Puasa Arafah yang dilakukan tahun ini apakah ikut wukuf di Arafah ataukah ikut ketetapan pemerintah? Karena kalau ikut ketetapan pemerintah, maka puasa Arafah akan berbeda dengan waktu Jamaah haji wukuf di Arafah. Waktu wukuf di Arafah pada hari Jumat, 3 Oktober 2014. Sedangkan untuk 9 Dzulhijjah di Indonesia jatuh pada 4 Oktober 2014.
Kalau Begitu Puasa Arafah Ikut Siapa?
Yang jelas kasus semacam ini sudah ada sejak masa silam. Kita semestinya bersikap legowo dan lapang dada, menghargai perbedaan yang terjadi.
Namun mengedepankan persatuan dalam masalah ini, itu lebih baik. Landasannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
“Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, hari raya Idul Fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian berhari raya, dan Idul Adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul Adha.” (HR. Tirmidzi no. 697. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani).
Imam Tirmidzi ketika menyebutkan hadits ini berkata,
وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ
“Para ulama menafsirkan bahwa hadits ini yang dimaksud adalah berpuasa dan berhari raya bersama al jama’ah dan mayoritas manusia”. Yang dimaksud Abu ‘Isa At Tirmidzi adalah berpuasa dengan pemerintah (ulil amri), bukan dengan ormas atau golongan tertentu.
Hadits di atas menunjukkan bahwa berpuasalah dan berhari rayalah bersama pemerintah. Kalau ketetapan pemerintah berbeda dengan wukuf di Arafah, tetap ketetapan pemerintah yang diikuti.
Ikuti Hilal di Negeri Masing-Masing, Bukan Ikut Wukuf di Arafah
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
“Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).
Hilal di negeri masing-masinglah yang jadi patokan, itulah maksud perintah hadits. Yang menguatkannya pula adalah riwayat dari Kuraib–, bahwa Ummu Fadhl bintu Al Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan.
Kuraib melanjutkan kisahnya, setibanya di Syam, saya selesaikan urusan yang dititipkan Ummu Fadhl. Ketika itu masuk tanggal 1 ramadhan dan saya masih di Syam. Saya melihat hilal malam jumat. Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku, “Kapan kalian melihat hilal?” tanya Ibnu Abbas. Kuraib menjawab, “Kami melihatnya malam Jumat.” “Kamu melihatnya sendiri?”, tanya Ibnu Abbas. “Ya, saya melihatnya dan penduduk yang ada di negeriku pun melihatnya. Mereka puasa dan Muawiyah pun puasa.” Jawab Kuraib.
Ibnu Abbas menjelaskan,
لَكِنَّا رَأَيْنَاهُ لَيْلَةَ السَّبْتِ فَلاَ نَزَالُ نَصُومُ حَتَّى نُكْمِلَ ثَلاَثِينَ أَوْ نَرَاهُ
“Kalau kami melihatnya malam Sabtu. Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawal.”
Kuraib bertanya lagi, “Mengapa kalian tidak mengikuti rukyah Muawiyah dan puasanya Muawiyah?”
Jawab Ibnu Abbas,
لاَ هَكَذَا أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Tidak, seperti ini yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami.” (HR. Muslim no. 1087).
Ini jadi dalil bahwa hilal di negeri kita tidak mesti sama dengan hilal Kerajaan Saudi Arabia, hilal lokal itulah yang berlaku. Kalau hilal negara lain terlalu dipaksakan berlaku di negeri ini, coba bayangkan bagaimana hal ini diterapkan di masa silam yang komunikasinya belum maju seperti saat ini.
Imam Nawawi rahimahullah membawakan judul untuk hadits Kuraib, “Setiap negeri memiliki penglihatan hilal secara tersendiri. Jika mereka melihat hilal, maka tidak berlaku untuk negeri lainnya.”
Imam Nawawi rahimahullah juga menjelaskan, “Hadits Kuraib dari Ibnu ‘Abbas jadi dalil untuk judul yang disampaikan. Menurut pendapat yang kuat di kalangan Syafi’iyah, penglihatan rukyah (hilal) tidak berlaku secara umum. Akan tetapi berlaku khusus untuk orang-orang yang terdekat selama masih dalam jarak belum diqasharnya shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 175). Namun sebagian ulama Syafi’iyah menyatakan bahwa hilal internasionallah yang berlaku. Maksudnya, penglihatan hilal di suatu tempat berlaku pula untuk tempat lainnya. (Lihat Idem)
Tidak Masalah Jika Puasa Arafah Beda dengan Hari Wukuf di Arafah
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin juga mendapat pertanyaan sebagai berikut, “Jika terdapat perbedaan tentang penetapan hari Arafah disebabkan perbedaan mathla’ (tempat terbit bulan) hilal karena pengaruh perbedaan daerah. Apakah kami berpuasa mengikuti ru’yah negeri yang kami tinggali ataukah mengikuti ru’yah Haromain (dua tanah suci)?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Permasalahan ini adalah turunan dari perselisihan ulama apakah hilal untuk seluruh dunia itu satu ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Pendapat yang benar, hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah.
Misalnya di Makkah terlihat hilal sehingga hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan di negara lain, hilal Dzulhijjah telah terlihat sehari sebelum ru’yah Makkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah adalah tanggal 10 Dzulhijjah di negara tersebut. Tidak boleh bagi penduduk Negara tersebut untuk berpuasa Arafah pada hari ini karena hari ini adalah hari Idul Adha di negara mereka.
Demikian pula, jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara itu selang satu hari setelah ru’yah di Makkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara tersebut. Penduduk negara tersebut berpuasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut mereka meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah.
Inilah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya” (HR Bukhari dan Muslim).
Orang-orang yang di daerah mereka hilal tidak terlihat maka mereka tidak termasuk orang yang melihatnya.
Sebagaimana manusia bersepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing)”. (Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 20/47-48, Darul Wathon – Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H)
Kesimpulan dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, puasa Arafah mengikuti penanggalan atau penglihatan di negeri masing-masing dan tidak mesti mengikuti wukuf di Arafah. Wallahu a’lam, wallahu waliyyut taufiq.
—
Selesai disusun di Pesantren Darush Sholihin, 30 Dzulqo’dah 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
assalamualaikum ustadz,,
jadi intinya kita puasa arafah di indonesia tanggal brpa??
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Untuk tahun ini, puasa Arafah tanggal 4 Oktober pd hari Sabtu.
sy setuju dengan aminuddin ibrahim pendapat yang lain itu hanya berusaha cari pembenaran !! setidaknya itu menurut saya .. !! bolehkan ?
bukankah tanggal 4 oktober wukuf di arafah sudah selesai? puasa arafah bukannya berkaitan dengan wukuf di arafah. kalau kita puasa tanggal 4 kita puasa apa ?
Baca tulisan lg.
Bagaimana dengan kesepakatan negara-negara OKI bahwa dalam hal ini hendaknya berpatokan kepada Hilal global bukan lokal. Dengan demikian saya tidak setuju dengan pendapat bahwa berhari raya mengikuti pemerintah sementara kita tahu bahwa asbab disyareatkan Iedul Adha adalah karena adanya wukuf 9 Dzulhijjah dan Iedul Adha 10 Dzulhijjah. Aneh sekali wukuf hari Jum’at kok hari raya hari Minggu. Pertanyaan saya apakah kalau pemerintah menetapkan sesuatu yang salah (tidak kita yakinin) harus kita ikuti? sementara informasi begitu banyak dan begitu gampang kita peroleh.
Berpatokan pada hilal global ataukah hilal lokal, sdh disebutkan dalam tulisan di atas, ada beda pendapat. Bahkan dlm madzhab Syafi’i pun ada beda pendapat.
Silakan simak lagi dg seksama.
Apakah kalo pemerintah mengikuti cara perhitungan atau ikut kesepakatan negara-negara OKI, ustadz akan mengikuti pemerintah dengan hadits yang ustadz paparkan akan terbantahkan…??
Ikuti pemerintah.
Ikut wukuf diarofah, karena asbab iedul adha Adalah setelah wukuf Powered by Telkomsel BlackBerry®
Hargai beda pendapat dan legowo, jangan terlalu paksakan pendapat Anda.
apakah
ketika kita diindonesia puasa arafah di hari berikutnya, berbeda dg waktu di arab saudi dikatakan tidak tepat karena tidak bareng dengan waktu jamah haji wukuf di arafah? kita lihat waktu wukuf jamaah
haji itu berapa lama. kapan dimulai dan kapan berakhir. Menurut pendapat jumhur ulama, waktu melakukan wukuf ialah semenjak tergelincir matahari pada hari kesembilan Dzulhijjah sampai terbit fajar 10
Dzulhijjah. – ketika di Indonesia mengawali puasa arafah di hari berikutnya (menurut hitungan Indonesia) pada saat yg sama jamaah haji juga masih melaksanakan wukuf (waktu akhir wukuf). bila dianalogikan dengan sholatnya orang masbuq maka orang Indonesia yg berpuasa arafah di hari berikutnya itu masih bersamaan dengan orang yg wukuf di arafah meski hanya mendapatkan waktu-waktu terakhir. wallohu a’lam.
Tahun ini ikut mana masss?? Disana sedang wukuf lho
Ikuti dalil di atas . Alhamdulillah keputusan pemerintah RI sama dengan KSA untuk tahun ini.
Ikuti pemerintah lebih selamat.
tanggapan ustadz mengenai sikap muhammadiyah indonesia yang tetap melaksanakn idul adha pada hari sabtu…..
Cara penentuan Muhammadiyah keliru.
Sent from my iPad Air
Keliru menurut siapa? bukannya cara pemerintah yang keliru?
sahabat ku…..kalaupaun trnyata pemerintah keliru d kemudian hari,berdasarkan syar’i.dia dapat 1 pahala,dan ternyata benar..dia dapat 2 pahala..ada d hadist…dan pemerintah pun bukan asal-asalan dalam menentukan waktu hari raya..legowo kata ustadz Abduh
Sikap seorang muslim adalah husnuzhon dg pemerintahnya.
Sent from my iPad Air
Setuju dengan husnuzon-nya ustad, namun kita tetap berkewajiban menegakkan dalil yang benar. Terkadang sikap husnuzon ini merupakan doktrin kaum muslim yang dimanfaatkan musuh2 Islam untuk memecah belah umat.
alhamdulillah………untuk masalah metode hisab bagi penentuan dua hari raya ataupun 1 ramadhan…mohon kiranya lebih banyak di muat artikel nya….karna tidak d pungkiri,sebagian ..salafy indonesia masih ikut muhammadiyah…dalam pelaksanaan nya…khususnya banjarmasin.syukron
Assalamualaikum, ustadz katanya menghargai perbedaan. Tapi mengapa anda menyalah-nyalahkan Muhammadiyah ?….
Wa’alaikumussalam, tidak semua perbedaan itu ditoleransi. Pendapat yang jelas salah tidak bisa ditoleransi. Berpatokan dengan hisab falaki menyalahi ijma kaum Muslimin.
Assalaamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh!!
Afwan ustadz, ini Dalilnya untuk Ramadhan.
Adakah dalil khusus untuk Puasa arafah?
Gimana jadinya puasa kita, orang sudah ied yang mana hari diharamkan puasa. Kita justru masih puasa
berarti 200.000 lebih jamaah haji indonesia juga harus ikut keputusan pemerintah, kan mereka wni bukan wna (warga negara arab)?
Mereka ada di sana, jadi ikut wukuf dan hari raya di sana,
Sent from my iPad Air
ya mereka ikut disana to pak, kan mereka saat ini ada di arab….
puasa arafah jatuh pada hari apa?
Indonesia pd hari Sabtu 4 Oktober 2014.
Ada berapakah bulan yang diitari bumi, sehingga terjadi perbedaan tanggal 9 julhizah di Arab hari jumat, sedangkan di Indonesia hari sabtu. Padahal Indonesia dan Arab perbedaan waktunya hanya 4 jam. Mohon penjelasan Pk Ustadz
Ini bukan perbedaan waktu jam, namun perbedaan terbitnya hilal.
0.00001 derajat pun sudah terbit hilal, walau mata manusia tak bisa melihat
Syarat dalam hadits disebutkan melihat, bukan sekedar hilal itu ada.
kalo “melihat” dengan perkembangan teknologi gimana ustadz? kan kalo melihat dengan mata telanjang bisa terpengaruh cuaca tuh, kalo menggunakan teknologi kan bisa kelihatan walopun 0,001 derajat. tapi mata bisa melihat langsung. gimana itu ustadz? terimakasih
0,0001 sama sekali tdk trlihat?
Ada memang yang pernah melihat?
pake alat kan bisa ustadz,,, alat yang bisa nembus walau cuaca buruk, toh lihatnya juga pake mata kan?
terlagi MUI menetapkan hilal diatas 2 derajat baru dinyatakan nampak, padahal kemarin waktu sidang isbat ada yang melihat namun tidak diakui. apakah pada jaman Rasulullah memang ada ketentuan hilal harus diatas 2 derajat ustadz? terima kasih
Anda tdk paham maksud hadits. Yang dituntut dlm hadits adl hilal itu bisa terlihat bukan sekedar ada. Kalau ada namun tdk terlihat, maka tdk ada puasa.
Itu maksudnya.
Saya orang yang kurang paham agama, mohon penjelasan ustadz, bukankah puasa arafah berkaitan dengan adanya wukuf di arafah, wukuf tahun ini jatuh pada tanggal 3 oktober berarti seharusnya kita berpuasa arafah tanggal 3 oktober, kalau kita puasa arafah tanggal 4 oktober kita puasa apa, sedangkan wukuf sudah selesai?
Sdh dijelaskan dalam tulisan. Nabi perintahkan berpuasa pd hari Arafah bukan hari wukuf Arafah. Jadi kaitannya dg waktu bukan dg tempat.
Masih bingung dan tidak yakin.. hari Arofah kan hari dimana orang2 berkumpul untuk wukuf di padang Arofah. Bukannya pemerintah Indonesia tidak menyebut atau menyuruh kita puasa Arofah hari sabtu ..
dan lagi pemerintah kita tidak melarang rakyatnya untuk puasa jumat dan bahkan beberapa masjid di idzinkan mendirikan sholat Id Adha di hari sabtu.
Bagaimana menurut ustadt
Dr sisi sejarah arofah lbh dahulu drpd perintah haji. Shg dr situ sj menunjukkan bahwa puasa Arafah tdk berkaitan dg wukuf di Arafah.
Apakah yg ikut keputusan Muhammadiyah itu, betul-betul anggota ormas Muhammadiyah atau hanya ikut-ikutan keputusan Muhammadiyah saja ? Kan lebih baik ikut pemerintah saja…. lebih selamat….
Maaf pak-ustadz, saya awam masalah ini.. ingin tanya: yg dimaksud “mengikuti daerah masing2”, apakah berarti ada kemungkinan di indonesia berbeda2 jatuh harinya? Misal: aceh dengan papua, kalimantan bagian utara dengan jawa bagian selatan, dll
Maksudnya adalah mengikuti negara masing2
Terima kasih pak-utadz.. soalnya saya bingung waktu membaca penjelasan pada kisah riwayat kuraib di atas: “apakah madinah & syam itu merupakan wilayah dalam satu negara atau bukan”. soalnya kok berbeda jatuh waktunya? ..dan juga penjelasan dari imam nawawi di atas: “berlaku khusus untuk orang-orang yang terdekat selama masih dalam jarak belum diqasharnya shalat”. kalau tidak salah kan dari aceh ke papua sudah termasuk jarak diqashar sholat..
Apa yang sy nukilan dr Imam Nawawi tsb bukan berarti sy setuju pd kalimat tsb. Yang tepat hilal yang berlaku satu negara.
Maaf pak-ustadz, terkait berbedanya madinah & syam pada riwayat dari kuraib di atas, itu dapat terjadi karena saat itu kedua wilayah tsb bukan satu negara ya? Soalnya tadinya saya sangka kedua wilayah itu masih dalam satu negara.. terima kasih atas semua penjelasannya. wassalaam.
Itu beda negara, wallahu a’lam.
Ini bagaimana jawaban nya ustadz
mengapa salafy yang ini (khawarij) selalu memaksakan kehendak?
Dari mana paksakan kehendak?
Barakallahu fiikum.
Assalamulaikum, saya ada satu soalan. Bagaimana pula jikalau negeri itu menggunakan hisab? Kerana di singapur tidak bisa melihat hilal. Jadi soalan saya, haruskah saya mengikut pemerintah? Sedangkan dlm artikel ini menyatakan jika nampak hilal tetapi di singapur menggunakan hisab
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Kalau hisab yang dimaksud jd rujukan utama, maka baiknya tdk ikuti pemerintah.
Kalau hilal yang jadi patokan, tetap
diikuti.
Ass. Pak ustad mau tanya, yang dimaksud ulil amri itu seperti apa ya, mohon pencerahan yang sesuai alqur’an biar tidak ada perdebatan dan assunah untuk penjelasan
Ulil amri adl pemimpin negara ini.
mantap,…………….
subhanallah bijak dan logis,………..
Barakallahu fiikum.
Sent from my iPad Air
Assalamualaikum Ustad, dari riwayat yg disampaikan diatas sepertinya ditujukan untuk penentuan Ramadhan dan Syawal saja, bisa disampaikan untuk riwayat puasa Arafah kah ? dan baiknya tidak memaksakan dalil2 yg mengakibatkan sebuah asumsi saja.
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Anda saja mengatakan sptnya.
Sdgkn org yang belajar ushul fikih tahu bahwa dalil tsb berlaku umum untuk idul fithri dan idul adha.
Jadi, mohon tdk asal2 menebak sptnya tanpa ilmu.
Subhanallah,…. Jika memahami ushul fiqh lebih dalam pasti memandang pendapat siapapun, akan di jawab dengan bijaksana. :)
mantab lah, makin yakin, terimakasih ustadz…
trimakasih banyak penjelasannya ustads…
jadi wukuf di Arofah bukan menjadikan patokan mulai Puasa Ustadz?.Afwan
Iya, sbgmn penjelasan di atas.
assalamu’alaikum ustadz , antara indonesia dgn arab kan beda 4 jam, itu duluan mana antara indonesia dgn arab, kalau duluan indonesia kenapa tgl 9 dzulhijah 1435 H jatuhnya duluan arab……… kok aneh yaaa…….. mohon maaf ustadz klu ada salah kata…
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Memulai puasa atau bulan hijriyah bukan patokan jam namun patokan melihat bulan.
Mohon baca tulisan kami berikut > http://rumaysho.com/puasa/kenapa-hilal-di-saudi-arabia-terlihat-lebih-dulu-dari-indonesia-8946.
assalamu’alaikum ustadz , numpang tanya ustadz Secara geografis, Indonesia berada di belahan bagian timur. Kita
mengalami putaran waktu lebih awal daripada Arab Saudi yang ada di
belahan tengah.
Berdasarkan GMT, Indonesia bagian barat (WIB) berada di posisi +7,
Bagian Tengah (+8) dan Timur (+9) sedangkan Arab Saudi di posisi +3.
Artinya apabila Greenwich/London (GMT +0) jam 24.00 atau jam 12 malam,
maka di Mekkah adalah Jam 03.00 subuh, dan di Jakarta adalah Jam 07.00
pagi, Makassar 08.00pagi dan Jayapura 09.00pagi. Jadi pada tanggal yang
sama, Indonesia mengalami waktu lebih awal daripada di Mekkah., tapi knapa tgl 9 dzulhijah 1435H kok duluan arab yaa???? trimah kasih mohon maaf klu ada kata yg salah ustadz
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Memulai puasa atau hari raya bukan melihat jam namun melihat bulan, tolong baca : http://rumaysho.com/puasa/kenapa-hilal-di-saudi-arabia-terlihat-lebih-dulu-dari-indonesia-8946.
Nah itulah, kalau berpijak pada GMT, suatu penetapan waktu yang tidak ada dalam Islam. Sehingga Indonesia selalu lebih awal waktunya daripada Mekkah. Benar kata ust. Tuasikal, penentuannya yaitu melihat bulan. Allahu a’lam
hadistnya lebih mengacu pada penetapan puasa ramadhan dan idul fitri bukan?
Siapa yang katakan mengacu pd puasa Ramadhan sj? Mana dalil yang membedakannya? Mana dalil yang katakan khusus untuk puasa Ramadhan?
Sent from my iPad Air
Ini ustad
“Jika kalian melihat hilal Ramadhan h, endaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya” (HR Bukhari dan Muslim)
sy berpendapat Hari Raya IdUl Adha adl Hari Raya Haji. Dan Haji itu wukuf di arafah. Puasa Arafah adl puasa yg dilakukan kaum muslimin yg tdk melaksanakan haji,
dan para jamaah haji sedang wukuf di arafah.
Nah kalo para hujjaj ini sudah berpindah ke mina keesokan harinya. kita yg di Indonesia berpuasa arafah atao puasa mina ustad.. mohon pencerahaannya..
Sy sdg menyusun tulisan tersendiri, nantikan saja.
terima kasih atas pencerahannya ustadz. udh lama banget gk mampir di situs ini.
jazakumullah.
Barakallah ustadz atas infonya…
Tapi rasanya saya belum mendengar ketetapan langsung dari pemerintah (kemenag) terkait penetapan tanggal 1 Dzulhijjah dan penetapan puasa Arafah pada hari sabtu, saya hanya lihat dikalender saja bahwa tanggal 5 Oktober 2014 Idul Adha…
atau sayanya yang kurang informasi ya! Mav…
Bukankah penetapan tanggal 5 Oktober 2014 pada kalender dengan metode hisab, apa diperbolehkan kalo seperti itu?
Mohon pencerahannya. Makasih.
Depag sdh melakukan penglihatan hilal. Yang ada di kalender hanya perkiraan saja.
Sent from my iPad Air
Mashaa Alloh, setiap perselisihan dlm agama hanya bisa clear dg kembali pada Q&H serta dg keyakinan hati khususnya, situs ini mencerdaskan, barokAllohu fikum
Barakallahu fiikum.
Sent from my iPad Air
jika kita puasa arafah mngikuti yang di arab, yaitu pada tangal 3 oktober, apakah tgl 4 oktobernya kita harus sholat id ??? atau boleh puasa arafah tgl 3 oktober tapi sholat id nya tgl 5 ngikutin pemerintah > mohon jwabnny ya tmn2,, trimaksih, please share me
Baiknya shalat ied dilakukan stlh puasa Arafah.
Sent from my iPad Air
Assalamualaikum Wr.Wb.
Membaca tulisan serta balasan komentar dari ust, sepertinya inti dari semua perbedaan pendapat ini adalah kembali mengikuti ketetapan pemerintah, dalam hal ini kementrian agama karena akan lebih selamat…,Mohon koreksinya!
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Betul sekali.
Barakallahu fiikum.
Sent from my iPad Air
Assalaamu’alaykum. Ustadz, saya baca dari mosslemsunnah.wordpress.com. Uraian yang d sampaikan oleh ustadz abdul hakim bin amir abdat. Beliau menyatakan bahwa penetapan iedul adlha disyaratkan tempat dan waktu. Jadi yang benar yang mana ustadz? Jadi bingung
Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Pendapat dlm artikel di atas lbh tepat.
Jazakallaahu khairan. Salam untuk akh nurdin dan akh fauzan.
Saya mengikuti pemerintah, minggu idul adha, berarti hari sabtu saya berpuasa arafahnya, kebetulan kami berqurban di daerah yg mayoritas idul adhanya hari sabtu, menurut pak ustadz apakah kami tidak usah berpuasa arafah…? Saya sdh minta tlg dicarikan mesjid yg idul adhanya hari minggu, atau penyembelihan qurban kami di hari minggunya, tpi pihak tmpat kami berqurban tdak mau membantu, apa saya hrus mengikuti idul adha d tmpat saya berqurban…?
Saran kami pindahkan qurban tsb di hari Ahad.
pak, mau tanya… jika khilafah islamiyah yg kedua nanti tegak kembali maka ulil amri nya satu, maka seluruh umat berpuasa nya itu mengikuti hilal global ya?,.. apalagi informasi sudah mudah tersebar..
atau apakah tetap pada hilal lokal?
dan pertanyaan kedua, ulil amri umat muslim ini menjalankan sebagian syariat pak.. tidak keseluruhan,.. apakah mereka layak dikatakan sbg ulil amri? lalu artian apa “taghut” itu? parahnya lagi umat muslim hari ini berpegang pada nasionalisme yang ikatan nya bukan dari aqidah, pak… =__=
bisa dijelaskan?
jazakillah khoir
Hilal lokal tetap jadi patokan.
Ulil amri adalah pemimpin muslim kita saat ini.
2014-10-03 21:29 GMT+07:00 Disqus :
Jika penentuan 1syawal mgkin perbedaan lebih besar karena yg ditentukan tgl awalnya, naahh apakah dalam tgl 10 dzulhijjah tidak bisa diperkirakan karena bulan pun sdh terlihat besar? Knp perhitungannya tidak pada waktu tgl 3 atau 4-nya sbelum tgl 10 krn lbih mudah mghitungnya? Trima ksih sebelumnya
Ini bukan menghitung2, namun tuntunannya adalah melihat awal bulan. Jadi mau puasa dan hari raya haruslah dg tuntunan.
ustad, hadits tentang melihat hilal bukankah lebih tepat untuk menandai puasa ramadhon dan idul fitri? sedangkan ada hadits lain tentang puasa arafah, yaitu pada saat wuquf di arafah, jadi puasa arafah lebih ditekankan pada patokan tempat, bukan hilal… sementara dengan canggihnya zaman sekarang semua kejadian penting di dunia ini langsung bisa kita ketahui, termasuk mereka yg sedang wuquf di arafah…. dan saya yakin islam mengakui keberadaan ilmu dan tehnologi….mohon pencerahan tentang hal ini ustad.
Tdk ada dalil yg katakan bahwa dalil hilal itu berbeda antara Ramadhan dan Dzulhijjah.
Kasihan yg di Norwegia, setiap kali hilal berhasil dilihat, umat Islam di negara lain sdh masuk tgl 5 bulan berjalan. Bukankah Islam rahmatan lil alamin. Melihat hilal atau rukyat tdk mencerminkan Islam yg demikian. Wallahu a’lam, mhn maaf.
Tanda orang yang beriman pd Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, kalau tidak, diamlah.
Bagian mana yg tdk baik, pak tuasikal? Saya hy mau bilang bhw metode hisab lebih pas, argumennya ada, kondisi faktual jg mendukung… Metode hisab lbh mencerminkan islam sbg rahmatan lil alamin. Oh ya, diskusilah yg baik pak tuasikal..
Silakan baca kelemahan metode hisab di sini: https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/menyoal-metode-hisab.html
dan https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/metode-hisab-wujudul-hilal-dan-imkanur-ruyah.html
Baca dengan hati.
Semoga Allah beri hidayah.
2014-10-19 11:25 GMT+07:00 Disqus :
sekedar ingin tahu saja, jika pendapat mengikuti Arab Saudi diimplementasikan pada masa di mana tekhnologi tidak spt sekarang, apakah mungkin ummat muslim di belahan bumi yg jauh dari Makah dapat mengetahui kapan kegiatan wukuf dilaksanakan ? Saat ini krn bantuan tekhnologi kita bisa tau dalam hitungan detik.
aq baca artikel ini bingung sumpah… apakah Rosul n friends sperti kalian ni??
apa lagi setelah bc hadist dr http://pengusahamuslim.com/keutamaan-puasa-arafah/
g tau yg salah mana?
“Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari
neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah
mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang
berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, ‘Apa yang
dikehendaki oleh mereka ini?‘” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari ‘Aisyah).
Bingung, tentang apanya, Pak? Semoga Allah memberi tambahan petunjuk kepada kita.