Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya ada jin yang beriman dan ada jin yang kafir yaitu setan. Sebelumnya, setan itu taat pada Allah dan beribadah pada-Nya bersama malaikat, namun kemudian ia kafir.
Ketika setan kafir, ia ridha dengan kekafirannya dan sangat menyukai kejelekan. Setan pun sangat senang dengan kejelekan dan mengajak lainnya untuk berbuat jelek. Ia mengajak demikian karena tabiat asalnya memang jelek seperti itu. Sebab itulah yang membuatnya disiksa sebagaimana disebutkan dalam ayat,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka” (QS. Shad: 82-83).
Lantas mungkinkah setan masuk Islam?
Pembesar setan yaitu Iblis, tentu tidak mungkin diharapkan keislamannya. Karena Allah telah mengabarkan bahwa ia akan tetap dalam kekafirannya. Dalam firman Allah disebutkan,
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81)
“Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” (QS. Shad: 77-81)
Sedangkan jin lainnya, nampak masih bisa diharapkan keislamannya. Dalilnya adalah qorin atau jin yang biasa mengiringi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk Islam.
Dalil yang dimaksud adalah hadits dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ ». قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِى عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِى إِلاَّ بِخَيْرٍ »
“Tidaklah seseorang di antara kalian melainkan ada jin yang selalu menemaninya.” Para sahabat pun bertanya, “Engkau juga seperti itu wahai Rasulullah?” “Iya, aku juga termasuk. Namun Allah telah menolongku, qorin yang biasa menemaniku telah masuk Islam dan ia tidaklah memerintahkanku kecuali pada kebaikan.” (HR. Muslim no. 2814).
Semoga Allah beri kepahaman. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.
—
Selesai disusun selepas ‘Ashar di Panggang, Gunungkidul, 15 Rabi’ul Akhir 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
Karena sedikitnya ilmu yang kita miliki perihal alam gaib dan masih banyak yang tidak mempercayai hal gaib yang sulit diterima akal, mungkin hanya praktisi yang sudah berkecimpung serta mengalami sendiri hal gaib yang bisa memberi sedikit penjelasan. Alhamdulillah dengan Syahadatain serta ijin Allah bukan suatu hal yang mustahil, mereka di alam gaib bisa kita bantu dan kita ajak ke jalan Allah sebagai wujud kasih sayang sesama mahluk Allah. Bukankah itu juga sebuah Ladang Amal yang maha luas untuk kita ambil barokahnya?
Barakallahu fiikum, yang jelas perkara yang ghoib butuh ilmu Syar’i untuk menjelaskannya, maka Ulama lah orang-orang yang paling mampu menjelaskannya, krn mereka orang-orang yang paling tahu dalil. Adapun menjelaskan tanpa ilmu Syar’i maka bisa terjerumus dalam kesalahan aqidah yg besar.
Barakallahu fiikum.
2015-02-21 20:56 GMT+07:00 Disqus :