Sungguh musibah silih berganti menimpa kaum muslimin. Realita ini mengharuskan kita semua untuk berpikir keras mencari solusi permasalahan. Banyak analisis yang diberikan beberapa pihak untuk mengidentifikasi problem yang sebenarnya dihadapi oleh kaum muslimin. Jika identifikasi yang diajukan tidak tepat, tentu solusi yang ditawarkan juga tidak pas.
Ada yang mengatakan bahwa problema umat Islam yang paling mendasar adalah konspirasi musuh-musuh Islam yaitu orang-orang kafir dan kemenangan orang kafir atas kaum muslimin. Pihak pertama ini menawarkan solusi berupa menyibukan kaum muslimin dengan strategi-strategi orang-orang kafir, perkataan dan penegasan mereka.
Ada juga yang mengatakan bahwa permasalahan kaum muslimin yang paling pokok adalah berkuasanya para pemimpin yang zalim di berbagai negeri kaum muslimin. Sehingga pihak kedua ini menawarkan solusi berupa upaya menggulingkan pemerintahan yang ada dan menyibukkan kaum muslimin dengan hal ini.
Di sisi lain ada juga yang berpendapat bahwa masalah kita yang paling pokok adalah perpecahan kaum muslimin. Oleh karenanya solusi tepat adalah menyatukan kaum muslimin sehingga kaum muslimin unggul dalam kuantitas.
Ada juga analisis keempat. Analisis ini mengatakan bahwa penyakit akut umat ini adalah meninggalkan jihad sehingga obat penyakit ini adalah mengibarkan bendera jihad dan menabuh genderang perang melawan orang-orang kafir.
Marilah kita telaah bersama pendapat-pendapat di atas dengan dua panduan kita yaitu Al Qur’an dan Sunnah.
Terkait dengan pendapat pertama, kita jumpai firman Allah,
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.” (Qs. Ali Imran: 120)
Ayat di atas dengan tegas menunjukkan bahwa jika kita benar-benar bertakwa kepada Allah maka konspirasi musuh bukanlah ancaman yang berarti.
Tentang pendapat kedua, kita jumpai firman Allah,
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan demikianlah, kami jadikan orang yang zalim sebagai pemimpin bagi orang zalim disebabkan maksiat yang mereka lakukan.” (Qs. Al An’am: 129)
Ayat ini menunjukkan bahwa penguasa yang zalim hukuman yang Allah timpakan kepada rakyat yang juga zalim disebabkan dosa-dosa rakyat. Jika demikian, penguasa yang zalim bukanlah penyakit bahkan penyakit sebenarnya adalah keadaan rakyat.
Sedangkan untuk pendapat ketiga kita dapati firman Allah,
وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا
“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun.” (Qs. At Taubah: 25)
Ayat ini menunjukkan bahwa persatuan dan jumlah yang banyak tidaklah bermanfaat jika kemaksiatan tersebar di tengah-tengah mereka. Kita lihat dosa ujub telah menghancurkan faedah dari jumlah yang banyak sehingga para shahabat menuai kekalahan pada saat perang Hunain. Di antara maksiat adalah menyatukan barisan bersama orang-orang yang membenci sunnah Nabi karena sikap tepat terhadap mereka adalah memberikan nasihat, bukan mendiamkan kesalahan. Sikap minimal adalah mengingkari dengan hati dalam bentuk tidak menghadiri acara-acara yang menyimpang dari sunnah bukan malah menikmati.
Untuk pendapat keempat kita katakan bahwa jihad itu bukanlah tujuan namun yang menjadi tujuan adalah menegakkan agama Allah di muka bumi. Oleh karena itu, ketika kaum muslimin lemah dari sisi agama dan persenjataan maka menabuh genderang perang pada saat itu lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya. Oleh karena itu, Allah tidak mewajibkan jihad kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau masih berada di Mekah dikarenakan berperang ketika itu lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya.
Oleh karena itu, identifikasi yang tepat untuk penyakit yang membinasakan umat dan menjadikan kaum muslimin terbelakang adalah dosa-dosa kita sendiri. Banyak dalil dari al Qur’an yang menunjukkan hal ini. Di antaranya adalah firman Allah,
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), Padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Ali Imran: 165)
Oleh sebab itu, obat yang mujarab adalah membersihkan diri kita dan seluruh umat dari dosa. Sedangkan dosa yang paling berbahaya adalah syirik dan bid’ah. Demikian pula kita berusaha dengan penuh kesungguhan untuk mengembalikan umat kepada panduan hidup mereka yaitu Al Qur’an dan sunnah Rasul sebagaimana pemahaman salaf. Kita habiskan umur dan harta kita untuk menegakan bendera tauhid dan sunnah dan menghancurkan bendera syirik dan bid’ah dengan berbagai sarana dan media yang kita miliki.
Jika bendera tauhid dan sunnah telah tegak berkibar dan bendera syirik dan bid’ah hancur maka saat itu kita berhak mendapatkan janji Allah yaitu kemenangan.
***
Penulis: Ustadz Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id
Assalamu’alaikum wr. wb. ana setuju dengan artikel diatas.
Subhanallah………..
Sayangnya, ketika ada org2 salaf yg bermaksud baik dengan mengingatkan tentang bid’ah, maka sekelompok org yg tidak suka bid’ahnya diganggu gugat dengan kasarnya menghardik org2 salaf yg mengingatkan tersebut bahkan menyebut2 dengan sebutan antek2 wahhabi dan antek2 zionis yg ingin memecah belah ummat….Naudzubillah
Kalimat2 khasnya adalah : “dikit2 bid’ah, dikit2 bid’ah, brarti internet, pesawat terbang dan mobil adalah bid’ah, sekalian aja kita balik ke jaman batu naek onta klo semua2 bid’ah.”
Inilah komentar2 yg sering saya temui di blog2 salaf klo lg membahas tentang bid’ah.
Ironis memang, di satu sisi pengen umat Islam bersatu, tp ketika diingatkan untuk kembali ke Quran dan Sunnah Nabinya, malah keras hati dan berdalih dengan yg dilakukannya adalah bid’ah hasanah…
Saya setuju, umat islam tidak akan bisa bersatu selama mereka masih melupakan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.
Assalamu ‘alaikum
Saya sangat setuju dengan artikel ini,karena sesungguhnya untuk menegakkan darul Islam harus dari diri sendiri
Assalamu’alaikum
ana sepekat sepakat dengan tulisan di atas.
Dan yang ana ketahui, syeh Al Bani telah memberikan solusinya dengan Tasfiyah dan Tarbiyah.
Namun ana hanya khawatir pembaca salah paham dengan kalimat:
“Kita habiskan umur dan harta kita untuk menegakan bendera tauhid dan sunnah dan menghancurkan bendera syirik dan bid’ah dengan berbagai sarana dan media yang kita miliki.”
Dengan menafsirkan bahwa kita harus belajar tauhid terus, padahal siyasah islamiyah,jihad dan persatuan merupakan bagian dari Islam.
Mohon koreksinya…
Wassalamu’alaikum
Assalamu ‘alaikum
Saya rasa tidak ada salah dalam artikel ini,karena kita harus belajar ttg tauhid dan menjauhi bid’aH serta melaksanakan sunnah2 Rasulullah. Untuk masalah siyasah syar’iyah itukan masalah ulama bukan fardhu ‘ain untuk setiap orang
Assalamualaikum..
Wah luar biasa…
Menarik sekali bahasan nya..
Trnyta bner bngt klo d fkirkan dg sksama…
Diagnosis yang tepat ,logis dan realistis banget. Tinggal bagaimana para pasiennya mau memerimah hasil diagnosis dan mau di obati , cz kebanyakan pasien suka ngeyel , sok tahu gak mau terima hasil diagnosis apalagi mau menerimah obatnya.
Penyakit bid,ah penyakit yang kompleks agak susah juga ngobatinya. pinter2 aja jadi dokternya.
bener juga ya…
ruju’ ngga ruju’ ngga ruju’ ngga ruju ngga ya ?
Assalamualaikum.
Ana setuju dg Artikel di atas, kalaw di kaji la emang benar kezaliman pemimpin karena akibat kezaliman yang dilakukan rakyatnya.
assalamualaikum,
ana senang sekali dengan analisisnya, memang hal itulah permasalah yang paling mengakar saat ini. Namun ana kurang sepakat dengan mengecilkan makna jihad disaat ini, afwan akhi, akhi dan ukhti kita di Irak dan Afghan sedang dibantai habis2an. Bahkan ukhti2 kita diperkosa oleh tentara2 amerika, lalu difoto, direkam dan diedarkan di-internet. Ya akhi, ana kira perkara Jihad adalah perkara yang jelas, dan wajib sudah jelas-jelasnya. Bukan atas nama Hamas, bukan atas nama Taliban, tapi atas nama membela ikhwan dan ukhti kita dan mengembalikan hak-hak mereka yang dirampas.
Sekalipun dengan itu mereka membariskan diri dan saling bantu-membantu dengan muslim yang dianggap tidak tulus perjuangan, namun tetap mereka itu muslim satu akidah dan ketika kita luruskan niat kita dan kita masuk syarat jihad, maka insyallah jadilah itu jihad.
Subhanallah…
saya setuju… musuh musuh islam sudah sampai pada menemukan titik lemah yang sekaligus titik terkuat islam… yaitu aqidah..
al islam tidak akan kalah kcuali aqidahnya telah dilemahkan terlebih dahulu…..
semua masalah ini akan teratasi jika setiap pribadi menjaga dan mnguatkan aqidahnya…
oleh karena itu….
mari sama sama kita kembali ke pada Allah Swt…
dengan berpgang tguh kpada Al quran dan hadist yang disampaikan Rasullullah. saw….
mari sama sama bertaubat dengan sebenar benarnya taubat…
istiqomah dalam dakwah dan ketakwaan…
selalu berorintasi pada akhirat….
melakukan yang terbaik dalam sikap, usaha dan tindakan sesuai dng pribadi Tauladan kita nabi Muhammad Saw………
mari senantiasa menuntut ilmu…
terus memperbaiki diri…..
dan melakukan yang terbaik…
bulatkan tekad dan bersiaplah untuk berjihad….
Allahhu Akbar
apakah saya bole mengambil artikel-artikel ini.
Assalamu’alaikum wr wb, ana setuju dengan penjelasan di atas
Selain banyak yg mengakal-akali syariat n mengikuti umat kafir,jg krna umat muslim sndri cenderung malas berbuat untuk agamax sndri
salam bagus artikei diatas cuma sedikit nak tambah kita perlu ada Khilafah untuk menerapkan syariat Allah
@ Zaidi,
Khilafah semua orang menginginkannya. Namun khilafah bukanlah jalan satu2nya untuk menjalankan syariat Allah. Khilafah adalah hasil dari seseorang yang mentauhidkan Allah.
Ada seorang da’i saat ini berkata,
أَقِيْمُوْا دَوْلَةَ الإِسْلاَمِ فِي قُلُوْبِكُمْ، تَقُمْ لَكُمْ عَلَى أَرْضِكُمْ
“Tegakkanlah Negara Islam di dalam hati kalian, niscaya negara Islam akan tegak di bumi kalian.”
Kebenaran yang sejati tidak akan hancur selama-lamaya.
Kalau dari empat analisa ustadz Aris Munandar di atas ditambah satu lagi, barangkali itu adalah pertanyaan apakah kebenaran yang diajarkan Islam adalah kebenaran sejati atau tidak? Kebenara akan bertahan sampai selamanya. Yang palsu sebentar kelihatan jaya, akhirnya akan hancur jua. Mari kita camkan bersama…
salam,,,,
Assalamu alaikum Mantap..! Kita butu generasi islam yg kuat yg mjunjung sunnah.
assalamu’alakum wr wb
mohon izin untuk berkomentar dan berpendapat
menurut hemat saya setiap muslim pasti menginginkan islam bisa segera bangkit dan mau melakukan apa saja untuk agamanya ( berjihad ), namun apa yang mau dijihadkan kalau mayoritas umat islam tidak memiliki pemahaman terhadap filosofi dan kerangka kerja syariat islam dengan lebih baik, benar dan jelas, sehingga faktor inilah yang menyebabkan umat islam mengalami kesulitan yang sangat luar biasa untuk bisa segera bangkit dan mengalami kesulitan yang sangat luar biasa untuk bisa keluar permasalahan sosial yang semakin komplek.
apabila umat islam telah bisa memahami filosofi dan kerangka kerja syariat islam dengan baik dan benar, saya sangat yakin islam bisa bangkit dari mana saja kapan saja dari dirinya, dari keluarganya, dari organisasinya, dari korpaorasinya, dari bangsanya dstnya.
mohon ma’af kalau ada yang tidak berkenan
wassalamu’alaikum wr wb
sip artikelnya Ust. ana ijin copat ya
Zihad kita umat islam saat ini adalah bukan dengan senjata.. tapi dengan jalan dakqwah.. memahamkan sodara2 muslim kita yg lain bahwa segala hal penyelesaian nya hrus di kembalikan kepada al quran dan hadist sahih.. juga tidak mendustakan satu ayat pun dalam al quran … termasuk hukum2 syariat ny… ktika hukum itu blm bsa d lakukan d negara kita.. se lemeh2 ny iman adalah meyakini dlm hati ..smoga allah cepat perbaiki pondasi ke tauhiad an kita.. hingga terjadi lah islam yg satu.. dengan 1 pemimpin.. yg terpilih karena kesalihan nya..
Betul, min. Dan Ulama perlu turun untuk merangkul umat, umat juga perlu sadar problematika agamanya