Apakah anda mengira, memperingatkan ummat dari bid’ah itu demi kepentingan sebuah organisasi?
Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang bahaya bid’ah itu demi kepentingan sebuah partai politik?
Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang amalan-amalan bid’ah itu demi mendapatkan secuil harta dunia?
Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang jeleknya bid’ah itu demi mempertahankan tradisi nenek moyang?
Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang kerugian pelaku bid’ah itu agar dikenal sebagai orang alim yang paling pandai?
Apakah anda mengira, memperingatkan ummat agar meninggalkan bid’ah itu demi membela tokoh Fulan dan Allan?
Demi Allah, sama sekali tidak. Bahkan nyatanya para pelaris kebid’ahan lah yang memiliki tendensi-tendensi demikian. Dan sungguh, kita hendaknya enggan dan takut berbuat bid’ah karena takut kepada Allah Ta’ala.
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah Ta’ala menyatakan bahwa ajaran Islam sudah sempurna, tidak butuh penambahan. Membuat amalan-amalan ibadah baru sama saja dengan memberikan ‘catatan kaki’ pada firman Allah Ta’ala:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3)
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah Ta’ala melarang kita berselisih ketika Qur’an dan sunnah sudah sangat jelas dalam menjelaskan ajaran agama ini secara sempurna, dari masalah tauhid hingga adab buang air besar, sama sekali tidak perlu penambahan lagi. Allah Ta’ala berfirman:
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” (QS. Al Imran: 105)
Ash Shabuni berkata: “Maksud ayat ini adalah, janganlah berlaku seperti orang Yahudi dan Nasrani yang mereka berpecah-belah dalam masalah agama karena mengikuti hawa nafsu mereka padahal ayat-ayat yang datang kepada mereka sudah sangat jelas” (Shafwatut Tafasir, 202).
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah Ta’ala mengancam orang-orang yang menyelisihi perintah-Nya dan sunnah Nabi-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Allah itu takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa azab yang pedih” (QS. An Nuur: 63)
Ketika Imam Malik ditanya tentang orang yang merasa bahwa ber-ihram sebelum miqat itu lebih bagus, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah mensyari’atkan bahwa ihram dimulai dari miqat, maka Imam Malik pun berkata: “Ini menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya, dan aku khawatir orang itu akan tertimpa fitnah di dunia dan adzab yang pedih sebagaimana dalam ayat.. (beliau menyebutkan ayat di atas)” (Al I’tisham, 174). Menjelaskan perkataan Imam Malik ini, Asy Syathibi berkata: “Fitnah yang dimaksud Imam Malik dalam menafsirkan ayat ini berhubungan dengan kebiasaan dan kaidah ahlul bid’ah, yaitu karena mengedepankan akal, mereka tidak menjadikan firman Allah dan sunnah Rasulullah sebagai petunjuk bagi mereka” (Al I’tisham, 174).
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengikuti tuntunan Rasul-Nya. Allah Ta’ala pun mengancam orang yang menyelisihi tuntunan Rasul-Nya dengan siksaan yang keras. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang datang dari Rasulullah, maka ambilah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya” (QS. Al Hasyr: 7)
Dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melarang berbuat bid’ah. Tidak anda takut terhadap siksaan Allah yang keras karena melakukan yang dilarang Rasulullah?
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah mengancam neraka bagi hamba-Nya yang mengambil cara beragama bukan dari Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS. An Nisa: 115)
Ibnu Katsir menjelaskan: “Maksud ayat ini, barang siapa yang menjalani cara beragama yang bukan berasal dari Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam maka ia telah menempatkan dirinya di suatu irisan (syiqq), sedangkan syariat Islam di irisan yang lain. Itu ia lakukan setelah kebenaran telah jelas baginya” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 2/412)
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah mencela orang yang membuat-buat syari’at baru yang dalam agama dan menyebut orang-orang yang mengajarkan syari’at baru, lalu ditaati, sebagai sesembahan selain Allah. Sebagaimana perbuatan orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan ajaran agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih” (QS. Asy Syura: 21)
Ibnu Katsir berkata: “Mereka (orang-orang musyrik) tidak mengikuti apa yang telah disyariatkan Allah melalui agama Allah yang lurus ini. Bahkan mereka mengikuti syariat dari setan-setan yang berupa jin dan manusia. Mereka mengharamkan apa yang diharamkan oleh setan tersebut, yaitu bahiirah, saaibah, washilah dan haam. Mereka menghalalkan bangkai, darah dan judi, dan kesesatan serta kebatilan yang lain. Semua itu dibuat-buat secara bodoh oleh mereka, yaitu berupa penghalalan (yg haram), pengharaman (yang halal), ibadah-ibadah yang batil dan perkatan-perkataan yang rusak” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7/198)
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah telah mencap sesat orang-orang yang ketika tuntunan Islam sudah ada, mereka malah mempunyai pilihan lain. Bisa jadi pilihan lain ini datang dari ustadz-nya, kiai-nya, syaikh-nya, dari akalnya, atau dari yang lain. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, mereka memiliki pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab: 36)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata: “Tidak layak bagi seorang mu’min dan mu’minah, jika Allah sudah menetapkan sesuatu dengan tegas, lalu ia memiliki pilihan yang lain. Yaitu pilihan untuk melakukannya atau tidak, padahal ia sadar secara pasti bahwa Rasulullah itu lebih pantas diikuti dari pada dirinya. Maka hendaknya janganlah menjadikan hawa nafsu sebagai penghalang antara dirinya dengan Allah dan Rasul-Nya” (Taisiir Kariimirrahman, 665)
Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah mengabarkan ada sebagian hamba-Nya yang berbuat kesesatan namun mereka merasa itu amalan kebaikan. Dan demikianlah bid’ah, tidak ada satupun pelaku bid’ah kecuali ia merasa amalan bid’ahnya itu adalah kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS. Al Kahfi: 103-104)
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari urusan (agama) kami, maka amalan itu tertolak” (Muttafaq ‘alaihi)
Sahabat Nabi, Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu berkata:
كُلَّ بٍدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَة
“Setiap bid’ah itu sesat walaupun orang-orang menganggapnya baik” (Shahih, sebagaimana penilaian Al Albani dalam takhrij kitab Ishlaahul Masajid hal 13 milik Syaikh Jamaluddin Al Qashimi)
Tidakkah anda takut amalan-amalan yang anda anggap baik, padahal tidak ada tuntunannya dalam agama, kemudian anda mengamalkannya sampai berpeluh-peluh, ternyata hanya sia-sia belaka di hadapan Allah ? Oleh karena itu saudaraku, takutlah kepada Allah dan jauhi perbuatan bid’ah.
Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id
assalamu alaikum wr.wb
Kalo bisa tolong dimuat juga hal-hal yang termasuk bi’dah yang dianggap umum dalam masyarakat.
Syukron atas artikelnya al-akh, semoga kita semua senantiasa dijauhkan Allah Ta’ala dari berbuat bid’ah.
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته. جزاك الله خير كثيرا. Trimakasih atas penjelasan ustad,perlu kesabaran menyiarkan dan berdakwah sesuai aqidahsalafiyah krn mereka kebanyakanbelummengerti.ustadapa ustad bs memberikan ceramah di kampung sy,krn sy ingin seorangustad ygbenar bermadzhab salafiyah.slamainisy sedikit2berdakwahsesuai madzhab salafiyahtp mereka malah menyebut sy wahabiyah
sukron ustad… Sangat menyentuh…
Sepanjang pemahaman kami, tidak semua bid’ah adalah jelek. Ada Bi’dah yang baik dan ada yang buruk. Selama perbuatan itu tidak bertentangan dengan Al quran dan sunnah maka di katakan Bid’ah Hasanah. Seperti pembukuan Al quran, shalat Tarawih berjamaah, penyusunan buku – buku hadist dan sebagainya, yang tidak pernah ada perintah dari Rasulullah S.A.W.
Bisa dibayangkan apa jadinya apabila Al Quran tidak dibukukan seperti saat ini…..
Ini adalah contah bid’ah hasanah dimana Rasulullah S.A.W tidak pernah mencontohkan dan tidak pula memerintahkan untuk dibukukan. Tetapi berangkat dari keprihatinan para sahabat atas banyaknya penghapal – penghapal Al quran yang tewas saat peperangan pada masa itu dan dengan itikat yang mulia dari para sahabat, maka pada masa Usman bin Affan r.a mushaf – mushah itu di himpun dan dibukukan.
#abi fadillah
Pengumpulan mushaf dan shalat tarawih berjama’ah itu bukan bid’ah.
Hendaknya kita takut kepada Allah sebelum menganggap baik hal yang tidak diajarkan Islam.
Silakan simak:
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-2.html
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-3.html
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-4.html
orang kebanyakan lebih takut sama orang,ketimabang sama allah,shg trus aja melaksanakn amalan2 bid,ah yg hanya trdisi nenek moyang,nggak ngarti kalau wakulla bid,ati dollalah kali.
Kultum sebelum sholat tarawih apakah pernah di lakukan oleh Rasulullah ?
#ahlibid’ah
Silakan simak bahasannya di:
http://kangaswad.wordpress.com/2009/08/19/tinjauan-kritis-tentang-ceramah-tarawih/
Adakah bid’ah yang hasanah???
Mhn dgn dalil nya yg shahih.syukron
Kembalilah pd Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
Ada tuntunan nya ya diamal kan,kalau
tidak ada tuntunan
nya ya ditinggal kan.
syukron atas ilmunya
afwan, sekalian mau tanya….
keluarga ana sudah terbiasa dengan hal2 bid’ah dan ana sdh berupaya utk memperingatkan mereka, tetapi hanya sedikit yang mau mengerti kira2 apa yang harus ana lakukan??
syukron atas jawabannya
#firmansyah
Ilmui, amalkan, dakwahkan lalu bersabar dalam dakwah.
Penjelasan bid ah itu bagus,tapi jangan terlalu keras memberi pemahaman pd masyarakat ind, krn orang ind tdk suka kekerasan. Walisongo telah mengajarkan pd masyarakat yg sering mengadakan ritual sedekah laut, yg dulunya makanan dibuang kelaut, tapi di belokkan untuk berdo”a bersama memohon pada allah dan makanannya dimakan bersama. jadi intinya masyarakat abangan jangan langsung dilarang ,tapi belokkan ke hal yg islami.
#mulyono
– Dakwah dengan lembut dan hikmah memang sudah semestinya.
– Wali songo itu nyata atau fiktif? Ini masih perlu dibuktikan. Andai nyata, cerita2 tentang mereka itu nyata atau fiktif? Ini juga masih perlu dibuktikan. Andai nyata mereka membuat ritual doa bersama, maka kita hendaknya mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hal ini, bukan ikut mereka.
Suatu hr saya prnah mmbaca tsubhat ahlu bid’ah menjabarkan kalimat”kullu bid’atin dholallah,kullu dholallatin finnar”dgn nahwu shorof mereka mnyimpulkan kalo saya tdk salah ingat kalimat”kullu”ada 2 bentuk yakni sbagian & bentuk yg kdua menyeluruh/tiap2,dgn mereka mnyimpulkan kullu bid’atin tsbut adl sbagian,& mereka mmberikan dalil pd alqur’an..
#Insighter
Pertama, lafadz ‘kullu’ itu artinya semua, seluruh, Ini tentu disepakati oleh seluruh orang yang berakal. Adapun ketika ada lafadz ‘kullu’ dalam ungkapan dalil, lalu ada yang tidak termasuk dalam ungkapan tersebut, kita katakan itu adalah takhshish (pengecualian), bukan karena kullu yang diartikan menjadi ‘sebagian’. Ini ilmu ushul fiqh paling mendasar. Dan tidak ada takhshish dalam pengharaman bid’ah.
Kedua, Rasululullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
كل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار
Andai ‘kullu’ diartikan ‘sebagian’ maka terjemahan hadits di atas menjadi:
“Sebagian bid’ah itu sesat, dan sebagian kesesatan itu tempatnya di neraka”
Berarti ada kesesatan yang tempatnya di surga ?
Emang sih, kalau bid’ah di bagi baik dan buruk, maka muncul pertanyaan, siapa yg mengkategorikan baik atau buruknya.
Jika di biarkan, ajaran Islam akan tercampur baur dengan seluruh kebudayaan dalam masyarakat, sebab setiap budaya di seluruh dunia tentu memiliki pemahaman yg berbeda akan baik dan buruk.
Mka pada akhirnya Islam akan pecah, karena banyaknya tata cara yang masuk, sehingga aslinya bisa saja hilang secara perlahan. hal ini lah yg mestinya kita hindari.
ini dalil logika dan pemikiran semata..
dan sangat logis sekali jika bid;ah itu kita tolak..
assalamu’alaikum,
bismillah ..
ustadz saya dapat sms dari teman saya mengenai sholat fawat. sholat fawat adalah sholat yang dilaksanakan untuk mengganti jika kita meninggalkan sholat. sholat ini dilaksanain habis dzuhur di hari jum’at terakhir ramadhan. sehingga apabila kita pernah meninggalkan sholat shubuh,dzuhur,ashar,maghrib.isya’ maka kita melakukan sholat fawat sebanyak 17 raka’at.
menurut ustadz bagaimana?saya mencari dasar tentang sholat itu tetapi tidak ada.apakah termasuk bid’ah?syukron ustadz
#yasir
Wa’alaikumussalam, ya, shalat tersebut adalah shalat bid’ah karena dasarnya adalah hadits palsu.
insya allah dengan ilmu dan kerelaan antum antum sekalian utk menyampaikan perkara yang hak diatas alquran dan sunnah…perkara bid’ah yg semakin subur di negeri kita ini dpt berkurang seiring dengan semakin banyaknya mayarakat muslim yg bisa menemukan situs 2 dakwah yg benar sesuai dgn kaidah islam bedasar alquran dan sunnah nabi kita muhammad saw.
bejuang terus saudaraku..basmi perkara bid’ah sejak dini,jgn sampai adat dan kebiasaan tanpa ilmu ( nenek moyang kita dahulu )semakin menjadi , biarlah adat menjadi perhiasan bagi orang 2 terdahulu yg telah mendapat hidayah utk memeluk islam melalui para wali wali allah
( mengenalkan islam melalui adat dan budaya pada zaman dahulu )sekarang…mari kita luruskan akidah islam diatas alqur’an dan sunnah nabi kita yg mulia muhammad saw …
asalamualaikum warahamutallahi wabarakatuh
afwan…
numpang nanya…
bagaimana hukumnya bersedekap setelah ruku’ apakah itu bid’ah atau bukan.
soalnya ana pernah baca fatwa2 syaikh al-albani -rahimahullah ta’ala- bahwa bersedekap setelah ruku’ itu bid’ah. Tetapi menurut syaikh utsaimin -rahimahullah ta’ala- itu bukanlah bid’ah.
Karena ana sering bersedekap setelah ruku’.
Mohon penjelasannya.
jazakumullah khair atas jawabannya semoga Allah subhanallah wa ta’ala memberikan petunjuk bagi kita semua….
Amin.
#firmansyah
wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh, karena tidak ada nash tegas dalam masalah ini, para ulama berijtihad. Sehingga yang benar, masalah ini adalah masalah khilafiyyah ijtihadiyyah, sehingga setiap pendapat yang ada layak ditoleransi.
Subhallah…. Salafi ( Alquran Sunnah dan Sahabat)
semoga Allah tidak menutupi hati yang telah di beri hidayah kebenaran untuk menuju kehidupan abadi di surga.
Alhamdulillah, saya bersyukur sekali atas hadirnya situs2 sperti ini… saya setuju gak ada bid’ah hasanah, klo yang masalah terawih berjamaah itu hanyalah secara bahasa di katakan bid’ah hasanah… pada prakteknya Rasulullah SAW pernah melakukannya, jadi sunnah… Wallahu a’lam…
abi fadillah #
sepertinya anda belum paham apa itu bid`ah. setiap bid`ah adalah sesat dan setiap kesesatan adalah neraka.
Abi Fadillah Yth.
benar kata sdr. Solihin, Sabda Rasulullah shalallahu alaihi washalam: “wa syaral umuri muhdatsatuhaa wa kulla muhdatsatin bid’ah wa kulla bid’atin dhalalahu wa kulla dhalaltin finnar”
Anda berani menentang sabda Nabi kita yang mulia ini ?
Mohon ijin untuk di share. Perpecahan di umat Islam adalah karena tidak mengembalikan urusan agama kepada hukum dasarnya (Al Qur’an dan Hadist yg sahih) namun hanya mengandalkan akal semata dan hawa nafsu. Meski banyak tentangan Insya Allah saya tetap berikhtiar menyebarkan berita yang benar untuk melawan berita yang salah dan palsu yang banyak beredar saat ini. Tak masalah meski dicap sebagai Wahhabiyah atau sesat, merekalah yang seharusnya sadar akan kesesatan mereka.
Dgn berbuat bid’ah secara langsung maupun tidak langsung,kita telah menuduh nabi Muhammad SAW berkhianat dalam menyampaikan Risalah kenabian nya,(Segala amalan yg tiada tuntunan nya maka amalan nya akan tertolak)jangan lah engkau anggap sesuatu baik menurut pendapat kebanyakan org,tapi kembalikan kpd Al Qur’an dan hadits.
Wallahu a’lam
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Barangkali ada teman-teman di sini yang berniat adopsi bayi baru lahir?
Jika ada mohon PV ke mambamastro[at]gmail.com
Syarat:
– keluarga baik-baik dan muslim
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته
semoga kita semua mampu meraih ilmu yang bermanfaat dari goresan tangan asatidzah kita..
Abu Ahnaf..
-kristalilmu.com-
Assalamu’alaikum ustad, saya mau tanya?
Berarti Bid’ah itu adalah perbuatan/kegiatan dalam rangka keagamaan namun tidak didasari hukum dan sumber yang jelas.
Berarti Bid’ah itu perbuatan yang meragukan maksudnya dibilang benar engga’ di bilang salah juga engga, berarti sama aja kaya melakukan perbuatan yang ngga dapet apa-apa seperti membuang-buang waktu.
Menurut ustad bagaimana ??
Saya juga mau tanya tentang Salafi & Sufi,
Ada pendapat mengatakan kalau Salafi & Sufi cuma bergelut ngga’ jauh-jauh dengan yg namanya akidah dan fiqih. mereka ngga’ mau berkomitmen terhadap polotik, ekonomi, sosial dan lain-lain. Mereka cuma untuk diri mereka sendiri, Seperti orang yang masa bodohlah gitu maksudnya.
Contohnya misalnya
Tentang kasus JIL (Jaringan Islam Liberal) yang mengutak-atik paham dan dasar hukum islam menjadi Liberal(Bebas).
Tentang LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) yang mengkafirkan orang yang di luar kaum LDII walaupun dia orang Islam.
Dan lain-lain.
Apakah itu Benar atau salah?
Kalau benar, bukankah islam itu mengajarkan semuanya mulai dari hal yg kecil sampai yg besar, contoh hal adab makan sampai hal berpolotik, hukum, kenapa mereka ngga’ mau mengubah atau menegakkan Islam di negara sendiri.
Kenapa ngga’ mau membantu kawan-kawan kita yang sedang berjihad untuk mengubah kesesatan belenggu hukum di negara kita. Bagaimana jika orang-orang seperti Kristenisasi, JIL, LDII, NII berkembang pesat sehingga sedikit sekali Islam yg benar di negara kita ?
Sungguh aku tidak mau negara kita seperti itu.
Kapan ya Islam yg benar-benar haq dapat menegakkan Islam di tanah air. Berhasil melawan kebatilan dan tirani.
Ma’af saya agak sedikit terbawa, itu karena saya takut kalau yang saya ucapkan itu benar.
#Fahmi
Berbuat bid’ah itu tidak hanya sia-sia tapi juga haram dan berdosa. Karena dicela, disesatkan, diancam, dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun, sebagaimana perbuatan dosa lain, tentu orang yang melakukannya karena tidak tahu maka tidak berdosa.
Salafi itu bukan kelompok, anda sendiri bisa jadi adalah seorang salafi tanpa anda sadari. Andai salafi itu kelompok atau ormas, daftarnya dimana? siapa pendirinya? siapa ketuanya sekarang? bagaimana ikutnya dan bagaimana keluarnya? tidak ada itu. Silakan baca:
http://buletin.muslim.or.id/manhaj/salah-paham-tentang-salafi
Maka orang yang menuduh tuduhan miring terhadap salafi hendaknya pahami dulu apa itu salafi. Bagaimana mungkin tidak mau menegakkan Islam padahal salafiyyin paling getol menebarkan ilmu agama yang shahih kepada masyarakat, apa itu bukan usaha menegakkan Islam? Bagaimana mungkin menegakkan sesuatu yang kita tidak tahu dan tidak paham konten dan isi dari sesuatu itu? Selebihnya silakan anda baca artikel-artikel di web ini, niscaya anda paham bahwa tuduhan2 itu tidak benar.
ustad salam-salaman setelah shalat itu bidah juga atau bukan? kalau misalnya bidah dan saya niat bersalam-salaman dengan niat karna sebelum shalat belum sempat salam-salaman boleh kah?