Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Sejarah Hidup Imam Al Ghazali

Kholid Syamhudi, Lc. oleh Kholid Syamhudi, Lc.
25 September 2022
Waktu Baca: 13 menit
126
imam al ghazali
2.6k
SHARES
14.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengenalnya. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau.

Daftar Isi sembunyikan
1. Nama, Nasab dan Kelahiran Beliau
2. Kehidupan dan Perjalanannya Menuntut Ilmu
3. Pengaruh Filsafat Dalam Dirinya
4. Polemik Kejiwaan Imam Al Ghazali
5. Masa Akhir Kehidupan Imam Al Ghazali
6. Karya-Karya Imam Al Ghazali
7. Aqidah dan Madzhab Imam Al Ghazali

Nama, Nasab dan Kelahiran Beliau

Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191).

Para ulama nasab berselisih dalam penyandaran nama Imam Al Ghazali. Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau. Ini dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir. Penisbatan pendapat ini kepada salah seorang keturunan Al Ghazali. Yaitu Majdudin Muhammad bin Muhammad bin Muhyiddin Muhamad bin Abi Thahir Syarwan Syah bin Abul Fadhl bin Ubaidillah anaknya Situ Al Mana bintu Abu Hamid Al Ghazali yang mengatakan, bahwa telah salah orang yang menyandarkan nama kakek kami tersebut dengan ditasydid (Al Ghazzali).

Majelis ilmu di bulan ramadan

Sebagian lagi mengatakan penyandaran nama beliau kepada pencaharian dan keahlian keluarganya yaitu menenun. Sehingga nisbatnya ditasydid (Al Ghazzali). Demikian pendapat Ibnul Atsir. Dan dinyatakan Imam Nawawi, “Tasydid dalam Al Ghazzali adalah yang benar.” Bahkan Ibnu Assam’ani mengingkari penyandaran nama yang pertama dan berkata, “Saya telah bertanya kepada penduduk Thusi tentang daerah Al Ghazalah, dan mereka mengingkari keberadaannya.” Ada yang berpendapat Al Ghazali adalah penyandaran nama kepada Ghazalah anak perempuan Ka’ab Al Akhbar, ini pendapat Al Khafaji.

Yang dijadikan sandaran para ahli nasab mutaakhirin adalah pendapat Ibnul Atsir dengan tasydid. Yaitu penyandaran nama kepada pekerjaan dan keahlian bapak dan kakeknya (Diringkas dari penjelasan pentahqiq kitab Thabaqat Asy Syafi’iyah dalam catatan kakinya 6/192-192).

Dilahirkan di kota Thusi tahun 450 H dan memiliki seorang saudara yang bernama Ahmad (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/326 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/193 dan 194).

Kehidupan dan Perjalanannya Menuntut Ilmu

Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (yang dibuat dari kulit domba) dan menjualnya di kota Thusi. Menjelang wafat dia mewasiatkan pemeliharaan kedua anaknya kepada temannya dari kalangan orang yang baik. Dia berpesan, “Sungguh saya menyesal tidak belajar khat (tulis menulis Arab) dan saya ingin memperbaiki apa yang telah saya alami pada kedua anak saya ini. Maka saya mohon engkau mengajarinya, dan harta yang saya tinggalkan boleh dihabiskan untuk keduanya.”

Setelah meninggal, maka temannya tersebut mengajari keduanya ilmu, hingga habislah harta peninggalan yang sedikit tersebut. Kemudian dia meminta maaf tidak dapat melanjutkan wasiat orang tuanya dengan harta benda yang dimilikinya. Dia berkata, “Ketahuilah oleh kalian berdua, saya telah membelanjakan untuk kalian dari harta kalian. Saya seorang fakir dan miskin yang tidak memiliki harta. Saya menganjurkan kalian berdua untuk masuk ke madrasah seolah-olah sebagai penuntut ilmu. Sehingga memperoleh makanan yang dapat membantu kalian berdua.”

Lalu keduanya melaksanakan anjuran tersebut. Inilah yang menjadi sebab kebahagiaan dan ketinggian mereka. Demikianlah diceritakan oleh Al Ghazali, hingga beliau berkata, “Kami menuntut ilmu bukan karena Allah ta’ala, akan tetapi ilmu enggan kecuali hanya karena Allah ta’ala.” (Dinukil dari Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/193-194).

Beliau pun bercerita, bahwa ayahnya seorang fakir yang shalih. Tidak memakan kecuali hasil pekerjaannya dari kerajinan membuat pakaian kulit. Beliau berkeliling mengujungi ahli fikih dan bermajelis dengan mereka, serta memberikan nafkah semampunya. Apabila mendengar perkataan mereka (ahli fikih), beliau menangis dan berdoa memohon diberi anak yang faqih. Apabila hadir di majelis ceramah nasihat, beliau menangis dan memohon kepada Allah ta’ala untuk diberikan anak yang ahli dalam ceramah nasihat.

Kiranya Allah mengabulkan kedua doa beliau tersebut. Imam Al Ghazali menjadi seorang yang faqih dan saudaranya (Ahmad) menjadi seorang yang ahli dalam memberi ceramah nasihat (Dinukil dari Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/194).

Imam Al Ghazali memulai belajar di kala masih kecil. Mempelajari fikih dari Syaikh Ahmad bin Muhammad Ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian berangkat ke Jurjan untuk mengambil ilmu dari Imam Abu Nashr Al Isma’ili dan menulis buku At Ta’liqat. Kemudian pulang ke Thusi (Lihat kisah selengkapnya dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/195).

Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain Al Juwaini dengan penuh kesungguhan. Sehingga berhasil menguasai dengan sangat baik fikih mazhab Syafi’i dan fikih khilaf, ilmu perdebatan, ushul, manthiq, hikmah dan filsafat. Beliau pun memahami perkataan para ahli ilmu tersebut dan membantah orang yang menyelisihinya. Menyusun tulisan yang membuat kagum guru beliau, yaitu Al Juwaini (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191).

Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah Imam Al Ghazali ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli ilmu, sehingga beliau menantang debat kepada para ulama dan mengalahkan mereka. Kemudian Nidzamul Malik mengangkatnya menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad dan memerintahkannya untuk pindah ke sana. Maka pada tahun 484 H beliau berangkat ke Baghdad dan mengajar di Madrasah An Nidzamiyah dalam usia tiga puluhan tahun. Disinilah beliau berkembang dan menjadi terkenal. Mencapai kedudukan yang sangat tinggi.

Pengaruh Filsafat Dalam Dirinya

Pengaruh filsafat dalam diri beliau begitu kentalnya. Beliau menyusun buku yang berisi celaan terhadap filsafat, seperti kitab At Tahafut yang membongkar kejelekan filsafat. Akan tetapi beliau menyetujui mereka dalam beberapa hal yang disangkanya benar. Hanya saja kehebatan beliau ini tidak didasari dengan ilmu atsar dan keahlian dalam hadits-hadits Nabi yang dapat menghancurkan filsafat. Beliau juga gemar meneliti kitab Ikhwanush Shafa dan kitab-kitab Ibnu Sina. Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Al Ghazali dalam perkataannya sangat dipengaruhi filsafat dari karya-karya Ibnu Sina dalam kitab Asy Syifa’, Risalah Ikhwanish Shafa dan karya Abu Hayan At Tauhidi.” (Majmu’ Fatawa 6/54).

Hal ini jelas terlihat dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Perkataannya di Ihya Ulumuddin pada umumnya baik. Akan tetapi di dalamnya terdapat isi yang merusak, berupa filsafat, ilmu kalam, cerita bohong sufiyah dan hadits-hadits palsu.” (Majmu’ Fatawa 6/54).

Demikianlah Imam Al Ghazali dengan kejeniusan dan kepakarannya dalam fikih, tasawuf dan ushul, tetapi sangat sedikit pengetahuannya tentang ilmu hadits dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusnya menjadi pengarah dan penentu kebenaran. Akibatnya beliau menyukai filsafat dan masuk ke dalamnya dengan meneliti dan membedah karya-karya Ibnu Sina dan yang sejenisnya, walaupun beliau memiliki bantahan terhadapnya. Membuat beliau semakin jauh dari ajaran Islam yang hakiki.

Adz Dzahabi berkata, “Orang ini (Al Ghazali) menulis kitab dalam mencela filsafat, yaitu kitab At Tahafut. Dia membongkar kejelekan mereka, akan tetapi dalam beberapa hal menyetujuinya, dengan prasangka hal itu benar dan sesuai dengan agama. Beliau tidaklah memiliki ilmu tentang atsar dan beliau bukanlah pakar dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dapat mengarahkan akal. Beliau senang membedah dan meneliti kitab Ikhwanush Shafa. Kitab ini merupakan penyakit berbahaya dan racun yang mematikan. Kalaulah Abu Hamid bukan seorang yang jenius dan orang yang mukhlis, niscaya dia telah binasa.” (Siyar A’lam Nubala 19/328).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Abu Hamid condong kepada filsafat. Menampakkannya dalam bentuk tasawuf dan dengan ibarat Islami (ungkapan syar’i). Oleh karena itu para ulama muslimin membantahnya. Hingga murid terdekatnya, (yaitu) Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan, “Guru kami Abu Hamid masuk ke perut filsafat, kemudian ingin keluar dan tidak mampu.” (Majmu’ Fatawa 4/164).

Polemik Kejiwaan Imam Al Ghazali

Kedudukan dan ketinggian jabatan beliau ini tidak membuatnya congkak dan cinta dunia. Bahkan dalam jiwanya berkecamuk polemik (perang batin) yang membuatnya senang menekuni ilmu-ilmu kezuhudan. Sehingga menolak jabatan tinggi dan kembali kepada ibadah, ikhlas dan perbaikan jiwa. Pada bulan Dzulqaidah tahun 488 H beliau berhaji dan mengangkat saudaranya yang bernama Ahmad sebagai penggantinya.

Pada tahun 489 H beliau masuk kota Damaskus dan tinggal beberapa hari. Kemudian menziarahi Baitul Maqdis beberapa lama, dan kembali ke Damaskus beri’tikaf di menara barat masjid Jami’ Damaskus. Beliau banyak duduk di pojok tempat Syaikh Nashr bin Ibrahim Al Maqdisi di masjid Jami’ Umawi (yang sekarang dinamai Al Ghazaliyah). Tinggal di sana dan menulis kitab Ihya Ulumuddin, Al Arba’in, Al Qisthas dan kitab Mahakkun Nadzar. Melatih jiwa dan mengenakan pakaian para ahli ibadah. Beliau tinggal di Syam sekitar 10 tahun.

Ibnu Asakir berkata, “Abu Hamid rahimahullah berhaji dan tinggal di Syam sekitar 10 tahun. Beliau menulis dan bermujahadah dan tinggal di menara barat masjid Jami’ Al Umawi. Mendengarkan kitab Shahih Bukhari dari Abu Sahl Muhammad bin Ubaidilah Al Hafshi.” (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).

Disampaikan juga oleh Ibnu Khallakan dengan perkataannya, “An Nidzam (Nidzam Mulk) mengutusnya untuk menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad tahun 484 H. Beliau tinggalkan jabatannya pada tahun 488 H. Lalu menjadi orang yang zuhud, berhaji dan tinggal menetap di Damaskus beberapa lama. Kemudian pindah ke Baitul Maqdis, lalu ke Mesir dan tinggal beberapa lama di Iskandariyah. Kemudian kembali ke Thusi.” (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).

Ketika Wazir Fakhrul Mulk menjadi penguasa Khurasan, beliau dipanggil hadir dan diminta tinggal di Naisabur. Sampai akhirnya beliau datang ke Naisabur dan mengajar di madrasah An Nidzamiyah beberapa saat. Setelah beberapa tahun, pulang ke negerinya dengan menekuni ilmu dan menjaga waktunya untuk beribadah. Beliau mendirikan satu madrasah di samping rumahnya dan asrama untuk orang-orang shufi. Beliau habiskan sisa waktunya dengan mengkhatam Al Qur’an, berkumpul dengan ahli ibadah, mengajar para penuntut ilmu dan melakukan shalat dan puasa serta ibadah lainnya sampai meninggal dunia.

Baca juga: Biografi Imam Nawawi

Masa Akhir Kehidupan Imam Al Ghazali

Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadits dan berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam Adz Dzahabi, “Pada akhir kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan berkumpul dengan ahlinya serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim). Seandainya beliau berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat. Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali beberapa orang putri.”

Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya); Pada subuh hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “Bawa kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan menciumnya serta meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan taat untuk menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi hari). (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34). Beliau wafat di kota Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di pekuburan Ath Thabaran (Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/201).

Karya-Karya Imam Al Ghazali

Nama karya beliau ini diambil secara ringkas dari kitab Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah, karya Dr. Abdurrahman bin Shaleh Ali Mahmud 2/623-625, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/203-204

Beliau seorang yang produktif menulis. Karya ilmiah beliau sangat banyak sekali. Di antara karyanya yang terkenal ialah:

Pertama, dalam masalah ushuluddin dan aqidah:

  1. Arba’in Fi Ushuliddin. Merupakan juz kedua dari kitab beliau Jawahirul Qur’an.
  2. Qawa’idul Aqa’id, yang beliau satukan dengan Ihya’ Ulumuddin pada jilid pertama.
  3. Al Iqtishad Fil I’tiqad.
  4. Tahafut Al Falasifah. Berisi bantahan beliau terhadap pendapat dan pemikiran para filosof dengan menggunakan kaidah mazhab Asy’ariyah.
  5. Faishal At Tafriqah Bainal Islam Wa Zanadiqah.

Kedua, dalam ilmu ushul, fikih, filsafat, manthiq dan tasawuf, beliau memiliki karya yang sangat banyak. Secara ringkas dapat kita kutip yang terkenal, di antaranya:

(1) Al Mustashfa Min Ilmil Ushul. Merupakan kitab yang sangat terkenal dalam ushul fiqih. Yang sangat populer dari buku ini ialah pengantar manthiq dan pembahasan ilmu kalamnya. Dalam kitab ini Imam Al Ghazali membenarkan perbuatan ahli kalam yang mencampur adukkan pembahasan ushul fikih dengan pembahasan ilmu kalam dalam pernyataannya, “Para ahli ushul dari kalangan ahli kalam banyak sekali memasukkan pembahasan kalam ke dalamnya (ushul fiqih) lantaran kalam telah menguasainya. Sehingga kecintaannya tersebut telah membuatnya mencampur adukkannya.” Tetapi kemudian beliau berkata, “Setelah kita mengetahui sikap keterlaluan mereka mencampuradukkan permasalahan ini, maka kita memandang perlu menghilangkan dari hal tersebut dalam kumpulan ini. Karena melepaskan dari sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sangatlah sukar……” (Dua perkataan beliau ini dinukil dari penulis Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah dari Al Mustashfa hal. 17 dan 18).

Lebih jauh pernyataan beliau dalam Mukaddimah manthiqnya, “Mukadimah ini bukan termasuk dari ilmu ushul. Dan juga bukan mukadimah khusus untuknya. Tetapi merupakan mukadimah semua ilmu. Maka siapa pun yang tidak memiliki hal ini, tidak dapat dipercaya pengetahuannya.” (Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah dari Al Mustashfa hal. 19).

Kemudian hal ini dibantah oleh Ibnu Shalah. beliau berkata, “Ini tertolak, karena setiap orang yang akalnya sehat, maka berarti dia itu manthiqi. Lihatlah berapa banyak para imam yang sama sekali tidak mengenal ilmu manthiq!” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/329). Demikianlah, karena para sahabat juga tidak mengenal ilmu manthiq. Padahal pengetahuan serta pemahamannya jauh lebih baik dari para ahli manthiq.

(2) Mahakun Nadzar.

(3) Mi’yarul Ilmi. Kedua kitab ini berbicara tentang mantiq dan telah dicetak.

(4) Ma’ariful Aqliyah. Kitab ini dicetak dengan tahqiq Abdulkarim Ali Utsman.

(5) Misykatul Anwar. Dicetak berulangkali dengan tahqiq Abul Ala Afifi.

(6) Al Maqshad Al Asna Fi Syarhi Asma Allah Al Husna. Telah dicetak.

(7) Mizanul Amal. Kitab ini telah diterbitkan dengan tahqiq Sulaiman Dunya.

(8) Al Madhmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi. Oleh para ulama, kitab ini diperselisihkan keabsahan dan keontetikannya sebagai karya Imam Al Ghazali. Yang menolak penisbatan ini, diantaranya ialah Imam Ibnu Shalah dengan pernyataannya, “Adapun kitab Al Madhmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi, bukanlah karya beliau. Aku telah melihat transkipnya dengan khat Al Qadhi Kamaluddin Muhammad bin Abdillah Asy Syahruzuri yang menunjukkan, bahwa hal itu dipalsukan atas nama Al Ghazali. Beliau sendiri telah menolaknya dengan kitab Tahafut.” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/329).

Banyak pula ulama yang menetapkan keabsahannya. Di antaranya yaitu Syaikhul Islam, menyatakan, “Adapun mengenai kitab Al Madhmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi, sebagian ulama mendustakan penetapan ini. Akan tetapi para pakar yang mengenalnya dan keadaannya, akan mengetahui bahwa semua ini merupakan perkataannya.” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/329). Kitab ini diterbitkan terakhir dengan tahqiq Riyadh Ali Abdillah.

(9) Al Ajwibah Al Ghazaliyah Fil Masail Ukhrawiyah.

(10) Ma’arijul Qudsi fi Madariji Ma’rifati An Nafsi.

(11) Qanun At Ta’wil.

(12) Fadhaih Al Bathiniyah dan Al Qisthas Al Mustaqim. Kedua kitab ini merupakan bantahan beliau terhadap sekte batiniyah. Keduanya telah terbit.

(13) Iljamul Awam An Ilmil Kalam. Kitab ini telah diterbitkan berulang kali dengan tahqiq Muhammad Al Mu’tashim Billah Al Baghdadi.

(14) Raudhatuth Thalibin Wa Umdatus Salikin, diterbitkan dengan tahqiq Muhammad Bahit.

(15) Ar Risalah Alladuniyah.

(16) Ihya’ Ulumuddin. Kitab yang cukup terkenal dan menjadi salah satu rujukan sebagian kaum muslimin di Indonesia. Para ulama terdahulu telah berkomentar banyak tentang kitab ini, di antaranya:

Abu Bakar Al Thurthusi berkata, “Abu Hamid telah memenuhi kitab Ihya’ dengan kedustaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saya tidak tahu ada kitab di muka bumi ini yang lebih banyak kedustaan darinya, kemudian beliau campur dengan pemikiran-pemikiran filsafat dan kandungan isi Rasail Ikhwanush Shafa. Mereka adalah kaum yang memandang kenabian merupakan sesuatu yang dapat diusahakan.” (Dinukil Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/334).

Dalam risalahnya kepada Ibnu Mudzaffar, beliau pun menyatakan, “Adapun penjelasan Anda tentang Abu Hamid, maka saya telah melihatnya dan mengajaknya berbicara. Saya mendapatkan beliau seorang yang agung dari kalangan ulama. Memiliki kecerdasan akal dan pemahaman. Beliau telah menekuni ilmu sepanjang umurnya, bahkan hampir seluruh usianya. Dia dapat memahami jalannya para ulama dan masuk ke dalam kancah para pejabat tinggi. Kemudian beliau bertasawuf, menghijrahi ilmu dan ahlinya dan menekuni ilmu yang berkenaan dengan hati dan ahli ibadah serta was-was syaitan. Sehingga beliau rusak dengan pemikiran filsafat dan Al Hallaj (pemikiran wihdatul wujud). Mulai mencela ahli fikih dan ahli kalam. Sungguh dia hampir tergelincir keluar dari agama ini. Ketika menulis Al Ihya’ beliau mulai berbicara tentang ilmu ahwal dan rumus-rumus sufiyah, padahal belum mengenal betul dan tidak memiliki keahlian tentangnya. Sehingga dia berbuat kesalahan fatal dan memenuhi kitabnya dengan hadits-hadits palsu.” Imam Adz Dzahabi mengomentari perkataan ini dengan pernyataannya, “Adapun di dalam kitab Ihya’ terdapat sejumlah hadits-hadits yang batil dan terdapat kebaikan padanya, seandainya tidak ada adab dan tulisan serta zuhud secara jalannya ahli hikmah dan sufi yang menyimpang.” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/339-340).

Imam Subuki dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah (Lihat 6/287-288) telah mengumpulkan hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Al Ihya’ dan menemukan 943 hadits yang tidak diketahui sanadnya. Abul Fadhl Abdurrahim Al Iraqi mentakhrij hadits-hadits Al Ihya’ dalam kitabnya, Al Mughni An Asfari Fi Takhrij Ma Fi Al Ihya Minal Akhbar. Kitab ini dicetak bersama kitab Ihya Ulumuddin. Beliau sandarkan setiap hadits kepada sumber rujukannya dan menjelaskan derajat keabsahannya. Didapatkan banyak dari hadits-hadits tersebut yang beliau hukumi dengan lemah dan palsu atau tidak ada asalnya dari perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka berhati-hatilah para penulis, khathib, pengajar dan para penceramah dalam mengambil hal-hal yang terdapat dalam kitab Ihya Ulumuddin.

(17) Al Munqidz Minad Dhalalah. Tulisan beliau yang banyak menjelaskan sisi biografinya.

(18) Al Wasith.

(19) Al Basith.

(20) Al Wajiz.

(21) Al Khulashah. Keempat kitab ini adalah kitab rujukan fiqih Syafi’iyah yang beliau tulis. Imam As Subki menyebutkan 57 karya beliau dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/224-227.

Aqidah dan Madzhab Imam Al Ghazali

Dalam masalah fikih, beliau seorang yang bermazhab Syafi’i. Nampak dari karyanya Al Wasith, Al Basith dan Al Wajiz. Bahkan kitab beliau Al Wajiz termasuk buku induk dalam mazhab Syafi’i. Mendapat perhatian khusus dari para ulama Syafi’iyah. Imam Adz Dzahabi menjelaskan mazhab fikih beliau dengan pernyataannya, “Syaikh Imam, Hujjatul Islam, A’jubatuz zaman, Zainuddin Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi Asy Syafi’i.”

Sedangkan dalam sisi akidah, beliau sudah terkenal dan masyhur sebagai seorang yang bermazhab Asy’ariyah. Banyak membela Asy’ariyah dalam membantah Bathiniyah, para filosof serta kelompok yang menyelisihi mazhabnya. Bahkan termasuk salah satu pilar dalam mazhab tersebut. Oleh karena itu beliau menamakan kitab aqidahnya yang terkenal dengan judul Al Iqtishad Fil I’tiqad. Tetapi karya beliau dalam aqidah dan cara pengambilan dalilnya, hanyalah merupakan ringkasan dari karya tokoh ulama Asy’ariyah sebelum beliau (pendahulunya). Tidak memberikan sesuatu yang baru dalam mazhab Asy’ariyah. Beliau hanya memaparkan dalam bentuk baru dan cara yang cukup mudah. Keterkenalan Imam Al Ghazali sebagai tokoh Asy’ariyah juga dibarengi dengan kesufiannya. Beliau menjadi patokan marhalah yang sangat penting menyatunya Sufiyah ke dalam Asy’ariyah.

Akan tetapi tasawuf apakah yang diyakini beliau? Memang agak sulit menentukan tasawuf beliau. Karena seringnya beliau membantah sesuatu, kemudian beliau jadikan sebagai aqidahnya. Beliau mengingkari filsafat dalam kitab Tahafut, tetapi beliau sendiri menekuni filsafat dan menyetujuinya.

Ketika berbicara dengan Asy’ariyah tampaklah sebagai seorang Asy’ari tulen. Ketika berbicara tasawuf, dia menjadi sufi. Menunjukkan seringnya beliau berpindah-pindah dan tidak tetap dengan satu mazhab. Oleh karena itu Ibnu Rusyd mencelanya dengan mengatakan, “Beliau tidak berpegang teguh dengan satu mazhab saja dalam buku-bukunya. Akan tetapi beliau menjadi Asy’ari bersama Asy’ariyah, sufi bersama sufiyah dan filosof bersama filsafat.” (Lihat Mukadimah kitab Bughyatul Murtad hal. 110).

Adapun orang yang menelaah kitab dan karya beliau seperti Misykatul Anwar, Al Ma’arif Aqliyah, Mizanul Amal, Ma’arijul Quds, Raudhatuthalibin, Al Maqshad Al Asna, Jawahirul Qur’an dan Al Madmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi, akan mengetahui bahwa tasawuf beliau berbeda dengan tasawuf orang sebelumnya.

Syaikh Dr. Abdurrahman bin Shalih Ali Mahmud menjelaskan tasawuf Imam Al Ghazali dengan menyatakan, bahwa kunci mengenal kepribadian Imam Al Ghazali ada dua perkara:

Pertama, pendapat beliau, bahwa setiap orang memiliki tiga aqidah. Yang pertama, ditampakkan di hadapan orang awam dan yang difanatikinya. Kedua, beredar dalam ta’lim dan ceramah. Ketiga, sesuatu yang dii’tiqadi seseorang dalam dirinya. Tidak ada yang mengetahui kecuali teman yang setara pengetahuannya. Bila demikian, Al Ghazali menyembunyikan sisi khusus dan rahasia dalam aqidahnya.

Kedua, mengumpulkan pendapat dan uraian singkat beliau yang selalu mengisyaratkan kerahasian akidahnya. Kemudian membandingkannya dengan pendapat para filosof saat beliau belum cenderung kepada filsafat Isyraqi dan tasawuf, seperti Ibnu Sina dan yang lainnya. (Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asyariyah 2/628).

Beliau (Syeikh Dr. Abdurrahman bin Shalih Ali Mahmud) menyimpulkan hasil penelitian dan pendapat para peneliti pemikiran Al Ghazali, bahwa tasawuf Al Ghazali dilandasi filsafat Isyraqi (Madzhab Isyraqi dalam filsafat ialah mazhab yang menyatukan pemikiran dan ajaran dalam agama-agama kuno, Yunani dan Parsi. Termasuk bagian dari filsafat Yunani dan Neo-Platoisme. (Lihat Al Mausu’ah Al Muyassarah Fi Al Adyan Wal Madzahibi Wal Ahzab Al Mu’ashirah, karya Dr. Mani’ bin Hamad Al Juhani 2/928-929).

Sebenarnya inilah yang dikembangkan beliau akibat pengaruh karya-karya Ibnu Sina dan Ikhwanush Shafa. Demikian juga dijelaskan pentahqiq kitab Bughyatul Murtad dalam mukadimahnya. Setelah menyimpulkan bantahan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah terhadap beliau dengan mengatakan, “Bantahan Ibnu Taimiyah terhadap Al Ghazali didasarkan kejelasannya mengikuti filsafat dan terpengaruh dengan sekte Bathiniyah dalam menta’wil nash-nash, walaupun beliau membantah habis-habisan mereka, seperti dalam kitab Al Mustadzhiri. Ketika tujuan kitab ini (Bughyatul Murtad, pen) adalah untuk membantah orang yang berusaha menyatukan agama dan filsafat, maka Syaikhul Islam menjelaskan bentuk usaha tersebut pada Al Ghazali. Yang berusaha menafsirkan nash-nash dengan tafsir filsafat Isyraqi yang didasarkan atas ta’wil batin terhadap nash, sesuai dengan pokok-pokok ajaran ahli Isyraq (pengikut filsafat neo-platonisme).” (Lihat Mukadimah kitab Bughyatul Murtad hal. 111).

Tetapi perlu diketahui, bahwa pada akhir hayatnya, beliau kembali kepada ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah meninggalkan filsafat dan ilmu kalam, dengan menekuni Shahih Bukhari dan Muslim. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Penulis Jawahirul Qur’an (Al Ghazali, pen) karena banyak meneliti perkataan para filosof dan merujuk kepada mereka, sehingga banyak mencampur pendapatnya dengan perkataan mereka. Pun beliau menolak banyak hal yang bersesuaian dengan mereka. Beliau memastikan, bahwa perkataan filosof tidak memberikan ilmu dan keyakinan. Demikian juga halnya perkataan ahli kalam. Pada akhirnya beliau menyibukkan diri meneliti Shahih Bukhari dan Muslim hingga wafatnya dalam keadaan demikian. Wallahu a’lam.”

Baca juga: Biografi Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin

—

Sumber: Majalah As Sunnah
Penyusun: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Dipublikasikan kembali oleh Muslim.or.id

Tags: biografiImam Al GhazaliKisah
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Kholid Syamhudi, Lc.

Kholid Syamhudi, Lc.

Alumni S1 Jusuran Hadits Universitas Islam Madinah, pembina Pondok Pesantren Ibnu Abbas Sragen, pengajar Pondok Pesantren Al Ukhuwwah Sukoharjo, pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia

Artikel Terkait

Aisyah binti Abu Bakar

Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
20 Maret 2023
0

Setiap orang memiliki orang yang paling dicintai dalam hatinya, begitu pun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Ketika ditanya oleh Amru bin...

Abdullah bin Umar

Biografi Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
19 Maret 2023
0

Beliau adalah Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al Khattab Al Qurasyi Al Adawiy. Ayah beliau adalah seorang sahabat senior...

Syekh Abdul Qodir Jaelani

Biografi Syekh Abdul Qodir Jaelani

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
25 Februari 2023
0

Nama beliau sangat masyhur di kalangan kaum muslimin Indonesia. Namun, sedikit kaum muslimin yang mengetahui biografi beliau, bahkan untuk versi...

Artikel Selanjutnya
Sejarah Hidup Imam Al Ghazali (Bag. 2)

Sejarah Hidup Imam Al Ghazali (Bag. 2)

Komentar 126

  1. Andhy says:
    15 tahun yang lalu

    Subhanallah…

    Balas
  2. syaipullah says:
    15 tahun yang lalu

    Siapa bilang beliau bukan ahli hadits, beliau hapal lebih dari 500ribu hadits lengkap dengan hapal sanad2nya. Nah, apakah yang mengkritik al-ghazali juga punya kemampuan demikian?????

    Balas
    • Faiz says:
      3 tahun yang lalu

      Imam Adz dzahabi sendiri yang mengatakan, coba di baca lagi mas, yg nulis artikel di atas juga ahli hadits mas. Profil penulis di bawah artikel bisa menjadi sedikit informasi jika yg menulis artikel tersebut ahli hadits.

      Balas
      • Alfa salaam says:
        3 tahun yang lalu

        Hadisnya lemah mengapa jd Rujukan kitab tasawuf sampai sekarang

        Balas
  3. wong dheso says:
    15 tahun yang lalu

    sejarah diri kita sebenarnya penuh kelam dan dosa tapi tidak merasa mengetahui

    Balas
  4. evelyn sharlyta says:
    15 tahun yang lalu

    mumtaz….

    dlm bahasa arab artinya luar biasa….

    sejarah yang sangat mengesankan …..

    tinggal lebih di sempurnakan lagi…

    Balas
  5. adhwa arif says:
    15 tahun yang lalu

    Alhamdulillah…seharusnya kita bersyukur kerana masih dapat mengetahui serba sedikit tentang kisah hidup imam al ghazali yg sememangnya mempunyai kedudukan yg mulia di sisi Allah.sumbangan yg beliau telah berikan juga amat berguna bagi kita khususnya umat islam..oleh itu,pelajarilah apa2 yg berguna melalui kisah imam al ghazali dan juga imam2 lain semoga menjadi contoh bg diri kita..insyaAllah..

    Balas
  6. budhi warok says:
    15 tahun yang lalu

    ok punya pren

    Balas
  7. wardah says:
    15 tahun yang lalu

    thanh u very much for this article. i could finish my assngment very well n completely. n i learn many more about Imam al- ghazali..thankzzzz…

    Balas
  8. wong dheso says:
    14 tahun yang lalu

    sebelum menengok sejarah Imam Al-Ghazali tengok terlebih dahulu tentang sejarah diri kita sebelum mengenal salafy. INGAT ALLAH MAHA MENGETAHUI

    Balas
  9. eric says:
    14 tahun yang lalu

    kirimin donk bak 2

    Balas
  10. Muslim.or.id says:
    14 tahun yang lalu

    Artikel seri kedua sudah diposting. Silakan klik link ini:

    Sejarah Hidup Imam Al Ghazali (2)

    Balas
  11. arif says:
    14 tahun yang lalu

    klo bisa tolong muat dan kupas buku-buku karangan Imam ghozali. tank’s…………..

    Balas
  12. wong dheso says:
    14 tahun yang lalu

    mas eric anda juga harus melihat sejarah sejarah diri anda dan sejauh mana anda mengamalkan agama terutama sholat wajib secara berjamaah tepat waktu di masjid

    Balas
  13. nurhasan says:
    14 tahun yang lalu

    agar ditampilkan tentang pendapat imam ghozali secara khusus berkaitan dengan pembinaan akhlak muslim, karena sangat bermanfaat bagi generasi muda islam …….

    Balas
  14. ziqi fuady says:
    14 tahun yang lalu

    ini merupakan fenomena yang luar biasa,karena dapat menambah wawasan saya selaku pencari ilmu…
    ALLAHU AKBAR

    Balas
  15. Tb. Lukman Al HAkim says:
    14 tahun yang lalu

    Alhamdullilah bahwasan kita dapat ilmu dan mempelajarinya, ilmu yang telah beliau berikan kepada kaum muslimin pada umumnya dan da0pat diamalkan oleh kaum muslimin yang mempelajarinya. Smoga Allah memberikan hidayah kepada yang mempelajari ilmu. amin

    Balas
  16. Herdoni Wahyono says:
    14 tahun yang lalu

    Mnogo blagodarya ! infonya.

    Balas
  17. sahl says:
    14 tahun yang lalu

    syukron jaziilan..

    Balas
  18. vidi eka says:
    14 tahun yang lalu

    saya berharap ada teman teman yang mau berbagi ilmu kepada saya

    Balas
  19. Farhan S R says:
    14 tahun yang lalu

    untung ktemu website-ny soalnya w butuh bgt bwt bikin makalah pelajaran agama ThAnks!!!!!!!

    Balas
  20. Agus Pranamulia says:
    14 tahun yang lalu

    Mudah-mudahan intelektual muslim masa kini bisa sekumplit beliau ilmu dan amalnya (Yayasan Dinamis – Caringin, Bogor)

    Balas
  21. Rio Raziqin says:
    14 tahun yang lalu

    Setiap yang populer belum tentu benar, setiap yang terkenal belum tentu benar. Niatkanlah untuk mencari kebenaran, semoga Allah mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah Al-Ghazali bertaubat dari sebelum meninggal.

    Balas
  22. UJANG SUCIPTO says:
    14 tahun yang lalu

    aku mau tanya imam ghazali itu termasuk mujtahid mutlaq apa mujtahid fatwa kemudian adakah dasarnya dari kemungkanan dua jawaban tersebut????
    kemudian tolong kirimkan jawabannya ke E-mail ku [email protected]

    Balas
  23. ujang sucipto says:
    14 tahun yang lalu

    assalamu alikum
    aku mau tanya apakah imam Ghazali itu mujtahid mutlak atau ujtahid fatwa bagi ikhwan yang tau jawabanya tolong kirim ke E-mail ku

    Balas
  24. afiqah says:
    14 tahun yang lalu

    saya kurang memahami apa yang ditulis.bolehkah tunjukkan saya dengan lebih jelas lagi mengenai imam al ghazali

    Balas
  25. Iwan Kurniawan says:
    14 tahun yang lalu

    Pribadi yang teduh dan selalu menangis melihat atau mendengar kesulitan orang lain… Duhai Rahimullah.. hatiku seakan dekat walau terpisah jarak dan waktu.. wajahmu ada diraut orang2 miskin dan anak2 yatim.. yang selalu ada dihatiku… Semoga Allah senantiasa mencintai mu Amin.

    Balas
  26. alem says:
    14 tahun yang lalu

    bertaubatlah kita sementara pintu taubat masih terbuka..

    Balas
  27. Alma'arif,UIN Sunan Kalijaga says:
    14 tahun yang lalu

    Di dalam kitab ihya’ ulumuddin terdapat hal-hal yang baik terutama memotifasi untuk bersikap zuhud dan memotifasi untuk beribadah dengan khusyu’ kepada Allah,tetapi ada keburukannya yaitu filsafat-filsafat yang banyak sehingga dapat mengesampingkan alqur’an dan al hadits.dan ini kita maklumi sebab beliau bukan ahli hadits seperti imam Syafi’i.maka bagi orang awam hendaknya jangan membaca kitab ini dulu kecuali sudah menguasai alqu’an dan hadits rasululah sehingga bisa memilah dan memilih mana yang baik dan buruk.wallahu a’lamu bisshowab.

    Balas
  28. zul-SM Teknik Jasin,Melaka says:
    14 tahun yang lalu

    thx sbb buat laman nie..
    dgn laman nie,zul dpt wat tugasan zul dgn baik..
    klu ade rezeki zul akn lawati lg laman ini..
    salam…

    Balas
  29. Ajank says:
    14 tahun yang lalu

    Semoga Allah menciptakan aku sebagai al-Ghazali ke-2, maka aku akan kuasai hadis Rasul saw dan semua yg brkaitan dgnya. Aku juga akan membuat pesantren dan menulis lebih banyak lagi untuk agama Allah swt. Amin ya Allah, kabulkanlah.

    Balas
  30. abu nabila says:
    14 tahun yang lalu

    jazakallah khairon katsiron

    Balas
  31. adek says:
    13 tahun yang lalu

    asslkm, bolekah sy posting di blog saya ?

    Balas
  32. aswan says:
    13 tahun yang lalu

    ini bagus

    Balas
  33. rendra says:
    13 tahun yang lalu

    imam ghozali ra itu adalah imam ahli hadits, bagi yg hafal 100ribu hadits digelari al hafidz, 300rb = al hujjah lebih dari 300rb=al imam berikut sanad dan matannya.. banyak sekali ulama yg sezaman dgn beliau mengatakan bahwa beliau seorang ahli hadits.. tapi orang yang bukan ahli hadits sudah pasti mengira beliau bukan muhadits..

    Balas
    • Faiz says:
      3 tahun yang lalu

      Imam Adz dzahabi sendiri yang mengatakan, coba di baca lagi mas, yg nulis artikel di atas juga ahli hadits mas. Profil penulis di bawah artikel bisa menjadi sedikit informasi jika yg menulis artikel tersebut ahli hadits.

      Balas
  34. Ferdi says:
    13 tahun yang lalu

    Ya Allah masih adakah seperti beliau dizaman sekarang ?

    Balas
  35. wiwi novianti says:
    13 tahun yang lalu

    subhanallah begitu indah hidup ini jika di dunia ini diisi oleh para salafusolihin.

    Balas
  36. smith says:
    13 tahun yang lalu

    Ass…
    Afwan, ana mohon izin ngopy/ ngeprint makalah ini untuk da’wah.
    syukron wa jazakumullohu khoiran.
    Wass..

    Balas
  37. smith says:
    13 tahun yang lalu

    Ass…
    Afwan,sebenarnya sudah lama ana pingin tahu biografi Imam
    ghozali, dan alhamdulillah ana temukan di sini.
    dan untuk kepentingan da’wah, maka ana mohon diizinkan mencetaknya..
    Syukran wa jazakumullahu khairan katsiran.

    Balas
  38. Nur lela says:
    13 tahun yang lalu

    Jazakalloh khoin ilmu’y
    pak ada hal yg ana cr dlm hal ini
    sy p’nah dngr bhw imam ghozali&ibnu taimiyah pernah debat? Dlm hal apa&pd zaman siapa?
    2 gelar hujjatul islam&syaikhul islam,adkh sebab hingga 2 ulama ini pny gelar tsb?

    Balas
    • Didik Santoso says:
      5 bulan yang lalu

      Dalam sejarah peradaban Islam, sampai saat ini, bila disebut sulthonul awliya maka sepakat bahwa yg dimaksud adalah syeikh Abdul Qodir al Jailani wafat 561 H di Baghdad.
      Bila disebut sulthonul ulama, maka yg dimaksud adalah syeikh izzudin bin Abdussalam al Mishri, wafat 660 H.
      Dan bila disebut Hujjatul Islam, maka yg dimaksud adalah Imam Ghazali at thusi wafat 505 H.
      Sedangkan untuk gelar syeikhul Islam, banyak ulama yg disematkan gelar tersebut

      Balas
  39. Nur lela says:
    13 tahun yang lalu

    Ana kira tiap jwbn t’gantung manhaj yg d’ambil
    tp mhn jwbn dlm hal ini
    smg b’manfa’at u/qt smua
    jazakumulloh khoir.

    Balas
  40. ratna sari says:
    13 tahun yang lalu

    minta izin mengcopy ya..mohon halal

    Balas
  41. cholil says:
    13 tahun yang lalu

    yang saya tahu dipondok manapun kitab IMAM AL GHOZALI selalu dipelajari utamanya pondok salaf.

    Balas
    • Muslim.Or.Id says:
      13 tahun yang lalu

      @ Cholil
      Istilah pondok salaf ada beberapa versi. Pondok salaf apa yg saudara maksudkan?

      Balas
  42. arief says:
    13 tahun yang lalu

    alhamdulillah saya telah menemukannya, semoga Allah menjadikan ini sebagai petunjuk menuju ridhonya

    Balas
  43. eday prdian perdian says:
    13 tahun yang lalu

    dia salah satu orang cerdas……jenius…..!!!!!!!!

    Balas
  44. pardiro asslemany says:
    13 tahun yang lalu

    tokoh seperti imam ghozali adalah sosok yg patut untuk kita tauladani.

    Balas
  45. rudono says:
    13 tahun yang lalu

    imam al ghozali adalah orang yang menyelamatkan umat islam ketika terjadi selisih paham antara orang fiqih dan kaum sufi. beliau sangat arif dan luar biasa. dia bertarekat, itulah ia mudah membaca ilmu yang diberikan Allah. itu kunci. belum tampak orang sekaliber dia saat ini yang mau menampakkan. sebab orang sekaliber itu tersembunyi. hanya orang2 yg beruntung bs menemuinya, itupun asal Tuhan menunjukinya bertemu.

    Balas
  46. mahmudi says:
    13 tahun yang lalu

    ceritax sangat berkesan

    Balas
  47. سيف الدين says:
    13 tahun yang lalu

    اخوة الايمان كان الغزالي رجلا صالحا عالما محبا للعلم والعلماءومخلصا فى العمل لذلك هيا بنا نقراء كتبه ثم نتبع الاحسن منها

    Balas
  48. sofia says:
    13 tahun yang lalu

    minta izin nk copy…

    Balas
  49. hoirul aank says:
    13 tahun yang lalu

    bagus

    Balas
  50. budi says:
    13 tahun yang lalu

    assalamualaikum, kalau bisa kasih sumber/sanad yg lebih detail sehingga siapa saja yg mempelajari akan faham sehingga dapat di contoh ppfilsafat filsafatnya baik dr Al Qur’an maupun hadits, trim’s. Mohon maaf jika kami dalam berkomentar tidak berkenan. Wassalam

    Balas
    • Muslim.Or.Id says:
      13 tahun yang lalu

      Wa’alaikumus salam. Bukankah tulisan di atas sudah diberi rujukan?

      Balas
  51. Marali says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamyualaikum. Subhanallah. Sungguh beliau seorang hamba Allah yang bertaqwa dan ikhlas yang kaya akan ilmu yg bermanfaat tuk kita skarang yg akan membawa taat kpd Allah.Amin.

    Balas
  52. Alwi hasan says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum.syukron katsir ya akh.

    Balas
  53. abu muhammad says:
    13 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum,mohon dibahas tentang apa dan bagaimana filsafat,dan apakah filsafat itu sama dengan ilmu kalam?jazakumullohu khoir

    Balas
  54. Abu Ifara says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum
    Bagaimanapun filsafat dan ilmu kalam tidak lebih baik dari Al’quran dan hadis. Jika ilmu filsafat atau ilmu kalam bertentangan dengan Al’quran maka sikap seorang muslim tetap samina watokna terhadap apa-apa yang telah ditetapkan oleh al’quran dan sunah rusul.Begitu pola akal pikir kita, jika akal pikir kita bertentangan dengan Al’quran dan sunah rusul maka kita sikap kita adalah akal pikir tetap di bawah wahyu Ill
    Wassalamu’alaikum

    Balas
  55. dewi asriani says:
    13 tahun yang lalu

    mohon izin untuk mengcopynya. baarokallohu fikum

    Balas
  56. sugeng riyadi says:
    13 tahun yang lalu

    Allahu akbar

    Balas
  57. Bahjah says:
    13 tahun yang lalu

    Al Imam al ‘allamah al ‘arif billah alhafidz Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghozali Qoddasahullah sirrohu.wa nafa’ani bi ‘ulumihi yaumal akhir.

    Balas
  58. suhayat says:
    13 tahun yang lalu

    saya kurang setuju dengan ungkapan ibnu taimiyah … yang menganggap imam al-Ghozali kurang mendalami sunnah… dia ahli tasawuf yg hebat

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      13 tahun yang lalu

      #suhayat
      Bukan hanya Ibnu Taimiyah yang berkata demikian, Adz Dzahabi, Al Iraqi dan banyak para ulama yang mengetahui benar keadaan beliau. Bahkan Al Ghazali sendiri mengaku hal tersebut.
      Mengenai tasawuf silakan simak:
      https://muslim.or.id/aqidah/hakikat-tasawuf-1.html
      https://muslim.or.id/aqidah/hakikat-tasawuf-2.html
      https://muslim.or.id/aqidah/hakikat-tasawuf-3.html

      Balas
  59. syarif alwi says:
    13 tahun yang lalu

    syukran ya akhi….

    Balas
  60. alfan says:
    13 tahun yang lalu

    assalamualaikum…..
    salam kenal smua….

    Balas
  61. bucek says:
    12 tahun yang lalu

    izin copy mas

    Balas
  62. aria says:
    12 tahun yang lalu

    ilmu apa sich tasauf itu..??

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #aria
      Silakan simak:
      https://muslim.or.id/aqidah/hakikat-tasawuf-1.html
      https://muslim.or.id/aqidah/hakikat-tasawuf-2.html
      https://muslim.or.id/aqidah/hakikat-tasawuf-3.html

      Balas
  63. joni says:
    12 tahun yang lalu

    assalamualikum
    tulisan yang bagus..Khoirr…tapi tidak ilmiah, tidak menyertakan rujukan dan bukti-bukti ilmiah,,cuma narasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya..

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #joni
      Wa’alaikumussalam
      Silakan dibaca dengan cermat, anda akan menemukan kitab-kitab rujukan yang dipakai penulis.

      Balas
  64. samidi says:
    12 tahun yang lalu

    masyaallah, luar biasa, seorang pemikir Islam yang cerdas seperti Imam Ghazali ini kapan akan muncul seorang yang sepadan dengan dia di masa yang akan datang…? semoga Allah memberi kita seorang panutan yang baik di masa yang akan datang nanti, amiiin…

    Balas
  65. muhammad ali says:
    12 tahun yang lalu

    TUNTUTLAH ILMU HINGGA LIANG KUBUR. dari ngri terus mncari hingga blajar dan bljar inilah seorang Alim dg segudang ilmu tak henti tuk Belajar.

    Balas
  66. hasnizah says:
    12 tahun yang lalu

    terimah kasih .

    Balas
  67. yazheen al ghozalie says:
    12 tahun yang lalu

    tulisan yg bagus u/ memchkan przaudraan neh,…
    Halus sekali,…
    Seperti memuji, pdhal memaki,..

    Balas
  68. tommi says:
    12 tahun yang lalu

    Org yg menyangka tulisan ini memecahkan persaudaraan pada hakekatnya dia jg sedang memecah belah persaudaraan karena dia lebih mendahulukan suudzon pada saudaranya yg berusaha menasehati saudara2 seagamanya agar tidak terjatuh pada kesalahan spt yg dilakukan Imam Ghazali -rahimahullah-

    Balas
  69. abdus syukur says:
    12 tahun yang lalu

    izin copy ya akhi. syukron sebelumnya

    Balas
  70. Fendi Tungkal says:
    12 tahun yang lalu

    Ass, trims atas tulisannya, sangat bermanfaat buat saya… semoga begitu juga buat Umslim yang lain.
    Mohon Ijin untuk publikasi di weblog saya.

    salam

    Balas
  71. Muhammad bin Abdullah. says:
    12 tahun yang lalu

    Sesungguhnya Allah bnar2 membri ptunjuk kpd hamba2Nya yg bsungguh2 berjihad dijalanNya.Imam Al Ghazali adalah trmasuk golongan org2 yg bnar.

    Balas
  72. Abd. latif Adzim says:
    12 tahun yang lalu

    syukran,, maaf mohon relanya, saya copy……

    Balas
  73. Ahmad Hasim Mansur says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamu alaikum ya akhi, minta izin untuk mengkopinya, Syukron

    Balas
  74. :) says:
    12 tahun yang lalu

    semoga bermanfaat untuk kita semua, amin.

    Balas
  75. lyndha says:
    12 tahun yang lalu

    bacaan yang menarik untuk dibaca..
    it’s magic..
    salam kenal smwa akhi wa ukhti

    Balas
  76. nina says:
    12 tahun yang lalu

    ass.izin copy ya..waslm

    Balas
  77. Nabilah Bilqis says:
    12 tahun yang lalu

    Subhanallah, informasi di atas menambah pengetahuan saya tentang imam ghazali :)

    Balas
  78. Hamid says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamualikum….

    Balas
  79. abduh-sangso says:
    12 tahun yang lalu

    Bagaimana pendapat anda tentang fitnah dalam kitab Imam Al Ghazali, katanya banyak cerita bohong.
    Saya baca ringkasan Ihya Uluddin kayaknya mustahil Imam Al Ghazali berbohong, setiap statement dalam ringkasan tersebut sudah di tahqiq, Hal yang paling mungkin hanya dasar haditsnya Dha’if. Untuk pendidikan achlaq, asal tidak bertentangan dengan Syar’i, saya kira tidak menjadi mas alah, Allahu ‘alam.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #abduh-sangso
      Banyak para ulama yang sudah men-tahqiq dan menyeleksi hadits-haditsnya, maka bisa dibaca yang demikian. Adapun tentang hadits dhaif, silakan simak:
      Soal-149: Bolehkah Berdalil Dengan Hadits Dhaif?
      Soal-150: Walaupun Dhaif Yang Penting Dari Rasulullah?

      Balas
  80. abdullah says:
    12 tahun yang lalu

    subhanallah..
    Sungguh beliau pemikir hebat,jenius dan ilmu-ilmunya tersebar diseluruh dunia.
    Orang yang baik walaupun dikatakan sebaliknya pasti tetap baik.
    Semoga akan muncul dari kalangan kita orang orang seperti beliau.
    Semoga kita semua terlindung dari fitnah dunia yg semakin merajalela.

    Balas
  81. Poeryono says:
    12 tahun yang lalu

    Alhamdulillah, terimakasih atas infonya.

    Balas
  82. eiklil says:
    12 tahun yang lalu

    wah ini yang saya carai kawand… minta izin kopas sebagian artikel.. tapi saya modif.. ok? biar bahasanya tidak terlalu formal.. hehehe syukron

    Balas
  83. harry says:
    12 tahun yang lalu

    asalamualaikum
    ijin copy

    Balas
  84. dena says:
    12 tahun yang lalu

    alhamdulliah akhir’a saya bsa mengenal lebih bnyak lgi

    Balas
  85. aziyah says:
    12 tahun yang lalu

    tq dengan info ini… sangat bermakna utk saya menyiapkan tugasan..

    Balas
  86. zumar mj says:
    12 tahun yang lalu

    assalaamualaikum……salam semua

    Balas
  87. kangbowo says:
    12 tahun yang lalu

    izin sedot oom!!!

    Balas
  88. maria says:
    12 tahun yang lalu

    siapakah our next ghazali?

    Balas
  89. leman toni says:
    12 tahun yang lalu

    tank you .

    Balas
  90. ferry says:
    12 tahun yang lalu

    ass…KaTa2 Di aTaS MeNaMbAh WaWaSAn sAyA TeNtAnG iMaM aL GhAzAlI….???????
    wAsaLaM……????SUkRoN…

    Balas
  91. fais says:
    12 tahun yang lalu

    mohon copy
    jazakallah n RAMADHAN ALMUBARAK

    Balas
  92. ilham othmany says:
    12 tahun yang lalu

    Saya ada kemusykilan.Tolong dijawab.Dikatakan Imam Al Ghazali tidak meninggalkan keturunan kecuali beberapa orang putri.Tapi kok kunyahnya Abu Hamid.Adakah putranya telah meninggal lebih awal?

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #ilham othmany
      Bahkan seseorang boleh memiliki kunyah walaupun tidak atau belum memiliki anak.

      Balas
  93. haidar says:
    12 tahun yang lalu

    tapi kurang sempurna penjelasannya

    Balas
  94. syaeful bahri says:
    12 tahun yang lalu

    thank’s All, masih perlu dilengkapi.

    Balas
  95. syaeful bahri says:
    12 tahun yang lalu

    Thank’ All, masih perlu dilengkapi.

    Balas
  96. akbar says:
    11 tahun yang lalu

    sebagian org mengatakan bahwa Al-Ghazali adalah org yh hafal 400.000 hadits… apa pendapat ini ada dasarnya???

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #akbar
      Yang kami tahu, beliau sendiri berkata:
      بِضَاعَتِيْ فِيْ عِلْمِ الْحَدِيْثِ مُزْجَاةُ
      “Perbendaharaanku dalam ilmu hadits sangatlah sedikit“

      Balas
    • Faiz says:
      3 tahun yang lalu

      Imam Adz dzahabi sendiri yang mengatakan, coba di baca lagi mas

      Balas
  97. ahmad shubary says:
    11 tahun yang lalu

    assalam,,
    syukron,, tass ilmunya,,

    Balas
  98. fikri says:
    11 tahun yang lalu

    kisah yang inspiratif..
    syukron :)

    Balas
  99. rifqi says:
    11 tahun yang lalu

    trims ilmunya…

    Balas
  100. ucokmoalisa says:
    11 tahun yang lalu

    terima kasih saya copy paste buat nambah ilmu

    Balas
  101. Acha Nirina says:
    11 tahun yang lalu

    Benarkah si Ghozali itu sesat?

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #Acha Nirina
      Ahlussunnah / salafiyyun menghormati Imam Al Ghazali dan bersikap proporsional. Beliau adalah ahlussunnah namun terjerumus dalam kesalahan sebagaimana kita juga sering terjatuh pada kesalahan.

      Balas
  102. armansyah says:
    11 tahun yang lalu

    Salam kenal Acha Nirina, Menurut saya Imam Al-Ghazali itu tidak sesat, karena latar belakang kehidupannyalah yang membuat dia seperti itu.

    Balas
  103. Hamba Allah says:
    11 tahun yang lalu

    #Acha Nirina

    Menurut ane, alangkah baiknya kita ambil hikmahnya, dan kita perbaiki diri kita dan jgn menilai orang, lebih baik kita menilai diri kita.

    Balas
  104. Andri yk says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamualaikum

    Bisa minta tolong dibuat bedah pembahasan khusus kitab ihya ulumiddin karya imam al ghazali. Tentang syubhat dan bantahannya. Agar pembaca lebih mengerti lagi apa saja yang membuat kitab tersebut banyak membuat kesalahan.

    Jzakumullah khair

    Balas
  105. agung nugroho says:
    10 tahun yang lalu

    assalamualaikum ustad

    ijin copas artikel ustad.^^

    Balas
  106. khusnil says:
    10 tahun yang lalu

    izin copas … gan

    Balas
  107. azisekoprakoso says:
    10 tahun yang lalu

    saya ngefans dengan imam ghazali karena imam ghazali itu bukan nya ahlu sunnah, tapi ahlu sunnah wal jamaah.. terima kasih atas infonya..semoga Allah merahmati kita agar menjadi orang yang beriman dan bertakwa

    Balas
  108. SulthonAwalBarkah says:
    10 tahun yang lalu

    Terima kasih atas infonya …
    Smoga yang membuat info di atas diberikan RAHMAT oleh Allah SWT , KESEHATAN, dan REZEKI YANG BANYAK .
    Amiinn

    Balas
  109. rosyid says:
    9 tahun yang lalu

    Imam Al-Ghozali jadi panutan bgi umat islam dlm mengahadpi alam yang fana’, mga qt tetap dpt ngambil manfaatnya

    Balas
  110. amni says:
    9 tahun yang lalu

    izin copas.tq

    Balas
  111. hady putra says:
    8 tahun yang lalu

    sungguh mengagumkan .. :)

    Balas
  112. ikbal says:
    2 tahun yang lalu

    dari awal kemunculan kitab ihya ulumudin dari jaman dulu pun bnyk yg tidak sepandapat dengan ihya ulumudin ,, byk kisah yg menceritakan hal tersebut sepeti kutipan imam adzahabi dan pengarang artikel ini seperti sengaja memunculkan ini kembali di era sekarang tak kenal maka tak sayang pelajari lah ihya ulumudin dengan benar dan belajarlah dengan guru yg benar, fakta skrg yg sesunggh nya bnyk penggmr kitab ihya ulumudin bahkan sampai saat ini 2021

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah