Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslim.or.id Donasi muslim.or.id

Islam Di Negeri Jiran

Redaksi Muslim.or.id oleh Redaksi Muslim.or.id
11 April 2022
Waktu Baca: 4 menit
19
Islam Di Negeri Jiran
117
SHARES
644
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Negara ini merupakan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia di sebelah barat, tepatnya di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan. Ulasan sekilas ini akan membahas tentang Negeri Jiran, Malaysia. Tepatnya, kehidupan keislaman di negeri Malaysia.

Secara akar budaya, mayoritas warga asli Malaysia adalah keturunan Melayu. Warga Malaysia keturunan India dan Cina berjumlah lebih sedikit dibandingkan warga Melayu.

Peraturan ditegakkan, fasilitas ditambahkan

Semaraknya agama Islam di Malaysia sangat didukung oleh peran serta pemerintah dalam penetapan peraturan dan penyediaan fasilitas-fasilitas ibadah dan keagamaan yang memadai.

Di Malaysia, pembangunan setiap masjid harus memperoleh izin dari pemerintah. Jadi, Anda jangan heran bila dalam sebuah kompleks perumahan hanya ada satu masjid. Walhasil, kegiatan keislaman pun berpusat di masjid tersebut, mulai dari shalat berjamaah, sekolah agama untuk anak-anak sekolah rendah (di Indonesia, “sekolah rendah” disebut dengan “sekolah dasar”), hingga pengajian rutin ibu-ibu.

Sedikit berbicara tentang sekolah agama, di Malaysia, warga negara Malaysia maupun warga negara asing yang beragama Islam boleh memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah kerajaan (sekolah negeri) atau sekolah swasta Islam. Bedanya, di sekolah kerajaan, anak-anak tidak mendapat pelajaran Bahasa Jawi dan Bahasa Arab. Sedikit berbicara tentang sekolah agama, di Malaysia, warga negara Malaysia maupun warga negara asing yang beragama Islam boleh memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah kerajaan (sekolah negeri) atau sekolah swasta Islam. Selain itu, para orang tua biasanya juga akan memasukkan anak-anak mereka ke sekolah agama di sekitar tempat tinggal mereka. Dengan biaya yang sangat terjangkau, sekitar pukul 03.00 hingga pukul 05.30 sore, anak-anak bisa mendapat beragam pelajaran agama, seperti: akidah, fikih, bahasa Arab, dan lain-lain. Sebagaimana sekolah formal, sekolah agama yang berbentuk nonformal ini membuka kelasnya setiap Senin hingga Jumat.

Mazhab negara dan mufti negeri

Di Malaysia, tidak sembarang orang bisa bebas berbicara dan menetapkan keputusan agama. Untuk agama Islam, pemerintah telah mengatur bahwa Malaysia memiliki seorang mufti (pemberi fatwa). Selain itu, setiap negara bagian juga memiliki mufti. Pemberian fatwa keagamaan Islam hanya berhak dilakukan oleh mufti.

Salah satu contoh peran mufti adalah dalam penetapan tanggal 1 Syawal. Penetapan 1 Syawal hanya berhak dilakukan oleh mufti negeri. Oleh karena itu, di Malaysia, tidak kita jumpai masyarakat yang berhari raya Idul Fitri pada hari yang berbeda-beda. Semuanya berada dalam satu komando pemerintah.

Sebuah negara bagian yang bernama “Perlis”

Pemerintah Malaysia memiliki sistem kontrol yang baik dalam mengatur kehidupan masyarakatnya. Dengan sebab itulah, alhamdulillah, kaum muslimin di Malaysia dapat menyantap makanan dan minuman dengan tenang, karena pemerintah Malaysia sangat ketat menyortir antara makanan halal dan makanan haram. Di hypermart, misalnya, makanan dan minuman yang haram dikonsumsi bagi umat Islam akan diletakkan dalam satu area tersendiri dan diberi peringatan “TIDAK HALAL”.

Selain itu, kawasan judi pun terlarang untuk didatangi oleh umat Islam, sebagaimana di sebuah kawasan judi yang cukup besar di daerah wisata Genting Highland. Setiap orang yang ingin memasuki area judi di sana akan diperiksa identity card-nya. Hanya orang nonmuslim yang boleh masuk ke sana. Bahkan, saking ketatnya menjaga kehidupan keislaman di negerinya, pemerintah Malaysia menangkap 100 pasangan muslim yang merayakan Valentine Day pada Februari 2011 lalu. (link: http://www.antaranews.com/berita/246191/malaysia-tahan-muslim-yang-rayakan-valentine)

Tak ketinggalan pula sistem negara yang menetapkan raja sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Dalam struktur kenegaraan Malaysia pun, terdapat tiga belas negara bagian dan tiga wilayah persekutuan. Setiap negara bagian juga memiliki raja, menteri besar (pemimpin negara bagian), dan mufti. Hampir seluruh negara bagian menetapkan Mazhab Syafi’i sebagai mazhab negerinya. Akan tetapi, ada satu negara bagian yang menetapkan “Ahlus Sunnah wal Jamaah As-Salafiyyah” sebagai mazhab negerinya. Dialah negeri Perlis. (link: http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=0613&pub=Utusan_Malaysia&sec=Dalam_Negeri&pg=dn_11.htm)

Bagaimana para perantau bisa lebih dekat kepada Islam?

Warga Negara Indonesia (WNI) yang meneruskan studi di Malaysia cukup banyak. Komunitas masyarakat Indonesia pun tumbuh sumbur di berbagai negara bagian. Bukan hanya para mahasiswa, namun juga kumpulan ibu-ibu dan anak-anak. Kota tempat tinggal kami, Tronoh, pun demikian adanya.

Ada sebersit hikmah bagi para perantau yang menjalani hidup di kota ini. Sebagian dari mereka justru menjadi lebih dekat kepada Islam semenjak merantau di Negeri Jiran ini. Kota kecil yang tidak ramai, pusat perbelanjaan yang jauh terletak di pusat kota, dan rutinitas yang terfokus pada kegiatan kampus semata, membuat waktu luang para perantau bisa dimanfaatkan untuk lebih dekat kepada Islam yang murni. Itulah Islam yang diambil dari kemurnian Alquran dan kemuliaan hadis-hadis nabawiyyah, yang disandingkan dengan pemahaman lurus para sahabat radhiallahu ‘anhum.

Alhamdulillah, ada salah seorang mahasiswa S3 bidang keteknikan yang juga mumpuni dalam bidang agama Islam. Beliaulah yang membabat alas, sehingga rekan-rekan lain bisa berkumpul dua pekan sekali untuk mengkaji Kitabullah dan Sunnah nabawiyyah. Alhamdulillah, atas hidayah Allah kemudian atas usaha beliau, tak sedikit dari kawan-kawan Indonesia di sini yang malah mengenal manhaj salafi sejak berada di sini. Tak sedikit pula kawan-kawan Malaysia yang mendapat cahaya manhaj salafi dengan adanya kajian-kajian Islam yang disampaikan oleh mahasiswa S3 tersebut.

Meski kini beliau telah kembali ke Tanah Air, Indonesia, tunas dakwah salafiah yang beliau tanam masih tetap berusaha dijaga oleh rekan muslimin Malaysia maupun Indonesia yang masih berada di sini. Tunas dakwah itu pun kini telah menjalar ke lingkungan para ibu-ibu Indonesia dan muslimah-muslimah Malaysia.

Akhirulkalam, semoga keistiqamahan selalu menyertai kita, di mana pun kita berada.

Malaysia, 12 Jumadil Ula 1432 H (16 April 2011),

—

Penulis: Abu Asiyah dan Ummu Asiyah

Artikel muslim.or.id

Tags: Jejak IslamMalaysia
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Redaksi Muslim.or.id

Redaksi Muslim.or.id

Artikel Terkait

keutamaan kota madinah

Ujian dan Keutamaan Tinggal di Kota Madinah

oleh dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
25 Oktober 2021
5

Kota Madinah adalah salah satu dari dua kota suci bagi Umat Islam. Mungkin kita telah mengetahui keutamaan kota madinah. Kita...

Berburu Kitab Ulama Ahlus Sunnah di Negeri Belanda

Berburu Kitab Ulama Ahlus Sunnah di Negeri Belanda

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
17 Maret 2018
0

Sejak menginjakkan kaki pertama kali di negeri ini enam tahun tahun yang lalu, penulis selalu bertanya-tanya dalam hati, apakah di...

Perkembangan Dakwah Sunnah Di Belanda

Perkembangan Dakwah Sunnah Di Belanda

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
5 November 2021
0

Dakwah sunnah di Belanda juga diramaikan dengan berbagai pengajian yang membahas kitab-kitab para ulama ahlus sunnah dalam bidang tauhid, aqidah,...

Artikel Selanjutnya

Kajian Rutin Masjid Al Hasanah (Yogyakarta)

Komentar 19

  1. anto says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamualaikum
    Setuju !!

    Saya semenjak bekerja di malaysia, kehidupan jadi lebih baik. Saya tak perlu khawatir dengan adanya pungli. Bukankah pungli itu sebagian besar merupakan kasus yg sama dengan penyuapan? Walhasil, saya merasa doa saya lebih mudah terkabul semenjak hidup di sini.

    Balas
  2. ummu ali says:
    12 tahun yang lalu

    saya tetangganya penulis, dan anak saya sekolah di sekolah kerajaan. saya mau koreksi tulisan di atas, soal Quot”Bedanya, di sekolah kerajaan, anak-anak tidak mendapat pelajaran Bahasa Jawi dan Bahasa Arab. ”
    anak saya tetap diajari tulisan jawi dan bahasa Arab, mungkin harus lebih hati2 kalau menulis.

    Balas
    • ayundasari says:
      7 tahun yang lalu

      Assalamu’alaikum ummu..
      In syaa Allaah, saya akan ke malaysia. Ini lagi cari cari info untuk kajian salaf disana. Sudikah ummu bernagi info?

      Balas
  3. ummu asiyah says:
    12 tahun yang lalu

    Jazakillahu khayran untuk Ummu Ali atas koreksinya. Info tersebut kami dapat dari seorang anak tetangga kami. Mungkin memang info tersebut perlu dikonfirmasikan ke orang tuanya atau orang tua yang anaknya berbeda sekolah dengan beliau.

    Balas
  4. lluriaz rakyat Malaysia says:
    12 tahun yang lalu

    assalamualaikum…
    setuju dengan ummu Ali,”Bedanya, di sekolah kerajaan, anak-anak tidak mendapat pelajaran Bahasa Jawi dan Bahasa Arab. ”…kenyataan ini tidak benar,saya berharap penulis membetulkannya dan lagi satu tentang kenyataan “Di Malaysia, tidak sembarang orang bisa bebas berbicara dan menetapkan keputusan agama. Untuk agama Islam, pemerintah telah mengatur bahwa Malaysia memiliki seorang mufti (pemberi fatwa). Selain itu, setiap negara bagian juga memiliki mufti. Pemberian fatwa keagamaan Islam hanya berhak dilakukan oleh mufti.”..sebenarnya di Malaysia setiap negeri mempunyai Majlis Fatwa yang terdiri daripada ramai ahli,fatwa yang hendak dikeluarkan dibincangkan terlebih dahulu ..syukran..

    Balas
  5. abdul aziz says:
    12 tahun yang lalu

    aneh rasanya yg notabene di negri kita ini 90% muslim mau mencanangkan perang terhadapnya,bukankah sesama muslim itu bersaudara?walaupun jauh di sana, mudah2an kaum muslimin d indonesia mau membaca artikel d atas ,jazzakumullahu khairan akhi

    Balas
  6. Abù Abdullàh Albekàsì says:
    12 tahun yang lalu

    Al-hamdu lillàh alà kulli hàl.

    Artikel yang -insyàAllàh- bermanfaat. Semoga Allàh Ta’àlà membalas penulis dengan kebaikan. Wajazàkumullàhu khairan atas usaha -para- pengelola situs ini.

    Dan, semoga Allàh -Jalla wa Alà- menjadikan usaha antum (dalam menebarkan kebaikan di situs ini) sebagai amal yang ikhlas karena-Nya Ta’àlà, sehingga menjadi amal saleh -pemberat timbangan kebaikan- di akhirat kelak.

    Waffaqanallàhu fì al-khair.

    Balas
  7. Jume says:
    12 tahun yang lalu

    Assalmu’alaikum

    Sukron jazilan ats semua tulisannnya….

    banyak nulis dan diterbitkan di internet atau media lain biar semakin luas informasi yang tersebar dan semakin banyak orang yang bisa menikmati dakwah yang benar ini……

    Balas
  8. Mohammad Isa Bin Abdulwahab says:
    12 tahun yang lalu

    Terima kasih kepada Sdr Abu Asiya atas tulisan yang saya kira terbit dari hatinya yang ikhlas. Sedikit tambahan maklumat untuk para pembaca. Subjek Pelajaran Agama Islam adalah sesuatu yang wajib dipelajari oleh semua murid Islam. Semasa pelajaran ini berlangsung, murid2 yang bukan Islam (kalau ada) diberi pelajaran moral kerana mereka tidak diwajibkan mengikuti pelajaran ini, tapi kalau mereka mahu terus berada di dalam kelas, itu tidak menjadi masalah. Pelajaran agama diajar dalam tulisan jawi dan pelajaran bermula dari sekolah rendah (tahun pertama sehingga menengah. Berhubung dengan mufti negeri, juga ada majlis Fatwa Kebangsan yang dianggotai oleh para mufti negara bagian yang terletak di bawah Jabatan Perdana Menteri kerajaan Pusat.
    Berhubung dengan pembinaan Masjid, dapat saya katakan begini:… Satu Qariah hanya dibenarkan dibangun sebuah Masjid supaya seluruh masyarakat bisa bersatu dalam sebuah Masjid untuk keperluan solat Jumaat.
    sekirannya kawasan itu agak besar, pihak berwajib (Jabatan Agama Islam Negeri) akan memberi izin untuk membangun sebuah surau. Tapi kalau kawasan (Qariah ) itu agak besar dan ramai penduduknya maka sebuah Masjid baru akan diberi izin untuk dibangunkan.

    Akhirnya sekali lagi terima kasih

    Mohammad Isa Bin Abdulwahab
    Kulim. Negara Bagian KEDAH.
    MALAYSIA.

    Balas
  9. Nanang90 says:
    12 tahun yang lalu

    ASsalamu`alaikum Subhanallah sungguh hebat tulisan artikel ini semoga dakwah salaf bisa menyebar luas ya smapai ke negeri Suriname

    Balas
  10. abu hasan says:
    12 tahun yang lalu

    wah…wah… patut ditiruni, indonesia harus belajar dari malaysia supaya makmur rakyat nya

    Balas
  11. Abulaila says:
    12 tahun yang lalu

    Indah, alhamdulillah, jadi ingin tinggal disana…
    Semoga Indonesia bisa meniru kebaikan2 yang ada di Malaysia, amin

    Balas
  12. Titis Kaifa says:
    11 tahun yang lalu

    Peluang kerja di perbankan syariah disana bagaimana ya? Pengen merantau kesana kalo tar udah kuliah. he

    Balas
  13. UMMU MUHAMMAD says:
    11 tahun yang lalu

    do’aku kpd Al Wahhab wal Fatah,semoga suatu saat Indonesia bisa sprti itu bahkan lbh baik.
    untuk ummu asiyah ana pernah bermimpi mengunjungi anti di malaysia lho, trus kita sholat di masjid.eh masjid agak mirip yg di foto..hehe..semoga suatu saat Allah mempertemukan kita lg…inni uhibukifillah..’afwn ana sampaikan disini.

    Balas
  14. abu falih says:
    11 tahun yang lalu

    assalammu’alaikum…..
    afwan ya…
    ana sering ikuti ta’lim dimalaysia tepatnya di daerah kuala lumpur dan ngak perna di adakan di masjid karena manhaj salaf belum diterimah baik oleh warga negaranya dan kalau di perlis memang benar, jadi ana harap infonya dibenarkan lagi. biasanya ta’lim diadakan dirumah atau disurau yang tidak ditangani pemerintah

    Balas
  15. ibnunurdin says:
    11 tahun yang lalu

    assalammualaikum

    sedikit pembetulan, kaum cina dan India lebih kecil bilangan dari kaum Melayu (bumiputera). kaum cina sekitar 40 persen dan kaum india 7 persen dari jumlah penduduk.

    Pemerintah pusat di namakan kerajaan persekutuan dikepalai oleh Pak menteri. Malaysia dipanggil ‘negara’ atau persekutuan, sementara 13 wilayah lain yang bergabung di panggil “negeri”. Setiap negeri mempunya raja sendiri dan menteri besar sebagai pemerintah kecuali 4 negeri tidak punya raja (Pulau Pinang, Melaka, Sabah dan Sarawak). Negeri-negeri yg tidak mempunyai raja, peranan raja diberi kepada “gabenur” dan ketua menteri sebagai pemerintah.

    Urusan agama Islam diurusakan negeri sendiri di bawah oragnisasi majlis agama Islam negeri dan setiap majlis mempunya mufti, hanya mufti yang layak mengeluarkan fatwa. Mufti-mufti negeri bergabung diperingkat persekutuan di bawah majlis fatwa kebangsaan.

    Sekolah kerajaan dan sekolah agama rakyat dibiayai oleh kerajaan sepenuhnya. Sekolah agama swasta milik dan diuruskan oleh syarikat perssendirian. Banyak ada sekolah tahfiz iaitu sekolah untuk menghafal quran dalam sekolah agama swasta. Disekolah kerajaan pelajaran agama Islam adalah wajib kecuali anak-anak yang bukan beragama Islam.

    Sebelah pagi anak-anak dihantar kesekolah kerajaan, sebelah petang anak-anak dihantar kesekeolah agama rakyat. Sebelah malam anak-anak dihantar mengaji alQuran dirumah guru-guru persendirian. Anak-anak kurang waktu bermain sentiasa dikerah belajar pagi sampai ke malam.

    Sekolah rendah kerajaan selama 6 tahun, sekolah menengah selama 5 tahun (setiap anak-anak mesti melalui peringkat 11 tahun ni). Selepas peringkat sekolah menengah boleh sambung belajar di kolej-kolej atau universiti kerajaan atau kolej/universiti swasta. Kelulusan yang baik akan mendapat biaya penuh belajar dari kerajaan sementara yang lain akan diberi pinjaman uang untuk masuk ke kolej atau uviversiti.

    harap maklum.

    Balas
  16. Abu Salman says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamu’alaykum.
    Adakah yg tahu sekolah anak setingkat SD di KL yg bermaanhaj salaf atau mendekati salaf. Rencanya bawa keluarga ke KL tapi masih cari2 sekolah yg cocok utk anak.
    Jazakaallahu khair

    Balas
  17. hamda says:
    10 tahun yang lalu

    Penulis ini nama aslinya apa ya? kemungkinan saya kenal karena pernah kuliah di salah satu kampus di daerah tronoh

    Balas
  18. abd.kadir bin zidan says:
    7 tahun yang lalu

    tulisannya bagus akhi, bahasanya santun dan mudah difahami,

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah