Muslim.or.id
donasi muslim.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
    • All
    • Akhlaq dan Nasehat
    • Nasehat Ulama
    • Tazkiyatun Nufus
    memperbanyak jamaah

    Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

    doa terkabul

    Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

    idul fitri

    Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

    Mendengar azan

    Lima Tuntunan Tatkala Mendengar Azan

    Allah maha baik

    Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-Nya

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 3)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 2)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 1)

    ramadhan

    Ya Allah, Aku Tidak Kuasa Menjalani Ramadhan tanpa Pertolongan-Mu (Bag. 3)

  • Fiqh Muamalah
    • All
    • Doa dan Zikir
    • Fiqh dan Muamalah
    • Kaidah Fiqih
    • Ramadhan
    hukum puasa syawal

    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 2): Hukum Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat yang Fasik dan Kafir

    Hukum Salat Gaib

    Hukum Salat Gaib

    lupa zakat fitri

    Lupa Bayar Zakat Fitrah, Baru Ingat setelah Salat Id

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 1): Pengertian, Hukum, dan Macam-Macam Kerabat

    puasa syawal

    Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Syawal

    shalat jenazah masjid

    Hukum Mendirikan Salat Jenazah di Dalam Masjid

    fikih nikah

    Fikih Nikah (Bag. 11)

    Mutiara idul fitri

    Khotbah Salat Idul Fitri: Menggali Mutiara dari Idul Fitri

  • Sejarah
    • All
    • Biografi
    • Jejak Islam
    • Sejarah Islam
    • Syiah
    Pujian untuk Al-Albani

    Syaikh Yusuf Al-Qordowi Menyebut Syaikh Albani Pakar Hadis dan Ulama Senior Zaman Ini

    Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    Untaian Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    ibnu sina

    Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

    biografi singkat ibnu abi dawud

    Mengenal Ibnu Abi Dawud rahimahullah

    kisah meninggalnya abu thalib

    Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    keutamaan kota madinah

    Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

    gambar maqam ibrahim, hakikat maqam ibrahim, berdoa di maqam ibrahim, pahala shalat di maqam ibrahim, hajar aswad, perbedaan makam dan maqam, makam siapa yang ada di dalam ka'bah, contoh maqam

    Keajaiban dan Keistimewaan Maqam Ibrahim

    Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

    Potret Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
    • All
    • Akhlaq dan Nasehat
    • Nasehat Ulama
    • Tazkiyatun Nufus
    memperbanyak jamaah

    Anjuran Memperbanyak Jemaah ketika Salat Jenazah

    doa terkabul

    Mengapa Doaku Tidak Kunjung Dikabulkan?

    idul fitri

    Bagaimanakah Seharusnya Kaum Muslimin Merayakan Hari Raya?

    Mendengar azan

    Lima Tuntunan Tatkala Mendengar Azan

    Allah maha baik

    Betapa Allah Maha Baik kepada Hamba-Nya

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 3)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 2)

    Kisah ulama ramadhan

    Kisah Teladan dari Para Ulama Hebat di Bulan Ramadan (Bag. 1)

    ramadhan

    Ya Allah, Aku Tidak Kuasa Menjalani Ramadhan tanpa Pertolongan-Mu (Bag. 3)

  • Fiqh Muamalah
    • All
    • Doa dan Zikir
    • Fiqh dan Muamalah
    • Kaidah Fiqih
    • Ramadhan
    hukum puasa syawal

    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 2): Hukum Menyambung Silaturahmi dengan Kerabat yang Fasik dan Kafir

    Hukum Salat Gaib

    Hukum Salat Gaib

    lupa zakat fitri

    Lupa Bayar Zakat Fitrah, Baru Ingat setelah Salat Id

    fikih silaturahmi

    Fikih Silaturahmi (Bag. 1): Pengertian, Hukum, dan Macam-Macam Kerabat

    puasa syawal

    Hukum Menggabungkan Puasa Qada Ramadan dengan Puasa Syawal

    shalat jenazah masjid

    Hukum Mendirikan Salat Jenazah di Dalam Masjid

    fikih nikah

    Fikih Nikah (Bag. 11)

    Mutiara idul fitri

    Khotbah Salat Idul Fitri: Menggali Mutiara dari Idul Fitri

  • Sejarah
    • All
    • Biografi
    • Jejak Islam
    • Sejarah Islam
    • Syiah
    Pujian untuk Al-Albani

    Syaikh Yusuf Al-Qordowi Menyebut Syaikh Albani Pakar Hadis dan Ulama Senior Zaman Ini

    Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    Untaian Hikmah Imam Hasan al-Bashri

    ibnu sina

    Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

    biografi singkat ibnu abi dawud

    Mengenal Ibnu Abi Dawud rahimahullah

    kisah meninggalnya abu thalib

    Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    Panglima Khalid bin Walid Diganti Karena Kemaslahatan Tauhid

    keutamaan kota madinah

    Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

    gambar maqam ibrahim, hakikat maqam ibrahim, berdoa di maqam ibrahim, pahala shalat di maqam ibrahim, hajar aswad, perbedaan makam dan maqam, makam siapa yang ada di dalam ka'bah, contoh maqam

    Keajaiban dan Keistimewaan Maqam Ibrahim

    Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

    Potret Kesederhanaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam

  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id

20 Mutiara Keindahan Bahasa dalam Al-Fatihah (Bag. 3)

Sa'id Abu Ukkasyah by Sa'id Abu Ukkasyah
2 April 2022
Waktu Baca: 7 menit
0
keindahan alfatihah
35
SHARES
191
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Baca penjelasan sebelumnya pada artikel 20 Mutiara Keindahan Bahasa dalam Al-Fatihah (Bag. 2).

Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Daftar Isi sembunyikan
1. Kalimat perintah namun maknanya adalah doa
2. Rahasia kata kerja berobjek tanpa ditambahi dengan huruf jar
3. Memohon sesuatu yang maksudnya bukanlah agar didapatkannya sesuatu tersebut
4. Adanya kalimat penjelasan setelah kalimat sebelumnya yang belum dijelaskan (at-tashrih ba’dal ibham) dan kalimat perincian setelah kalimat global (at-tafshiil ba’dal ijmaal)
5. Hikmah penjelasan dan perincian setelah disebutkan kalimat global
6. Rahasia badal yang ada pada {صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ}
7. Rahasia al-hadzfu: tidak disebutkannya kata {صِرَ ٰ⁠طَ} pada {غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّین}
8. Rahasia perpindahan seruan (al-iltifaat) pada {غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ}
9. Rahasia perpindahan seruan (al-iltifaat) pada ayat {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}
10. Kesamaan akhir kata dalam hal timbangan kata (wazan) dan huruf syair (rowiy)

Kalimat perintah namun maknanya adalah doa

Pada ayat {ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیم} terdapat perintah, “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Kata “tunjukilah” di sini adalah kata perintah, akan tetapi maksudnya adalah untuk memohon atau berdoa. Oleh karena itu, dapat kita artikan sebagai, “Ya Allah, saya memohon kepada-Mu petunjuk jalan yang lurus”.

Rahasia kata kerja berobjek tanpa ditambahi dengan huruf jar

Pada ayat {ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیم}, terdapat kata kerja perintah yang memiliki dua obyek kami dan Ash-Shiroth Al-Mustaqim. Di antara kata kerja perintah {ٱهۡدِ} dan obyek {ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیم} tidak diiringi dengan huruf jar sebagaimana pada ayat lainnya. Alasannya karena pada ayat ini mengandung makna yang menyeluruh, yaitu:

Pertama, {اِهْدِنَا إلى الصِّرَاط الْمُسْتَقِيْم}, maksudnya teguhkanlah kami di atas agama Islam (jalan lurus);

Kedua, {اِهْدِنَا في الصِّرَاط الْمُسْتَقِيْم}, maksudnya tunjukilah kami penjelasan secara detail tentang agama Islam, baik syariatnya maupun pengamalannya [1].

Selain itu, ayat ini juga mengandung permohonan agar dipahamkan ilmu agama yang baik dan dapat mengamalkan amalan saleh. Oleh karena itu, maksud keseluruhan ayat ini adalah memohon agar diteguhkan di atas agama Islam, di atas jalan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan memohon agar dijauhkan dari segala perkara yang membatalkan keislaman. Begitu juga memohon agar diberikan tambahan ilmu syariat ajaran Islam dan penjelasan terkait bagaimana mengamalkannya.

Memohon sesuatu yang maksudnya bukanlah agar didapatkannya sesuatu tersebut

Dalam ayat ke-6, terdapat permohonan agar ditunjukkan jalan yang lurus. Maksud dari ayat tersebut bukan memohon untuk diberikan jalan yang lurus, karena sejatinya seorang muslim telah meniti jalan yang lurus. Akan tetapi, maksud ayat tersebut adalah bertujuan agar dia dapat istikamah berjalan di jalan yang lurus dan agar dia dapat menyempurnakan agamanya.

Allah Ta’ala berfirman,

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (QS. Al-Fatihah: 6).

Ayat ini bukan memiliki maksud agar diberikan petunjuk masuk ke dalam agama Islam (Ash-Shiraath Al-Mustaqiim). Akan tetapi, maksudnya adalah agar diteguhkan di atas agama Islam dan di atas jalan Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga langgeng sampai akhir hayat. Selain itu, memiliki maksud agar dijauhkan dari segala perkara yang membatalkan keislaman dan agar diberikan tambahan petunjuk ilmu terkait ajaran Islam dan bagaimana cara mengamalkannya.

Adanya kalimat penjelasan setelah kalimat sebelumnya yang belum dijelaskan (at-tashrih ba’dal ibham) dan kalimat perincian setelah kalimat global (at-tafshiil ba’dal ijmaal)

Pada ayat ke-6 belum dijelaskan apa itu jalan yang lurus. Penjelasan ayat tersebut terdapat pada ayat selanjutnya, ayat ke-7. Allah Ta’ala berfirman,

صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ

“(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (QS. Al-Fatihah: 7).

Ulama Bahasa Arab ada yang menyatakan kata shiraath yang terdapat dalam {صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ} dapat dipahami sebagai ‘athaf bayaan (penggabungan yang berfungsi sebagi penjelasan) [2]. Dengan demikian, kata shiraath pada ayat ke-7 memiliki faedah sebagai penjelasan pada ayat sebelumnya, yaitu ayat ke-6.

Di samping faedah penjelasan At-Tashrih ba’dal ibham, terdapat juga faedah perincian setelah kalimat global (At- Tafshiil ba’dal ijmaal). Hal ini dapat dilihat pada ayat ke-7 yang terdapat perincian apa itu ash-shiraath al-mustaqiim (jalan yang lurus).

Baca Juga: Sembilan Faedah Surat al-Fatihah (1)

Hikmah penjelasan dan perincian setelah disebutkan kalimat global

Seorang yang membaca ayat ke-6 yang masih global akan menunggu-nunggu dan penasaran terhadap penjelasan pada ayat ke-7. Sehingga ketika ia membaca ayat ke-7 akan siap jiwa dan pikirannya dalam merenungi kandungannya dan demikian besar perhatiannya terhadap ayat tersebut.

Hal ini semua sangat membantu pemahaman pembacanya, karena disamping ayat ke-7 mengandung keterangan yang jelas dengan rinci, juga hati, pikiran, jiwa dan perhatiannya telah siap merenunginya.

Rahasia badal yang ada pada {صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ}

Ulama Bahasa Arab menyatakan kata shiraath yang terdapat dalam {صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ} di samping bisa dipahami sebagai ‘athaf bayaan (penggabungan yang berfungsi sebagai penjelasan), juga bisa diartikan sebagai badal (pengganti). Mengartikan kata shiraath sebagai badal (pengganti) memiliki maksud penegasan makna karena mengandung makna pengulangan.

Kata {ٱهۡدِنَا} pada ayat ke-6 dan ke-7 seolah-olah ingin menjelaskan,

اهدِنا الصِّراط المستقيم، اهدِنا صراطَ الذين أنعمۡت علیهم

“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Tunjukilah kami jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.”

Sehingga menegaskan benar-benar bahwa ash-shiraath al-mustaqiim (jalan yang lurus) adalah jalan orang-orang yang telah Allah Ta’ala beri nikmat, yaitu jalan yang ditempuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum [3]. Ikutilah mereka dan janganlah menjadi orang yang menyelisihi jalan mereka [4].

Rahasia al-hadzfu: tidak disebutkannya kata {صِرَ ٰ⁠طَ} pada {غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّین}

Sebenarnya kalimat pada ayat terakhir ini disebutkan kata shiraath dua kali, yaitu:

غير صراط المغضوب عليهم، وغير صراط الضالين

Akan tetapi, tidak disebutkan demikian. Sehingga hal ini mengandung keindahan bahasa karena kalimatnya menjadi singkat dan padat makna, serta mudah dipahami dengan gaya bahasa yang mengandung keterikatan makna yang selaras.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah

Rahasia perpindahan seruan (al-iltifaat) pada {غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ}

Allah Ta’ala berfirman,

صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ

“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai.” (QS. Al-Fatihah: 7)

Pada ayat {صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ} itu dinyatakan dengan jelas bahwa pemberi nikmat adalah Allah Ta’ala. Kata ganti {أَنۡعَمۡتَ} adalah “Engkau”. Sedangkan pada {غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ} tidak disebutkan siapa yang murka. Hanya disebutkan keterangan “bukan jalan orang-orang yang dimurkai”.

Menghindarkan penyandaran murka kepada Allah Ta’ala merupakan bentuk adab dan kesantunan yang tinggi kepada Allah yang menciptakan dan mengatur seluruh makhluk.

Rahasia perpindahan seruan (al-iltifaat) pada ayat {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}

Pada ayat ke-1 sampai ke-4, disebutkan pihak ketiga (dhamiir ghaibah), yaitu pihak yang dibicarakan atau diberitakan.

Allah Ta’ala berfirman,

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ (1) ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ (2) ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ (3) مَـٰلِكِ یَوۡمِ ٱلدِّینِ (4)

“(1) Dengan menyebut hanya seluruh nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (2) Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam, (3) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (4) Pemilik Hari Pembalasan.” (QS. Al-Fatihah: 1-4).

Pada ayat-ayat ini, dikabarkan tentang Allah Ta’ala dengan bentuk dhamiir ghaibah (pihak ketiga, pihak yang sedang dikabarkan).

Sedangkan pada ayat ke-5, seruan (khithaab) ditujukan kepada pihak kedua (mukhaathab), yaitu pihak yang diajak bicara. Pada ayat ini, pihak yang diajak bicara adalah Allah Ta’ala. Hal ini diungkapkan dengan huruf {كَ} yang artinya Engkau. Allah Ta’ala berfirman,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ  (5)

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5).

Padahal bisa saja pada seruan (khithaab) ayat ke-5 ditujukan kepada pihak ketiga Dia, misalnya,

إِيّاه نعبد وإِيّاه نستعينُ

“Hanya kepada Dia-lah kami menyembah dan hanya kepada Dia-lah kami mohon pertolongan.”

Allah Ta’ala tidak berfirman begitu, tetapi beralih dari pihak yang sedang dibicarakan Dia (pada ayat ke-1 sampai ke-4) kepada pihak yang diajak bicara Engkau (pada ayat ke-5).

Ini adalah sebuah keindahan bahasa yang mengagumkan karena lebih mengena di hati seorang hamba yang membacanya. Pembacanya akan lebih merasa dekat dengan Allah Ta’ala karena setelah dia memuji Allah Ta’ala pada ayat pertama sampai keempat, lalu seolah-olah dia hadir dihadapan Allah Ta’ala dan menyatakan, “Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan.”

Kesamaan akhir kata dalam hal timbangan kata (wazan) dan huruf syair (rowiy)

Hal ini dapat ditemukan misalnya pada,

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ…… ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ….. ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ

Pada ayat-ayat di atas terdapat kesamaan pada akhir kata di setiap ayat. Demikian pula pada kumpulan ayat-ayat di bawah ini,

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ….مَـٰلِكِ یَوۡمِ ٱلدِّینِ….إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ….صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ

Tentulah orang yang memahami ilmu balaghah, khususnya tentang seluk beluk syair dalam bahasa Arab akan sadar bahwa Al-Fatihah ini bukan syair buatan manusia. Al-Fatihah adalah wahyu Allah Ta’ala dan firman-Nya yang tidak ada sedikit pun aib dan kekurangan padanya. Bahkan ia dapat merasakan keindahan yang mengagumkan dan kesempurnaan yang hakiki pada surah yang paling agung dalam Al-Qur’an Al-Karim, yaitu Al-Fatihah.

Wallahu a’lam.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

Baca Juga:

  • Fikih Ringkas Lafaz “Aamiin”
  • Mereka adalah Orang-Orang yang Khusyu’ dalam Shalat (Bag. 1)

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: Muslim.or.id

Referensi:

1. Rawa’iul Bayan, Muhammad Ash-Shabuni rahimahullah.

2. https://dorar.net/tafseer/1/1bvg

3. Tafsir Abu Hayan rahimahumallah.

4. I’rabul Qur’an, Ad-Darwisy rahimahumullah

5. Dalilul hairan ‘ala maurizh zham’an, Ibrahim At-Tunisi rahimahullah

6. Syarah Tsalatsatul Ushul, Al-‘Utsaimin rahimahumullah,

7. Al-Bayan fi Gharib I’rabil Qur’an, Al-Anbari rahimahullah

8. Ad-Durrul Mashuun, Al-Halabi rahimahumullah

9. Fathul Majid, Abdur Rahman Alusy Syaikh rahimahullah.

10. At-Tamhid, Shaleh Alusy Syaikh rahimahullah.

11. Tafsir Ibnu ‘Asyur rahimahumallah.

12. Tafsir As-Sa’di rahimahullah

13. Tafsir Abu Su’ud rahimahullah

Catatan Kaki:

[1] Lihat Tafsir As-Sa’di rahimahullah dan Tafsir Al-Utsaimin rahimahullah di https://tafsir.app/ibn-uthaymeen/1/6 dan Ibnul Anbari rahimahullah di https://tafsir.app/zad-almaseer/1/6

[2] Tafsir Abu Su’ud & Tafsir Ibnu ‘Asyur rahimahullah

[3] Tafsir Ahli Tafsir dari kalangan Tabi’ut Tabi’in, Abdur Rahman bin Zaid rahimahullah

[4] https://bit.ly/3uTKI6d

🔍 Ayat Tentang Riba, Doa Orang Nikah, Dilarang Judi, Shalat Tahiyatul Masjid Adalah, Tulisan Arab Hadits

Tags: al fatihahalquranbahasafaidah surat al fatihahhikmah surat al fatihahnasihatnasihat islamsurat al fatihahtafsir al fatihah
donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

bagaimana alquran turun

Bagaimanakah Al-Quran Turun kepada Nabi Muhammad?

by Muhammad Idris Lc.
4 Mei 2022
0

Namun di banyak ayat yang lain serta melalui kisah perjalanan hidup Nabi kita, dapat diketahui bahwa Al-Quran ini tidaklah turun...

keindahan alfatihah

20 Mutiara Keindahan Bahasa dalam Al-Fatihah (Bag. 2)

by Sa'id Abu Ukkasyah
1 April 2022
0

Baca penjelasan sebelumnya pada artikel 20 Mutiara Keindahan Bahasa dalam Al-Fatihah (Bag. 1). Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu...

keindahan alfatihah

20 Mutiara Keindahan Bahasa dalam Al-Fatihah (Bag. 1)

by Sa'id Abu Ukkasyah
30 Maret 2022
0

Al-Qur’an Al-Karim adalah kitabullah yang paling sempurna diantara seluruh kitab-Nya. Allah Ta’ala menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab,

Artikel Selanjutnya
lafzhul jalaalah

Penjelasan Lafzhul Jalaalah "Allah" (Bag. 1)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2022 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Hati
  • Fiqh Muamalah
  • Sejarah
  • Khutbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2022 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah