Muslim.or.id
donasi muslim.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
    • All
    • Akhlaq dan Nasehat
    • Nasehat Ulama
    • Tazkiyatun Nufus
    memperbanyak jamaah

    Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

    doa terkabul

    Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

    idul fitri

    Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

    Mendengar azan

    Lima Tuntunan Tatkala Mendengar Azan

    Allah maha baik

    Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-Nya

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 3)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 2)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 1)

    ramadhan

    Ya Allah, Aku Tidak Kuasa Menjalani Ramadhan tanpa Pertolongan-Mu (Bag. 3)

  • Fiqh Muamalah
    • All
    • Doa dan Zikir
    • Fiqh dan Muamalah
    • Kaidah Fiqih
    • Ramadhan
    Menyambung Silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 4): Sarana Menyambung Silaturahmi

    upah donasi

    Hukum Upah bagi Pengumpul Donasi

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 3): Keutamaan Menyambung dan Bahaya Memutus Silaturahmi

    hukum puasa syawal

    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 2): Hukum Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat yang Fasik dan Kafir

    Hukum Salat Gaib

    Hukum Salat Gaib

    lupa zakat fitri

    Lupa Bayar Zakat Fitrah, Baru Ingat setelah Salat Id

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 1): Pengertian, Hukum, dan Macam-Macam Kerabat

    puasa syawal

    Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Syawal

  • Sejarah
    • All
    • Biografi
    • Jejak Islam
    • Sejarah Islam
    • Syiah
    Pujian untuk Al-Albani

    Syaikh Yusuf Al-Qordowi Menyebut Syaikh Albani Pakar Hadis dan Ulama Senior Zaman Ini

    Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    Untaian Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    ibnu sina

    Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

    biografi singkat ibnu abi dawud

    Mengenal Ibnu Abi Dawud rahimahullah

    kisah meninggalnya abu thalib

    Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    keutamaan kota madinah

    Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

    gambar maqam ibrahim, hakikat maqam ibrahim, berdoa di maqam ibrahim, pahala shalat di maqam ibrahim, hajar aswad, perbedaan makam dan maqam, makam siapa yang ada di dalam ka'bah, contoh maqam

    Keajaiban dan Keistimewaan Maqam Ibrahim

    Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

    Potret Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
    • All
    • Akhlaq dan Nasehat
    • Nasehat Ulama
    • Tazkiyatun Nufus
    memperbanyak jamaah

    Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

    doa terkabul

    Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

    idul fitri

    Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

    Mendengar azan

    Lima Tuntunan Tatkala Mendengar Azan

    Allah maha baik

    Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-Nya

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 3)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 2)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 1)

    ramadhan

    Ya Allah, Aku Tidak Kuasa Menjalani Ramadhan tanpa Pertolongan-Mu (Bag. 3)

  • Fiqh Muamalah
    • All
    • Doa dan Zikir
    • Fiqh dan Muamalah
    • Kaidah Fiqih
    • Ramadhan
    Menyambung Silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 4): Sarana Menyambung Silaturahmi

    upah donasi

    Hukum Upah bagi Pengumpul Donasi

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 3): Keutamaan Menyambung dan Bahaya Memutus Silaturahmi

    hukum puasa syawal

    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 2): Hukum Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat yang Fasik dan Kafir

    Hukum Salat Gaib

    Hukum Salat Gaib

    lupa zakat fitri

    Lupa Bayar Zakat Fitrah, Baru Ingat setelah Salat Id

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 1): Pengertian, Hukum, dan Macam-Macam Kerabat

    puasa syawal

    Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Syawal

  • Sejarah
    • All
    • Biografi
    • Jejak Islam
    • Sejarah Islam
    • Syiah
    Pujian untuk Al-Albani

    Syaikh Yusuf Al-Qordowi Menyebut Syaikh Albani Pakar Hadis dan Ulama Senior Zaman Ini

    Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    Untaian Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    ibnu sina

    Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

    biografi singkat ibnu abi dawud

    Mengenal Ibnu Abi Dawud rahimahullah

    kisah meninggalnya abu thalib

    Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    keutamaan kota madinah

    Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

    gambar maqam ibrahim, hakikat maqam ibrahim, berdoa di maqam ibrahim, pahala shalat di maqam ibrahim, hajar aswad, perbedaan makam dan maqam, makam siapa yang ada di dalam ka'bah, contoh maqam

    Keajaiban dan Keistimewaan Maqam Ibrahim

    Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

    Potret Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id

Puasa Arafah Ikut Wukuf di Arafah atau Ikut Pemerintah?

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. by Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
24 November 2021
Waktu Baca: 4 menit
104
Puasa Arafah Pemerintah
3
SHARES
15
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Puasa Arafah yang dilakukan tahun ini apakah ikut wukuf di Arafah ataukah ikut ketetapan pemerintah? Karena kalau ikut ketetapan pemerintah, maka puasa Arafah akan berbeda dengan waktu Jamaah haji wukuf di Arafah. Waktu wukuf di Arafah pada hari Jumat, 3 Oktober 2014. Sedangkan untuk 9 Dzulhijjah di Indonesia jatuh pada 4 Oktober 2014.

Kalau Begitu Puasa Arafah Ikut Siapa?

Yang jelas kasus semacam ini sudah ada sejak masa silam. Kita semestinya bersikap legowo dan lapang dada, menghargai perbedaan yang terjadi.

Namun mengedepankan persatuan dalam masalah ini, itu lebih baik. Landasannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

“Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, hari raya Idul Fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian berhari raya, dan Idul Adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul Adha.” (HR. Tirmidzi no. 697. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani).

Imam Tirmidzi ketika menyebutkan hadits ini berkata,

وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالْفِطْرَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعُظْمِ النَّاسِ

“Para ulama menafsirkan bahwa hadits ini yang dimaksud adalah berpuasa dan berhari raya bersama al jama’ah dan mayoritas manusia”. Yang dimaksud Abu ‘Isa At Tirmidzi adalah berpuasa dengan pemerintah (ulil amri), bukan dengan ormas atau golongan tertentu.

Hadits di atas menunjukkan bahwa berpuasalah dan berhari rayalah bersama pemerintah. Kalau ketetapan pemerintah berbeda dengan wukuf di Arafah, tetap ketetapan pemerintah yang diikuti.

Ikuti Hilal di Negeri Masing-Masing, Bukan Ikut Wukuf di Arafah

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

“Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).

Hilal di negeri masing-masinglah yang jadi patokan, itulah maksud perintah hadits. Yang menguatkannya pula adalah riwayat dari Kuraib–, bahwa Ummu Fadhl bintu Al Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan.

Kuraib melanjutkan kisahnya, setibanya di Syam, saya selesaikan urusan yang dititipkan Ummu Fadhl. Ketika itu masuk tanggal 1 ramadhan dan saya masih di Syam. Saya melihat hilal malam jumat. Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku, “Kapan kalian melihat hilal?” tanya Ibnu Abbas. Kuraib menjawab, “Kami melihatnya malam Jumat.” “Kamu melihatnya sendiri?”, tanya Ibnu Abbas. “Ya, saya melihatnya dan penduduk yang ada di negeriku pun melihatnya. Mereka puasa dan Muawiyah pun puasa.” Jawab Kuraib.

Ibnu Abbas menjelaskan,

لَكِنَّا رَأَيْنَاهُ لَيْلَةَ السَّبْتِ فَلاَ نَزَالُ نَصُومُ حَتَّى نُكْمِلَ ثَلاَثِينَ أَوْ نَرَاهُ

“Kalau kami melihatnya malam Sabtu. Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawal.”

Kuraib bertanya lagi, “Mengapa kalian tidak mengikuti rukyah Muawiyah dan puasanya Muawiyah?”

Jawab Ibnu Abbas,

لاَ هَكَذَا أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Tidak, seperti ini yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami.” (HR. Muslim no. 1087).

Ini jadi dalil bahwa hilal di negeri kita tidak mesti sama dengan hilal Kerajaan Saudi Arabia, hilal lokal itulah yang berlaku. Kalau hilal negara lain terlalu dipaksakan berlaku di negeri ini, coba bayangkan bagaimana hal ini diterapkan di masa silam yang komunikasinya belum maju seperti saat ini.

Imam Nawawi rahimahullah membawakan judul untuk hadits Kuraib, “Setiap negeri memiliki penglihatan hilal secara tersendiri. Jika mereka melihat hilal, maka tidak berlaku untuk negeri lainnya.”

Imam Nawawi rahimahullah juga menjelaskan, “Hadits Kuraib dari Ibnu ‘Abbas jadi dalil untuk judul yang disampaikan. Menurut pendapat yang kuat di kalangan Syafi’iyah, penglihatan rukyah (hilal) tidak berlaku secara umum. Akan tetapi berlaku khusus untuk orang-orang yang terdekat selama masih dalam jarak belum diqasharnya shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 175). Namun sebagian ulama Syafi’iyah menyatakan bahwa hilal internasionallah yang berlaku. Maksudnya, penglihatan hilal di suatu tempat berlaku pula untuk tempat lainnya. (Lihat Idem)

Tidak Masalah Jika Puasa Arafah Beda dengan Hari Wukuf di Arafah

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin juga mendapat pertanyaan sebagai berikut, “Jika terdapat perbedaan tentang penetapan hari Arafah disebabkan perbedaan mathla’ (tempat terbit bulan) hilal karena pengaruh perbedaan daerah. Apakah kami berpuasa mengikuti ru’yah negeri yang kami tinggali ataukah mengikuti ru’yah Haromain (dua tanah suci)?”

Syaikh rahimahullah menjawab, “Permasalahan ini adalah turunan dari perselisihan ulama apakah hilal untuk seluruh dunia itu satu ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Pendapat yang benar, hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah.

Misalnya di Makkah terlihat hilal sehingga hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan di negara lain, hilal Dzulhijjah telah terlihat sehari sebelum ru’yah Makkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah adalah tanggal 10 Dzulhijjah di negara tersebut. Tidak boleh bagi penduduk Negara tersebut untuk berpuasa Arafah pada hari ini karena hari ini adalah hari Idul Adha di negara mereka.

Demikian pula, jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara itu selang satu hari setelah ru’yah di Makkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara tersebut. Penduduk negara tersebut berpuasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut mereka meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah.

Inilah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya” (HR Bukhari dan Muslim).

Orang-orang yang di daerah mereka hilal tidak terlihat maka mereka tidak termasuk orang yang melihatnya.

Sebagaimana manusia bersepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing)”. (Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 20/47-48, Darul Wathon – Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H)

Kesimpulan dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, puasa Arafah mengikuti penanggalan atau penglihatan di negeri masing-masing dan tidak mesti mengikuti wukuf di Arafah. Wallahu a’lam, wallahu waliyyut taufiq.

—

Selesai disusun di Pesantren Darush Sholihin, 30 Dzulqo’dah 1435 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.Or.Id

🔍 Dzikir Sesudah Shalat, Silaturahim Adalah, Rakaat Shalat Dhuha Sesuai Sunnah, Senyum Islam, Download Kitab Ulama Salaf Terjemahan

Tags: puasa arafah
donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.

Pengasuh Rumaysho.Com dan RemajaIslam.Com. Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta (2003-2005). S1 Teknik Kimia UGM (2002-2007). S2 Chemical Engineering (Spesialis Polymer Engineering), King Saud University, Riyadh, KSA (2010-2013). Murid Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy, Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir Al Barrak, Syaikh Sholih bin 'Abdullah bin Hamad Al 'Ushoimi dan ulama lainnya. Sekarang memiliki pesantren di desa yang membina masyarakat, Pesantren Darush Sholihin di Panggang, Gunungkidul.

Artikel Terkait

Menyambung Silaturahmi

Fikih Silaturahmi (Bag. 4): Sarana Menyambung Silaturahmi

by Muhammad Idris Lc.
20 Mei 2022
0

Silaturahmi dengan kerabat tidak terbatas pada kunjungan ataupun membantu dengan materi.

upah donasi

Hukum Upah bagi Pengumpul Donasi

by Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST.
19 Mei 2022
0

Permasalahan dalam kasus ini dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu: memberikan nisbah kepada pengumpul donasi dari total donasi yang dikumpulkannya sebagai...

fikih silaturahmi

Fikih Silaturahmi (Bag. 3): Keutamaan Menyambung dan Bahaya Memutus Silaturahmi

by Muhammad Idris Lc.
17 Mei 2022
0

Tidak ada perbuatan baik yang diajarkan Islam, kecuali memiliki banyak keutamaan baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Artikel Selanjutnya
Qurban Sekeluarga

Satu Qurban untuk Satu Keluarga, Apa Maksud Satu Keluarga?

Komentar 104

  1. Adi Yoga says:
    8 tahun ago

    assalamualaikum ustadz,,
    jadi intinya kita puasa arafah di indonesia tanggal brpa??

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Untuk tahun ini, puasa Arafah tanggal 4 Oktober pd hari Sabtu.

      Balas
      • Anshari Marewa says:
        8 tahun ago

        sy setuju dengan aminuddin ibrahim pendapat yang lain itu hanya berusaha cari pembenaran !! setidaknya itu menurut saya .. !! bolehkan ?

        Balas
      • jovan says:
        8 tahun ago

        bukankah tanggal 4 oktober wukuf di arafah sudah selesai? puasa arafah bukannya berkaitan dengan wukuf di arafah. kalau kita puasa tanggal 4 kita puasa apa ?

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Baca tulisan lg.

          Balas
  2. Aminuddin Ibrahim says:
    8 tahun ago

    Bagaimana dengan kesepakatan negara-negara OKI bahwa dalam hal ini hendaknya berpatokan kepada Hilal global bukan lokal. Dengan demikian saya tidak setuju dengan pendapat bahwa berhari raya mengikuti pemerintah sementara kita tahu bahwa asbab disyareatkan Iedul Adha adalah karena adanya wukuf 9 Dzulhijjah dan Iedul Adha 10 Dzulhijjah. Aneh sekali wukuf hari Jum’at kok hari raya hari Minggu. Pertanyaan saya apakah kalau pemerintah menetapkan sesuatu yang salah (tidak kita yakinin) harus kita ikuti? sementara informasi begitu banyak dan begitu gampang kita peroleh.

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Berpatokan pada hilal global ataukah hilal lokal, sdh disebutkan dalam tulisan di atas, ada beda pendapat. Bahkan dlm madzhab Syafi’i pun ada beda pendapat.
      Silakan simak lagi dg seksama.

      Balas
      • Rijal says:
        8 tahun ago

        Apakah kalo pemerintah mengikuti cara perhitungan atau ikut kesepakatan negara-negara OKI, ustadz akan mengikuti pemerintah dengan hadits yang ustadz paparkan akan terbantahkan…??

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Ikuti pemerintah.

          Balas
      • Aminuddin Ibrahim says:
        8 tahun ago

        Ikut wukuf diarofah, karena asbab iedul adha Adalah setelah wukuf Powered by Telkomsel BlackBerry®

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Hargai beda pendapat dan legowo, jangan terlalu paksakan pendapat Anda.

          Balas
        • samanto says:
          8 tahun ago

          apakah
          ketika kita diindonesia puasa arafah di hari berikutnya, berbeda dg waktu di arab saudi dikatakan tidak tepat karena tidak bareng dengan waktu jamah haji wukuf di arafah? kita lihat waktu wukuf jamaah
          haji itu berapa lama. kapan dimulai dan kapan berakhir. Menurut pendapat jumhur ulama, waktu melakukan wukuf ialah semenjak tergelincir matahari pada hari kesembilan Dzulhijjah sampai terbit fajar 10
          Dzulhijjah. – ketika di Indonesia mengawali puasa arafah di hari berikutnya (menurut hitungan Indonesia) pada saat yg sama jamaah haji juga masih melaksanakan wukuf (waktu akhir wukuf). bila dianalogikan dengan sholatnya orang masbuq maka orang Indonesia yg berpuasa arafah di hari berikutnya itu masih bersamaan dengan orang yg wukuf di arafah meski hanya mendapatkan waktu-waktu terakhir. wallohu a’lam.

          Balas
    • farkhan sukron says:
      7 tahun ago

      Tahun ini ikut mana masss?? Disana sedang wukuf lho

      Balas
      • Sa'id Abu Ukkasyah says:
        7 tahun ago

        Ikuti dalil di atas . Alhamdulillah keputusan pemerintah RI sama dengan KSA untuk tahun ini.

        Balas
  3. Muhammad Abduh Tuasikal says:
    8 tahun ago

    Ikuti pemerintah lebih selamat.

    Balas
  4. jaini majedi says:
    8 tahun ago

    tanggapan ustadz mengenai sikap muhammadiyah indonesia yang tetap melaksanakn idul adha pada hari sabtu…..

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Cara penentuan Muhammadiyah keliru.

      Sent from my iPad Air

      Balas
      • Aminuddin Ibrahim says:
        8 tahun ago

        Keliru menurut siapa? bukannya cara pemerintah yang keliru?

        Balas
        • jaini majedi says:
          8 tahun ago

          sahabat ku…..kalaupaun trnyata pemerintah keliru d kemudian hari,berdasarkan syar’i.dia dapat 1 pahala,dan ternyata benar..dia dapat 2 pahala..ada d hadist…dan pemerintah pun bukan asal-asalan dalam menentukan waktu hari raya..legowo kata ustadz Abduh

          Balas
          • Muhammad Abduh Tuasikal says:
            8 tahun ago

            Sikap seorang muslim adalah husnuzhon dg pemerintahnya.

            Sent from my iPad Air

          • surya says:
            8 tahun ago

            Setuju dengan husnuzon-nya ustad, namun kita tetap berkewajiban menegakkan dalil yang benar. Terkadang sikap husnuzon ini merupakan doktrin kaum muslim yang dimanfaatkan musuh2 Islam untuk memecah belah umat.

      • jaini majedi says:
        8 tahun ago

        alhamdulillah………untuk masalah metode hisab bagi penentuan dua hari raya ataupun 1 ramadhan…mohon kiranya lebih banyak di muat artikel nya….karna tidak d pungkiri,sebagian ..salafy indonesia masih ikut muhammadiyah…dalam pelaksanaan nya…khususnya banjarmasin.syukron

        Balas
      • bubu says:
        8 tahun ago

        Assalamualaikum, ustadz katanya menghargai perbedaan. Tapi mengapa anda menyalah-nyalahkan Muhammadiyah ?….

        Balas
        • Yulian Purnama says:
          8 tahun ago

          Wa’alaikumussalam, tidak semua perbedaan itu ditoleransi. Pendapat yang jelas salah tidak bisa ditoleransi. Berpatokan dengan hisab falaki menyalahi ijma kaum Muslimin.

          Balas
  5. yan says:
    8 tahun ago

    berarti 200.000 lebih jamaah haji indonesia juga harus ikut keputusan pemerintah, kan mereka wni bukan wna (warga negara arab)?

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Mereka ada di sana, jadi ikut wukuf dan hari raya di sana,

      Sent from my iPad Air

      Balas
    • ariefuddin sigit says:
      8 tahun ago

      ya mereka ikut disana to pak, kan mereka saat ini ada di arab….

      Balas
  6. andri says:
    8 tahun ago

    puasa arafah jatuh pada hari apa?

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Indonesia pd hari Sabtu 4 Oktober 2014.

      Balas
  7. Rosin Mohammed says:
    8 tahun ago

    Ada berapakah bulan yang diitari bumi, sehingga terjadi perbedaan tanggal 9 julhizah di Arab hari jumat, sedangkan di Indonesia hari sabtu. Padahal Indonesia dan Arab perbedaan waktunya hanya 4 jam. Mohon penjelasan Pk Ustadz

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Ini bukan perbedaan waktu jam, namun perbedaan terbitnya hilal.

      Balas
      • martabakspesial says:
        8 tahun ago

        0.00001 derajat pun sudah terbit hilal, walau mata manusia tak bisa melihat

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Syarat dalam hadits disebutkan melihat, bukan sekedar hilal itu ada.

          Balas
          • Nuruddin Hamid says:
            8 tahun ago

            kalo “melihat” dengan perkembangan teknologi gimana ustadz? kan kalo melihat dengan mata telanjang bisa terpengaruh cuaca tuh, kalo menggunakan teknologi kan bisa kelihatan walopun 0,001 derajat. tapi mata bisa melihat langsung. gimana itu ustadz? terimakasih

          • Muhammad Abduh Tuasikal says:
            8 tahun ago

            0,0001 sama sekali tdk trlihat?
            Ada memang yang pernah melihat?

          • Nuruddin Hamid says:
            8 tahun ago

            pake alat kan bisa ustadz,,, alat yang bisa nembus walau cuaca buruk, toh lihatnya juga pake mata kan?
            terlagi MUI menetapkan hilal diatas 2 derajat baru dinyatakan nampak, padahal kemarin waktu sidang isbat ada yang melihat namun tidak diakui. apakah pada jaman Rasulullah memang ada ketentuan hilal harus diatas 2 derajat ustadz? terima kasih

          • Muhammad Abduh Tuasikal says:
            8 tahun ago

            Anda tdk paham maksud hadits. Yang dituntut dlm hadits adl hilal itu bisa terlihat bukan sekedar ada. Kalau ada namun tdk terlihat, maka tdk ada puasa.
            Itu maksudnya.

  8. jovan says:
    8 tahun ago

    Saya orang yang kurang paham agama, mohon penjelasan ustadz, bukankah puasa arafah berkaitan dengan adanya wukuf di arafah, wukuf tahun ini jatuh pada tanggal 3 oktober berarti seharusnya kita berpuasa arafah tanggal 3 oktober, kalau kita puasa arafah tanggal 4 oktober kita puasa apa, sedangkan wukuf sudah selesai?

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Sdh dijelaskan dalam tulisan. Nabi perintahkan berpuasa pd hari Arafah bukan hari wukuf Arafah. Jadi kaitannya dg waktu bukan dg tempat.

      Balas
      • umu abdul says:
        8 tahun ago

        Masih bingung dan tidak yakin.. hari Arofah kan hari dimana orang2 berkumpul untuk wukuf di padang Arofah. Bukannya pemerintah Indonesia tidak menyebut atau menyuruh kita puasa Arofah hari sabtu ..
        dan lagi pemerintah kita tidak melarang rakyatnya untuk puasa jumat dan bahkan beberapa masjid di idzinkan mendirikan sholat Id Adha di hari sabtu.
        Bagaimana menurut ustadt

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Dr sisi sejarah arofah lbh dahulu drpd perintah haji. Shg dr situ sj menunjukkan bahwa puasa Arafah tdk berkaitan dg wukuf di Arafah.

          Balas
  9. liza says:
    8 tahun ago

    Apakah yg ikut keputusan Muhammadiyah itu, betul-betul anggota ormas Muhammadiyah atau hanya ikut-ikutan keputusan Muhammadiyah saja ? Kan lebih baik ikut pemerintah saja…. lebih selamat….

    Balas
  10. gea ps says:
    8 tahun ago

    Maaf pak-ustadz, saya awam masalah ini.. ingin tanya: yg dimaksud “mengikuti daerah masing2”, apakah berarti ada kemungkinan di indonesia berbeda2 jatuh harinya? Misal: aceh dengan papua, kalimantan bagian utara dengan jawa bagian selatan, dll

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Maksudnya adalah mengikuti negara masing2

      Balas
      • gea ps says:
        8 tahun ago

        Terima kasih pak-utadz.. soalnya saya bingung waktu membaca penjelasan pada kisah riwayat kuraib di atas: “apakah madinah & syam itu merupakan wilayah dalam satu negara atau bukan”. soalnya kok berbeda jatuh waktunya? ..dan juga penjelasan dari imam nawawi di atas: “berlaku khusus untuk orang-orang yang terdekat selama masih dalam jarak belum diqasharnya shalat”. kalau tidak salah kan dari aceh ke papua sudah termasuk jarak diqashar sholat..

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Apa yang sy nukilan dr Imam Nawawi tsb bukan berarti sy setuju pd kalimat tsb. Yang tepat hilal yang berlaku satu negara.

          Balas
          • gea ps says:
            8 tahun ago

            Maaf pak-ustadz, terkait berbedanya madinah & syam pada riwayat dari kuraib di atas, itu dapat terjadi karena saat itu kedua wilayah tsb bukan satu negara ya? Soalnya tadinya saya sangka kedua wilayah itu masih dalam satu negara.. terima kasih atas semua penjelasannya. wassalaam.

          • Muhammad Abduh Tuasikal says:
            8 tahun ago

            Itu beda negara, wallahu a’lam.

  11. johngozal says:
    8 tahun ago

    mengapa salafy yang ini (khawarij) selalu memaksakan kehendak?

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Dari mana paksakan kehendak?
      Barakallahu fiikum.

      Balas
  12. Asyraaf Ibrahim says:
    8 tahun ago

    Assalamulaikum, saya ada satu soalan. Bagaimana pula jikalau negeri itu menggunakan hisab? Kerana di singapur tidak bisa melihat hilal. Jadi soalan saya, haruskah saya mengikut pemerintah? Sedangkan dlm artikel ini menyatakan jika nampak hilal tetapi di singapur menggunakan hisab

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Kalau hisab yang dimaksud jd rujukan utama, maka baiknya tdk ikuti pemerintah.
      Kalau hilal yang jadi patokan, tetap
      diikuti.

      Balas
  13. silo says:
    8 tahun ago

    Ass. Pak ustad mau tanya, yang dimaksud ulil amri itu seperti apa ya, mohon pencerahan yang sesuai alqur’an biar tidak ada perdebatan dan assunah untuk penjelasan

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Ulil amri adl pemimpin negara ini.

      Balas
  14. nurhozin says:
    8 tahun ago

    mantap,…………….

    Balas
  15. nurhozin says:
    8 tahun ago

    subhanallah bijak dan logis,………..

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Barakallahu fiikum.

      Sent from my iPad Air

      Balas
  16. Ping-balik: Ikut Pemerintah Dalam Berpuasa Atau Berhari Raya, Baik Pemerintah Menggunakan Hilal Atau Hisab,. Ngga Masalah, Karena Penetapan Hal Itu Hak Penguasa, Bukan Hak ORMAS.. | "Bisa Karena Terbiasa"
  17. Ping-balik: Hari LebaranHari Lebaran Idul Adha 2014 berbeda | JatisariKu
  18. surya says:
    8 tahun ago

    Assalamualaikum Ustad, dari riwayat yg disampaikan diatas sepertinya ditujukan untuk penentuan Ramadhan dan Syawal saja, bisa disampaikan untuk riwayat puasa Arafah kah ? dan baiknya tidak memaksakan dalil2 yg mengakibatkan sebuah asumsi saja.

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Anda saja mengatakan sptnya.
      Sdgkn org yang belajar ushul fikih tahu bahwa dalil tsb berlaku umum untuk idul fithri dan idul adha.
      Jadi, mohon tdk asal2 menebak sptnya tanpa ilmu.

      Balas
      • Hafizhhh says:
        8 tahun ago

        Subhanallah,…. Jika memahami ushul fiqh lebih dalam pasti memandang pendapat siapapun, akan di jawab dengan bijaksana. :)

        Balas
  19. ariefuddin sigit says:
    8 tahun ago

    mantab lah, makin yakin, terimakasih ustadz…

    Balas
  20. surya says:
    8 tahun ago
    Balas
  21. fathan says:
    8 tahun ago

    trimakasih banyak penjelasannya ustads…

    Balas
  22. abu muhammad thufail says:
    8 tahun ago

    jadi wukuf di Arofah bukan menjadikan patokan mulai Puasa Ustadz?.Afwan

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Iya, sbgmn penjelasan di atas.

      Balas
  23. briant says:
    8 tahun ago

    assalamu’alaikum ustadz , antara indonesia dgn arab kan beda 4 jam, itu duluan mana antara indonesia dgn arab, kalau duluan indonesia kenapa tgl 9 dzulhijah 1435 H jatuhnya duluan arab……… kok aneh yaaa…….. mohon maaf ustadz klu ada salah kata…

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Memulai puasa atau bulan hijriyah bukan patokan jam namun patokan melihat bulan.
      Mohon baca tulisan kami berikut > http://rumaysho.com/puasa/kenapa-hilal-di-saudi-arabia-terlihat-lebih-dulu-dari-indonesia-8946.

      Balas
  24. briant says:
    8 tahun ago

    assalamu’alaikum ustadz , numpang tanya ustadz Secara geografis, Indonesia berada di belahan bagian timur. Kita
    mengalami putaran waktu lebih awal daripada Arab Saudi yang ada di
    belahan tengah.

    Berdasarkan GMT, Indonesia bagian barat (WIB) berada di posisi +7,
    Bagian Tengah (+8) dan Timur (+9) sedangkan Arab Saudi di posisi +3.

    Artinya apabila Greenwich/London (GMT +0) jam 24.00 atau jam 12 malam,
    maka di Mekkah adalah Jam 03.00 subuh, dan di Jakarta adalah Jam 07.00
    pagi, Makassar 08.00pagi dan Jayapura 09.00pagi. Jadi pada tanggal yang
    sama, Indonesia mengalami waktu lebih awal daripada di Mekkah., tapi knapa tgl 9 dzulhijah 1435H kok duluan arab yaa???? trimah kasih mohon maaf klu ada kata yg salah ustadz

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Memulai puasa atau hari raya bukan melihat jam namun melihat bulan, tolong baca : http://rumaysho.com/puasa/kenapa-hilal-di-saudi-arabia-terlihat-lebih-dulu-dari-indonesia-8946.

      Balas
    • Jusron Permana says:
      8 tahun ago

      Nah itulah, kalau berpijak pada GMT, suatu penetapan waktu yang tidak ada dalam Islam. Sehingga Indonesia selalu lebih awal waktunya daripada Mekkah. Benar kata ust. Tuasikal, penentuannya yaitu melihat bulan. Allahu a’lam

      Balas
  25. opik says:
    8 tahun ago

    hadistnya lebih mengacu pada penetapan puasa ramadhan dan idul fitri bukan?

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Siapa yang katakan mengacu pd puasa Ramadhan sj? Mana dalil yang membedakannya? Mana dalil yang katakan khusus untuk puasa Ramadhan?

      Sent from my iPad Air

      Balas
      • opik says:
        8 tahun ago

        Ini ustad
        “Jika kalian melihat hilal Ramadhan h, endaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya” (HR Bukhari dan Muslim)

        sy berpendapat Hari Raya IdUl Adha adl Hari Raya Haji. Dan Haji itu wukuf di arafah. Puasa Arafah adl puasa yg dilakukan kaum muslimin yg tdk melaksanakan haji,
        dan para jamaah haji sedang wukuf di arafah.

        Nah kalo para hujjaj ini sudah berpindah ke mina keesokan harinya. kita yg di Indonesia berpuasa arafah atao puasa mina ustad.. mohon pencerahaannya..

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Sy sdg menyusun tulisan tersendiri, nantikan saja.

          Balas
  26. yahyajani says:
    8 tahun ago

    terima kasih atas pencerahannya ustadz. udh lama banget gk mampir di situs ini.
    jazakumullah.

    Balas
  27. Ichsan Rahman says:
    8 tahun ago

    Barakallah ustadz atas infonya…
    Tapi rasanya saya belum mendengar ketetapan langsung dari pemerintah (kemenag) terkait penetapan tanggal 1 Dzulhijjah dan penetapan puasa Arafah pada hari sabtu, saya hanya lihat dikalender saja bahwa tanggal 5 Oktober 2014 Idul Adha…
    atau sayanya yang kurang informasi ya! Mav…
    Bukankah penetapan tanggal 5 Oktober 2014 pada kalender dengan metode hisab, apa diperbolehkan kalo seperti itu?

    Mohon pencerahannya. Makasih.

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Depag sdh melakukan penglihatan hilal. Yang ada di kalender hanya perkiraan saja.

      Sent from my iPad Air

      Balas
  28. H.M.Yahya Fauzi says:
    8 tahun ago

    Mashaa Alloh, setiap perselisihan dlm agama hanya bisa clear dg kembali pada Q&H serta dg keyakinan hati khususnya, situs ini mencerdaskan, barokAllohu fikum

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Barakallahu fiikum.

      Sent from my iPad Air

      Balas
  29. intan says:
    8 tahun ago

    jika kita puasa arafah mngikuti yang di arab, yaitu pada tangal 3 oktober, apakah tgl 4 oktobernya kita harus sholat id ??? atau boleh puasa arafah tgl 3 oktober tapi sholat id nya tgl 5 ngikutin pemerintah > mohon jwabnny ya tmn2,, trimaksih, please share me

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Baiknya shalat ied dilakukan stlh puasa Arafah.

      Sent from my iPad Air

      Balas
  30. DaSha says:
    8 tahun ago

    Assalamualaikum Wr.Wb.
    Membaca tulisan serta balasan komentar dari ust, sepertinya inti dari semua perbedaan pendapat ini adalah kembali mengikuti ketetapan pemerintah, dalam hal ini kementrian agama karena akan lebih selamat…,Mohon koreksinya!

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Betul sekali.
      Barakallahu fiikum.

      Sent from my iPad Air

      Balas
  31. Ping-balik: Puasa Arafah Sudah Dilaksanakan Rasulullah Sebelum perintah Haji | Rumah Tarbiyah & Konseling
  32. lutfi says:
    8 tahun ago

    Assalaamu’alaykum. Ustadz, saya baca dari mosslemsunnah.wordpress.com. Uraian yang d sampaikan oleh ustadz abdul hakim bin amir abdat. Beliau menyatakan bahwa penetapan iedul adlha disyaratkan tempat dan waktu. Jadi yang benar yang mana ustadz? Jadi bingung

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh

      Pendapat dlm artikel di atas lbh tepat.

      Balas
      • lutfi says:
        8 tahun ago

        Jazakallaahu khairan. Salam untuk akh nurdin dan akh fauzan.

        Balas
  33. sisi says:
    8 tahun ago

    Saya mengikuti pemerintah, minggu idul adha, berarti hari sabtu saya berpuasa arafahnya, kebetulan kami berqurban di daerah yg mayoritas idul adhanya hari sabtu, menurut pak ustadz apakah kami tidak usah berpuasa arafah…? Saya sdh minta tlg dicarikan mesjid yg idul adhanya hari minggu, atau penyembelihan qurban kami di hari minggunya, tpi pihak tmpat kami berqurban tdak mau membantu, apa saya hrus mengikuti idul adha d tmpat saya berqurban…?

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Saran kami pindahkan qurban tsb di hari Ahad.

      Balas
  34. Nadera de Hougsia says:
    8 tahun ago

    pak, mau tanya… jika khilafah islamiyah yg kedua nanti tegak kembali maka ulil amri nya satu, maka seluruh umat berpuasa nya itu mengikuti hilal global ya?,.. apalagi informasi sudah mudah tersebar..
    atau apakah tetap pada hilal lokal?
    dan pertanyaan kedua, ulil amri umat muslim ini menjalankan sebagian syariat pak.. tidak keseluruhan,.. apakah mereka layak dikatakan sbg ulil amri? lalu artian apa “taghut” itu? parahnya lagi umat muslim hari ini berpegang pada nasionalisme yang ikatan nya bukan dari aqidah, pak… =__=

    bisa dijelaskan?
    jazakillah khoir

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Hilal lokal tetap jadi patokan.
      Ulil amri adalah pemimpin muslim kita saat ini.

      2014-10-03 21:29 GMT+07:00 Disqus :

      Balas
  35. zainul says:
    8 tahun ago

    Jika penentuan 1syawal mgkin perbedaan lebih besar karena yg ditentukan tgl awalnya, naahh apakah dalam tgl 10 dzulhijjah tidak bisa diperkirakan karena bulan pun sdh terlihat besar? Knp perhitungannya tidak pada waktu tgl 3 atau 4-nya sbelum tgl 10 krn lbih mudah mghitungnya? Trima ksih sebelumnya

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Ini bukan menghitung2, namun tuntunannya adalah melihat awal bulan. Jadi mau puasa dan hari raya haruslah dg tuntunan.

      Balas
  36. semar says:
    8 tahun ago

    ustad, hadits tentang melihat hilal bukankah lebih tepat untuk menandai puasa ramadhon dan idul fitri? sedangkan ada hadits lain tentang puasa arafah, yaitu pada saat wuquf di arafah, jadi puasa arafah lebih ditekankan pada patokan tempat, bukan hilal… sementara dengan canggihnya zaman sekarang semua kejadian penting di dunia ini langsung bisa kita ketahui, termasuk mereka yg sedang wuquf di arafah…. dan saya yakin islam mengakui keberadaan ilmu dan tehnologi….mohon pencerahan tentang hal ini ustad.

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Tdk ada dalil yg katakan bahwa dalil hilal itu berbeda antara Ramadhan dan Dzulhijjah.

      Balas
  37. Fahmi says:
    8 tahun ago

    Kasihan yg di Norwegia, setiap kali hilal berhasil dilihat, umat Islam di negara lain sdh masuk tgl 5 bulan berjalan. Bukankah Islam rahmatan lil alamin. Melihat hilal atau rukyat tdk mencerminkan Islam yg demikian. Wallahu a’lam, mhn maaf.

    Balas
    • Muhammad Abduh Tuasikal says:
      8 tahun ago

      Tanda orang yang beriman pd Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, kalau tidak, diamlah.

      Balas
      • Fahmi says:
        8 tahun ago

        Bagian mana yg tdk baik, pak tuasikal? Saya hy mau bilang bhw metode hisab lebih pas, argumennya ada, kondisi faktual jg mendukung… Metode hisab lbh mencerminkan islam sbg rahmatan lil alamin. Oh ya, diskusilah yg baik pak tuasikal..

        Balas
        • Muhammad Abduh Tuasikal says:
          8 tahun ago

          Silakan baca kelemahan metode hisab di sini: https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/menyoal-metode-hisab.html
          dan https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/metode-hisab-wujudul-hilal-dan-imkanur-ruyah.html
          Baca dengan hati.
          Semoga Allah beri hidayah.

          2014-10-19 11:25 GMT+07:00 Disqus :

          Balas
  38. HarKoto says:
    7 tahun ago

    sekedar ingin tahu saja, jika pendapat mengikuti Arab Saudi diimplementasikan pada masa di mana tekhnologi tidak spt sekarang, apakah mungkin ummat muslim di belahan bumi yg jauh dari Makah dapat mengetahui kapan kegiatan wukuf dilaksanakan ? Saat ini krn bantuan tekhnologi kita bisa tau dalam hitungan detik.

    Balas
  39. pencari tahu says:
    7 tahun ago

    aq baca artikel ini bingung sumpah… apakah Rosul n friends sperti kalian ni??
    apa lagi setelah bc hadist dr http://pengusahamuslim.com/keutamaan-puasa-arafah/
    g tau yg salah mana?

    “Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari
    neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah
    mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang
    berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, ‘Apa yang
    dikehendaki oleh mereka ini?‘” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari ‘Aisyah).

    Balas
    • Sa'id Abu Ukkasyah says:
      7 tahun ago

      Bingung, tentang apanya, Pak? Semoga Allah memberi tambahan petunjuk kepada kita.

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2022 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
  • Fiqh Muamalah
  • Sejarah
  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2022 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah