Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Cara Salam Di Akhir Shalat

Yulian Purnama, S.Kom. oleh Yulian Purnama, S.Kom.
12 Februari 2019
Waktu Baca: 5 menit
6
cara salam akhir shalat
1.7k
SHARES
9.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Salam di akhir shalat adalah perbuatan yang disyariatkan. Kita ketahui bersama bahwa shalat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مِفتاحُ الصَّلاةِ: الطُّهورُ، وتحريمُها: التَّكبيرُ، وتحليلُها: التَّسليمُ

“Pembuka shalat adalah thaharah, yang menandai diharamkannya (semua gerakan dan perkataan selain gerakan dan perkataan shalat) shalat adalah takbir, dan yang menghalalkannya adalah salam” (HR. Abu Daud no. 61, At Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Majelis ilmu di bulan ramadan

Dan salam yang diwajibkan dan merupakan rukun shalat adalah salam yang pertama, yaitu salam ke kanan. An Nawawi rahimahullah mengatakan:

وأجمَع العلماء الذين يُعتدُّ بهم على أنَّه لا يجب إلَّا تسليمةٌ واحدة

“Para ulama yang diakui pendapatnya telah ijma’ bahwa salam dalam shalat tidak wajib kecuali satu saja” (Syarah Shahih Muslim, 5/83).

Baca Juga: Tata Cara Shalat Orang Yang Sakit

Hukum Salam Yang Kedua

Ulama khilaf mengenai hukum salam yang kedua menjadi dua pendapat:

Pendapat pertama: hukumnya sunnah. Ini adalah pendapat jumhur ulama bahkan dinukil ijma dari sebagian ulama, sebagaimana nukilan dari An Nawawi di atas. Ijma juga dinukil oleh Ibnu Abdil Barr, Al Qurthubi, Ath Thahawi dan Ibnu Rajab.

Diantara dalilnya, hadis dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أوتَرَ بتسعِ ركعاتٍ لم يقعُدْ إلَّا في الثامنةِ، فيحمَدُ اللهَ ويذكُرُه ويدعو ثم ينهَضُ ولا يُسلِّمُ، ثم يُصلِّي التاسعةَ، فيجلِسُ فيذكُرُ اللهَ عزَّ وجلَّ ويدعو ويسلِّمُ تسليمةً يُسمِعُنا، ثم يُصلِّي ركعتينِ وهو جالسٌ، فلمَّا كبِرَ وضعُفَ أوتَرَ بسبعِ ركعاتٍ لا يقعُدُ إلَّا في السادسةِ، ثم ينهَضُ ولا يُسلِّمُ ثم يُصلِّي السابعةَ، ثم يُسلِّمُ تسليمةً، ثم يُصلِّي ركعتينِ وهو جالسٌ، ثم يُسلِّمُ تسليمةً واحدةً: السَّلامُ عليكم، يرفَعُ بها صوتَه حتَّى يوقِظَنا

“Pernah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam shalat witir sembilan rakaat, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat ke delapan, beliau memuji Allah dan berdzikir serta berdoa, lalu bangun tanpa salam. Kemudian lanjut rakaat ke sembilan, kemudian duduk (tasyahud) dan berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla dan berdoa kemudian salam dengan satu salam yang diperdengarkan kepada kami. Ketika beliau tua dan melemah, beliau shalat witir tujuh rakaat, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat ke enam, lalu bangun tanpa salam. Kemudian lanjut rakaat ke tujuh, kemudian salam dengan satu salam. Kemudian beliau shalat lagi dua rakaat dalam keadaan duduk, kemudian salam dengan satu salam, mengucapkan: assalamu’alaikum. Beliau mengeraskan suaranya hingga membangunkanku.” (HR. An Nasai 3/240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasai)

Baca Juga: Hukum Salam-Salaman Setelah Shalat

Dalam hadis ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam disebutkan pernah salam hanya sekali, menunjukkan bahwa salam yang kedua tidak wajib.

Pendapat ini juga merupakan pendapat jumhur sahabat Nabi dan generasi salaf. Dari Nafi’, ia berkata tentang Ibnu Umar radhiallahu’anhu:

أنه كان يسلم عن يمينه واحدة

“Ibnu Umar pernah salam ke kanan hanya sekali saja.” (HR. Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf, 2/222. Sanadnya shahih).

Juga terdapat riwayat dari Aisyah, Ali bin Abi Thalib, Salamah bin Al Akwa’, Anas bin Malik radhiallahu’anhum bahwa mereka juga pernah salam hanya sekali.

Pendapat kedua: hukumnya wajib. Ini pendapat Hanabilah. Dalil mereka adalah hadis dari Jabir bin Samurah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّما يكفي أحدَكم أنْ يضَعَ يدَه على فخِذِه، ثم يُسلِّمَ على أخيه مِن على يمينِه وشِمالِه

“Sesungguhnya cukup bagi kalian untuk meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian salam kepada saudaranya ke kanan dan kirinya” (HR. Muslim no. 431).

Baca Juga: Fikih Shalat Dhuha

Dalam hadis ini digunakan kata-kata يكفي (cukup) yang mengisyaratkan bahwa salam baru cukup jika ke kanan dan ke kiri.

Wallahu a’lam, pendapat jumhur ulama lebih rajih dalam hal ini, mengingat banyaknya nukilan ijma dan riwayat dari para salaf. Adapun pendalilan dari hadis Jabir bin Samurah adalah pendalilan yang tidak sharih.

Cara Melakukan Salam

Salam dilakukan dengan menoleh ke kanan hingga pipi terlihat dari belakang kemudian menoleh ke kiri hingga pipi terlihat dari belakang, sambil mengucapkan salam. Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان يُسلِّمُ عن يمينِه وعن يسارِه: السَّلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ، السَّلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ حتَّى يُرَى بَياضُ خَدِّه

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya salam ke kanan dan ke kirinya dengan ucapan: as salaamu ‘alaikum warahmatullah (ke kanan), as salaamu ‘alaikum warahmatullah (ke kiri), hingga terlihat putihnya pipi beliau.” (HR. Abu Daud no. 996, Ibnu Majah no. 914, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Juga dalam hadis dari Amir bin Sa’ad radhiallahu’anhu:

كنتُ أرى رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُسلِّمُ عن يمينِه، وعن يسارِه، حتَّى أرى بَياضَ خَدِّه

“Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam salam ke kanan dan ke kiri, hingga aku melihat putihnya pipi beliau.” (HR. Muslim no. 582)

Baca Juga: Tata Cara Sujud Dalam Shalat

Bacaan Salam

Bacaan salam yang shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ada beberapa macam:

Pertama: assalamu’alaikum

Sebagaimana dalam hadis Aisyah radhiallahu’anha di atas.

Kedua: assalamu’alaikum warahmatullah

Sebagaimana hadis Ibnu Mas’ud di atas. Juga dalam riwayat dari Ibnu Umar radhiallahu’anhu, ia berkata:

يقول : السلام عليكم ورحمة الله عن يمينه ، السلام عليكم ورحمة الله عن يساره

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika salam mengucapkan: assalamu’alaikum warahmatullah ke kanan dan assalamu’alaikum warahmatullah ke kiri” (HR. An Nasai no. 1319, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasai).

Ketiga: assalamu’alaikum warahmatullah ke kanan dan as salamu’alaikum ke kiri

Sebagaimana riwayat lain dari Ibnu Umar radhiallahu’anhu, dari Wasi’ bin Hibban ia berkata:

قلتُ لابنِ عمرَ : أخبِرني عن صلاةِ رسولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ كيفَ كانت ؟ قالَ : فذَكرَ التَّكبيرَ – قالَ : – يعني – وذَكرَ السَّلامُ عليكُم ورحمةُ اللَّهِ عن يمينِهِ السَّلامُ عليكم عن يسارِه

“Aku berkata kepada Ibnu Umar: kabarkan kepadaku bagaimana cara shalat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Maka Ibnu Umar menceritakan tentang takbir, lalu beliau menceritakan tentang salam. Beliau menyebutkan bahwa salam Nabi adalah assalamu’alaikum warahmatullah ke kanan dan assalamu’alaikum ke kiri” (HR. An Nasai no. 1320, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasai).

Adapun ucapan salam dengan tambahan “wa barakatuhu” adalah riwayat yang syadz. Syaikh Abdul Aziz Ath Tharifi mengatakan:

و أما زيادة وبركاته فلا أصل له. جاء في نسخة عند أبي داود, و يظهر أنها من بعض النساخ, وليست في الرواية أصلا, و إن كانت في الرواية فهي شاذة

“Adapun tambahan wa barakatuhu maka tidak ada asalnya. Ini ada dalam naskahnya Abu Daud dan nampaknya tambahan ini terselipkan dari naskah yang lain bukan dari riwayat tersebut. Andaipun tambahan ini ada dalam riwayat tersebut (di naskahnya Abu Daud) maka ini tambahan yang syadz” (Sifatu Shalatin Nabi, 147).

Baca Juga:

  • Jangan Sembarang Maju Menjadi Imam Shalat
  • Cara Duduk Di Antara Dua Sujud Dalam Salat

Semoga ulasan yang sedikit ini bisa bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.

Penulis: Yulian Purnama

Artikel: Muslim.or.id

Tags: bacaan salamcara shalatsalam di akhir shalatShalatshalat nabishalat sesuai sunnahsifat shalat nabitata cara shalattuntunan shalat
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Yulian Purnama, S.Kom.

Yulian Purnama, S.Kom.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Artikel Terkait

Sengaja safar agar tidak berpuasa

Fatwa Ulama: Hukum Sengaja Melakukan Safar agar Tidak Berpuasa

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
25 Maret 2023
0

Fadhilatusy syaikh, bagaimanakah hukum orang yang sengaja safar (melakukan perjalanan jauh) di bulan Ramadan agar bisa tidak berpuasa? Bagaimanakah hukumnya?

Khiyar rukyah

Serial Fikih Muamalah (Bag. 17): Mengenal Khiyar Rukyah dan Pengaruhnya terhadap Akad Jual Beli

oleh Muhammad Idris, Lc.
14 Maret 2023
0

Pada kesempatan kali ini, insyaAllah akan kita bahas lebih mendalam hak khiyar rukyah dari sisi syariat Islam.

hukum haji anak kecil

Hukum Umrah atau Haji Anak Kecil

oleh Ahmad Anshori, Lc
14 Maret 2023
0

Ada perbedaan perndapat ahli fikih tentang keabsahan umrah atau haji anak kecil.

Artikel Selanjutnya
hukum mencukur jenggot, hukum memendekan jenggot

Jenggot adalah Fitrah dan Perhiasan Laki-laki

Komentar 6

  1. Atus Ludin Mubarok says:
    3 tahun yang lalu

    ASSALAMU’ALAIKUM, TERIMA KASIH ATAS CURAHAN ILMUNYA, IJIN COPY DAN SARE SEBAGAI BAHAN DAKWAH SEMOGA MANFAAT.

    Balas
  2. Abdillah says:
    2 tahun yang lalu

    Ustadz izin bertanya, bagaimana jika saat salam pertama kita bacanya “assala assalamualaikum”
    Karena kita grogi/ragu ? Apakah membatalkan shalat?

    Balas
  3. fajar says:
    2 tahun yang lalu

    Terimakasih atas ilmunya.

    Balas
  4. Abu Zaid says:
    2 tahun yang lalu

    Jazaakumullaahu khoiron atas ilmunya.

    Balas
  5. Hamba Allah says:
    2 tahun yang lalu

    Assalaamu’alaikum Ustadz

    Kalau kita menoleh ke kanan dulu baru mengucapkan bacaan salam. Apakah solatnya jadi batal ?

    Balas
    • Yulian Purnama, S.Kom. says:
      2 tahun yang lalu

      Wa’alaikumussalam, tidak mengapa

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Donasi Muslim.or.id