Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

3 Wasiat untuk Para Penuntut Ilmu

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D. oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
25 Juni 2020
Waktu Baca: 5 menit
0
219
SHARES
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu (agama), maka akan Allah Ta’ala mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)

Majelis ilmu di bulan ramadan
Daftar Isi sembunyikan
1. Mengikhlaskan niat untuk Allah Ta’ala
2. Mengamalkan ilmu agama
3. Mendakwahkan ilmu yang telah dipelajari

Mengikhlaskan niat untuk Allah Ta’ala

Mengikhlaskan niat untuk Allah Ta’ala dalam menuntut ilmu agama adalah dengan meniatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya sendiri, kemudian mengangkat kebodohan dari orang lain. Karena asal usul manusia adalah berada dalam kebodohan. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl [16]: 78)

Menuntut ilmu agama adalah ibadah, karena Allah Ta’ala yang memerintahkannya dalam firman-Nya,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Ketahuilah (ilmuilah) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.” (QS. Muhammad [47]: 19)

Dan juga dalam firman-Nya,

اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Ketahuilah (ilmuilah), bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah [5]: 98)

Dan setiap yang Allah Ta’ala perintahkan adalah ibadah. Oleh karena itu, menuntit ilmu (belajar) di majelis pengajian atau di bangku sekolah resmi (universitas, misalnya) bernilai ibadah jika diikhlaskan niatnya untuk Allah Ta’ala. 

Menuntut ilmu agama juga bagian dari jihad fi sabilillah, sebagaimana firman-Nya,

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Tidak sepatutnya bagi orang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah [9]: 122)

Baca Juga: Metode yang Benar dalam Mempelajari Ilmu Agama (Bag. 1)

Mengamalkan ilmu agama

Amal adalah buah dari ilmu. Amal adalah sebab terjaganya ilmu, dan juga sebab bertambahnya ilmu. Sebagaimana perkataan Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, 

العلم يهتف بالعمل فإن أجابه وإلا ارتحل

“Ilmu itu akan memanggil amal. Jika amal menyambutnya, (maka ilmu akan terjaga). (Jika amal tidak menyambutnya), ilmu pun pergi.” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayaan Al-‘Ilmi wa Fadhlihi, 1: 706)

Siapa saja yang tidak mengamalkan ilmu, dia berhak mendapatkan hukuman. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa memohon perlindungan (isti’adzah) dari ilmu yang tidak diamalkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ، الْقَبْرِ اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

“Ya Allah, ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kekikiran, kepikunan, dan siksa kubur. Ya Allah, ya Tuhanku, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikannya, Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya. Ya Allah, ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak berguna (tidak bermanfaat), hati yang tidak khusyuk, diri yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan.’” (HR. Muslim no. 2722)

Setiap kita hendaknya berdoa kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan manfaat dari ilmu yang telah dipelajari, yaitu dengan mengamalkannya, dan untuk mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa,

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدْنِي عِلْمًا

“Ya Allah, berilah manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Ajarkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat. Dan tambahkanlah ilmu untukku.” (HR. Tirmidzi no. 3599 dan Ibnu Majah no. 251 dan no. 3833, shahih) 

Baca Juga: Ilmu Agama Itu Lebih Berharga daripada Harta Benda

Mendakwahkan ilmu yang telah dipelajari

Allah Ta’ala berfirman, 

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah, “Inilah jalan (agama)-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf [12]: 108)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 187)

Ayat di atas, meskipun pada asalnya berkaitan dengan ahlul kitab, namun berlaku umum untuk umat Islam juga. 

Siapa saja yang tidak mengamalkan ilmunya, dia akan mendapatkan hukuman dengan dicabutnya ilmu, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya.” (QS. Al-Maidah [5]: 13)

Baca Juga:

  • Hanya Ada Waktu-Waktu Sisa untuk Belajar Ilmu Agama
  • Derajat Mulia Penuntut Ilmu Agama

[Selesai]

***

@Kantor Mikro Jogja, 28 Syawal 1441/ 20 Juni 2020

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.or.id

Referensi:

Taqyiidusy Syawaarid minal Qawaa’id wal Fawaaid, karya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah Ar-Rajihi, hal. 12-14.

Tags: belajar agamadakwahdakwah sunnahIlmuilmu agamakeutamaan belajar agamakeutamaan menuntut ilmu agamanasihatnasihat penuntut ilmupenuntut ilmu
SEMARAK RAMADHAN YPIA
dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

Alumni Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta (2003-2005). Pendidikan Dokter FK UGM (2003-2009). S2 (MSc) dan S3 (PhD) Erasmus University Medical Center Rotterdam dalam bidang Virologi dan Imunologi (2011-2013 dan 2014-2018).

Artikel Terkait

Cara mengobati hati yang sakit

6 Cara Efektif Mengobati Hati yang Sakit

oleh Muhammad Idris, Lc.
15 Maret 2023
0

Hati seorang hamba tidak akan bisa bersih dan lurus di atas keimanan yang kuat kecuali apabila selamat dari fitnah syubhat

maksiat karena takdir

Durhaka dan Maksiat karena Takdir dan Kehendak Allah

oleh dr. Abdiyat Sakrie
12 Maret 2023
0

“Aku telah utus rasul-rasul-Ku kepada hamba-Ku sebagai berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada hujjah (alasan) orang yang kufur...

Penghalang Hidayah

3 Penghalang Hidayah

oleh dr. Abdiyat Sakrie
10 Maret 2023
0

Hidayah adalah nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala perintahkan kita untuk memintanya dalam setiap salat, ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ...

Artikel Selanjutnya
abu thalib

Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya Abu Thalib

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah