[lwptoc]
Membedah Akar Terorisme
Aksi teroris di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton menoreh luka berat di hati Umat Islam, karena terbukti para pelakunya adalah para aktifis masjid, lulusan pesantren, juru da’wah dan di masyarakat dikenal orang sopan santun, lemah lembut, pendiam dan tidak banyak tingkah, ternyata mereka adalah orang yang sadis, yang tidak mengenal kemanusiaan membunuh manusia dengan bom bunuh diri, hal ini benar-benar mencoreng nama baik Umat dan merusak indahnya syariat Islam.
Bagaimana masyarakat awam yang membenci Islam tidak berkomentar miring terhadap Islam karena memang pelakunya umat Islam. Sementara tokoh-tokoh agama bukannya sedih menyaksikan aksi pelecehan terhadap syariat malah saling lempar tuduhan, sehingga membuat kalangan awam makin bingung mereka harus bagaimana, bergabung dengan aktifis masjid takut terjaring teroris, sementara dalam lubuk hatinya tahu bahwa mereka harus mendalami Islam karena memang fitrah manusia. Maka semua pihak harus bersikap bijak menghadapi soal terorisme, agar tidak menimbulkan kontrofersi dan menuduh pihak-pihak yang belum terbukti bersalah.
Banyak faktor yang bisa memicu aksi terorisme dan gerakan radikal antara lain:
Pertama: Kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran membuat potensi para pemuda mandek tidak tersalurkan, dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh kalangan yang tidak bertanggung jawab, apalagi para pemuda yang semangatnya sedang bergejolak didekati dengan cara halus maka dengan mudah mereka direkrut karena mereka membutuhkan komunitas yang bisa menyalurkan aspirasinya, apalagi bila otak mereka dicuci bahwa yang menyebabkan mereka miskin adalah orang-orang kafir barat, maka siapa yang tidak terbakar, apa lagi ditanamkan kalau bisa membunuh orang kafir barat akan berbalas surga yang di dalamnya terdapat bidadari-bidadari cantik yang siap menyambutnya, pemuda mana yang tidak tergiur, meskipun harus mati dengan bom bunuh diri.
Kedua: Aksi terorisme sebagai reaksi anak-anak bangsa yang tidak puas melihat kemaksiatan mengepungnya, kemungkaran melilit roda kehidupan, ketimpangan sosial menggurita, korupsi merajalela, prostitusi terbuka lebar, pelanggaran agama makin menggeliat, namun sayang aksi mereka tidak didukung dengan ilmu agama yang memadai dan pemahaman yang lurus di bawah bimbingan ulama yang terpercaya ilmunya maka mereka mengambil jalan pintas dengan aksi terorisme.
Ketiga: Aksi terorisme muncul akibat kesalahan mereka dalam menimba ilmu Islam dan mengambil pemahaman Islam dari orang-orang yang belum diakui kapasitas keilmuan dan keagamaannya, bukan hanya salah teori namun juga salah aplikasi, suatu contoh doktrin jihad, bila mereka belajar dari bukan para ulama dan buku-buku yang menyimpang maka muncul anggapan bahwa semua aksi pembunuhan terhadap orang kafir termasuk jihad meskipun di zona damai dan tidak sedang perang. Padahal dalam pandangan fikih Islam, kafir yang boleh dibunuh hanyalah kafir yang sedang terjun di medan perang.
Keempat: Kurangnya pemahaman terhadap kaidah maslahat dan mafsadah dan hakekat keindahan Islam yang diturunkan untuk menjaga lima pokok kebutuhan hidup manusia yang amat mendasar dan mengharamkan siapapun merusaknya yaitu agama, jiwa, harta, kehormatan dan akal. Maka siapa yang menodai salah satu di antara lima perkara tersebut akan merusak tatanan kehidupan dan menodai inti ajaran Islam, sehingga tidak ada perselisihan di antara para ulama tentang haramnya melenyapkan nyawa orang yang terlindungi baik nyawa muslim maupun non muslim kecuali ada alasan untuk membunuhnya seperti qisas, rajam atau peperangan.
Kelima: Kondisi keamanan dan politik yang tidak stabil banyak dimanfaatkan oleh kelompok terorisme untuk melancarkan aksinya, bahkan negara yang kerap timbul konflik politik menjadi sarang paling subur, apalagi bila ada campur tangan pihak asing yang memanfaatkan situasi goncang, sehingga orang yang miskin iman dan lemah ekonomi sangat mudah diperalat untuk melancarkan target mereka.
Jihad Ala Teroris
Aksi terorisme yang sedang marak terjadi di negeri ini menorehkan rasa sedih dan pilu yang dirasakan kaum muslimin bukan hanya karena melihat terburainya usus para korban, berserakannya jasad para korban, rasa sakit yang dirasakan para korban dan tangisan pilu para keluarga korban, namun rasa sedih dan pilu yang dirasakan kaum muslimin melebihi semua itu karena banyak pihak mengklaim bahwa terorisme bagian dari agama Islam yaitu jihad.
Ajaran agama apapun tidak membenarkan aksi terorisme apalagi Islam agama mulia, rahmatan lil ‘alamin, mustahil membenarkan aksi terorisme dengan bom bunuh diri yang banyak menelan korban dan menimbulkan kerusakan. Jihad dalam Islam diatur dengan aturan syariat, tidak seperti yang dilakukan oleh segelintir orang yang mengatas namakan dirinya jihad fisabililah dan menggelari pelakunya dengan As Syahid dengan membunuh orang-orang kafir sedangkan mereka masuk ke negeri Islam dengan aman dan Rasulullah dengan tegas mengancam siapa saja yang membunuh mereka:
“Barangsiapa membunuh seorang mu’ahid (orang kafir yang ada dalam ikatan perjanjian), maka ia tidak akan mencium aroma surga, padahal aromanya bisa ditemukan (dari jarak) sejauh empat puluh tahun (lama) perjalanan.” (Riwayat Bukhari)
Jika kaum teroris berdalih bahwa mereka tetap boleh dibunuh karena meskipun mereka datang tidak perang senjata tapi mereka datang dengan serangan pemikiran. Maka harusnya perang pemikiran harus dilawan dengan pemikiran bukan dengan pengeboman, realitanya yang mati bukan hanya orang kafir, orang muslimpun banyak yang mati, padahal Nabi bersabda: “Hilangnya dunia lebih ringan di hadapan Allah ketimbang lenyapnya nyawa seorang muslim.” (Ibnu Majah)
Adapun penegakan jihad (qithal) hanya menjadi wewenang pemimpin negara, dialah yang memegang komando jihad, mengibarkan panji peperangan, menyusun strategi perang, dan memilih serta mengerahkan pasukan.
Wahabisme Versus Terorisme
Tersebar isu bahwa aksi teroris dikaitkan dengan kelompok Islam tertentu yang mereka sebut dengan kelompok wahabi. Pengkaitan aksi terorisme dengan kelompok wahabi merupakan bola api liar yang sangat berbahaya dan bisa mengenai siapa saja yang memperjuangkan pemurnian Islam. Sehingga saling lempar tuduhan, bahkan ada yang menyatakan bahwa kelompok teroris adalah mereka yang suka membid’ahkan kelompok lain maka hal ini bisa mengenai organisasi Muhamadiyah, al-Irsyad, Persis atau kelompok mana saja yang memperjuangkan kemurnian ajaran Islam.
Sebenarnya, Wahabi merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul pada abad kedua hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab -ed), yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli sunnah, sangat membenci syiah dan sangat jauh dari Islam.
Untuk menciptakan permusuhan di tengah Umat Islam, kaum Imperialisme dan kaum munafikun memancing di air keruh dengan menyematkan baju lama (Wahabi) dengan berbagai atribut penyimpangan dan kesesatannya untuk menghantam dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atau setiap dakwah mana saja yang mengajak untuk memurnikan Islam.
Karena dakwah beliau sanggup merontokkan kebatilan, menghancurkan angan-angan kaum durjana dan melumatkan tahta agen-agen asing, maka dakwah beliau dianggap sebagai penghalang yang mengancam eksistensi mereka di negeri-negeri Islam.
Contohnya Inggris mengulirkan isue wahabi di India, Prancis menggulirkan isu wahabi di Afrika Utara, bahkan Mesir menuduh semua kelompok yang menegakkan dakwah tauhid dengan sebutan Wahabi, Italia juga mengipaskan tuduhan wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia, bahkan menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan perang Padri sebagai kelompok yang beraliran Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena mereka sangat ketakutan terhadap pengaruh murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mengobarkan jihad melawan Imperialisme di masing-masing negeri Islam.
Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada dakwah beliau hanya didasari tiga faktor:
- Tuduhan itu berasal dari para tokoh agama yang memutarbalikkan kebenaran, yang hak dikatakan bathil dan sebaliknya, keyakinan mereka bahwa mendirikan bangunan dan masjid di atas kuburan, berdoa dan meminta bantuan kepada mayit dan semisalnya termasuk bagian dari ajaran Islam. Dan barangsiapa yang mengingkarinya dianggap membenci orang-orang shalih dan para wali.
- Mereka berasal dari kalangan ilmuwan namun tidak mengetahui secara benar tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan dakwahnya, bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau dari pihak yang sentimen dan tidak senang Islam kembali jaya, sehingga mereka mencela beliau dan dakwahnya sehingga memberinya sebutan Wahabi.
- Ada sebagian dari mereka takut kehilangan posisi dan popularitas karena dakwah tauhid masuk wilayah mereka, yang akhirnya menumbangkan proyek raksasa yang mereka bangun siang malam.
Dan barangsiapa ingin mengetahui secara utuh tentang pemikiran dan ajaran Syaikh Muhammad maka hendaklah membaca kitab-kitab beliau seperti Kitab Tauhid, Kasyfu as-Syubhat, Usul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau yang sudah banyak beredar baik berbahasa arab atau Indonesia.
Baca juga: Berdialog Dengan Teroris
—
Penulis: Ustadz Zainal Abidin, Lc.
Artikel ini sebelumnya dipublikasikan oleh Koran Republika, edisi Selasa, 25 Agustus 2009
Dipublikasi ulang oleh muslim.or.id dengan penambahan beberapa catatan kecil.
Tudingan terhadap Wahabi dilontarkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono pascapeledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di Jakarta. Ini sangat menarik. Mengapa tokoh intelijen dan doktor di bidang terorisme itu membuat pernyataan yang sangat dangkal dan tak bisa diterima akal sehat?
Dalam wawancara di sebuah TV swasta, Hendropriyono mengatakan, pemerintah hendaknya lebih mengantisipasi gerakan Wahabi di Indonesia. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa gerakan organisasi Islam transnasional seperti Ikhwanul Muslimin, mestinya menjadi perhatian serius.
Jika kita kaji lebih dalam, nama Wahabi ini diberikan kepada sebuah aliran yang berawal dari pemikiran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, sebuah gerakan di Arab Saudi. Tetapi istilah Wahabi sebenarnya bukan berasal dari ia sendiri ataupun pengikut gerakannya, melainkan nama yang disematan oleh pihak luar. Sehingga patut dipertanyakan, Wahabi itu sebenarnya apa? Gerakan atau gagasan?
Dan itu semua bisa kita diskusikan secara ilmiah dan melalui jalur akademis. Jadi sangat naif bila seorang mantan Kepala BIN yang telah berhasil mempertahankan disertasinya yang baik tapi berbicara tanpa dasar yang ilmiah dan nyata.
Jika dilihat dari segi mazhab, sebenarnya Abdul Wahab menganut mazhab Hambali. Mazhab ini adalah salah satu dari empat mazhab yang jadi pedoman bagi banyak negara. Mengapa hal ini jadi masalah? Selain itu, ia juga belajar kepada Abu Ja’far At Thahawi, yang merupakan ulama bermazhab Hanafi. Jadi sebenarnya secara pemikiran Abdul Wahab jauh lebih maju. Kalau begitu, sisi ekstrim dan kakunya di mana?
Terkait gerakan Islam transnasional yang dikait-kaitkan dengan Wahabi itu adalah pendapat yang sangat dangkal dan tidak masuk akal. Sebab Islam tidak menganut lokalitas, atau dengan artian semuanya adalah transnasional (lintas negara). Istilah Islam rahmatan lilalamin itu juga berarti adalah Islam transnasional. NU dan Muhammadiyah juga seperti itu.
Memang kenyataan kelompok yang dituduh Wahabi itu cara dakwahnya cenderung ke tauhid, karena tauhid adalah sarana seorang muslim untuk meng-esa-kan Tuhannya. Mereka berpedoman seperti pada website resmi mereka (www.muslim.or.id), yaitu ‘memurnikan aqidah, menebar sunnah’.
Gerakan kelompok ini sangat mengganggu sebagian saudara kita yang masih kental dengan segalah hal berbau syirik, seperti pergi ke dukun, membawa jimat, dan perbutan syirik lainnya. Pernah situs tersebut memuat artikel yang berjudul “Teroris bukan Mujahid dan bukan Mujtahid!”. Dari situ dapat kita simpulkan pemikiran saudara muslim kita yang dijuluki Wahabi mempunyai pemikiran yang sangat cerdas dan modern.
Kalau soal urusan negara, kelompok ini sangat patuh dan taat, selama pemimpin itu tidak kafir. Mereka tidak mau berpolitik, apalagi demonstrasi. Contoh dalam hal penentuan 1 Syawal, mereka saja mengikuti pemerintah.
Wahabi di Arab Saudi saja tidak pernah berupaya menggulingkan negara yang sah. Demonstrasi saja haram. Karena dianggap suatu tindakan yang menjurus ke pemberontakan. Oleh sebab itu, sangat aneh jika gerakan Wahabi dikaitkan dengan pendirian negara Islam.
Yang sangat kita sayangkan adalah menuduh faham atau gerakan dan kelompok sebagai teroris dilakukan karena hal yang sepele, kebetulan ciri-ciri lahiriah para pelaku teroris mirip dengan ciri lahiriah kaum Wahabi. Seperti cara berpakaian dan cara berperilaku kebetulan sama dengan para pemeluk islam yang taat. Ini pendapat yang sangat tidak bijaksana.
Karena jika seorang muslim memakai celana di atas mata kaki, memanjangkan jenggotnya dan memakai baju gamis; dan yang perempuan menutup aurot dengan memakai jilbab panjang memakai cadar, tak bisa dengan sendirinya ditudingatau dikategorikan teroris. Sebab dalam Islam, menghidupkan sunnah adalah mulia.
Jadi bisa kita simpulkan tujuan dari tuduhan tersebut untuk melemahkan kaum muslimin dengan identitas keislamanya. Sebab di media kita lihat bahwa orang yang suka mengaji dan orang yang sopan berpakaian islami itu dikesankan sebagai pelaku teroris.
Dan jika ini sudah mempengaruhi pemikiran umat Islam, maka yang terjadi adalah jauhnya umat Islam ini dari syariat agamanya dan kembali lagi meniru perilaku bangsa barat di mana menebar aurot, mabuk, korupsi dan lainya. Kalau sudah seperti itu sangat gampang sekali bangsa ini dihancurkan sebab generasi penerusnya sudah rusak moralnya, dan hidupnya hanya untuk dunia.
Cara-cara seperti itu sudah lama dan sunnatullah dipakai oleh para musuh Islam. Islam sudah dikaji ratusan tahun oleh para orientalis Barat. Mereka tahu betul seperti apa Islam dan umat Islam sebenarnya. Mereka tahu, menghancurkan Islam bukan dengan jalan perang, melainkan dengan stigmatisasi. Karena, mereka tahu, umat Islam memiliki satu kekuatan yang ketika bangkit dan sadar, bisa menjadi kekuatan yang tak terkalahkan. Jadi stigma itu membuat umat Islam tidak pede dengan identitas muslimnya.
Arif Gunawan
[email protected]
Sumber:
http://www.inilah.com/berita/citizen-journalism/2009/08/13/141508/wahabi-jadi-kambing-hitam-lagi/
Alhamdulillah.. smg artikel ini bisa memberi pemahaman yg BENAR kpd saudara2 qta ttg WAHABI VS TERORISME. Jazakumullahu khair untuk ustad penulis artikel ini & pengelola situs ini.
Sayapun sependapat, isu2 wahabi ini sbnrnya sudah sejak lama dihembuskan oleh pihak2 yg membenci dakwah kembali pada tauhid dan sunnah yg akan membuat islam kembali kuat.
Dan saya kira pun, peledakan bom di Marriot dan Rizt-Carlton kemarin sebenernya adalah pekerjaan tangan2 jahil yg ingin memburukkan nama Islam, mereka ingin membuat kesan (stigma) bahwa Islam dan khususnya jihad adalah bernuansa teroris. Terbuktilah skrg, aparat pun jadi terkesan paranoid dengan Islam, dakwah saja skrg dicurigai, ustadznya pada ditangkap pdhl blm tentu terlibat. Dan yg lebih nahas lagi, salah satu pesantren di Jawa dituduh sebagai pesantren penghasil paham dan bibit2 teroris. Wah ada apa ini?
Mungkin saja inilah yg dimaksud dengan fitnah Dajjal yg tersebut dalam hadits2 Rasulullah dan yg akan dialami oleh umat Islam di akhir zaman. Dan fitnah ini kabarnya adalah fitnah terkejam dari berbagai fitnah yg pernah ada. Umat Islam akan teradu domba dan yg berhasil selamat adalah yg memegang teguh kalam Allah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah.
Maaf klo ada kawan2 yg tidak sependapat dgn saya, lagipula ini hanyalah pendapat saya semata, bisa tertolak dan diterima. Saya cuma ingin berpesan, hendaknya kita janganlah berkomentar dengan asal tuduh dan memancing keributan sblm benar2 jelas permasalahannya. Sungguh skrglah saatnya kita memperkuat ukhuwah Islamiyah bertepatan dengan bulan Ramadhan ini. Perbanyak sholat berjamaah di masjid dan bukan cuma di bulan Ramadhan aja, agar Allah Ta’ala mendekatkan hati kita dengan kaum muslimin. Amin ya Allah.
keberadaan teroris justru malah menyempitkan ruang dakwah dan membuat opini miring masyarakat thd para saudara2 kita yang berpakaian gamis, celana di atas mata kaki dst..
Assalamualaikum
Afwan, ana numpang publikasi kegiatan Tabligh Akbar
UNDANGAN
TABLIGH AKBAR FAJAR SHODIQ
“Membahas mengenai fajar sesungguhnya (Fajar Shodiq) yang digunakan untuk menandai masuknya waktu subuh”.
Pembicara : Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc, M.Ag (Pimpinan Umum Majalah Qiblati)
Hari/Tanggal : Ahad, 30 Agustus 2009 / 9 Ramadhan 1430 H
Pukul : 08.00 – Dzuhur
Tempat : Pesantren Mahasiswa Thaybah, Perumahan Sukolilo Park Regency, Keputih Tegal Timur, Suskolilo, Surabaya (dekat kampus ITS )
Info : Abu Syema ( 081 331 232 795 )
Arman ( 0856 488 131 22 )
Note :
1. Undangan ini terbuka untuk umum. Bagi para ahli falak, ahli ilmu, para muadzin, para takmir masjd dan kaum muslimin yang berkepentingan dalam masalah ini diharapkan kehadirannya untuk mengambil ilmu dan turut memberikan pandangan dan berdialog.
2. Insya ALLAH akan disiarkan langsung dari Radio Dakwah Suara Fitrah 107.9 FM
3. Info ini bisa Anda sebarkan di email, blog atau situs Anda. Kami sangat bahagia bila Anda turut menyebarkan informasi ini. Jazakallah Khoir…
Jazakallah khoir untuk admin muslim.or.id
Jazakumullah khoiron…
Thanks atas artikelnya… membuka wawasan dan cukup jelas… wassalam
Ana setuju dakwah islam khusus nya yang bermanhaj salaf diawasi dan diikuti oleh intel ataupun aparat, semoga mereka bisa tau bagaimana sebenarnya inti dari ajaran islam itu yaitu ajaran islam yang haq dan insya Allah mereka mendapatkan hidayah dari Allah Subhanawata’ala
Assalamu’alaikum,..
afwan hanya sekedar urun komentar, mungkin ada yang terlewati dari kalimat berikut :
” Sebenarnya, Wahabi merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul pada abad kedua hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab -ed), yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli sunnah, sangat membenci syiah dan sangat jauh dari Islam.”
kalimat diawal dan setelah nya tidak terkait dengan penjelasan ini sehingga seolah kalimat ini menjelaskan hakekat wahabi sebagai bagian dari khowarij adalah bagian dari pemikiran penulis. bukan tuduhan yang hendak beliau sangkal.
kiranya menjadi perhatian. matur nuwun
wassalamu’alaikum
Priyo Sasongko
kalau ajaran itu membawa kebenaran yg bersumber pd al qur”an dan sunnah rosul
kenapa mesti d bilang wahabi. sebenarnya yng membuat saudara kita mudah memfonis
apakah itu wahabi atau bukan itu karena nafsunya. kalau tdak sesuai dg apa yg
di inginkan selalu dfonis wahabi. apa benar wahabi itu jahat atau kemauan kita yg lebih jahat
setuju, orang-orang barat dan juga orang timur hanya ingin mengadu kekuatan islam yang telah lama porak poranda..mudah-mudahan pemerintah cepat terpancing dalam kebenaran…mereka tidak sadar mereka ingin menipu tuhan, padahal mereka akan menipu diri mereka sendiri..yang penting jangan mudah terpancing,,seperti satu pepatah dulu ‘air beriak tanda tak dalam’ biarkan kita tak mampu ditebak oleh musuh-musuh yang ingin menghancurkan agama yang benar.
aslmkm,maaf saya termasuk orang awam yg bingung untk mcr kebenaran islam, karn terlalu banyak distro(aliran) dan sy tdk th mana yg benar untk di ikuti,kalau saya punya usul untuk ustad2 yg sudah punya nama mengadakan diskusi khususnya tentang terorisme yg menyangkut2 islam karena pelakunya rata2 orang yg belajar islam juga. diskusi terbuka dengan di saksikan pemerintah, masyarakat secara terbuka supaya kita yg awam ini tahu siapa yg paling kuat dalilnya.bagaimana ?mohon pencerahannya…
Assalamu ‘alaikum
Siapa yang disebut wahabi itu ya? Bukankah para salafiyyun merupakan pengikut mazhab Rasulullah dan Salafush Shalih,jadi buat apa pusing2 amat memikirkan apakah kita wahabi atau tidak,yang diberikan julukn oleh para ahli bid’ah. Karena kita orang bermanhaj Salafush Shalih
Ass, ,
saya sgt setuju dgn artikel ini. .
Karena terorisme itu bkn dr islam!
Dan sy mhn masyarakat jgn mengkait-kaitkan islam dg teror ini, syapa tau aj dy cm islam ktp,tp yg membiayai aksiny yahudi. .
Allahualam. .
Assalamualaikum
Tuduhan kepada wahabi kemungkinan bisa jg dari Pejabat pemerintah, atau bekas pejabat seperti bekas kepala BIN yg atas kesalahan sumber informasi yg mereka peroleh, atau bisa juga kaum impperalis dan munafiqun menggunakan mereka sebagai corong ..
Assalamualaikum
Kaum imperalis jg mungkin menggunakan Pejabat atau bekas pejabat sebagain corongnya menuduh wahabi,contoh kasusnya Pak hedropriyono dan ini akan didiamkan atau diamini oleh para ahli bid’ah yg tidak seneng dengan koreksi terhadap mereka oleh kaum yang dituduh wahabi yg semoga dirahmati oleh Alla Jalla Wa Alla
Yang membuat ana sangat miris dan sakit hati adalah perkataan pangdam diponegoro, yang mengatakan “bila melihat orang tak d kenal memakai jubah, bersorban dan berjenggot, laporkan saja!” sungguh perkataan di atas tdk pantas keluar dari mulut seorang yang berpendidikan, hanya pantas keluar dari mulut orang bodoh dan tak berilmu, bukankah diponegoro bersorban, berjubah dan berjenggot?
@Abuadia: Masya Allah akhi, semoga Pangdam Diponegoro membaca artikel dan komentar antum. Baarokallahu fiik…
Assalamulaikum Wr.wb
terimakasìh atas pembahasan artikelnya,semoga kita mendapatkan kepemahaman tentang islam,.Insyaalloh. Waslmlkm wr.wb
Ada Fatwa Ulama dari Arab Saudi, sebagai tambahan bahwa ulama di saudi arabia tidak membenarkan terorisme. Mendukung pemerintah Indonesia sehubungan dengan hukuman mati terhadap amrozi cs, dan membantah cerita2 kurafat para pendukung paham khawarij (teroris).
Amrozi cs, Mati Syahidkah?
Fatwa Alim Besar Kota Madinah, Syaikh ‘Ubaid bin Abdillah Al-Jabiry –semoga Allah menjaga beliau-
Soal:
Syaikh yang mulia, beberapa hari yang lalu telah dijalankan hukuman eksekusi terhadap orang-orang yang melakukan peledakan di kota Bali, Indonesia, enam tahun silam. Telah terjadi fitnah setelahnya terhadap banyak manusia, dimana penguburan jenazah mereka dihadiri oleh sejumlah manusia yang sangat banyak. Mereka juga memastikan pelbagai kabar gembira tentang jenazah yang telah dieksekusi tersebut berupa senyuman di wajah mereka setelah eksekusi, wewangian harum yang tercium dari jenazah mereka, dan selainnya. Mereka mengatakan pula bahwa itu adalah tanda mati syahid, dan perbedaan antara hak dan batil pada hari penguburan jenazah. Apakah ada nasihat bagi kaum muslimin secara umum di negeri kami? wa Jazâkumulâhu Khairan.
Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim,
الحمد لله رب العالمين ، والعاقبة للمتقين ، ولا عدوان إلا على الظالمين ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، الملك الحق المبين ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد ولد آدم أجمعين ، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه الطيبين الطاهرين ، وسلم تسليما كثيرا على مر الأيام والليالي والشهور والسنين .
‘Amma Ba’du,
Bukanlah suatu hal yang aneh pada kalangan awam dan mereka yang tidak memiliki pemahaman terhadap As-Sunnah akan terjadi pada mereka seperti yang tersebut dalam pertanyaan, saat mereka mengiringi jenazah (para pelaku pengeboman) yang dieksekusi oleh pemerintah Indonesia. Orang-orang tersebut dieksekusi, lantaran perbuatan mereka menghilangkan harta benda dan nyawa, (dan ini) adalah perbuatan kaum Khawarij yang mengkafirkan kaum muslimin karena dosa, baik dilakukan oleh pemerintah maupun rakyat.
Siapa yang memahami As-Sunnah, maka ia akan mengetahui bahwa eksekusi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap mereka adalah perkara yang sangat tepat dan kebenaran semata.
Siapa yang mengetahui sejarah kaum Khawarij semenjak masa shahabat dan sepanjang perguliran masa ke masa, maka akan nampak baginya bahwa apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang dieksekusi itu adalah perbuatan khurûj (pembangkangan, kudeta) terhadap pemerintah muslim dan pelanggaran terhadap pelbagai kehormatan, berupa nyawa yang terjaga dan harta. Bahkan perbuatan kaum Khawarij pada hari ini adalah bentuk dari perbuatan kaum bathiniyah.
Diantara perbuatan kaum bathiniyah adalah, beberapa masa yang lalu mereka menduduki Baitul Haram dan menumpahkan darah-darah yang terjaga serta mengambil Hajar Aswad, sehingga menghilang dari kaum muslimin sekian lama, sebab mereka membawanya ke Baghdad atau tempat lain –sebagaimana yang diberitakan-.
Berikut ini adalah nasihat dariku kepada saudara-saudaraku dan anak-anakku, yaitu kaum muslimin di Indonesia –semoga Allah menjaga negara mereka dan negara kami dari setiap keburukan dan kejelekan- dalam dua hal:
Pertama, tentang keterangan yang ditunjukkan oleh hadits-hadits yang mutawatir dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam tentang celaan terhadap kaum Khawarij sepanjang masa, abad dan tahun –selama-lamanya-, serta cercaan dan kemurkaan atas mereka.
Beliau menggelari mereka bahwa “Mereka adalah anjing-anjing neraka”, “Mereka adalah orang-orang bodoh yang baru tumbuh” dan “Mereka berbicara dari ucapan manusia terbaik, akan tetapi mereka keluar dari Islam seperti tembusnya anak panah dari buruannya.”
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam (juga) memerintahkan untuk membunuh dan memerangi mereka. Beliau bersabda, “Mereka adalah seburuk-buruk makhluk dan yang paling buruk tabiatnya”, “Mayat mereka adalah seburuk-buruk mayat di kolong langit”, “Berbahagialah orang yang membunuh mereka dan dibunuh oleh mereka”, “Kalau aku dapati mereka, niscaya aku akan binasakan mereka seperti binasanya kaum ‘Ad dan Iram”.
Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Saat terjadinya perpecahan di antara kaum muslimin, akan keluarlah di antara mereka mâriqah[1] yang akan diperangi oleh kelompok yang paling dekat dengan kebenaran, kemudian kelompok yang berada di atas kebenaran tersebut dapat membasmi mereka.”
Benarlah sabda beliau ini. Penduduk Nahrawan di Irak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan ‘Ali radhiyallâhu ‘anhu. Perang terhadap mereka saat itu di bawah pimpinan ‘Ali radhiyallâhu ‘anhu bersama para tokoh Islam dari kalangan shahabat dan tabi’in.
‘Ali dan para shahabatnya radhiyallâhu ‘anhum (berada di atas) kebenaran dalam memerangi kaum Khawarij, sebagaimana faksinya lebih dekat kepada kebenaran dari faksi Mu’awiyah dan para shahabatnya radhiyallâhu ‘anhum.
Kedua, wajib atas setiap muslim untuk membenci kaum Khawarij, dan membantu pihak berwajib untuk membongkar kedok mereka. Sebab, menutupi dan tidak menunjukkan markas dan (kamp) konsentrasi mereka adalah membantu mereka dalam dosa dan permusuhan. Tidak bisa terlepas tanggung jawab seorang muslim yang mengetahui rencana dari perencanaan yang membahayakan ahlul Islam berupa pembunuhan jiwa, baik yang terjaga dengan Islam karena sebagai pemeluknya, atau terjaga dengan Islam karena hubungan perjanjian. Yang kami maksud dengan terjaga dengan Islam karena perjanjian adalah kaum kuffar yang tinggal di tengah-tengah kaum muslimin, baik sebagai pekerja atau penduduk. Mereka mendapatkan perlindungan, perjanjian dan keamanan dari pemerintah yang muslim.
Jangan bersimpati kepada mereka dengan melakukan demonstrasi, keluar ke jalan-jalan (membentuk) konsentrasi massa, atau penghujatan di media massa , baik koran, radio, televisi atau selainnya.
Tidak ada yang menggelari mereka dengan syuhada (orang yang mati syahid), kecuali dua jenis manusia:
Pertama, orang bodoh yang tidak memiliki pemahaman terhadap As-Sunnah yang dapat membedakan antara petunjuk dan kesesatan, antara hak dan batil, dan antara sunnah dan bid’ah.
Kedua, Pengekor hawa nafsu dan orang-orang sesat yang menyimpang dari As-Sunnah. Mereka melakukan demontrasi, penghujatan, konsentrasi massa, dan memuji kaum Khawarij yang menyimpang tersebut.
Di antara upaya mereka untuk memuji mereka adalah menyebutkan karamah –sebagaimana tersebut dalam pertanyaan-. Ini termasuk kedustaan, kebohongan, bahan tertawaan manusia, anjuran terhadap bid’ah, menyebarkan kesesatan, membungkam As-Sunnah dan mengangkat bid’ah serta membantu para pelakunya.
Mereka tidak diterima persaksiannya, sebab mereka adalah musuh Ahlus Sunnah. Di antara prinsip dasar dan pokok orang-orang tersebut adalah bolehnya berdusta dalam membela mereka dan membantu penyebaran kebatilan mereka.
Hati-hati dan berhati-hatilah, wahai kaum muslimin dan muslimah, saudara dan saudari kami serta anak-anak kami di Indonesia, untuk tidak tertipu dengan mereka.
Saya nasihatkan pula kepada ahlul ilmi di negeri kalian untuk segera menyingkap kesesatan ini dan membantahnya dengan ilmu yang dibangun diatas Al-Qur`ân dan As-Sunnah.
Inilah yang dapat aku sampaikan sebagai jawaban dari pertanyaan yang datang kepada kami dalam majalah An-Nashihah yang terbit di Makassar, Sulawesi (Selatan) di Indonesia –semoga Allah menjaga negeri ini dan seluruh negeri kaum muslimin dari setiap keburukan dan kejelekan-. Juga aku memohon kepada-Nya Jalla wa ‘Alâ agar menyatukan para pemimpin dengan rakyatnya di atas apa yang diridhai-Nya terhadap hamba-Nya dari keislaman dan As-Sunnah.
Didikte oleh ‘Ubaid bin ‘Abdillah bin Sulaiman
Mantan Dosen Universitas Islam Madinah
Pada Malam Selasa, 20 Dzulqa’dah 1429 H
Bertepatan dengan Malam 18 November 2008
[1] Mâriqah adalah orang yang keluar dari ketaatan atau keluar dari Islam. Mâriqah adalah nama lain khawarij, -pent.
(Dikutip dari url http://an-nashihah.com/index.php?mod=article&cat=Fatwa&article=82)
@bawah, maklumlah AM hendropriyono-kan guru2nya orang2 JIL :D, panteslah dia berkata seperti itu, maklumi sajalah orang awam. mari kita kasih dia pengetahuan biar gak liat dari pake kaca mata kuda JIL (ada yang udah suratin dia ??)
jazakumullohikhoiron
assalamu’alaykum ustadz, ana mau tanya klarifikasi yang terakhir tentang tuduhan dusta kpd Syaikhul islam Muhammad bin Abdul Wahhab diatas alhamdulillah sudah pernah ana dengar, tapi ana ga tau rujukannya..
ana minta tolong supaya ustdaz juga mencantumkan kitab2 ataw tulisan2 sirah yang bisa dijadikan rujukan data2 diatas.
jazakallahu khairan katsiran.
barakallahu fikum
Pertanyaan 1.
Mhn dijelaskan lagi ustadz, Wahabi merupakan aliran Islam yang menyimpang shg orang orang yg mengikuti sunnah difitnah ikut aliran Wahabi
Atau
Wahabi merupakan aliran Islam yang mengikuti sunnah Rasululloh namun justru difitnah sebagai aliran Islam yang menyimpang
Mohon penjelasannya.
Pertanyaan 2.
Bagaimana hukumnya mengkafirkan seseorang yang jelas jelas bukan pemeluk Islam kaitannya dg sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dari Abu Dzar radhiyallâhu’anhu, beliau bersabda:
hadits
“Barangsiapa memanggil orang lain dengan kekafiran
atau dia berkata “Hai musuh Allâh”, padahal tidak benar,
maka hal itu kembali padanya”.
Hal ini berkaitan bahwa seseorang pemeluk non Islam sangat mungkin pada saat menjelang ajal dia diberi hidayah Allah Ta’ala dan mengucap 2 kalimat syahadat.
Mohon penjelasannya.
#shobarul
Pertanyaan 1
Sebutan wahabi itu dilontarkan oleh orang2 yang tidak suka dengan dakwah sunnah. Mungkin bisa ditanyakan kepada mereka, apa yang mereka maksud dengan wahabi. Artikel kami yang menggunakan istilah ‘wahabi’ maksudnya adalah dari sudut pandang mereka. Adapun dalam Islam, tidak dibenarkan membuat aliran-aliran.
Pertanyaan 2
Kita hanya dibebani oleh Allah untuk memutuskan dan menghukumi berdasarkan apa yang nampak. Jika seorang non-muslim mati dan tidak diketahui ia bersyahadat sebelum matinya, maka kita hukumi sebagai orang kafir, tidak dishalatkan, tidak dikafani, tidak dimandikan, tidak didoakan. Adapun apa-apa yang tersembunyi dan apa yang menjadi nasib dia di akhirat itu adalah urusan Allah Ta’ala, Allah Maha Tahu.
lantas bagaimana menyikapi mereka yang mengklaim dan sudah menganggap bahwa agama islam adalah agama teroris, bagaimana menyikapai mereka sdgkan ilmu kita pun masih ‘ntek’ jazakallah
#meuthia nabila p
Sabar dan abaikan saja mereka
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh..
Memang saudaraku… dimana2 saling tuding, bermusuhan, benci membenci akan melahirkan hal-hal seperti sakit hati, hasad.. lingkaran tersebut tak akan berhenti selama siklusnya tetap di lakukan…
bersabar adalah solusi… sampaikan yg haq berusaha dengan lemah lembut agar tidak menyakiti perasaan saudara kita yang lain…
oh jadi gitu. Sedih ya Islam dikenalnya jadi agama teroris.
Itulah isu yang ingin menjatuhkan Islam.
Padahal Islam mengajarkan kedamaian.