Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Cinta, Takut dan Harap Kepada Alloh

Boris Tanesia oleh Boris Tanesia
1 Juni 2022
Waktu Baca: 4 menit
21
berharap kepada Allah
1.4k
SHARES
7.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas terkait rasa cinta, takut dan berharap kepada Allah. Bagaimana sikap yang benar terkait tiga rasa ini? Simak pembahasannya di artikel berikut ini.

Daftar Isi sembunyikan
1. Cinta kepada Allah
2. Takut kepada Allah
3. Berharap kepada Allah
4. Urgensi Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah

Ibadah bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan hati sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.

Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Alloh dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”

Cinta kepada Allah

Cinta adalah rukun ibadah yang terpenting, karena cinta adalah pokok ibadah. Makna cinta tidak terbatas hanya kepada hubungan kasih antara dua insan semata, namun sesungguhnya makna dari cinta itu lebih luas dan dalam. Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Alloh. Dimana jika seorang hamba mencintai Alloh, maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut.

Cinta kepada Alloh juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Alloh. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Alloh?” maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”.

Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31).

Ya, bukti kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)

Maka jika kita mencintai Alloh, mari kita buktikan dengan menjadikan Rasululloh sebagai panutan kita, bukan dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai panutan, walaupun mereka itu populer dan terkenal seperti artis, selebritis dan semacamnya. Karena sesungguhnya Rosululloh bersabda “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di hari akhirat nanti).” (HR. Muslim).

Dimana makna dari hadits ini adalah jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang shaleh (seperti para rosul dan nabi) dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita akan bersama mereka, dan sebaliknya jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang kafir dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita pun akan bersama mereka. Bukankah tempat mereka di akherat merupakan seburuk-buruk tempat. Duhai, betapa musibah yang sangat besar!

Baca Juga: Menyeimbangkan Antara Khauf (Rasa Takut) dan Raja’ (Berharap)

Takut kepada Allah

Pilar lainnya yang mesti ada dalam ibadah seorang muslim adalah rasa takut. Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Alloh berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)

Rasa takut ada bermacam-macam, namun yang takutnya seorang muslim ialah takut akan pedihnya sakaratul maut, rasa takut akan adzab kubur, rasa takut terhadap siksa neraka, rasa takut akan mati dalam keadaan yang buruk (mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Alloh), rasa takut akan hilangnya iman dan lain sebagainya. Rasa takut semacam inilah yang harus ada dalam hati seorang hamba.

Berharap kepada Allah

Pilar berikutnya yang harus ada dalam ibadah seorang hamba adalah rasa harap. Rasa harap yang dimaksud adalah antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Alloh, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya.

Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang untuk tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba yang taat. Karena dia berharap Alloh akan mengampuni dosanya yaitu dengan jalan bertaubat dari kesalahannya tersebut dan memperbanyak melakukan amal kebaikan.

Sebagaimana firman Alloh “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)

Harapan berbeda dengan angan-angan. Sebagai contoh orang yang berharap menjadi orang baik maka ia akan melakukan hal-hal yang merupakan ciri-ciri orang baik, sedangkan orang yang berkeinginan menjadi orang baik namun tidak berusaha untuk melakukan kebaikan maka orang-orang inilah yang tertipu oleh angan-angan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, berharap kepada Allah merupakan salah satu pilar penting yang harus ada dalam ibadah seorang hamba.

Urgensi Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah

Ketiga pilar yang telah disebutkan di atas harus terdapat dalam setiap ibadah seorang hamba. Tidaklah benar ibadah seseorang jika satu saja dari ketiga hal tersebut hilang. Seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan akan menyebabkan dirinya putus asa, sedangkan jika rasa takutnya rendah maka dengan mudahnya dia akan bermaksiat kepada Tuhannya.

Kebalikannya seseorang yang berlebihan rasa harapnya akan menyebabkan dia mudah bermaksiat dan jika rendah rasa harapnya maka dia akan mudah putus asa. Sedangkan kedudukan cinta, maka cinta inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga diibaratkan bahwa kedudukan ketiga pilar ini dalam ibadah bagaikan kedudukan seekor burung, dimana rasa takut dan harap sebagai kedua sayapnya yang harus seimbang dan rasa cinta sebagai kepalanya yang merupakan pokok kehidupannya.

Itulah penjelasan tentang rasa cinta, takut dan berharap kepada Allah dalam beribadah. Barakallahu fiikum.

Baca Juga: Orang Mukmin Tidak Pernah Stres!

***

Penulis: Abu Uzair Boris Tanesia
Artikel muslim.or.id

Tags: Tauhid
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Boris Tanesia

Boris Tanesia

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta

Artikel Terkait

nama neraka

Nama-Nama Neraka

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
26 Januari 2023
0

“Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.” (QS. Al-Furqan: 65)

iman malaikat

Keimanan kepada Malaikat (Bag. 1)

oleh Sakti Putra Mahardika
19 Desember 2022
0

Kedudukan keimanan kepada malaikat

menutupi aib

Allah Maha Menutupi Aib Hamba-Nya

oleh dr. Adika Mianoki, Sp.S.
13 Desember 2022
1

"Dan Dialah Al-Hayyu (Yang Maha Pemalu), Dia tidak akan membuka aib hamba-Nya saat hamba tersebut terang-terangan dalam bermaksiat.

Artikel Selanjutnya
Salafy

Beginilah Seharusnya Seorang Salafy

Komentar 21

  1. ridzwan bakar says:
    14 tahun yang lalu

    Salam ukhuwah,
    Saya gembira dengan perkongsian ini. Moga Allah membantu usaha dan pengorbanan kita.

    ridzwan shah alam Msia

    Balas
  2. ummu fattiyah says:
    14 tahun yang lalu

    sungguh manis buah keimanan

    Balas
  3. ozami says:
    14 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum warahmatullaahi wa barakatuh

    Melihat kondisi umat Islam sekarang ini sangat memprihatinkan. Rasa Cinta, Takut, dan Harap kepada Allah sudah hampir hilang, bahkan sepertinya sudah hilang.

    Rasa Cinta kepada Allah sudah beralih pada Cinta Dunia.
    Rasa Takut kepada Allah sudah berubah menjadi Takut Mati.
    Apa sebenarnya yang mereka Harap?

    Wallahu ‘alam

    Balas
  4. azam ramdahani says:
    14 tahun yang lalu

    itulah Allah menciptakan semuanay buat manusia tingal mengunaknya hanay kadang sih manusia itu kurang menyadarinya

    Balas
  5. rizal says:
    14 tahun yang lalu

    assalamualaikum

    tolong terangkan pada saya tentang “kejarlah akiratmu maka dunia akan mengikutimu” menurut salaf

    dan bagaimanakah para salaf mencari rizqi Allah swt

    barokallahu fiik

    wassalamualaikum wr.wb

    Balas
  6. mirza says:
    14 tahun yang lalu

    assalamu alaikum..
    sebelumnya sy mau mengucakan terima kasih atas artikel yang bagus ini…
    tapi, setelah saya baca, ada beberapa pertanyaan yang muncul di benak saya.1. bagaimana membedakan rasa takut ma Allah krena takut di dunia atau dia akhirat. 2. manakah rasa takut yang sebaiknya di miliki oleh seorang muslim?? takut dalam alam kubur,takut masuk neraka atau takut ma yang laen.
    terima kasih, wassalam

    Balas
  7. julian says:
    14 tahun yang lalu

    subhanallah,,

    Balas
  8. hasliansyah says:
    13 tahun yang lalu

    terima kasih

    Balas
  9. septya reyra says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum..
    Subhanallah,, artikelny sangat bagus. Sekarang jd lbh tau tntang cinta, takut dan harap yg hakiki.

    Afwan, ana mau izin copy.

    Syukran..
    Jazakallahu khairan..

    Balas
  10. abdullah makruf says:
    13 tahun yang lalu

    Semoga Allah menjadikan hati kita Penuh Cinta dan mencintai Allah serta menjadi HambaNya Yang di Cintai. Amin

    Balas
  11. rahmat says:
    13 tahun yang lalu

    semoga allah mau membuka pintu maafnya kepada kita semua.ya allah bukalah pintu ampunanmu & tuntunlah kami kepada jalanmu yang terang

    Balas
  12. tatia risty says:
    13 tahun yang lalu

    cinta,takut,dan harap kepada ALLAH….
    ya..sy sdang mengajarkan ketiga rukun itu kepada hati saya sndiri.dn kmudian kan sy ajarkan kpd buah hati saya..smoga terjaga niat sy ini.amien…ya rabb..

    Balas
  13. lulu says:
    13 tahun yang lalu

    artikelnya bagus banget membuat kita lebih giat lagi untuk beribadah.

    Balas
  14. dyah says:
    13 tahun yang lalu

    isinya bagus. semoga saya dapat melaksanakannya…

    Balas
  15. Ummu Falah says:
    12 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum wr. wb.
    Ustadz, bagaimana caranya supaya saya bisa istiqomah dalam menamamkan rasa cinta, takut dan harap kepada Alloh tsb? Jazakumullohu khoiron katsiro

    Balas
    • Abu Yazid Nurdin says:
      12 tahun yang lalu

      #Ummu Falah
      Wa’alaikumussalaam warahmatullaah wabarakaatuh,
      Utk menanamkan rasa cinta, Anda harus selalu bersyukur dan mengingat-ingat segala macam kenikmatan yang telah Allah berikan kepada Anda. Karena dengan demikian, cinta kepada Allah akan terus bertambah. Di saat Anda seperti itu, maka ingatlah kesalahan dan dosa yang pernah Anda lakukan. Ingatlah dan camkanlah, Allah akan menghukum setiap kesalahan Anda jika antum tidak memohon pengampunan-Nya. Dari sini akan terus timbul rasa takut kepada adzab-Nya. Di sisi yang lain, ingatlah Allah itu sangat luas rahmat-Nya. Jangan pernah putus asa berharap dan meminta hanya kepada-Nya.
      Untuk istiqamah dalam hal ini, maka Anda perlu mengenal dan mendalami tentang kebesaran dan keagungan Allah. Cara mudah dan praktisnya, terus saja belajar tauhid Asma’ dan Shifat Allah. Dengan begitu, insyaAllah Anda akan istiqamah. Wallaahul Muwaffiq.

      Balas
  16. endang says:
    12 tahun yang lalu

    subhanallah, sangat membantu ana dalam meneguhkan istiqomah.

    Balas
  17. rima okataviani says:
    12 tahun yang lalu

    ass …
    semoga saya bisa menjalani nya .amien

    Balas
  18. ridfannisa says:
    11 tahun yang lalu

    alhamdulilah…
    artikelnya bermanfaat ustadz.
    syukron, :)

    Balas
  19. serin says:
    4 tahun yang lalu

    Mohon izin copy artikelnya pak Ustadz. Bermanfaat untuk menambah wawasan keislaman kita . Aamiin. Syukron.

    Balas
  20. Elan says:
    3 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum ana izin copy ke catanan ana semua yang ada di web ini semoga Allah membalas kebaikan anda

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah