Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Biografi Al Hafizh Adz Dzahabi

Taufiq Hidayah oleh Taufiq Hidayah
17 Agustus 2023
Waktu Baca: 6 menit
8
Adz Dzahabi

Daftar Isi

  • Biografi Imam al Hafizh Adz Dzahabi
  • Kota Kelahiran dan Masa Perkembangan Adz Dzahabi
  • Aktivitas Keilmuan dan Kedudukan Adz Dzahabi
  • Pujian Para Ulama Terhadap Adz Dzahabi
  • Di Antara Perkataan Al-Imam Adz Dzahabi
  • Wafatnya Al-Imam Adz Dzahabi
  • Beberapa Pelajaran yang Dapat Dipetik Dari Biografi Al-Imam Adz Dzahabi

Sungguh aneh sikap mayoritas umat muslim masa kini, mereka lebih merasa tertarik kepada tokoh-tokoh nonmuslim, menjadikan tokoh-tokoh tersebut sebagai panutan, contoh, dan suri teladan. Setiap kali mereka ingin memberikan permisalan atau contoh kesuksesan seseorang, mereka pasti mengangkat dan menggunakan nama nonmuslim. Bila mereka ingin menggambarkan kecerdasan maka yang terlintas di otak dan pikiran mereka adalah kecerdasan Albert Einstein. Bila mereka ingin memncontohkan tentang semangat yang tak kenal putus asa, maka mereka mempermisalkan kegigihan seorang Thomas Alva Edison. Dan masih banyak contoh lain yang sangat sering kita lihat dan kita dengar di kehidupan kita sehari-hari.

Timbul sebuah pertanyaan besar, apakah tidak ada seorang tokoh muslim pun yang sehebat tokoh-tokoh nonmuslim tersebut, sampai-sampai kaum muslimin mengangkat nama mereka bila ingin memberikan semangat dan motivasi???!

Mungkin ini menjadi sebab umat muslim menjadi lemah, karena hidup di bawah jajahan dan naungan pemikiran non muslim. Bergaya hidup dan berpola pikir seperti mereka kaum non muslim. Secara tidak lansung baik kita sadari ataupun tidak kita bagaikan boneka yang di kendalikan oleh umat non muslim.

Sebagai solusi dari kenyataan ini, umat Islam harus memiliki jati diri sebagai seorang muslim, mereka harus mengenal Nabi mereka, para sahabatnya, dan tokoh-tokoh besar lainnya yang berpengaruh dalam kejayaan Islam, yang dengan mengenal sejarah mereka, kita dapat termotivasi dengan meyebutkan kisah hidup serta keberhasilan yang telah mereka gapai.

Pada pembahasan ini, penulis akan memaparkan biografi seorang imam besar yang kebesarannya tercatat dalam tinta sejarah peradaban Islam, beliau adalah Al-Imam al Hafizh Adz Dzahabi.

Biografi Imam al Hafizh Adz Dzahabi

Beliau adalah: al-Imam al-Hafizh, ahli sejarah Islam, Syamsuddin, Abu Abdillah, Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz bin Abdullah at-Turkmani al-Fariqi asy-Syafi’i ad-Dimasyqi, yang terkenal dengan Adz Dzahabi.

Adz Dzahabi berasal dari kata adz-dzahab yang berarti emas. Nama ini beliau dapatkan dikarenakan ayahnya adalah seorang pengrajin emas, dan beliau pun pernah berprofesi sebagai pengrajin emas. Yang pada akhirnya nama inilah yang lebih dikenal hingga sekarang daripada nama asli beliau, dan beliau memang pantas untuk digelari sebagai “emas” karena ilmu dan jasa beliau selama hidupnya.

Kota Kelahiran dan Masa Perkembangan Adz Dzahabi

Beliau dilahirkan pada Rabiul Akhir 673 H/1274 M di sebuah desa bernama Kafarbatna di dataran padang hijau Damaskus, di tengah sebuah keluarga yang berasal dari Turkmenistan, yang ikut secara kewalian kepada kabilah Bani Tamim, dan mereka menetap di kota Mayyafarqin dari daerah Bani Bakar yang paling terkenal.

Adz Dzahabi tumbuh di tengah keluarga yang cinta ilmu dan agama. Ayah beliau bernama Ahmad bin ‘Ustman. Dia adalah orang yang baik, bertakwa, dan cinta ilmu. Ayahnya pernah mempelajari kitab Shahih Bukhari pada tahun 666 H dari seorang guru, Miqdad bin Hibbatillah Al-Qoysi. Keluarganya memberikan perhatian yang besar kepada beliau dengan mengirimnya kepada para syaikh (guru besar) yang terkenal di kota Damaskus. Adz Dzahabi telah berhasil mendapat ijazah (rekomendasi) dari mereka semenajk masih kecil, ketika ia beliau belum genap delapan belas tahun. Perhatiannya terhadap ilmu sangat tinggi.

Perhatiannya bermula dari ilmu qiraah dan hadis. Hal ini ditunjang dengan kepiawaian dan kecerdasaannya dalam berdiskusi dan memahami ilmu, serta kemampuannya yang luar biasa untuk mengingat dan menghafal, dan cita-citanya yang tinggi untuk bertemu para ulama dan berpetualang dalam menuntut ilmu.

Adz Dzahabi telah mencurahkan kesungguhan dalam menekuni kedua disiplin ilmu itu secara langsung dari guru besar negeri Syam yang paling masyhur pada masa itu. Beliau juga berpetualang ke Mesir, Mekah, Madinah, dan beberapa kota lain untuk tujuan yang mulia ini, hingga ilmunya menjadi rujukan (referensi) kaum muslimin. Nama beliau pun mulai bergaung di dunia Islam, dan para penuntut ilmu berdatangan dari segala penjuru. Beliau pun menjadi seorang imam dalam ilmu qiraah, penghafal hadis yang ulung, salah seorang ulama yang unggul dalam kritik hadis, dan ternama di dalam al-Jarh wa at-Ta’dil.

Aktivitas Keilmuan dan Kedudukan Adz Dzahabi

Adz Dzahabi sempat menduduki sejumlah jabatan keilmuan di kota Damaskus, di antaranya: sebagai khatib, pengajar, dan menjadi guru besar di sejumlah perguruan dalam bidang hadis, seperti Dar al-Hadis di Turbah Umm ash-Shalih, Dar al-Hadis azh-Zhahiriyah, Dar al-Hadis wa al-Qur’an at-Tankiziyah, dan Dar al-Hadis al-aFadhiliyah.

Kesibukan padat yang beliau jalani tidaklah menjadikan beliau terhalang untuk melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah. Bahkan beliau telah meninggalkan kekayaan ilmiah yang besar dan penuh berkah, di mana kitab-kitab dan karya tulis beliau mencapai lebih dari 200 karya dalam berbagai disiplin ilmu: qiraat, hadis, mushthalah hadis, sejarah, biografi, akidah, ushul fiqh, dan raqa’iq (ilmu beretika).

Di antara karya ilmiah beliau adalah:

  • Tarikh al-Islam
  • Siyar A’lam an-Nubala
  • Mizan al-I’tidal
  • Al-Ibar fi Khabar man Ghabar
  • Al-Mughni fi adh-Dhu’afa
  • Al-Kasyif
  • Tadzkirah al-Huffazh

dan masih banyak karya yang tidak tercatat dalam tulisan singkat ini.

Baca juga: Kisah Menakjubkan Ummu Sulaim Saat Ditinggal Mati Anaknya

Pujian Para Ulama Terhadap Adz Dzahabi

Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Aku pernah minum air Zamzam agar aku mencapai derajat Imam adz Dzahabi dalam menghafal”.

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata tentang Adz Dzahabi, “Keberadaan beliau telah merepresentasikan para syaikh pakar dalam penghafal hadis…”

Murid beliau, Tajuddin as-Subki dalam Syadzarat adz-Dzahab berkata, “Guru kami, Abu Abdullah adalah seorang ulama hebat yang tidak ada bandingnya. Beliau adalah gudang perbendaharaan ilmu, tempat kembali ketika terjadi permasalahan yang rumit, imam semua orang dalam hal hafalan, beliau ibarat emasnya zaman secara maknawi dan literel, guru besar al-Jarh wa at-Ta’dil, pemuka para tokoh pada setiap jalan; seakan-akan umat telah dikumpulkan pada padang yang satu lalu beliau melihatnya mulai memberitakan dari para rawi sebuah riwayat sebagaimana orang-orang yang hadir memberitakan…”

As-Suyuthi dalam Dzail Tadzkirah al-Huffazh berkata, “Yang ingin saya katakan, ‘Sesungguhnya ulama-ulama hadis sekarang dalam sub disiplin kritik rawi dan disiplin-disiplin hadis lainnya membutuhkan pada empat sosok: Imam al-Mizzi, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Iraqi, dan al-Hafizh Ibnu Hajar’.”

Di Antara Perkataan Al-Imam Adz Dzahabi

Imam Adz Dzahabi berkata, “Tidak sedikit orang yang memusatkan perhatiannya pada ilmu kalam (filsafat islam) melainkan ijtihadnya akan membawanya kepada perkataan yang menyelisihi sunnah. Karena itulah ulama terdahulu mencela setiap yang belajar ilmu umat-umat sebelum Islam. Ilmu kalam turunan dari ilmu para filsuf atheis. Barangsiapa yang sengaja ingin menggabungkan ilmu para nabi dengan ilmu para filsuf dengan mengandalkan kecerdasannya maka pasti dia akan menyelisihi para nabi dan para ahli filsafat. Dan barangsiapa yang meniti jalannya para rasul, maka sungguh dia telah menempuh jalan pendahulu dan menyelamatkan agama dan keyakinannya.” (Mizanul I’tidal, III:144)

Beliau berkata, “Kebanyakan ulama pada zaman ini terpaku dengan taqlid dalam hal furu’(cabang permasalahan), tidak mau mengembangkan ijtihad, tenggelam dalam logika-logika umat terdahulu, dan pemikiran ahli filsafat. Dengan demikian, bencana pun meluas, hawa nafsu menjadi hukum dan tanda-tanda tercabutnya ilmu semakin nampak. Semoga Allah merahmati seseorang yang mau memperhatikan kondisi dirinya, menjaga ucapannya, selalu membaca al-Quran, menangis atas kejadian zaman, memperhatikan kitab ash-Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), dan beribadah kepada Allah sebelum ajal datang secara tiba-tiba.” (Tadzkirah al-Huffazh, II:530)

Wafatnya Al-Imam Adz Dzahabi

Di akhir hidupnya Adz-Dzahabi mendapat cobaan, tujuh tahun mengalami kebutaan. Kemudian beliau wafat malam Senin 3 Dzulqa’dah 748 H/ 1348 M, dan dimakamkan di Bab ash-Shaghir di Damaskus.

Beberapa Pelajaran yang Dapat Dipetik Dari Biografi Al-Imam Adz Dzahabi

  1. Peran serta orang tua terutama seorang ayah sangat berpengaruh dalam keberhasilan anaknya.
  2. Perilaku dan sikap seorang ayah menjadi modal awal bagi seorang anak dalam menentukan tujuan hidupnya. Bila ayahnya saleh dan bertakwa, maka anaknya pun akan meniti jalan yang telah ditempuh oleh ayahnya. Sebagaimana ayah Adz-Dzahabi mencintai ilmu, maka imam Adz-Dzahabi pun ikut mencintai ilmu.
  3. Seorang remaja harus mempunyai tujuan dan fokus hidupnya sejak dini, agar keberhasilan yang ia cita-citankan dapat segera terwujud.
  4. Buah dari ilmu pengetahuan adalah amal dan mengajarkannya kepada orang lain.
  5. Karya tulis merupakan sarana yang terbaik dalam menyampaikan ilmu, karena dapat terus dimanfaatkan walau penulisnya telah meninggal puluhan abad yang lalu.
  6. Kekurangan fisik yang kita miliki tidak menghalangi kita untuk berhasil. Imam Adz-Dzahabi telah membuktikannya walaupun penglihatan beliau telah tiada namun beliau tetap bersemangat untuk menyampaikan ilmunya dan tetap menjadi guru besar di pergurungan tinggi hadis.
  7. Semangat untuk belajar dan mengajar harus terus berkobar mulai sejak kecil sampai berusia lanjut bahkan sampai kita meninggalkan dunia ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya yang luas kepada Imam adz Dzahabi, dan mengampuni kita semua dan beliau, serta mengumpulkan kita dengan beliau di bawah bendera Nabi kita, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Baca juga: Biografi Imam Ibnu ‘Abdil Barr

—

STDI Imam Syafi’i Jember, 23 oktober 2013

Penulis: Taufiq Hidayah
Artikel: Muslim.or.id

Tags: adz dzahabibiografiulama
Taufiq Hidayah

Taufiq Hidayah

Mahasiswa STDI Imam Syafi'i Jember

Artikel Terkait

Abu Said Al-Khudri

Abu Sa’id Al-Khudri: Mufti Madinah dan Ahli Fikih Para Sahabat

oleh Sudarmono Ahmad Tahir, S.Si, M. Biotech
16 April 2023
0

Jika langit malam kelap-kelip dengan adanya bintang-bintang, maka umat ini terang benderang dengan adanya para ulama yang mengajarkan ilmu dan...

Abdullah bin Masud

Kisah Pemegang Rahasia Rasulullah, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu

oleh Sudarmono Ahmad Tahir, S.Si, M. Biotech
1 April 2023
1

Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud bin Ghaafil Al-Makki Al-Muhajir Al-Hudzaliy. Beliau juga sering dinasabkan kepada Ibunya. K

Abdullah bin Abbas

Biografi Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
27 Maret 2023
0

“Beliau adalah sumber rujukan umat muslim, sahabat yang paling paham agama di zamannya, dan seorang imam dalam tafsir.”

Artikel Selanjutnya
agama dengan logika

Seandainya Agama dengan Logika

Komentar 8

  1. Pengobatan tradisional penyakit kista ovarium says:
    10 tahun yang lalu

    artikel yang bermanfaat
    Terimakasih

    Balas
  2. Jamil Risqullah says:
    10 tahun yang lalu

    Terima kasih atas infonya, semoga umat muslim semakin maju dan memiliki semangat belajar seperti Al-Imam Adz-Dzahabi. Aamiin

    Balas
  3. didit says:
    10 tahun yang lalu

    Mudah2an Diperbanyak Artikel Tentang Biografi-biografi Imam2 Besar Islam, Penemu2 Serta Pemimpin2 Besar Islam

    Balas
  4. Ghil says:
    8 tahun yang lalu

    mau tanya, apakah bernar imam adz dzahabi membenarkan bahwa berdoa di dekat kuburan itu mustajab. mohon jawabannya, terima kasih.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      8 tahun yang lalu

      Silakan simak:
      https://muslim.or.id/aqidah/riwayat-tentang-tawassul-dan-tabarruk-dalam-kitab-as-siyar.html

      Balas
  5. Husnul fauzan says:
    4 tahun yang lalu

    izin copy paste buat tugas min, semoga bermanfaat buat yang membaca , barakallahu fiik :)

    Balas
  6. Ryan Maulana says:
    2 tahun yang lalu

    Minta referensi nya dong boleh gak, tulisannya bagus. Saya mau ada penelitian buat imam al-Dzahabi juga. Terimakiasih

    Balas
  7. umar says:
    8 bulan yang lalu

    Bukan kah di atikel sebelum nya , menceritakan tentang kebaktian imam azzahabi yg tidak berani keluar kota karna dilarang oleh orang tua nya ?

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah