Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Jangan Sembarang Ambil Ilmu! Termasuk Dalam Ilmu Kesehatan

Yulian Purnama, S.Kom. oleh Yulian Purnama, S.Kom.
12 September 2019
Waktu Baca: 4 menit
2

Dalam mengambil ilmu agama, kita harus selektif tidak mengambil dari sembarang orang. Demikian juga ilmu dunia, harus selektif. Karena menyerahkan urusan bukan pada ahlinya adalah sumber kehancuran.

Ilmu agama harus diambil dari orang yang berilmu agama. Muhammad bin Sirin rahimahullah, beliau mengatakan:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al ‘Ilal, 1/355).

Baca Juga: Manfaat Kesehatan Jimak (Hubungan Intim) yang Halal

Ilmu dunia juga tidak boleh ambil sembarangan. Harus diambil dari yang ahli dan berilmu di bidangnya. Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya” (QS. Al-Isra’ : 36).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:

أن الله تعالى نهى عن القول بلا علم بل بالظن الذي هو التوهم والخيال

“Allah Ta’ala melarang untuk bicara tanpa ilmu, yaitu bicara dengan sekedar sangkaan yang merupakan kerancuan dan khayalan” (Tafsir Ibnu Katsir).

Maka ayat ini umum berlaku untuk masalah agama atapun masalah dunia, tidak boleh bicara tentang sesuatu yang tidak diketahui dan tidak diilmui. Dan orang yang melakukannya akan dimintai pertanggungjawaban.

Baca Juga: Tahnik dan Manfaat Kesehatan, Mitos atau Fakta?

Berbicara tentang sesuatu dengan modal prasangka adalah akhlak yang tercela dan merupakan dosa. Allah berfirman:

اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

“Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa” (QS. Al-Hujuraat: 12).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث

“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (HR. Bukhari-Muslim).

Dan menyerahkan urusan kepada orang yang tidak ahli adalah salah satu tanda kiamat. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بينما النبي صلى الله عليه وسلم في مجلس يحدث القوم جاءه أعرابي فقال: متى الساعة؟ فمضى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحدث فقال بعض القوم: سمع ما قال فكره ما قال. وقال بعضهم: بل لم يسمع. حتى إذا قضى حديثه قال ((أين السائل عن الساعة)). قال: ها أنا يا رسول الله قال: ((فإذا ضيعت الأمانة فانتظر الساعة)). قال كيف إضاعتها؟ قال: ((إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة))  

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam duduk berceramah kepada beberapa orang, datang seorang Arab Badwi lalu ia bertanya: “kapan kiamat?”. Namun Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meneruskan ceramahnya. Maka sebagian orang berkata: “Sebenarnya Nabi mendengar orang Badwi tadi, namun Nabi tidak menyukai apa yang dikatakannya”. Sebagian orang berkata: “Nampaknya Nabi tidak mendengarnya”. Hingga ketika Nabi selesai berceramah, Nabi bertanya: “mana orang yang bertanya tentang kiamat?”. Orang tadi menjawab: “saya wahai Rasulullah”. Nabi bersabda: “Ketika amanat disia-siakan, maka tunggulah kiamat”. Ia bertanya lagi: “apa maksudnya amanah disai-siakan?”. Nabi menjawab: “Jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat!”” (HR. Bukhari no.59).

Baca Juga: Jangan Risau dan Khawatir dengan ”Jatah” Rizki Kita

Maka wajib menyerahkan segala urusan kepada orang yang berkompeten, termasuk masalah kesehatan.

Ilmu kesehatan, harus diambil dari ahli kesehatan seperti dokter, tabib, dan semisalnya. Bukan orang yang hanya ikut pelatihan kesehatan.

Ilmu herbal juga harus diambil dari ahli herbal. Yang bertahun-tahun belajar herbal*). Bukan orang yang hanya ikut pelatihan herbal.

Demikian juga dokter tidak punya kapasitas bicara herbal, kecuali dia belajar herbal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَن تطبَّبَ ولا يُعلَمْ منه طِبٌّ فهوَ ضامنٌ

“Barangsiapa yang berlagak melakukan pengobatan padahal ia tidak mengetahui ilmu pengobatan, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban” (HR. Abu Daud no. 4586, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Kemudian jika kita berbicara mengenai thibbun Nabawi, maka dia harus paham ilmu kesehatan dan paham ilmu agama. Karena thibbun Nabawi itu disandarkan kepada agama.

Tidak layak orang yang tidak paham Al Qur’an dan hadits bicara thibbun Nabawi. Hendaknya tinggalkan orang yang demikian!!

Baca Juga:

  • Menceritakan Rahasia Hubungan Suami-Istri
  • Pengertian Thibb Nabawi dan Cara Menyikapinya

Semoga Allah memberi Taufiq.

**

Penulis: Yulian Purnama

Artikel: Muslim.or.id

Tags: adab menuntut ilmudokterIlmuilmu agamailmu kedokteranilmu kesehatanilmu mediskesehatankesehatan muslimmenuntut ilmupenuntut ilmupenyakitsakittenaga medis
Yulian Purnama, S.Kom.

Yulian Purnama, S.Kom.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Artikel Terkait

Definisi dan Keutamaan Dakwah Ilallah

Hikmah dalam Berdakwah (Bag. 1): Definisi dan Keutamaan Dakwah Ilallah

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
2 Oktober 2023
0

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala Rasulillah. Amma ba’du, Definisi dakwah ilallah dan keutamaannya Inti “dakwah ilallah” adalah mengajarkan Islam kepada...

Pertengahan dalam Beragama

Fatwa Ulama: Maksud Pertengahan (Wasathiyyah) dalam Beragama

oleh M. Saifudin Hakim
26 September 2023
0

Fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin   Pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan pertengahan (wasathiyyah) dalam beragama? Jawaban: Yang dimaksud dengan...

Tantangan Dakwah Kampus

Tantangan Dakwah Kampus

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
25 September 2023
0

Bismillah. Apa yang sering kita dengar mengenai para mahasiswa? Mungkin kita pernah mendengar mengenai gerakan mahasiswa yang menggerakkan unjuk rasa...

Artikel Selanjutnya

Al-Quran Tidak Bisa Ditafsirkan dengan Metode Hermeneutika

Komentar 2

  1. datsa says:
    3 tahun yang lalu

    dokter tidak punya kapasitas berbicara ilmu herbal? dokter punya kapasitas karena mereka belajar farmakologi dari zat2 yang memiliki efek terhadap tubuh. ada penelitian yang menjadi dasar suatu zat termasuk efektif atau tidak. sayang artikel bagus diawal, tapi rusak karena ingin jualan herbal.

    Balas
    • Bingkaruang says:
      6 bulan yang lalu

      Yaelahhhhhh baca sampai akhir …. kwalitas dokter indonesia beda kwlasnya ama dokter2 luar negeri punya ilmu dan adab

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah