu Su’uud, sungguh merupakan musibah yang besar. Kita mohon kepada Allah supaya menggantikan bagi mereka melalui musibah ini, dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka, meninggalnya seorang Ahlus Sunnah perkara yang serius, dan tidak ringan. Namun, kita hendaknya sabar dan rela dengan takdir Allah dan ketetapan-Nya.
Ayyub rahimahullah berkata :
إني أخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي
“Sesungguhnya, jika saya diberitahu tentang meninggalnya seorang dari kalangan Ahlus Sunnah, maka seolah-olah saya kehilangan sebagian anggota tubuh saya.”
Hammad bin Zaid rahimahullah berkata,
حضرت أيوب السختياني وهو يغسل شعيب بن الحبحاب، وهو يقول: إن الذين يتمنون موت أهل السنة يريدون أن يطفئوا نور الله بأفواههم ، والله متم نوره ولو كره الكافرون
“Saya mendatangi Ayyub as-Sikhtiyaniy, sementara dia sedang memandikan Syu’aib bin Habhaab. Dia mengatakan: ‘Sesungguhnya, barangsiapa yang menginginkan kematian seorang Ahlus Sunnah, maka dia menginginkan padamnya cahaya Allah. Dan Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya”
Dan kita mohon kepada Allah, supaya menempatkannya (Raja Abdullah) ke dalam golongan orang-orang sholih, dan mengangkat derajatnya ke surga yang tinggi, dan mengampuninya dengan karunia dan keutamaan-Nya.
Raja Abdullah merupakan seorang yang bertauhid dan seorang Ahlus Sunnah. Ia memerangi bid’ah dan kesyirikan dengan segala bentuknya. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan, karena telah menjadi raja yang sholih, dan seorang mukmin lagi mujahid (demikian yang nampak bagi kami, dan kami tidak mensucikan seorang pun di hadapan Allah).
Mu’tamir bin Salman rahimahullah mengatakan :
دخلت على أبي وأنا منكسر ! فقال : ما لك ؟ قلت : مات صديق لي ! قال : مات على السنة ؟ قلت : نعم ! قال : فلا تخف عليه
“Saya masuk menemui bapakku, sementara saat itu saya sedang sedih.”
Maka bapakku bertanya : “Ada apa denganmu?”
Saya menjawab : “Teman saya meninggal!”
Bapakku bertanya : “Apakah dia meninggal di atas sunnah?”
Saya menjawab : “Benar.”
Bapakku mengatakan : “Maka janganlah mengkhawatirkannya”.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka saya katakan :
Bahwasanya, barangsiapa yang merasa senang dengan meninggalnya Raja Abdullah bin Abdul ‘Aziiz Alu Su’uud rahimahullah, maka sangsikanlah kebaikan agamanya! Karena dia pasti termasuk salah satu dari golongan-golongan berikut :
- Syi’ah, karena Raja Abdullah rahimahullah telah membuat mereka jengkel dengan di-support-nya dakwah Sunnah dan semangat mencintai shahabat-shahabat Rasulullah – semoga Allah senantiasa meridhoi mereka;
- Khowarij, karena Raja Abdullah rahimahullah telah menghentikan mereka dengan seruan untuk kemurnian Islam, yang ini menghancurkan pemikiran teroris khowarij, dan menggagalkan serangan sabotase mereka yang proaktif.
- Ikhwanul Muslimin yang muflis (merugi), dimana Raja Abdullah rahimahullah dengan revolusi Arab-nya telah memporak-porandakan mereka, dan mencegah mereka untuk menguasai sumur-sumur minyak yang di berbagai negara telah mereka duduki, dengan dalih untuk merubah kezhaliman penguasa.
- Liberal atau komunis, dimana Raja Abdullah rahimahullah telah menghancurkan berhala kekafiran yang hendak mereka tancapkan di Saudi Arabia.
Dan, barangsiapa yang kamu lihat dia bersedih karena kematian Raja Abdullah rahimahullah, maka dialah seorang salafy yang mendapat hidayah, yang mendapat bimbingan dari sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yang mengerti kedudukan tauhid, dan telah merasakan kenikmatan tauhid di negara yang aman ini, dan mengetahui kedudukan penguasa yang ahlus sunnah, lagi seorang mujahid.
Dari saudara kalian yang mencintai kalian,
Ahmad bin Umar bin Saalim Baazmul
Ashar 4:55, Sabtu 4 Rabiuts Tsaaniy 1436 H
—
Demikian pernyataan Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah, diterjemahkan dari : http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=23283
Penerjemah : Prasetyo
Artikel Muslim.Or.Id
Jangan terlalu berlebih-lebihan memuji raja Abdullah..biasa-biasa aja.
Jazakumullah atas masukannya, semoga Allah menyelamatkan kita semua dari semua bentuk berlebih-lebihan, termasuk berlebih-lebihan dalam menilai sesuatu yang wajar sebagai sesuatu yang berlebih-lebihan. Dan namanya menvonis berlebih -lebihan harus memiliki alasan ilmiyyah, bukan dg dasar perasaan.
Jika orang awam membaca tulisan diatas memang terlihat sedikit berlebihan terhadap raja Abdullah
Tetapi jika yang membaca sudah memahami maksud tujuan artikel diatas saya rasa tidak ada yg berlebihan
betul.. presiden sendiri dihina-hina gak komen.. raja negara manca..dipuja-puja aneh..
Maaf, Islam pun melarang menghina-hina presiden Muslim. Dan sudah sering dibahas mengenai larangan menghina ulil amri dalam website ini.
Silakan dibaca:
https://muslim.or.id/22965-terima-kasih-pak-sby-harapan-baru-pada-presiden-jokowi.html
https://muslim.or.id/24049-andai-anda-jadi-presiden.html
https://muslim.or.id/24654-mari-mendoakan-kebaikan-bagi-para-pemimpin-kita.html
https://muslim.or.id/17947-mati-jahiliyah-kala-tidak-taat-pemimpin.html
semoga raja Salman kedepan jauh lebih baik daripada pendahulunya, dan juga bagi pemimpin Sunni
Amiin. Ahsanallahu ilaikum.
smoga Allah memaafkannya krn tlh hanya bisa diam menyaksikan pembantaian ribuan saudara2nya ahlussunnah d mesir..
Ahlussunnah banyak yang terzalimi di berbagai tempat tidak hanya Mesir.
Semoga Allah juga memaafkan anda dan kita semua juga yang sama-sama tidak mampu melakukan apa-apa kecuali hanya doa dan sedikit bantuan materil.
Raja Abdullah bukanlah malaikat ataupun nabi.
beliau sama seperti kita punya kelebihan dan kekurangan
hendaklah kita menilai beliau dari sisi positifnya dan menghindari berburuk sangka kepada sesama muslim.
Amerika ikut sedih apa senang nih?
Orang Amerika yang Muslim dan mengikuti sunnah Nabi, insya Allah turut berduka
Orang Amerika yang kafir atau Muslim yang termasuk beberapa kelompok di atas, bisa jadi senang
ya akhi admin … apakah orang yang secara nyata telah bekerjasama dengan orang kafir harbi asli dan terdapat banyak bukti yang tidak bisa dibantah lagi bahwa kerjasama mereka membunuhi kaum muwahid yg tidak mau tunduk pada mereka, masih sebagai seorang muslim???? Wallohu A’lam
Barakallahu fikum,
1. Silahkan lihat tanggapan kami untuk fansbite.
2. Silahkan terlebih dahulu Anda jelaskan batasan-batasan dan syarat-syarat dalam Islam seorang muslim dikatakan murtad, karena bekerjasama dg org kafir.
3. Kalimat kami di no. 2 : “dalam Islam” ,artinya Anda harus bisa menyebutkan dalil dan tatacara berdalil yg sesuai dg kaedah-kaedah ilmiyyah dalam berdalil yg diakui para Ulama Salafus Sholeh, lengkap dg referensi ilmiyyahnya.
1. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin
QS. 3. Aali ‘Imraan : 28.
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil
orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara
diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan
kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).”
QS. 4. An-Nisaa’ : 144.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang
nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?”
QS. 5. Al-Maa-idah : 57.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman.”
2. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin walau Kerabat sendiri :
QS. 9. At-Taubah : 23.
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan BAPAK-BAPAK dan
SAUDARA-SAUDARAMU menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) jika mereka lebih
mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang
menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
QS. 58. Al-Mujaadilah : 22.
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu BAPAK-BAPAK, atau ANAK-ANAK
atau SAUDARA-SAUDARA atau pun KELUARGA mereka. Mereka itulah orang-orang
yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang daripada- Nya. Dan dimasukan-Nya mereka
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang
beruntung.”
3. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia
QS. 3. Aali ‘Imraan : 118.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi
TEMAN KEPERCAYAANMU orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka
tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai
apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan
apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.
Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminya.”
QS. 9. At-Taubah : 16.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan sedang Allah belum
mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu
dan tidak mengambil menjadi TEMAN SETIA selain Allah, Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman ? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
4. Al-Qur’an melarang saling tolong dengan kafir yang akan merugikan umat Islam
QS. 28. Al-Qashash : 86.
“Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan
kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari
Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi PENOLONG bagi
orang-orang kafir.”
QS. 60. Al-Mumtahanah : 13.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan PENOLONGMU
kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap
negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam
kubur berputus asa.”
5. Al-Qur’an melarang mentaati orang kafir untuk menguasai muslim
QS. 3. Aali ‘Imraan : 149-150.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang
yang KAFIR itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada
kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah
Allah), Allah lah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong.”
6. Al-Qur’an melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga menguasai muslim
QS. 4. An-Nisaa’ : 141.
“…… dan Allah sekali-kali tidak akan MEMBERI JALAN kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.”
7. Al-Qur’an memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 4. An-Nisaa’ : 138-139.
“Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan
mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil
orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir
itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”
8. Al-Qur’an memvonis ZALIM kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 51.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang ZALIM.”
9. Al-Qur’an memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan
orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka;
dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada
Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi),
niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi
penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
FASIQ.”
10. Al-Qur’an memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 60. Al-Mumtahanah : 1.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku
dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka
(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya
mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka
mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan
mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu
memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka,
karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan
dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang
lurus.”
11. Al-Qur’an mengancam azab bagi yang jadikan kafir sbg Pemimpin / Teman Setia
QS. 58. Al-Mujaadilah : 14-15.
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum
yang dimurkai Allah sebagai teman ? Orang-orang itu bukan dari golongan
kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk
menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan
bagi mereka AZAB yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa
yang telah mereka kerjakan.”
12. Al-Qur’an mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran fitnah orang kafir
QS. 60. Al-Mumtahanah : 5.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (SASARAN) FITNAH
bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Jazaakumullah khayra atas komentarnya.
Walhamdulillah para ulama ahlussunnah tidak ada yang mengatakan Raja Abdullah adalah orang yang ber-wala kepada orang kafir.
Kecuali mungkin orang-orang yang bukan ulama, yang ditokohkan oleh empat golongan di atas.
Raja abdullah bukan NABI!
Yg pasti raja abdullah manusia biasa yg bisa berbuat salah, shg jgn berlebihan dlm memuja yg akan mengotori hati yg bbersih dan jgn terlalu TAKLID BUTA.
Tidak ada yang mengatakan raja Abdullah itu Nabi atau orang yang ma’shum atau orang yang pasti masuk surga dan semacamnya. Tidak ada yang mengatakan demikian.
Perkataan ulama di atas adalah perkataan yang adil dan pertengahan, tidak ifrath dan tidak pula tafrith.
Tapi kenapa raja Abdullah bersahabat baik dengan obama ? Bahkan saling tolong menolong. Padahal amerika sangat membenci Islam dan banyak membantai umat Islam.
Setiap muslim yg menvonis keburukan agama saudaranya, pasti akan dimintai pertanggunjawaban di Akherat dan haruslah vonis tersebut berdasarkan ilmu dari Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaf Sholeh, oleh krn itu :
1. Silahkan Anda definisikan kalimat ” bersahabat baik” yg melanggar Syari’at dan apa batasannya dalam Islam.
2. Silahkan Anda jelaskan bentuk-bentuk kerjasama antara negara Islam dg negara kafir yang bagaimana yang dilarang dalam Islam.
3. Silahkan Anda periksa trlebih dahulu kevalidan sumber berita yg jadi dasar kesimpulan Anda : ” bersahabat baik”, bukan sekedar ada di media ini dan itu, namun berita yg disampaikan media-media tsb sudahkah memenuhi syarat validitas penukilan berita dalam Islam?
4. Setiap perkataan kami di no 1- 3 : “dalam Islam” atau “Syari’at” ,maka maksudnya: Anda harus bisa menyebutkan dalil dan tatacara berdalil yg sesuai dg kaedah-kaedah berdalil yg diakui para Ulama Salafus Sholeh, lengkap dg referensi ilmiyyahnya.
bismillahhirrahmanirrahim …
perkenankan saya ikut mengomentari terjemahan ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan berkenaan dengan terjemahan di atas:
1. mari kita sama-sama mendoakan raja abdullah agar kiranya Allah ta’ala
merahmati dan menerima amal ibadah beliau, karena kita tahu bersama banyak sekali kebaikan-kebaikan beliu atau kebaikan kerajaan saudi arabia secara umum, gampangnya saja alhamdulillah sampai saat ini kita bisa berangkat haji dan umrah dng mudah dan aman … di samping itu pula raja abdullah juga manusia biasa, bukan maksum pasti ada kesalahan-kesalahanya, dan semoga Allah ta’ala mengampuninya … amiin.
2. di antara kunci utama eksisnya dan kuatnya kerajaan saudi setelah taufik
dari Allah ta’ala, dan komitmen terhadap dien Islam juga adanya kesinambungan antara ulama dan umara, sehingga bahtera kerajaan tetap bejalan dengan seimbang insyallah.
3. ini berkenaan dengan terjemahan tulisan ini saya ini sedikit catatan, bahwa
jangan sampai kita terjebak pada ‘taqdis ashkhos’, menjadikan individu sebagai tolak ukur kebenaran, menjadi timbangan sesat tidaknya seseorang atau kelompok, apakah ini ada dalilnya? coba kita perhatikan lagi penggalan berikut:
“Bahwasanya, barangsiapa yang merasa senang dengan meninggalnya Raja
Abdullah bin Abdul ‘Aziiz Alu Su’uud rahimahullah, maka sangsikanlah
kebaikan agamanya! Karena dia pasti termasuk salah satu dari golongan-golongan berikut”
sudah ada kata-kata “pasti” di situ yang berati jazam … bukankah
baik dan buruk, sesat tidak sesat itu ukurannya dalil dari al-Quran dan sunnah? serta manhaj salaful ummah? …. mohon ini jadi perhatian redaksi dan mohon jangan difahami klw saya menganggap syiah liberall dll tidak sesat, bukan ini yg saya mksdkan.
4. mengenai ikhwanul muslimin (maaf sy bukan IM) apakah sudah diyakini bahwa semua ikhwanul muslimin membenci raja abdullah? apakah sudah diyakini bhwa mereka semua memang senang dengan wafatnya beliau? dan yang terpenting lagi apakah IM itu sama sesatnya dng syiah liberal dan komunis?
hitung-hitung kasar saja mana yg lebih mending antara rezim kudeta assisy dng pemerintahan mursi? kemudian lagi hubungan IM dengan mencuri sumur2 minyak dari dari mana buktinya? dan kalaupun benar IM ingin merebut sumur2 minyak apakah raja abdullah mengerahkan segala kekutannya demi untuk mempertahankan minyak yg sifatnya hanya keduniaan? ini pasti naif sekali …
jadi mohon redaksi memperhatikan dulu konten sebelum menerjemahknnya, masih bnyak catatan2 saya tapi mungkin saya cukupkan yg ini dulu ….
إن أريد إلا الإصلاح ما استطعت و ما توفيقي إلا بالله
Jazaakumullah khayr atas masukannya.
Apa yang diuraikan di atas adalah pandangan Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah. Tidak masalah jika anda tidak setuju.
Sebatas yang kami pahami dari uraian di atas, memang izinya pujian dan tazkiyah, namun tidak sampai pada tingkatan taqdis asykhash, insya Allah.
Kami yakin Syaikh juga tahu pada Raja Abdullah ada kekurangan-kekurangan, namun tidak mesti disebutkan bersamaan dengan tazkiyah. Bukankah kita dianjurkan menutup aib saudara semuslim? Lebih lagi ulil amri.
Dan jangan menyimpulkan lawazim-lawazim dari uraian di atas. Seperti “semua orang IM sesat”, “semua orang IM benci pada Raja Abdullah”, “IM sesatnya seperti liberal dan komunis”, dll. Ini hanya lawazim-lawazim yang anda simpulkan sendiri dan bukan pernyataan dari Syaikh.
Karena laazimul qaul laysa biqaul.
Baarakallahu fiik
mohon difahami benar2 tulisan sy di atas dan mohon ditanggapi dengan ilmiyah pula, krn ini berkaitan dengan manhaj ahlusunnah … dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan boleh tidaknya mentazkiyah atau tentang aib2 raja Abdullah (rahimahullah) karena menghibahi sesama muslim itu dosa besar …
dan tambahan terakhir coba lihat petikan terjemahan ini:
“Ikhwanul Muslimin yang muflis (merugi), dimana Raja Abdullah rahimahullah dengan revolusi Arab-nya telah memporak-porandakan mereka, dan mencegah mereka untuk menguasai sumur-sumur minyak yang di berbagai negara telah mereka duduki, dengan dalih untuk merubah kezhaliman penguasa”.
ini harus ada bukti falidnya … krn klw tidak maka …. xxx
Allah yubaarik feena jamian …
Baarakallahu fiik
Ya akhi, kami hanya menukil perkataan ulama. Silakan anda rujuk ke teks aslinya, dan berikan masukan jika memang ada terjemahan yang tidak benar. Insya Allah kami ralat jika memang salah terjemah.
Adapun jika anda membebani kami untuk mendatangkan bukti dari statement yang dikatakan oleh Syaikh (bukan statement kami) atau men-tahqiq pernyataan-pernyataan beliau, tentu ini hal yang tidak mudah.
klw memang tidak mudah untuk mentahkik kebenarannya maka hendaklah kita lebih berhati-hati dalam menukil atau menterjemahkan teksnya, bukan sekedar tepat atau tidak tepat terjemahannya tapi masalah isinya, dengan tetap kita hormat dan istifadah dari syekh jazahullah khoiron …
ala kulli hal segala yang kita nukil dan kita sebar itu ada pertanggungjawabannya, tidak hanya dihadapan manusia tapi juga di hadapan Allah ta’ala … jazakumullah khoiron, mohon maaf bila ini kurang nyaman semata2 untuk kebaikan tidak lebih, wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Baarakallahu fiik,
Diantara metode yang benar dalam penukilan berita adalah menukil kabar dari orang Muslim yang tsiqah. Dan menukil kabar dari orang Muslim yang tsiqah asalnya tidak diwajibkan tabayun. Kecuali ada qarinah lain yang mengindikasikan kurangnya kebenaran berita.
Sampai saat ini kami masih husnuzhan dengan Syaikh dan menganggap beliau tsiqah. Silakan beri kami faidah jika memang anda punya bukti atau indikasi berita yang disebutkan Syaikh itu tidak benar.