Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih dan Muamalah
  • Akhlak dan Nasihat
  • Fatwa Ulama
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih dan Muamalah
  • Akhlak dan Nasihat
  • Fatwa Ulama
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Di antara Peristiwa Besar di Bulan Muharam dan Hikmahnya (Nabi Musa dan Pengikutnya yang Diselamatkan dari Kejaran Firaun)

Muhammad Nur Faqih, S.Ag oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
31 Juli 2023
di Akhlak dan Nasihat
Waktu Baca: 3 menit
0
Peristiwa Besar di Bulan Muharam

Mempelajari dan mengambil pelajaran dari kisah yang terjadi di masa lampau adalah salah satu metode pendidikan yang dijalankan para salaf terdahulu. Terlebih yang berkaitan dengan kisah perjalanan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Zainal Abidin rahimahullahu pernah mengatakan,

كنا نُعلَّم مغازي رسول الله صلى الله عليه وسلم كما نُعلَّم السورة من القرآن

“Kami diajari tentang peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama sebagaimana kami diajarkan surah dalam Al-Qur’an.” (As-Sirah An-Nabawiyah karya Ibnu Katsir, 2: 352)

Artinya, diajarkan kepada mereka secara rinci, urutan per urutan, kisah per kisah, pelajaran per pelajaran. Begitu pula yang diungkapkan oleh Ibnul Jauzi rahimahullahu,

رأيت الاشتغال بالفقه وسماع الحديث لا يكاد يكفي في صلاح القلب إلا أن يُمزج بالرقائق والنظر في سيرة السلف الصالح، وأصلح سيرةٍ سيرة نبينا صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم

“Aku berpendapat bahwa menyibukkan diri dengan fikih dan hadis masih belum cukup untuk menjadikan hati benar-benar lembut, kecuali jika ditambah dengan belajar masalah hati dan kisah-kisah perjalanan hidup para salaf saleh. Dan sebaik-baik kisah adalah kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama.” (Shaidul Khathir, hal. 228)

Sehingga mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau memiliki faedah yang sangat besar bagi mereka yang mau merenunginya. Dan di antara kisah atau peristiwa yang terjadi di bulan Muharam adalah Nabi Musa dan pengikutnya yang diselamatkan dari kejaran Firaun.

Hal ini disebutkan dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

قَدِمَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ المَدِينَةَ واليَهُودُ تَصُومُ عَاشُورَاءَ، فَقالوا: هذا يَوْمٌ ظَهَرَ فيه مُوسَى علَى فِرْعَوْنَ، فَقالَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ لأصْحَابِهِ: أنتُمْ أحَقُّ بمُوسَى منهمْ فَصُومُوا.

“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama tiba di kota Madinah dan mendapati orang-orang Yahudi berpuasa di hari ke-10 bulan Muharram. Mereka beralasan, di hari ini Musa diselamatkan dari Firaun. Maka, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda kepada para sahabatnya, ‘Kalian jauh lebih berhak terhadap Musa dibandingkan orang Yahudi, maka berpuasalah.’” (HR. Bukhari no. 4680)

Diselamatkannya Musa ‘alaihissalam oleh Allah ‘Azza Wajalla dari kejaran tentara Firaun menyimpan hikmah di antaranya:

Pertama: Allah ‘Azza Wajalla pasti akan menguji setiap hamba-Nya yang beriman. Dan para nabi adalah orang yang paling beriman kepada Allah. Namun, mereka iringi ujian tersebut dengan kesabaran, sebagaimana Musa ‘alaihissalam bersabar terhadapnya.

Kedua: Orang-orang yang pasang badan memusuhi Allah, rasul-Nya, dan orang-orang beriman akan hancur binasa sebagaimana kehancuran yang dialami oleh Firaun dan bala tentaranya. Baik ketika di dunia, maupun di akhirat kelak.

Ketiga: Orang-orang yang menyerahkan urusannya hanya kepada Allah tidak akan pernah kecewa. Perhatikan bagaimana perkataan Musa ‘alaihissalam yang menunjukkan seberapa bersandarnya beliau hanya kepada Allah,

قَالَ كَلَّا ۗاِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ

“Dia (Musa) berkata, ‘Tidak! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku. Dia akan menunjukiku.’” (QS. Asy-Syu’ara: 62)

Keempat: Iman yang menancap kuat di dalam diri seorang mukmin akan menjadikannya tanpa gentar dan menganggap kerdil setiap gangguan yang terjadi di dalam dakwahnya. Kita belajar dari para penyihir yang memutuskan beriman setelah nampak di depan mereka tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka dengan entengnya merespon ancaman Firaun kepada mereka. Hal ini difirmankan Allah ‘Azza Wajalla,

قَالُوْا لَنْ نُّؤْثِرَكَ عَلٰى مَا جَاۤءَنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالَّذِيْ فَطَرَنَا فَاقْضِ مَآ اَنْتَ قَاضٍۗ اِنَّمَا تَقْضِيْ هٰذِهِ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا ۗ

“Mereka (para penyihir) berkata, ‘Kami tidak akan mengutamakanmu daripada bukti-bukti nyata (mukjizat) yang telah datang kepada kami (melalui Musa) dan daripada (Allah) yang telah menciptakan kami. Putuskanlah apa yang hendak engkau putuskan! Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan (perkara) dalam kehidupan dunia ini.’” (QS. Thaha: 72)

Kelima: Bahwa keselamatan Nabi Musa ‘alaihissalam dan para pengikutnya dari kejaran tentara Firaun merupakan janji dan nikmat dari Allah ‘Azza Wajalla yang wajib untuk disyukuri. Termasuk apa yang kita dapatkan hari ini berupa iman, Islam, dan berjalan di atas sunah. Maka, hal tersebut adalah hal paling besar dalam hidup yang tidak boleh kita lupakan.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita taufik untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah berlalu. Amin

Baca juga: Peristiwa di Padang Mahsyar

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Artikel: Muslim.or.id

Tags: Kisahmuharamperistiwa
Muhammad Nur Faqih, S.Ag

Muhammad Nur Faqih, S.Ag

Alumni jurusan Ilmu Hadis STDI Imam Syafii Jember Pengasuh website tanyahadits.com

Artikel Terkait

Ludah dalam islam

Pembahasan Seputar “Ludah” dalam Syariat Islam

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
27 November 2023
0

Islam adalah agama yang sempurna. Di mana selain mengatur perkara-perkara besar, juga mengatur perkara kecil yang sering dianggap sepele dalam...

Bolehkah Menonton Film Horor

Bolehkah Menonton Film Horor?

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
24 November 2023
0

Gambar hidup yang menampilkan beberapa lakon adalah salah satu fenomena yang sulit kita hindari di zaman ini. Mulai dari lakon...

Janji Allah Melalui Salat Tahajud

Janji Allah Melalui Salat Tahajud Bagi Hamba-Nya

oleh Kiki Dwi Setiabudi, S.Sos.
20 November 2023
0

Jangan malas untuk mengerjakan salat tahajud, karena janji Allah itu benar. Allah akan mengangkat kedudukan kita ke maqam dan derajat...

Artikel Selanjutnya
Meninggal dalam Kondisi Ihram

Hadis: Ketika Seseorang Meninggal dalam Kondisi Ihram

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih dan Muamalah
  • Akhlak dan Nasihat
  • Fatwa Ulama
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah