“DR Azahari telah tewas!” Demikian salah satu berita hangat di media massa beberapa waktu yang lalu. Nama DR. Azahari tidak dapat dipisahkan dengan terorisme dan pengeboman, dia diyakini sebagai ahlinya merakit bom. Begitu pula dunia internasional sebelumnya dikejutkan dengan munculnya seseorang bernama Usamah bin Laden.
Namun disini kita tidak akan membahas tentang sepak terjang DR Azahari atau Usamah bin Laden. Dan yang menjadi pertanyaan sekarang ialah: “Apakah aksi-aksi terorisme dan pengeboman ini memiliki dasar syari’at ataukah semata-mata salah penafsiran terhadap dalil-dalil syar’i, yang tentunya akan berdampak buruk baik bagi kaum muslimin dan manusia secara umum?”
Insya Allah di sini akan sedikit dibahas mengenai terorisme dalam Islam dan bagaimanakah pemahaman salah yang mendasari tindakan ini. Masalah terorisme ini sangat urgent dan harus diketahui umat, agar tidak tertipu dengan pemahaman mereka atau bahkan merasa simpati dan ikut tertarik dengan pemikiran mereka.
[lwptoc]
Awas Bahaya Laten Khawarij !!!
Jika kita tilik ke belakang, maka akan kita dapati bahwa pemahaman mereka ini bukanlah pemahaman baru yang dipelopori oleh Azahari cs, namun pemahaman ini telah ada sejak dulu dan akan berlangsung hingga hari kiamat. Kemudian diikuti pula oleh orang-orang jahil yang sebetulnya punya semangat tinggi, tapi salah jalan.
Pemikiran ini sudah ada sejak di masa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Suatu ketika Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam membagi ghonimah (harta rampasan perang). Dalam pembagian tersebut ada yang mendapat bagian banyak adapula yang sedikit, tentunya dengan kebijakan Nabi. Kemudian muncullah seseorang yang bernama Dzulkhuwaishiroh, tidak terima dengan pembagian yang dilakukan oleh Nabi dan mengatakan, “Berbuat adillah wahai Muhammad, karena sesungguhnya ini adalah pembagian yang tidak ikhlas!” Maka Nabi bersabda, “Celaka engkau, siapa lagi yang bisa berbuat adil jika saya saja sudah (dikatakan) tidak adil. Sungguh celaka dan rugi saya jika saya tidak bisa berbuat adil.” Tatkala itu Umar rodhiyallahu ‘anhu meminta izin pada Nabi untuk memenggal leher orang tersebut. Maka Nabi bersabda, “Biarkan dia. Sesungguhnya dia mempunyai pengikut yang menganggap kecil sholat kalian dibanding sholat mereka, puasa kalian dibanding puasa mereka (Mereka adalah ahli ibadah, -ed). Mereka membaca Alqur’an tetapi tidak sampai tenggorokan mereka. Mereka telah keluar dari batas-batas agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya.” (HR. Bukhori 3610 dan Muslim 1064)
Kemudian paham ini muncul dengan terang di masa kekholifahan Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ‘anhuma, yang berbuntut pada terbunuhnya kedua kholifah tersebut.
Pada masa Kekholifahan Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ‘anhu terjadi suatu peristiwa yang sangat besar berkaitan dengan kelompok Khawarij ini. Ketika terjadi perselisihan antara Ali bin Abi Tholib dengan Mu’awiyah, maka mereka berdua mengirim utusan masing-masing. Dan pasca Shulh (perdamaian antara Khalifah Ali dan Mu’awiyah), sekelompok orang tidak setuju dengan sikap beliau dan memisahkan diri, dan menetap di Haruro’ sehingga mereka dikenal dengan Haruriyah. Mereka menganggap bahwa Kholifah Ali telah berhukum dengan selain hukum Allah.
Setelah itu Ali mengutus Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma untuk berdialog dengan mereka. Diantara isi dialognya adalah penentangan mereka terhadap Ali karena berhukum dengan hukum manusia dimana beliau mengutus Abu Musa Al Asy’ari dan dari pihak Muawiyah adalah Amr bin Ash untuk menyelesaikan perselisihan mereka. Para penentang ini berdalil dengan firman Allah, “Sesungguhnya hukum hanya milik Allah.” (QS. Al-An’am: 57). Maka Ibnu Abbas mengatakan, “Jika aku bacakan ayat dalam kitab Allah yang membantah pendapat kalian, maukah kalian kembali?” Mereka menjawab, “Ya”. Lantas Ibnu Abbas menyebutkan ayat, “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.” (QS. Annisa’: 35). Akhirnya dua ribu orang sadar dan kembali ke pangkuan kekholifahan Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ‘anhu.
Khawarij ini akan tetap ada sampai akhir zaman. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan muncul satu generasi yang membaca Al Quran namun tidak memahaminya. Setiap kali berlalu satu kurun pasti tertumpas.” Ibnu Umar berkata, “Saya mendengar beliau mengulangi kalimat: ‘Setiap kali berlalu satu kurun pasti tertumpas’ sampai lebih dari dua puluh kali. Kemudin beliau bersabda, ‘Hingga muncullah Dajjal dalam barisan mereka’.” (Shohih, riwayat Ibnu Majah)
Kelompok ini dalam Islam kemudian lebih dikenal dengan istilah Khawarij. Bisa saja mereka bisa saja mengatakan, “Kami bukan Khawarij.” Namun perlu diketahui bahwa perubahan nama tidak merubah hakekat dan wajah asli.
Baca Juga: Berdialog Dengan Teroris
Waspadailah Ciri-Ciri Pemikiran Khawarij!!
Pemikiran Khawarij memiliki ciri-ciri yang selalu ada di setiap zaman, diantara ciri-ciri itu adalah:
1. Mengkafirkan pelaku dosa besar
Seperti tersebut dalam kisah di atas bahwa khawarij generasi awal begitu mudahnya mengkafirkan Ali dan Mu’awiyah rodhiyallahu ‘anhuma. Syailkhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “… Disebabkan karena kesalahpahaman mereka (khawarij) terhadap Al Quran meski mereka tidak bermaksud menentang Al Quran, mereka memahami wajibnya mengkafirkan pelaku dosa besar. Hal ini beralasan bahwa orang mukmin itu hanyalah orang yang baik lagi bertaqwa saja. Maka barang siapa tidak baik lagi bertaqwa dia kafir dan kekal di neraka.” (Majmu’ Fatawa XIII/20)
Perlu diketahui bahwa masalah pengkafiran adalah hukum syar’i yang harus dikembalikan kepada pada Allah dan Rosul-Nya, sebagaimana penghalalan, pengharaman. Kita tidak boleh mengkafirkan kecuali orang yang telah ditunjuk oleh kitab dan sunnah atas kekafirannya dengan jelas. Pengkafiran tidaklah cukup dengan semata-mata didasari prasangka, karena akan menimbulkan akibat-akibat yang berbahaya, seperti penghalalan darah, harta benda, dan tidak boleh saling mewarisi, pernikahannya menjadi batal dan lain-lainnya yang ditimbulkan akibat murtadnya seseorang. Karena itulah Nabi memperingatkan dari hukum pengkafiran terhadap seseorang yang bukan kafir, beliau bersabda: “Apabila seseorang mengatakan kepada saudaranya: ‘Wahai kafir! Maka sungguh akan kembali kalimat itu pada salah satu diantara keduanya. Jika memang benar ucapan itu (maka kalimat itu tidak akan mengenainya) dan jika tidak, maka akan kembali kepadanya’.” (Muttafaqun’alaih)
Pemahaman mereka ini tentunya berlawanan dengan pemahaman ahlus sunnah yang didasari firman Allah, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan mengampuni dosa lain di bawah syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” Intinya, bila seseorang berbuat kesyirikan dan belum bertaubat sampai ia meninggal maka Allah tidak akan mengampuninya. Akan tetapi dosa lain di bawah syirik seperti judi, minum khomr dan sebagainya maka boleh jadi Allah mengadzabnya dan boleh jadi mengampuninya.
Adapun pengkafiran secara khusus (baca: tunjuk hidung) maka itu adalah wewenang ulama, bukan orang-orang jahil. Tidak boleh bagi seseorang ketika melihat ada orang lain yang melakukan perbuatan kekufuran atau syirik akbar langsung mengarahkan meriam takfir kepadanya. Sebab pengkafiran seperti ini harus melihat apakah syaratnya terpenuhi dan tidak adanya penghalang (seperti dipaksa atau karena ketidaktahuan). Dari sini kita dapat mengerti, mengapa dengan mudahnya mereka membom dan menewaskan korban dari kaum muslimin sendiri. Yah, karena mereka anggap kaum muslimin telah kafir maka darah mereka halal untuk ditumpahkan.
2. Suka mencela dan memberontak kepada penguasa yang sah
Khawarij amat gemar dan menganjurkan untuk memberontak pada pemerintah yang sah seperti kita lihat pada kisah di atas. Mereka telah memberontak kepada Ali bin Abi Tholib dan kholifah selanjutnya. Kalau Ali bin Abu Tholib saja yang menegakan hukum Islam namun karena satu kesalahan dalam berhukum -menurut paham mereka- mereka berontak, apalagi apalagi penguasa yang jelas-jelas menerapkan hukum thogut.
Memberontak kepada penguasa yang sah ini berseberangan dengan pemahaman Ahlus Sunnah yang mengharuskan untuk tetap mendengar dan taat kepada mereka selama tidak bertentangan dengan syariat Allah, sekalipun mereka berbuat zholim kepada rakyatnya. Bahkan Nabi melarang untuk menentang kepada para penguasa kecuali bila melihat ada kekufuran yang sangat jelas dengan sabdanya, “Kecuali engkau melihat kufur yang nyata, yang padanya di sisimu ada bukti dari Allah.” (Mutafaqun’alaih). Maksud dari “Kecuali Engkau melihat!” yaitu tidaklah cukup berdasar pada persangkaan dan kabar angin semata. Maksud dari “… kekufuran” yaitu tidak cukup adanya kefasikan meskipun besar seperti kezholiman, minum khomr, berjudi, berzina dan melakukan monopoli yang diharamkan. “yang nyata” maksudnya yaitu tidaklah cukup kekufuran yang tidak nyata, tidak jelas, lagi tidak tampak. Dan “Padanya di sisimu ada bukti dari Allah”, maksudnya yaitu harus ada dalil yang jelas, yaitu dalil yang benar penetapannya dan gamblang penunjukannya. Maka tidak cukup jika dalil itu sanadnya lemah dan samar penunjukannya. Serta sabda Nabi “Dari Allah”, maksudnya yaitu didukung oleh dalil yang benar dari Al Quran dan As Sunnah.
Baca Juga: Wahabisme Versus Terorisme
3. Menghalalkan darah kaum muslimin
Dalam satu riwayat, Rasulullah bersabda tentang Khawarij, “Mereka membunuh kaum muslimin dan membiarkan penyembah berhala.” (HR. Bukhori, Muslim). Sehingga pada kenyataannya kita saksikan mereka tidak merasa berdosa telah membunuh kaum muslimin akibat bomnya, bahkan justru merasa bangga dengan aksinya itu.
Syari’at Islam menjaga lima pokok yang amat mendasar dan haram untuk diterjang, yaitu: agama, jiwa, harta, kehormatan dan akal. Tidak ada perselisihan diantara kaum muslimin tentang haramnya menganiaya jiwa orang tidak boleh dibunuh tanpa alasan yang benar. Barangsiapa melanggarnya, niscaya dia memikul dosa yang besar.
Allah berfirman, “Dan barangsiapa membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya adalah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa’: 93). Begitu juga sabda Nabi dalam sunan Nasa’i dari Abdulloh bin Amr, “Sungguh hancurnya dunia itu lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim.”
Termasuk jiwa yang dilindungi adalah orang yang terikat perjanjian dan Ahli dzimmah (orang bukan islam yang berada di bawah perlindungan pemerintahan Islam). Nabi bersabda: “Barangsiapa membunuh seorang mu’ahid (orang kafir yang ada ikatan perjanjian) maka ia tidak akan mencium bau surga, padahal baunya bisa dirasakan dari jarak sejauh 40 tahun perjalanan.” (HR. Bukhori)
4. Mereka selalu berdalil dengan, “Barangsiapa yang tidak berhukum berdasarkan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang kafir.” (Al Maidah: 44)
Telah kita lihat tentang awal kemunculan mereka, dan ayat di ataslah alasannya. Dan demikianlah syiar khawarij dari masa ke masa. Kebodohan mereka yang berdalil dengan ayat di atas minimalnya mereka tidak memperhatikan makna lafazh kufur ini. Mereka memahami makna kafir secara tekstual dan tanpa perincian. Mereka menganggap bahwa sekedar berhukum dengan selain hukum Allah merupakan kekufuran yang mengeluarkan keluar dari Islam sebagaimana kekafirannya orang musyrik, Nasrani dan yahudi. Kata kufur tidak menunjukkan satu makna saja seperti juga dzolim dan fasik. Kata dzolim dan fasik tidak mesti pelakunya keluar dari Islam.
Sang penafsir Al Quran, Abdulloh bin Abbas mengatakan, “Kekufuran ini tidak seperti pendapat mereka, ini bukan kufur yang mengeluarkan dari Islam, tetapi kufur yang tidak mengeluarkan pelakunya dari islam.” (Diriwayatkan dalam mustadrok 2/212, shohih menurut syarat Bukhori dan Muslim. Syaikh Albani memuat riwayat ini dalam As-shohihah 6/109-116 no 2552). Inilah pemahaman Ahlus Sunnah, yaitu bahwa seseorang tidak kafir hanya karena tidak berhukum dengan hukum Allah, terkecuali apabila ia meyakini dalam hatinya bahwa hukum Allah tidaklah wajib dilaksanakan atau meyakini bahwa hukum buatan manusia itu lebih baik ketimbang hukum Allah.
5. Meninggalkan Ulama dan su’udzon terhadap mereka
Dzul khuwaisroh demikian beraninya menuduh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassalam tidak ikhlas dalam pembagiannya, demikian juga khowarj dimasa Ali bin Abi Tholib dengan beraninya mereka menyelisihi paham para sahabat yang notabene adalah ulama umat ketika itu. Dan tentunya para sahabat lebih paham tentang maksud ayat daripada mereka. Demikian pula keadaan khawarij masa kini. Mereka menutup telinga terhadap nasehat para ulama bahkan menuduh para ulama sebagai ulama “piring” atau ulama pemerintah. Mereka maksudkan dengan tuduhan tersebut bahwa para ulama berfatwa demi kepentingan piring atau pemerintah semata.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah mengangkat ilmu sekaligus dari umat manusia. Namun Allah mengangkatnya dengan mewafatkan para ulama. Sehingga apabila tidak lagi tersisa seorangpun ulama, manusia mengangkat orang-orang jahil sebagai tokoh. Ketika ditanya, mereka mengeluarkan fatwa tanpa dasar ilmu. Akhirnya mereka sesat lagi menyesatkan.”
Dapat dipahami dari hadits di atas bahwa di antara sumber kesesatan adalah meninggalkn fatwa ulama. Imam Ath Thurhusi berkata, “Resapilah hadits ini baik-baik. Sesungguhnya musibah menimpa manusia bukan karena ulama, bila para ulama telah wafat lalu orang-orang jahil mengerluarkan fatwa atass dasar kejahilannya, saat itulah musibah menimpa manusia.”
Baca Juga: Siapakah Tokoh Di Balik Radikalisme dan Terorisme?
Aksi Bom Bunuh Diri, Jihadkah?
Jihad fisik adalah termasuk amal sholih yang diperintahkan Allah, bahkan jihad fisik adalah salah satu dari dua penopang Islam selain tiang bayan (ilmu), yang merupakan jihad lisan. Penyebaran ilmu syar’i merupakan jihad yang lebih utama dari jihad fisik, apalagi ketika meratanya kebodohan terhadap ilmu syar’i pada masyarakat. Dengan jihad maka tegaklah kemuliaan kaum muslimin. Sebaliknya jika kaum muslimin melalaikan jihad maka mereka akan ditimpa kehinaan. Jihad termasuk ibadah, dan ibadah tidak diterima kecuali terpenuhi dua syarat yaitu, amal itu ikhlash dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena jihad menyangkut kepentingan rakyat banyak, maka harus diserahkan kepada ulama senior. Merekalah yang berhak mengeluarkan fatwa. Bukan menjadi wewenang orang bodoh lagi masih ingusan. Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan tiba nanti atas umat manusia masa-masa penuh tipu daya. Para pembohong dianggap orang jujur sebaliknya orang jujur dicap pendusta. Orang yang khianat dianggap amanah dan orang yang amanah dianggap khianat. Dan para ruwaibidhoh mulai angkat bicara.” Kemudian ada yang bertanya, “Apa itu ruwaibidhoh wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh berkomentar tentang urusan rakyat banyak.” (Shohih, riwayat Ibnu Majah)
Adapun apa yang dilakukan oleh sebagian orang dengan membawa bahan peledak di tubuhnya lalu meledakkan dirinya, maka perbuatan ini termasuk bunuh diri, merupakan perbuatan yang diharamkan dalam syariat Islam, sebagaimana sabda Nabi shollAllahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi tajam maka besi itu diletakkan ditangannya, ditusukkan keperutnya di neraka jahannam dia kekal di dalamnya.” (Bukhori: 5778 dan Muslim: 109). Hal ini disebabkan orang ini membunuh dirinya sendiri bukan untuk kemaslahatan Islam, bahkan malah sebaliknya. Mungkin mereka dapat membunuh sepuluh orang kafir akan tetapi orang kafir membalasnya dengan membantai ratusan kaum muslimin dengan cara-cara yang biadab.
Dan bahkan, tindakan tersebut bisa membunuh kaum muslim sendiri, padahal Allah telah berfirman, “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (An Nisa: 93) Di sisi lain perbuatan ini semakin membuat ruang gerak kaum muslimin makin sempit dan menyebabkan nama Islam tercoreng. Akibatnya dakwah Islam menjadi lebih sulit tersampaikan.
Penutup
Para pembaca sekalian, ulama tidak bosan-bosannya untuk memperingatkan ummat dari bahaya pemahaman khawarij. Hal ini mengingat bahwa pemahaman khawarij akan selalu ada sampai hari kiamat dan tidak bisa dimusnahkan begitu saja hanya dengan menangkapi tokoh-tokohnya. Sehingga jalan paling baik ialah membekali kaum muslimin dengan pemahaman Islam yang benar dan memperingatkan mereka dari setiap jalan kesesatan. Dan merupakan keharusan untuk selalu mengembalikan urusan besar yang berkaitan dengan darah kaum muslimin seperti jihad dan pengkafiran, kepada para ahlinya yaitu ulama. Tidakkah kita lihat bahwa kesesatan khawarij timbul karena mereka tidak mengembalikan pemahaman mereka kepada orang yang lebih alim dalam agama ketimbang mereka, yaitu para sahabat.
Kami juga menghimbau kepada kaum muslimin secara umum, agar tidak tergesa-gesa dan dengan mudahnya menghukumi setiap orang yang berpenampilan fisik sama dengan para pelaku teroris kemudian langsung menghukuminya sebagai teroris! Karena hal itu merupakan tindakan yang tidak didasari dengan ilmu, serta berasal dari rasa emosi belaka.
Mudah-mudahan Allah menjaga kita semua dari tipu daya musuh, dan kita bisa istiqomah dijaman yang penuh dengan fitnah ini. Marilah kita bertaqwa kepada Allah, dan bertaubat dengan jujur terhadap segala dosa-dosa yang kita lakukan.
Baca Juga:
—
Penulis: Abu Abdirrohman Bambang Wahono
Artikel: muslim.or.id
Ahsan artikelnya akhi…kemarin ketika khutbah jum’at di masjid..ada orang organisasi tertntu yang khutbah dan mengeluarkan fatwa..barang siapa yang tidak mengakui bhwa amrozi cs mati syahid maka batal syahadatnya…ba’da jumat sang khotib didekatin oleh seorang ikhwan..agar tidak terjadi fitnah,ikhwan ini menasihati dng sangat panjang menggunakan bahasa arab…sang khotib diam…setelah beberapa lama ia berbicara agar menggunakan bahasa indonesia…sangat terbukti bahwa ia kosong ilmunya.,lalu ia juga berkata bahwa u’lama seperti syeikh bin baz dan syeikh Albani penakut…terbukti sekali mereka khawaridz…sedih sekali…dari ini semua membuat ana jadi semangat untuk menjadi thalabul i’lmi agar tidak bodoh seperti mereka,..ni kisah nyata di jumat tanggal14 november 2008.
Afwan akh..ana abu faris..ada kesalahan ketik…khawarij..bukan khawaridz…dari kejadian ini ana jadi belajar bahwa dakwah yang haq ini sangatlah lembut.dan menjaga adab…dan ana melihat cara menasihati yang lembut…karena terlalu banyak orang yang hobi tahdzir tetapi tak pernah jaga adab…
Assalamu alaikum,
Saudara2 ku bagaimana jika memang Allah benar2 menunjukkan kekuasaanya bahwa mereka yg melakukan dakwah radikal tersebut diterima amalnya sebagai mati syahid di jalan Allah, bukankah pandangan kita,pendapat kita bahkan ulama yg senior pun sering keliru karena adanya sifat dasar insan yg dhoif dan bukankan kebenaran itu hanya mutlak menurut pandangan Allah & RasulNya ? Saya orang awam mohon penjelasannya, dan hanya ingin jawaban yang menyejukan tanpa kontroversi,karena hakikat kebenaran itu tidak bisa diperdebatkan, biarlah yang ghaib bagi kita hanya urusan Allah saja……
Wassalamu alaikum
Akhi..agama ini berdasarkan hujjah yg kuat….sebelum berkata atau bertindak yang menyangkut agama ini harus dengan i’lmu..i’lmu2nya sudah dijelaskan di artikel2 sebelumnya….islam ini agama yang mudah dan lembut…dan bukan main2 juga dalam bertindak…bagaimana hukuman orang yang membunuh kafir mu’ahad?ada ilmunya juga..dan semu jg harus sesuai qolallah.qola rasul,wa qola sahabat..bukan qola ana,antm,bahkan amrozi cs sendiri…akhi belajarlah..banyak artikel tentang tauhid..tentang manhaj..tapi yang rame bom,dll…qt tingkatkan i’lmu qt..
Akh Putra,
Coba tengok komentar saudara di bagian terakhir, “biarlah yang ghaib bagi kita hanya urusan Allah saja……”
Dan coba bacalah artikel di webseite ini yang berjudul “Bom Bunuh Diri, Jihadkah?” pada link berikut https://muslim.or.id/manhaj-salaf/bom-bunuh-diri-jihadkah.html.
Jika Anda mengatakan, “biarlah yang ghaib bagi kita hanya urusan Allah saja……” Maka mengapa kita boleh memastikan bahwa sesorang itu telah mati syahid, padahal ini termasuk perkara ghaib??
Jika Allah dan Rasul-Nya memang menyebutkan bahwa si Fulan adalah Syahid, maka barulah kita boleh mengatakan si Fulan Syahid.
Seperti halnya dalam satu hadits yang mengisyaratkan bahwa Umar dan Utsman akan mati syahid, maka kita katakan bahwa mereka berdua mati syahid. Dalam hadits ini pun terdapat bukti kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dimana beliau mengetahui kematian kedua sahabat beliau yang mulia tersebut di kemudian hari. Ini merupakan perkara ghaib yang Allah sajalah yang mengetahui akan hal tersebut, yang Dia wahyukan kepada Rasul-Nya yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan hal ini terbukti dalam sejarah Islam, bahwa kedua sahabat yang mulia tersebut (sekaligus Khulafaur Rasyidin) mati dibunuh oleh orang-orang Khawarij.
Jadi yang menjadi pokok permasalahan adalah mengatakan bahwa si Fulan mati syahid. Hal ini tentu mengandung unsur bahwa orang yang nengatakannya tahu secara pasti bahwa si Fulan memang benar-benar syahid. Namun jika mendoakan ampunan dan rahmat bagi orang Muslim yang sudah meninggal, maka ini diperbolehkan dalam Islam.
Wallahu a’lam.
Assalam..
Saya sedih ketika ummat islam terpecah belah, yg 1 mengatakan hrs banyak belajar sblm jihad, sy tdak tahu klmp ini suka jihad perang atau tidak, krn saat ini banyak ummat islam yang dibunuh dimana2 dikatakan kita hrs hati2.
Mari kita berhusnudzon pada sesama muslim apalagi yang sdh pernah berperang di jalan Allah.
Bukankah Allah membolehkan Kafir dibunuh krn memerangi Islam. Bukankah darah boleh di bayar dengan darah. Pemerintah Ali RA. itu adalh pemerintah Islam dengan dasar hukum adalah Quran dan sunnah maka wajib setiap islam taat siapapun dia. kalo pemerintahnya bukan berdasarkan Al Quran dan Sunnah maka itu bukan pemerintah Islam dan tdk ada kewajiban untuk taat, Tolong anda hrs faham Pemerintah Islam itu seperti apa!
golongan yg menuduh sekelompok pejuang sebagai Khowarij sy tidak tahu golongan apa ini, pernahkah dia hidup di afghanistan, kashmir, dll yang ummat islam senantiasa di bunuh dengan sadis?
Berhusnuzon adl lebih baik dr pada berkomentar yang menyesatkan. kecuali anda sdh pernah berperang?
ALLOHU AKBAR… SY DUKUNG SDR FAUZAN. BFIKIRLAH POSITIF TERHADAP SAUDARA SEIMAN. BLM TENTU QT LBH BAIK DR MEREKA.
Banyak diantara kita sekarang baru memperoleh ilmu sedikit namun sudah menghakimi orang lain,menganggap amal orang lain bid’ah, padahal kalau mau ikut sunnah mbok ya yang konsisten, semua perkataan & perbuatan nabi,sahabat & salafus sholeh harus dipraktekkan, kalau kalian konsisten mengikuti perbuatan nabi, dulu beliau beristinja’ dengan batu yg jumlahnya ditentukan, sekarang mungkinkah di negara kita yang subur air ini kita harus membawa batu untuk beristinja’. Salut aku kalau ada yg konsisten seperti ini, apatah lagi urusan syahid tidak syahid, hanya Allah yg berhak menentukannya, ilmu sangat penting,tapi Islam juga menjunjung rasionalitas,pantas tidak pantas (etika),saudara2 jangan sok sudah punya ilmu banyak,tapi cari terus ilmu itu,karena seperti pepatah diatas langit ada langit, jangan usil sama amalan orang, wong Allah aja gak pernah menyepelekan amalan hambaNya sekecil apapun,janganlah situs yg mulia ini jadi ajang debat,jadilah orang yg toleran,sampaikan hanya kebenaran…………..
Barangkali saudara-saudara perlu membaca kitab syarah-syarah hadits, di sana sudah diterangkan siapakah yang dimaksud dengan pemerintah yang harus kita taati, intinya mereka adalah pemerintah muslim meskipun bermaksiat selama mereka tidak melakukan kekufuran yang jelas dan kita memiliki bukti kuat atas kekafiran mereka; selama mereka masih shalat maka kita wajib taat kepada mereka. Menumpahkan darah orang kafir yang terikat perjanjian dengan pemerintah Islam adalah dosa besar sebagaimana disebutkan dalam Sahih Bukhari. Orang2 yang mengatasnamakan jihad untuk melakukan perbuatan semacam ini sesungguhnya tidak paham bagaimana cara berjihad menurut syariat. Sebaiknya kita juga husnuzhan kepada para ulama yang dengan keras memperingatkan umat atas tindakan2 pengeboman di tempat umum yang dilakukan oleh orang2 yang mengaku berjihad; silakan baca buku Fatwa-fatwa pengeboman yang mengumpulkan fatwa para ulama tentang hal ini. Semoga anda tidak berburuk sangka kepada para ulama dengan menuduh mereka penjilat, atau bahkan menuduh mereka tidak pernah ikut di medan jihad. Allahul muwafiq
“dan kita memiliki bukti kuat atas kekafiran mereka”
, afwan ralat kurang kata tidak..
“dan kita tidak memiliki bukti kuat atas kekafiran mereka”
Menyimak komentar2 diatas saya melihat 3 golongan kaum muslimin disini, yaitu:
1. Muslim yg salah jalan, yaitu mereka para pelaku bom (si objek pembicaraan).
2. Muslim yg berilmu, yaitu mereka yg selalu berbicara berlandaskan ilmu/dalil (Kitabullah & Sunnah).
3. Muslim yg tdk berilmu tp pingin ikut nimbrung, yaitu yg selalu berbicara: bertoleransilah, seandainya begini seandainya begitu, menurut saya begini menurut saya begitu, rasionalah, dll tanpa berlandaskan dalil.
Ya Allah, masukanlah hamba kedalam golongan yg ke-2, amin.
Saya juga sependapat dengan saudara rangga, dan berharap sama seperti doanya
kalo mo sehat,… gak mesti semuanya jd dokter khan?…. cara jln qt mgkn beda, tp tujuan sm…. TUL GA….
Akh ari, semoga Anda mendapatkan petunjuk dan rahmat dari Allah.
Kalau Anda ingin menjadi dokter, kemudian tidak mau menuruti petunjuk-petunjuk dosen Anda dalam belajar, mengerjakan tugas, melakukan penelitian, menyusun skripsi, ko-as, dan sebagainya..namun Anda mengambil jalan sendiri, sekehendak Anda, seenak perut Anda, tidak memenuhi ketentuan dan tuntutan akademik serta kriteria-kriteria kelulusan..dapatkah Anda lulus dari fakultas Kedoteran?? Dapatkah Anda menyandang titel “dokter”??
Itu adalah salah satu contoh perumpamaan yang sederhana dalam kehidupan manusia.
Saudaraku, Islam adalah agama yang sempurna, syariat Allah yang sempurna telah diturunkan kepada Rasul kita Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam untuk diajarkan kepada umat beliau di akhir zaman. Dari perkara yang kecil dan remeh sudah diajarkan oleh Beliau, mulai dari masalah buang hajat sampai masalah pemerintahan, termasuk masalah bersikap terhadap orang kafir, dan masalah-masalah yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah [5] : 3).
Sehingga, ikutilah petunjuk yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan dan ajarkan, serta janganlah menyimpang. Agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Kepada saudara ari, semoga Allah menjaga anda dalam kebaikan…
Yang saya tangkap dari pernyataan anda, bahwa jika ingin selamat di akhirat, tidak harus semua orang jadi ulama. Dan para teroris tersebut memang bukan ulama yang paham agama (bahkan mereka salah jalan), mereka punya jalan berbeda (dengan terorisme berlabel jihad) namun tujuannya sama yaitu untuk bisa selamat di akhirat. Demikian yg saya tangkap dari pernyataan anda.
Memang tidak perlu menjadi dokter untuk bisa sehat. Bahkan dokter saja bisa sakit. Namun untuk bisa sehat apakah kita berbuat sembarang saja lalu kita bisa sehat begitu saja? Tentu tidak. Kita perlu baca artikel2 kesehatan, kita perlu konsultasi dengan dokter, bahkan bila sakit kita perlu datang ke dokter!
Demikian pula dalam beragama, tidak ada yang mengharuskan menjadi ulama. Namun Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk menuntut ilmu. Karena untuk bisa selamat di akhirat, kita butuh ilmu tersebut. Kita perlu baca kitab-kitab ilmu, kita perlu konsultasi dengan para ulama, dan bila kita tidak tahu kita perlu bertanya pada para ulama!!
Tujuan sama, jalan beda. Boleh saja. Tapi bedanya bagaimana dulu? Kalau beda dengan tuntunan Qur’an dan Sunnah, ini bencana. Ada 1001 cara untuk mencari pahala, silakan pilih yang mana. Saya jadi ingat perkataan Ibnu Mas’ud: “Ikutilah tuntunan sunnah, dan jangan mengada-ada dalam agama, sesungguhnya kalian telah dicukupi“. Maka sesungguhnya cara mencari pahala yang dituntunkan itu jumlahnya sangat banyak, dan itu sudah cukup buat kita. Bahkan mungkin sampai kita tidak sanggup melakukan semua. Namun mengapa oh mengapa, masih ada orang yang mencari cara yang di luar apa2 yg telah dituntunkan??
Jalan beda, tujuan sama, cari pahala. Tapi jalannya bener ga?
Saudaraku, mari kita berjuang, tegakkan dienul Islam di muka bumi. Tujuan kita adalah menyeru manusia agar mentauhidkan Allah SWT. Seluruh hukum-hukum Islam tegak di Muka Bumi. Kita tegakkan dengan dakwah, jika ada yang menghalangi dakwah kita maka kita lindungi dakwah kita dengan jihad. Jika dengan dakwah dengan lisan kita telah mampu membuat seluruh hukum Islam tegak, maka sudah cukup. Namun jika dakwah tauhid kita dihalangi, bahkan diperangi, maka jihad dengan kekuatan yang melindunginya.
Asslm Dilihat dr komentar yang ad,semuanya betul,namun harus diingat sunnahkah seorang muslim dihujat teroris,khawarij,klo memang dia salah kita berkewajiban menasehati,dan mendoakan semoga amal perbuatannya diterima allah swt dan diampuni kesalahannya,bukan menghujat membabi buta seperti yang dilakukan ustad lukman ba”abuh dalm bukunya MAT.Lagipula knp kita mesti menyesali terbunuhnya beberapa orang kafir,seharusnya kita menyesali terbunuhnya ribuan muslim di poso,ambon,irak afgan,palestine.Apakah darah orang kafir lebih berharga dr darah muslim?kesalahan datangnya dr saya,dan saya mohon ampun,kebenaran dtngnya dr Allah SWT
“Asslm Dilihat dr komentar yang ad,semuanya betul,”
…..?????
bagaimana bisa semua betul?..yang satu membela orang yang berpemahaman khawarij yang satu mengingatkan umat terhadap bahaya pemahaman khawarij..bagaimana bisa dikatakan semua betul?..
“Lagipula knp kita mesti menyesali terbunuhnya beberapa orang kafir,”
ya akhi yang sangat kita sesalkan adalah munculnya para pemuda yang semangat dalam menegakkan dienul islam namun jahil terhadap ilmu dien..jahil terhadap ilmu aqidah,manhaj dan lmu agama lainnya..sehingga muncullah bom bom bunuh diri dimana2..yang membunuh tidak hanya orang kafir namun juga sebagian kaum muslimin…
coba lihat komentar amrozi cs saat ditanya tentang jatuhnya korban dari pihak muslim terkait dengan bom bali..dengan entengnya ia menjawab..
“jika yang terbunuh adalah orang islam yang sedang bekerja menafkahi keluarganya maka ia syahid”
..mulut memang mudah dalam mengucap…
Wallahu a’lam bisshawab
Ralat
“yang membunuh tidak hanya orang kafir namun juga sebagian kaum muslimin…”
seharusnya
“yang terbunuh tidak hanya orang kafir namun juga sebagian kaum muslimin…”
Ana sependapat dengan sdr. Rangga… semoga kita semua di bukakan pintu hatinya oleh Alloh untuk menjalankan syariat sesuai dengan Al-qur’an dan sunnah, dan kita berdo’a agar jangan sampai kita salah mentafsirkan Al-quran dan sunnah karna kebodohan dan nafsu kita…
Wahai akhi,seorang muslim tidak pantas menuding fulan paham khawarij,klo yg dituduh tak terbukti,maka akan berbalik ke penuduh,berhati-hatilah.Trio bom bali meninggal dengan kebaikan diantaranya:banyaknya pelayat,ad burung mengitari dikediamannya,muka tersenyum,darah mengalir terus-menerus,akhi bisa lihat di website arrahmah,muslim dialy,media kafir tidak akan memuat berita ini,itu merupakan kebaikan yg allah swt berikan kpd hamba2nya yang berjuang dijalan allah,dan akan mengampuni kesalahannya,
mungkin akhi gak akan melihat website tsb,karena manhaj akhi melarang bergaul dengan ahlul bid’ah,khawrij(sangkaan beberapa orang)
Saya setuju dengan saudara kita Muslim Haidar, menuduh dengan memfitnah sangat tipis bedanya, daripada menuduh atau memfitnah lebih baik berjuang untuk Islam dengan kaafah,sepertinya akhi kita dari manhaj salaf yg berkomentar disini tidak seperti guru2 mereka & syaikh2 mereka yang sangat toleran dan santun dalam memberikan tausiyah kepada sesama muslim. Cari ilmu yang banyak dulu akhi sebelum menjustifikasi sesuatu,amal & niat hati seseorang itu kan tidak ada yang tau kecuali ALLAH.. OK.
Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka (amrozi cs) memiliki ciri2 kematian yang baik, seperti:
1. Banyak pelayat,
2. Ada burung yg mengitari dikediamannya,
3. Muka tersenyum,
4. Darah mengalir terus-menerus.
Mari kita bandingkan dengan Husnul Khotimah (akhir yang baik) sbb:
1. Ucapan terakhirnya: Laa Ilaaha Illallah
2. Ditandai dengan mengalirnya keringat di dahi
3. Mati pada malam jum’at atau hari jum’at
4. Mati syahid (terbunuh) di medan perang
5. Mati ketika dalam perang di jalan Allah
6. Mati karena penyakit Tha’un
7. Mati karena sakit perut
8. Mati karena tenggelam
9. Mati Tertimpa reruntuhan
10. Mati karena melahirkan (wanita)
11. Mati karena terbakar
12. Mati karena penyakit tumor
13. Mati karena penyakit TBC
14. Mati mempertahankan hartanya yang akan dirampas
15. Mati karena mempertahankan agamanya
16. Mati karena mempertahankan jiwa raganya
17. Mati karena berjaga di tapal batas di jalan Allah
18. Mati dalam keadaan berbuat amal sholih
[Oleh Syaikh al-Albani dalam bukunya “Ahkaamul Janaa-iz wa Bida’uha”].
Maaf saya tidak menyebutkan dalil2nya karena bisa terlalu panjang, jadi silahkan merujuk pada buku tersebut.
Komentar saya ke 1:
Ciri-ciri kematian mereka (Amrozi Cs) tidak ada yang cocok dengan Husnul Khotimah!!
Komentar saya ke 2:
Apakah mereka MATI syahid (terbunuh) DI MEDAN PERANG atau KETIKA DALAM PERANG di jalan Allah?
Jawabnya adalah:
BALI BUKAN MEDAN PERANG, tidak ada peperangan di sana. Mereka tidak Mati syahid Di Medan Perang, tapi FAKTAnya adalah mereka LARI TERBIRIT-BIRIT (buron/kabur) setelah perang yang mereka buat-buat sendiri.
SYAHID? Yang pasti mereka ditembak mati oleh aparat hukum.
Assalamualaikum
Sungguh bagus Artikelnya ya akhi, komentar ana bagi ikhwan2 kita kemballikan lah semua pada tempatnya, kalo agama kita ini maka kembalikanlah kepada Al-qur’an dan sunnah menurut pandapat salafussaleh jangan terdorong hawa nafsu, pelajarilah sirah nabawiyyah mulai dari awal hingga akhir jangan hanya membaca sirah peperangan saja baca juga bagaimana rasulullah berdakwa di mekkah kemudian awal2 di madinah, kebanyakan kita mengambil dalil yang hanya mendorong hawa nafsu kita tidak secara kaffah, lihat juga para nabi dan rasul sebelumnya apa yang mereka bawa peperangankah atau tauhid? kita semua orang muslim sangat bercita2 untuk mati syahid, tetapi bukan atas cara kita sendiri tetapi menurut syari’at. Ibadah yang di terima terdiri dari dua syarat yaitu ikhlas hanya kepada Allah dan Ittiba’ kepada rasulullah ini merupakan makna dari syahadat. Mengenai Amrozi cs yang telah mati maka kita sebagai sesama muslim mendo’akan mereka agar Allah mengampuni mereka tetapi jangan mengikuti langkah mereka yang keliru dalam pemahaman jihad ini.
wallaahualam
Amrozi Cs bukanlah syuhada! tetapi mudah2an mereka diampuni dosanya oleh Alloh. mereka para muslim yg mengaku berjihad di afghan atau daerah lainnya menyimpulkan bahwa taliban adalah pasukan Ashabu Sayati Suud (Panji hitam) yg akan menyertai Al mahdi, padahal itu keliru! pasukan al mahdi yg sesungguhnya bukan datang dari khurasan!
kita harus bijaksana dalam melihat masalah yang rumit ini. saya tidak menyalahkan atau mendukung amrozi 100% tapi setidaknya kejadian ini dapat ditinjau dari beberapa segi:
1. bom bali ini pada dasarnya adalah wujud kemarahan amrozi dkk terhadap pemerintah indonesia ini karena begitu mudahnya mereka- hafizhahumullah wa ashlah- tunduk pada kemauan asing (kuffar amerika, australia, dkk)dan kurang tanggap dalam amar ma’ruf nahi munkar, dan orang kafir yang telah mengobok-obok urusan dalam negeri indonesia. dalam hal ini dia jelas tidak salah karena memang begitulah kenyataannya.
2. dia juga memiliki semangat dan keberanian dalam membela islam, insya Allah. hal ini terlihat dari beberapa ungkapan-ungkapannya dalam wawancara dengan wartawan. dan penulis melihat bahwa semangat dan keberanian inilah yang perlu ditiru oleh kaum muslimin lainnya.
3. tindakannya dalam mengebom dan membuat kerusakan adalah jelas sebuah kesalahan dan inilah yang tidak boleh kita tiru.
adapun mengenai nasib mereka di mata Allah swt itu urusan ghaib, kita hanya bisa mendo’akan mereka saja supaya Alah memberikan yang terbaik bagi mereka, demikianlah dalam memndang suatu masalah kita harus bersikap inshaf atau adil, wallahu a’lam bish shawaab.
jangan juga ruh jihad luntur dari hati-hati kita, setelah kita tahu qawaid dan dhawabith tentang jihad maka tinggal kita pupuk terus semangat jihad dalam hati kita sehingga nanti pada saatnya jihad syar’i memanggil maka kita sambut dengan gegap gempita. Rasul pernah bersabda : barangsiapa tidak pernah berjihad di jalan Allah dan tidak pernah meniatkan untuk berjihad di jalan Allah maka matinya di atas salah satu cabang kemunafikan. wallahu a’lam
Ya kalau ada yg berkata soal pakai rasional, maka lihatlah akibat yg dihasilkan oleh bom yg katanya jihad tersebut kpd dakwah Islam. Jangankan mau mengajak orang kafir menjadi muslim, akan tetapi saudara2 kita sendiri yg sudah muslim tetapi masih jauh dari ajaran Islam akan menjadi antipati dengan ajaran agamanya sendiri. Jadi terikut2 menganggap bahwa Islam adalah kekerasan dan pembunuhan. Skrg bila kita berjenggot dan istri kita menggunakan jilbab dengan benar, maka banyak omongan mengatakan bahwa kita teroris, yg parahnya lebih banyak orang islam sendiri yg berkata seperti itu, pdhl jenggot dan jilbab adalah sunnah Rasul kita. Jadi bagaimana kita berharap saudara2 kita yg masih jauh dari sunnah Rasul mau menjalankan sunnah kalao menganggap sunnah adalah bagian dari ciri2 teroris. Bagaimana dakwah bisa membawa kebaikan kalau sudah terjadi antipati sebelumnya. Skrg banyak orang takut bila diajak pengajian, takut dicuci otak jadi teroris. Jadi secara rasional, yg untung adalah musuh Islam dengan semakin merapatnya orang2 Islam yg awam kepada mereka untuk memerangi Sunnah Rasul kita.
@ AWAM : ada yang bilang ketika jenazah Amrzy bersaudarah di buka keluarganya di Tenggulun katanya dahinya berkeringat . nah lho ? gimana ini .
Saya setuju dengan semua penjelasan di muslim.or.id Tentang bom bunuh diri, jihad dan lain sebagainya. saya sudah sebarkan di fb baik ke profil saya , maupun kirim pesan ke teman2 .itu penjelasan yang paling mengena., ideal , dan terbaik dalam subyektifitas saya .
Tapi kenapa ya meski sama2 anti bom bunuh diri dan syahidnya Amrz cs .saya gak suka dengan penjelasan orang2 JIL (baik di majalah Madina kepunyaan mereka , maupun di media2 TV).dengan statement2 dan penjelasan mereka saya malah bersympaty dengan Amrozy Cs , tapi dengan penjelasan di sini saya gak bersympaty dan tidak juga antipati dan melihat semua secara obyektif aja .Berharap Alloh mengampuni saudara2 kita yang salah langkah karena ketidak tahuan , ketidakpahamannya.Berharap yang punya pemahaman yang serupa di sadarkan.
Ketika Amrzy Cs di ekskusi saya dapat sms yang panjang lebar penuh rasa haru biru dari sahabat saya (dia punya kakak pr yang besaudara ipar dengan Amrzy ), kami tetap bisa bersikap obyektif dalam arti saling menghormati pendapat masing2 .dia berkata yang intinya tidak memastikan kesyahidan Amrzy (padahal saya yakin dalam hati , dia pasti ingin meyakinkan saya kl Amrzy Cs itu syahid ) karena dia tahu saya pasti akan susah menerimahnya .subyektif c pertama dia keluarga , ke dua seideologi?
Harapan saya yang sedang pro kontra di forum ini untuk tetap saling menyayangi (sebagai sesama muslim ) seperti saya dan sahabat saya.yang punya penjelasan terbaik jangan merasa di atas angin dan semena2 yang punya rasa sympaty terhadap Amrzy , bersikaplah obyektif.apalagi yang merasa punya ilmu.sebaiknya kl lawan memang benar , ya benarkan.Biar gak bikin yang awam macam saya jadi bingung .
Sungguh telah nyata konspirasi yahudi untuk memecah belah umat islam. Dari komentar di atas sangat jelas bahwa ini lah yang diinginkan mereka. Berita yang antum semua terima dari televisi adalah berita yang tidak dapat dipercaya 100%. Apa antum percaya penuh bahwa amrozi cs yang benar2 melakukan pengeboman yang dahsyat tersebut? apa antum percaya 100% bahwa bom marriot dan ritz charlton adalah semata-mata kaki tangan al qaeda….???
Lalu mengapa dilakukan di indonesia ??
KONSPIRASI BESAR UNTUK MENGHANCURKAN ISLAM DAN UMAT ISLAM SEDANG BERJALAN
Penghancuran aqidah bahwa hukum Allah yang berhak berdiri di muka bumi sedang dicabik-cabik…Sehingga kita menjadi ragu akan pentingnya islam sebagai rahmatan lil alamin
Galilah ilmu…
Ingat Televisi dan media telah di atur sedemikian rupa oleh pembuat skenario…
Akhirnya kebenaran hakiki yang akan menang…..
Wallahualam bissawab
ya Allah, penggenggam semua makhluk, hanya ENGKAU yang kami takuti, hanya ENGKAU yang kami sembah, ENGKAU adalah yang menggenggam semua umat, ya Allah, satukanlah umat ISLAM, satukanlah umat ISLAM, satukanlah umat ISLAM. hilangkan kebencian diantara kami, sehingga bertambah ikatan silaturahmi kami, bertambah keimanan kami,sehingga kami bisa melakukan yang terbaik untuk agamaMU, semakin indah agamaMU, dan berbondong2 orang menuju agamaMU, dan menuju rahmatMU, karena sesungguhnya, hanya rahmatMU lah yang kami cari, kami meminta rahmatMU ya Allah, kami meminta rahmatMU ya Allah,hancurkan orang yang secara terang2an memusuhi agamaMU,hancurkan orang yang membantai saudara muslim kami di seluruh penjuru dunia ya Allah, ringankan beban kaum muslimin di dunia yang tertindas ya Allah. segala puji hanya kepadaMU ya Allah, tiada tuhan selain ENGKAU dan MUHAMMAD SAW. adalah utusanMU.ya Allah hanya ENGKAUlah pengabul doa ya Allah, MAKA KABULKANLAH DOA KAMI. AMIN……
Y@
Bukankah jenazah Amrozi di bawa pulang ke Tenggulun setelah dikafani? jika benar, mungkinkan keringat didahinya tidak tersapu oleh kain kafan? (itupun klo emang benar2 berkeringat dahinya saat meninggal)
just live…