Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Tafsir Surat Al Lahab

Ari Wahyudi, S.Si. oleh Ari Wahyudi, S.Si.
26 April 2021
Waktu Baca: 3 menit
5

بسم الله الرحمن الرحيم

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

[1] “Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah ia.”

Abu Lahab adalah salah satu paman nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat memusuhi nabi dan suka menyakiti beliau. Oleh sebab itulah Allah mencelanya dengan celaan yang sangat keras yang akan berbuah kehinaan baginya hingga hari kiamat tiba (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1307]).

[2] “Tidak bisa mencukupinya harta maupun apa yang diusahakan olehnya.”

Artinya tidak akan bisa menolak azab Allah harta atau apa yang diusahakan olehnya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1307]).

[3] “Kelak dia akan masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala.”

Artinya kelak dia akan dikepung oleh jilatan api neraka dari segala sisi (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1307]).

[4] “Demikian juga istrinya sang membawa kayu bakar.”

Istri Abu Lahab juga sangat memusuhi dan suka menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersama dengan suaminya, dia bahu-membahu melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menyakiti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu dia ‘berhasil’ menumpuk-numpuk dosa di atas punggungnya laksana orang yang memanggul kayu bakar (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]).

Ahli tafsir yang lain yaitu Mujahid menafsirkan bahwa ungkapan ‘sang pembawa kayu bakar’ merupakan kiasan yang bermakna orang yang suka mengadu-domba. Dahulu, Ummu Jamil -istri Abu Lahab- suka menebar fitnah demi mengadu-domba antara nabi dan para sahabatnya dengan kaum musyrikin. Karena perbuatannya itulah yang menyebabkan dia dijuluki sebagai sang pembawa kayu bakar (lihat Umdat al-Qari’ [20/12])

[5] “Yang di lehenya ada tali (kalung) dari sabut.”

Seperti layaknya orang yang memanggul kayu bakar di atas punggungnya yang mengikatkan tali di lehernya. Bisa juga dimaknakan, bahwa kelak di neraka dia lah yang akan membawa kayu bakar untuk membakar suaminya seraya mengalungi tali dari bahan sabut di lehernya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]).

Pelajaran yang bisa dipetik dari surat ini, antara lain:
1. Salah satu mukjizat dari Allah dengan diturunkannya surat ini -yang berisi kabar bahwa Abu Lahab dan istrinya akan masuk neraka- sedangkan mereka berdua masih dalam kondisi hidup
2. Konsekuensi dari surat ini adalah bahwa mereka berdua tidak akan masuk Islam, dan hal itu benar-benar terjadi sebagaimana yang diberitakan oleh Allah (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]).
3. Surat ini juga menunjukkan keabsahan pernikahan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik (lihat adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [6/479])
4. Sebuah sunnatullah di dalam dakwah, bahwa seorang da’i senantiasa dihadapkan dengan musuh-musuh yang menentang dan merongrong dakwahnya. Bahkan, terkadang yang memusuhi dakwah adalah orang yang dekat dengan dirinya secara nasab/garis keturunan. Walaupun begitu, seorang da’i harus membekali dirinya dengan kesabaran dan keyakinan agar dakwahnya tetap terus berjalan. Karena kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya itulah yang paling utama harus dibela dan dikedepankan. Dia tidak ridha apabila Allah dan rasul-Nya dilecehkan dan dihinakan.

Oleh sebab itu, siapa pun yang menentang Allah dan rasul-Nya -meskipun sanak saudaranya sendiri- akan dia musuhi dan dia lebih memilih sikap untuk berlepas diri. Allah ta’ala telah memberikan teladan dalam ayat-Nya (yang artinya), “Sungguh telah ada pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya sebuah teladan yang bagus. Yaitu ketika mereka berkata kepada kaumnya; Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari segala yang kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari perbuatan kalian, dan telah tampak jelas antara kami dengan kalian permusuhan dan kebencian, sampai kalian beriman kepada Allah semata.” (QS. al-Mumtahanah: 4).

Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Tidak akan kamu temukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, akan berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, walaupun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, atau sanak kerabat mereka…” (QS. al-Mujadalah: 22)

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Tags: al lahabTafsir
Ari Wahyudi, S.Si.

Ari Wahyudi, S.Si.

Alumni S1 Biologi UGM, Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, penulis kitab "At Tashil Fi Ma'rifati Qawa'id Lughatit Tanzil".

Artikel Terkait

Istilah dalam tafsir al-qur'an

Di antara Istilah yang Perlu Diketahui dalam Belajar Tafsir Al-Qur’an

oleh Ahmad Fardan
11 Juni 2023
0

Di dalam mempelajari tafsir Al-Qur’an, terdapat beberapa istilah yang perlu dipahami. Di antara istilah yang perlu dipahami ketika mempelajari tafsir...

pengantar ilmu terjemah

Pengantar Ilmu Terjemah Bahasa Arab (Bag. 2)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
5 Maret 2023
0

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu 'ala rasulillah. Amma ba'du, Contoh-contoh aplikatif pengadaptasian perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam menerjemah...

pengantar ilmu terjemah bahasa arab

Pengantar Ilmu Terjemah Bahasa Arab (Bag. 1)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
5 Maret 2023
1

Bismillah walhamdulillah wash-shalatu was-salamu 'ala Rasulillah. Amma ba'du, Tiga prinsip istikamah Untuk bisa sukses dalam kebaikan apapun, maka seorang muslim...

Artikel Selanjutnya

Soal-173: Ilmu Dunia Berat?

Komentar 5

  1. ummu maryam says:
    12 tahun yang lalu

    assalaamu’laykum…ijin copy di blog ana..syukron..

    Balas
  2. Abu Ukkaasyah says:
    12 tahun yang lalu

    Afwan, tafsir surat Al lahab ini koq tdk disebutkan rujukannya ya

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #Abu Ukkaasyah
      Ada akh, coba dibaca kembali

      Balas
  3. andi says:
    12 tahun yang lalu

    berarti bisa dikatakan abu lahab itu orang yang sangat merugi sekali,karena didalam al qur an hanya abu lahab yang disebut dalam al qur an,dan diketahui juga bahwa al qur an telah ada sebelum semuanya ada,berarti dari dulu abu lahab sudah dinass masuk neraka ketika beliau lahir,>?sungguh malang nasibnya,,,mohon beri penjelasan,

    Balas
  4. Poetra Perdana says:
    2 tahun yang lalu

    Abu Lahab merugi karena Perbuatan nya sendiri.
    Sudah di Nas Masuk Neraka
    Karena Allah Sudah memberi Peringatan Melalui Rasul-Nya tetapi Abu Lahab tetap Ingkar Memusuhi Utusan-Nya. Allah tdk berbuat Zalim Tapi manusia lah yg Berbuat Zalim pada dirinya.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah