Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA

Ahli Tauhid: Takut Syirik dan Mendakwahkan Tauhid (Bag. 1)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
29 Agustus 2022
Waktu Baca: 4 menit
0
ahli tauhid

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala rasulillah. Amma ba’du,

Daftar Isi

  • Siapakah ahli tauhid itu?
  • Bahaya syirik
  • Mengapa syirik demikian ditakuti oleh ahli tauhid?
    • Syirik adalah dosa terbesar
    • Pelaku syirik besar tidak diampuni oleh Allah jika mati dalam kondisi belum bertobat dan pelakunya tersesat dengan kesesatan yang jauh sekali
    • Pelaku syirik besar, apabila mati dalam kondisi tidak bertaubat, maka gugurlah seluruh amalan ibadahnya
    • Pelaku syirik besar, apabila mati dalam kondisi belum bertobat, maka kekal selamanya di neraka
    • Syirik besar atau kecil, pelakunya diancam neraka

Siapakah ahli tauhid itu?

Setiap muslim dan muslimah yang sah keislamannya adalah ahli tauhid (orang yang bertauhid). Sehingga ahli tauhid itu sinonim dengan muslim dan muslimah. Hanya saja, kadar tauhid pada diri seorang muslim dan muslimah itu bertingkat-tingkat, ada yang sempurna, ada pula yang tidak. Dan setiap dosa yang diperbuat oleh seseorang itu bisa mengotori tauhid seseorang, bahkan bisa sampai meniadakannya.

Bahaya syirik

Tauhid adalah mengesakan Allah Ta’ala dalam kekhususan-Nya, yaitu perbuatan (rububiyyah) Allah, hak Allah untuk diibadahi (uluhiyyah), serta nama dan sifat Allah (al-asma` was shifat).

Sedangkan lawan dari tauhid adalah syirik. Syirik terbagi menjadi dua macam:

Pertama: Syirik besar, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kekhususan-Nya (dalam rububiyyah, uluhiyyah, serta al-asma` was shifat). Syirik besar termasuk pembatal keislaman (kekafiran). Sehingga, jika pelakunya tidak bertaubat sampai mati, maka ia kekal selamanya di neraka. Wal‘iyadzu billah.

Kedua: Syirik kecil, yaitu segala yang dilarang dalam syariat yang dalam nash (dalil) disebut dengan nama syirik dan menjadi sarana yang menghantarkan kepada kesyirikan besar. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kekhususan-Nya. Namun, syirik kecil termasuk dalam dosa besar yang terbesar sesudah syirik akbar (dan setingkatnya).

Jadi, syirik itu sangat berbahaya. Apabila itu syirik akbar, maka ia menggugurkan seluruh amal saleh pelakunya dan mengeluarkannya dari Islam. Adapun syirik kecil, meskipun hanya menggugurkan amal yang menyertainya dan tidak mengeluarkannya dari Islam, namun syirik kecil itu termasuk dosa besar yang terbesar sesudah syirik akbar (dan setingkatnya).

Mengapa syirik demikian ditakuti oleh ahli tauhid?

Syirik adalah dosa terbesar

Allah Ta’ala berfirman,

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang terbesar.’”  (QS. Luqman: 13)

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ dalam kitab Tafsir-nya. Beliau rahimahullah berkata, “Yaitu kezaliman yang terbesar.”

Pelaku syirik besar tidak diampuni oleh Allah jika mati dalam kondisi belum bertobat dan pelakunya tersesat dengan kesesatan yang jauh sekali

 Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah (dengan sesuatu), maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.” (QS. An-Nisa’: 116)

Maksud ayat ini adalah bahwa pelaku syirik besar itu tidak diampuni oleh Allah jika mati dalam kondisi belum bertobat darinya. Karena dalam surah Az-Zumar ayat 53, Allah Ta’ala berfirman bahwa Allah Ta’ala mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya jika ia bertaubat. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا

“Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa-dosa.” (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini untuk orang yang bertobat sebelum ditutupnya pintu tobat.

Baca Juga: Dakwah Tauhid, Perusak Persatuan?

Pelaku syirik besar, apabila mati dalam kondisi tidak bertaubat, maka gugurlah seluruh amalan ibadahnya

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang merugi.'” (QS. Az-Zumar: 65)

Pelaku syirik besar, apabila mati dalam kondisi belum bertobat, maka kekal selamanya di neraka

Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ

“Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن مَاتَ وهْوَ يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ

“Barangsiapa mati dalam keadaan ia menyembah selain Allah, maka ia masuk ke dalam neraka.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menunjukkan ancaman yang menakutkan bagi pelaku syirik besar dengan menjelaskan akibat yang diperolehnya dan tempat kembali baginya. Bahwa barangsiapa yang menyembah, beribadah kepada selain Allah dan tidak bertobat sampai mati, maka ia masuk neraka dan kekal selamanya di dalamnya. Ini menunjukkan wajibnya kita takut terhadap syirik.

Syirik besar atau kecil, pelakunya diancam neraka

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من لقي الله لا يشرك به شيئًا دخل الجنة، ومن لقيه يشرك به شيئًا دخل النار‏

“Barangsiapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan dia melakukan kesyirikan, maka dia akan masuk neraka.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan barangsiapa yang mati dengan membawa dosa syirik (baik besar maupun kecil), maka terancam masuk neraka (baik kekal ataupun tidak). Hal ini mengharuskan ahli tauhid untuk takut terhadap kesyirikan, apapun bentuknya, karena cakupan syirik di dalam hadis ini umum, yaitu baik syirik besar maupun syirik kecil.

Ancaman masuk neraka bagi pelaku syirik adalah pelaku syirik besar kekal di neraka jika mati dalam kondisi belum bertobat. Adapun pelaku syirik kecil, jika masuk neraka, maka tidak kekal, bahkan ada kemungkinan Allah Ta’ala ampuni dosa pelakunya.

[Bersambung]

Baca Juga:

  • Mendakwahkan Akhlak dan Muamalah Saja, Lalu Melupakan Dakwah Tauhid
  • Tidak Berhasil Dakwah Secara Umum, Tanpa Diiringi Dakwah Tauhid

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: www.muslim.or.id

Tags: Aqidahaqidah islambahaya syirikbelajar tauhiddakwahdakwah sunnahdakwah tauhiddosa syirikkeutamaan tauhidManhajmanhaj salafmengenal tauhidSyiriktakut syirikTauhid
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

Kisah Kaum Madyan

Berhala Kelima di Muka Bumi: Kisah Kaum Madyan

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
6 Juni 2023
0

Tulisan ini merupakan lanjutan dari kisah-kisah penyembahan berhala dalam Al-Qur’an. Pada kesempatan yang telah lalu (Berhala Keempat di Muka Bumi...

Kisah Nabi Ibrahim dan Kaum Harran

Berhala Keempat di Muka Bumi (Bag.2): Kisah Nabi Ibrahim dan Kaum Harran

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
5 Juni 2023
0

Pada artikel yang lalu telah diceritakan bagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mendakwahkan kaumnya di Babil untuk menyembah Allah Ta'ala dan...

Penyimpangan terhadap Iman dan Takdir

Penyimpangan terhadap Iman dan Takdir

oleh Fauzan Hidayat
3 Juni 2023
0

Penyimpangan kepercayaan terhadap iman Berbicara mengenai kelompok manusia yang menyimpang dari sudut pandang sikap mereka terhadap suatu kepercayaan, maka secara...

Artikel Selanjutnya
Fatwa Ulama: Ketika Meninggalkan Rukun Salat

Fatwa Ulama: Ketika Meninggalkan Rukun Salat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah