Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. oleh Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
21 April 2021
Waktu Baca: 3 menit
50
51
SHARES
286
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)

Puasa Seperti Setahun Penuh

Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”

Dilakukan Setelah Iedul Fithri

Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, “Ini adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)

Majelis ilmu di bulan ramadan

Apakah Harus Berurutan ?

Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”. Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.

Mendahulukan Puasa Qodho’

Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.

Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Wallohu a’lam bish showab.

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

Tags: cara puasa syawalHari Raya (Ied)puasa syawalRamadhan
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.

Pengasuh Rumaysho.Com dan RemajaIslam.Com. Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta (2003-2005). S1 Teknik Kimia UGM (2002-2007). S2 Chemical Engineering (Spesialis Polymer Engineering), King Saud University, Riyadh, KSA (2010-2013). Murid Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy, Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir Al Barrak, Syaikh Sholih bin 'Abdullah bin Hamad Al 'Ushoimi dan ulama lainnya. Sekarang memiliki pesantren di desa yang membina masyarakat, Pesantren Darush Sholihin di Panggang, Gunungkidul.

Artikel Terkait

Sengaja safar agar tidak berpuasa

Fatwa Ulama: Hukum Sengaja Melakukan Safar agar Tidak Berpuasa

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
25 Maret 2023
0

Fadhilatusy syaikh, bagaimanakah hukum orang yang sengaja safar (melakukan perjalanan jauh) di bulan Ramadan agar bisa tidak berpuasa? Bagaimanakah hukumnya?

Khiyar rukyah

Serial Fikih Muamalah (Bag. 17): Mengenal Khiyar Rukyah dan Pengaruhnya terhadap Akad Jual Beli

oleh Muhammad Idris, Lc.
14 Maret 2023
0

Pada kesempatan kali ini, insyaAllah akan kita bahas lebih mendalam hak khiyar rukyah dari sisi syariat Islam.

hukum haji anak kecil

Hukum Umrah atau Haji Anak Kecil

oleh Ahmad Anshori, Lc
14 Maret 2023
0

Ada perbedaan perndapat ahli fikih tentang keabsahan umrah atau haji anak kecil.

Artikel Selanjutnya
hadits puasa syawal

Puasa Syawal: Puasa Seperti Setahun Penuh

Komentar 50

  1. purwanie says:
    14 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum, wah ternyata harus mengqodho puasa dulu ya?berarti pendapat aku salah (berpendapat sendiri). selama ini aku beranggapan kalau puasa syawal nggak harus menqodho dulu dgn alasan :
    1. puasa syawal adalah bentuk rahmat Alloh kepada hambanya, maka Alloh memberikan hadiah pada makhluk-Nya berupa kesempatan itu tanpa hrs terlebh dahulu memikirkan tanggungan (sama seperti mlm Lailatul Qodar).
    2. berdasarkan perhitungan matematis.
    jika seseorang mempunyai hutang puasa lebih dari 24 hr (krn awalnya sakit, atau ada alasan yg lain ) berarti dia nggak punya kesempatan untuk puasa syawal donk.
    kasihan sekali. wassalam

    Balas
  2. abu umar says:
    14 tahun yang lalu

    mba purwanie, puasa 6 hari di bulan syawal bisa ditanyakan ada qodhonya di bulan lain ga? logikanya khan puasa wajib (ramadhan) saja bisa di qodho, masa amalan yang sunnah tidak bisa di qodho?apalagi ada udzur syar’i (misal karena sakit parah, dll). coba tanyakan ke ustadz-ustadzah di situs ini.
    gimana tanggapan ana ini ustadz?bener ga kalau mmg puasa 6 hari di bulan syawal ada qodhonya di bulan lain..
    tolong jawabannya…
    jazakumullahu khair
    wassalamu’alaikum…

    Balas
  3. satria says:
    14 tahun yang lalu

    Pertanyaan ini udah di jawab oleh penulis di komen artikel
    https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa-syawal-puasa-seperti-setahun-penuh.html
    beliau menukil perkataan syaikh utsaimin, “Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa.” (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)

    Balas
  4. purwanie says:
    14 tahun yang lalu

    kepada saudara2 yg dirahmati Alloh terima kasih atas penjelasannya. saat sekali lagi saya baca hadistnya (setelah komentar saya waktu itu)
    “Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)”
    saya tahu kenapa para ulama mewajibkan qodho dulu (selain alasan hutang) krn Rosul saw mengatakan “puasa romadhon” dan menqodho puasa romadhon kan masih dihitung sebagai puasa romadhon juga.gitu dech. wassalam

    Balas
  5. fuad says:
    14 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum,maaf saya pernah ditanya teman tentang bagaimana bila seseorang yang berpuasa dalam sehari itu merangkapkan niatnya, misalnya niat mengqodho puasa romadhon dirangkap dengan puasa sunah syawwal dan puasa sunah hari senin. ada tidak dalil yang membolehkan atau melarangnya?

    Balas
  6. Dimas says:
    14 tahun yang lalu

    Assalaamu’alaikum wr. wb.
    Seorang teman kristen saya suatu kali bertanya kepada saya ketika kami asyik menonton berita yang membahas Syekh Puji, “Akankah kamu
    menikahkan saudari perempuanmu yang berumur 7-12 tahun dengan seorang tua
    berumur 50 tahun?” Dengan cepat saya menjawab tidak. Lalu dia melanjutkan, “Jika kamu tidak akan
    melakukannya dan menentang tindakan syekh Puji, bagaimana bisa kamu menyetujui pernikahan gadis polos
    berumur 7-12 tahun, Aisyah, dengan Rasulmu?” Saya terdiam sejenak dan saya katakan padanya,
    “Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaanmu pada saat ini.” Teman
    saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya
    akan agama saya.

    (alhamdulillah tidak ada keraguan dalam benak/hati saya akan rasulullah, tentu rasululllah memiliki alasan tertentu pada waktu itu untuk menikahi ummi Aisyah di usia belia)

    Tapi yang masih menjadi masalah/mengganjal dalam hati saya, bagaimana saya bisa menjawab/menjelaskan kepada teman saya tadi (jawaban seperti apa)??

    Jadi saya mohon bagi teman2 dan para ustadz/ustadzah untuk dapat memberi masukan.. terima kasih..
    Wassalaamu’alaikum wr. wb.

    Balas
  7. aswad says:
    14 tahun yang lalu

    Akhi Dimas, semoga Allah senantiasa menjaga kita, terutama menjaga aqidah kita agar senantiasa yakin akan agama Allah ini…

    Akhi, menikah dengan seorang gadis usia 7 tahun, atau 12 tahun hukumnya mubah atau BOLEH. Bukan WAJIB dan bukan MUSTAHAB (dianjurkan). Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu’alahi wasallam. Dan perbuatan Rasulullah, bukanlah atas dasar hawa nafsunya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
    “Dan tidaklah Rasulullah itu berbicara dari hawa nafsunya, melainkan dari wahyu yang Allah wahyukan kepadanya” (An-Najm: 3 – 4)
    Dan terdapat dalam hadits shahih pula tentang asal usul pernikahan beliau dengan ‘Aisyah radhiyallahu’anha tersebut atas bimbingan dari Allah Ta’ala melalui malaikat Jibril.

    Intinya hal tersebut hukumnya BOLEH. Dan inilah yang harus diyakini setiap muslim, bahwa apa yang dibolehkan oleh Allah dan Rasul-Nya maka wajib diyakini bolehnya.

    Jika hukumnya boleh, maka tidak ada paksaan bagi seseorang untuk melakukannya. Boleh melakukan, dan boleh tidak. Jadi, jika anda ditanya “Maukah adik wanita anda dinikahkan dengan pria 50 tahun?“. Jawabannya, boleh “Mau” atau boleh “Tidak mau“. Terserah. Karena ini perkara mubah saja. Andaikan tidak mau pun tidak masalah.

    Beda halnya jika ada yang beranggapan bahwa hal ini DILARANG atau HARAM, berarti ia telah mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

    Ringkasnya, menolak untuk dinikahi pria yang jauh perbedaan usianya itu tidak mengapa, namun menganggap perbuatan tersebut hukumnya haram adalah anggapan yang salah dan menyimpang.

    Wallahu’alam.

    Tambahan:
    Para ulama melarang seseotang yang merasa belum memiliki ilmu agama yang mantap, untuk berbicara atau berdebat tentang agama dengan orang non-muslim.

    Balas
  8. Erlina says:
    14 tahun yang lalu

    Mohon ijin kepada muslim.or.id untuk memberi masukan kepada saudara Dimas.
    Orang2 Kristen memang sudah tertutup hatinya sehingga selalu berprasangka buruk, negative thinking terhadap Islam termasuk terhadap Rasul kita.
    Ada beberapa hal yang bisa dijadikan hujjah terhadap pertanyaan tsb.:
    1. Karena kemudaan Aisyah-lah memungkinkan dia mengingat banyak pelajaran dan apa yg dilakukan Nabi. Melihat hikmah pernikahan Rasul dengan Aisyah, karena Aisyah-lah yang meriwayatkan sangat banyak hadist dan terutama hadist tentang hubungan dan interaksi suami istri yang tidak mungkin dimasuki orang lain, selain itu Aisyah adalah istri yang paling mencintai Nabi dan paling pencemburu, kalau beliau masih sangat kecil/belum puber, rasa cemburunya tidak akan sebesar itu.
    2. Mungkin teman2 Kristen harus lebih banyak belajar tentang sejarah agamanya sendiri. Karena menurut ensiklopedi Katholik (silakan baca di ensiklopedia catholic), usia Maria (ibu Yesus/Isa) pada saat menikah dg Yusuf adalah 12-14 tahun dan Yusuf berumur 90 an tahun dan sudah punya istri dan anak. Kemungkinan Maria melahirkan Yesus pada umur 11 tahun (menurut ulama Kristen sendiri) dan pastinya ketika bertunangan dengan Yusuf mesti lebih muda lagi.
    3. Mengenai poligami, nabi Daud menurut Al Quran pun punya 100 istri jauh lebih banyak dari Rasulullah, bahkan menurut bible istri nabi Daud 1000 orang , mengapa orang Kristen tidak mempermasalahkan.
    4. Umur Aisyah pada saat menikah dg Rasul masih belum pasti/kontroversi, ada kemungkinan bukan 7-12 tahun (mungkin lebih) Bahkan menurut beberapa ulama umur Aisyah seharusnya sekitar 16-19 tahun melihat dari hubungan dengan beberapa peristiwa sekitar Nabi (silakan baca ” http://www.iiie.net/node/58 ). Dan hadits mengenai umur Aisyah hanya dibawakan oleh satu orang (diriwayatkan oleh Hisyam ibn ‘Urwah), sehingga masih bisa diperdebatkan. Lagipula syarat untuk menikah seorang wanita harus sudah mampu mengatur keuangan (lihat Quran QS 4:5-6). Tentunya tidak mungkin dipenuhi oleh wanita berumur 6 tahun.
    5. Saudaraku terbukalah kesempatan untuk berdakwah agama yang sangat tinggi ini. Pertanyaan seperti ini sudah beberapa kali saya dengar. Berdakwahlah dan beritahulah teman anda dg lemah lembut. Masukkan sentilan itu sedikt2 sebagai bahan pemikiran dia sendiri, semoga teman anda mulai membuka pikirannya. Karena banyak orang tertarik kepada Islam karena Bible (termasuk saya).

    Saudara Dimas ini hanya sedikit keterangan yg bisa saya sampaikan, karena dulu saya juga komunitas mereka dan sangat tidak suka dg Islam termasuk Rasulnya. Hal ini karena tidak mau membuka hati dan tidak mau melihat Islam dengan kaca mata dan hati yg netral. Padahal kalau kita mempelajarinya ternyata Islam itu sangatlah tinggi.

    Wallahu’alam.

    Balas
  9. Rain says:
    14 tahun yang lalu

    Asswrwb,….sebagai orang awam, mohon penjelasan akan Dalil berdasarkan Hadits (shahih ) serta Ayat dalam Al-Qur’an yang menunjukkan akan Puasa Syawal….apakah hal puasa syawal ini juga dicontohkan oleh Rasullullah beserta para sahabat ?…..mohon keterangannya……..wasswrwb

    Balas
  10. Nur says:
    14 tahun yang lalu

    Artikelnx helpul

    Balas
  11. anthy says:
    14 tahun yang lalu

    waktu yg lebih afdal untuk puasa syawal itu kapan?apa bener kalau hari 1,2,3 itu setelah lebaran,ga boleh puasa yach?kalau puasa syawal dulu trus puasa qhodo belakangan,tpi masih dlam bulan syawal apakah puasa syawalnya ga sah?

    Balas
  12. ria says:
    14 tahun yang lalu

    assalamualaikum..salam perkenalan..af1 sy ingin bertanya pabila kt melakukan syawalan dahulu baru Qodho boleh kah?..karna ada teman yg puasa qodhonya lbh dr 10..krn faktor mengunakan KB..ia tkt bln syawalnya berakhir..mhn jawabannya..

    Balas
  13. ade truna says:
    13 tahun yang lalu

    Minta ijin untuk pertautan. Sudah maksudnya :D

    Balas
  14. fitrah says:
    13 tahun yang lalu

    assalamualikum….sya telah mengerjakan puasa syawal terlebih dahulu, bagaimana pendapat anda apakah puasa syawal saya diterima oleh Allah SWT ?

    Balas
  15. sofyan says:
    13 tahun yang lalu

    Bagaimana dengan pendapat Imam Malik yang memakruhkan puasa 6 hari syawal ?

    Balas
  16. arief says:
    13 tahun yang lalu

    assalammu’alaikum wr. wb.
    jd puasa syawal bleh dilakukan secra tidak urut ya?
    mksdnya gmna?
    dan saya mau bertnya jg, klo saya melakukan puasa selama 6 hari dibuln syawal tapi ketika di pertengahan 6 hari itu saya tidak berpuasa dikarenakan keadaan sya udah lemas,
    apa saya bleh melanjutkan puasa dikemudian harinya??
    trima kasih,

    wassalammu’alaikum

    Balas
  17. Tika says:
    13 tahun yang lalu

    Oh hrz puasa qodo dlu,trz gmn dunk klo trlanjur puasa syawal dluan,ud 4 hri aq niatx puasa syawal??

    Balas
  18. Gunawan says:
    13 tahun yang lalu

    seandainya di puasa qodho itu belum lunas sementara syawal sudah mau habis, mana juga yang harus di dahulukan, mohon penjelasannya dan dalilinya… ?

    berdasarkan artikel ini ” Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.”

    Balas
  19. izah says:
    13 tahun yang lalu

    wah…. bagus sekaliya terimakasih bikin pengetahuaan aku meningkat amin…..

    Balas
  20. nur azizah R says:
    13 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum.WR.WB. wah bagus sekali ya bikin ilmu pengetahuan kita bertambah terima kasih ya.

    Balas
  21. sulong says:
    13 tahun yang lalu

    salam..maaf copy tanpa kebenaran..terima kasih..banyak input yang baik

    Balas
  22. syafri says:
    13 tahun yang lalu

    alhamdulillah,tks atas pengetahuan yg diberikan, dng niat ikhlas moga2 puasa kita baik puasa wajib dibulan rmdhn ,puasa sunat 6 hari dibulan syawal dn puasa qodho diterima Allah SWT .dan tetap diberikn kesehatan dan kekuatan, amiin

    Balas
  23. ajurNA says:
    13 tahun yang lalu

    terima kasih atas penjelasannya mas, jadi yang namanya puasa syawal itu tidak harus syawal tanggal 2 sampai 7 berturut2 ya?

    Balas
    • Abduh Tuasikal says:
      13 tahun yang lalu

      @ Ajurna
      Iya betul sekali. Tdk mesti berturut2 dan tdk mesti dr tanggal 2 Syawal.

      Balas
  24. Suhud says:
    13 tahun yang lalu

    Mohon izin share artikel yg berguna ini, syukron

    Balas
  25. 0rifz says:
    13 tahun yang lalu

    sebagai mana kita ketahui puasa syawal merupakan salah satu ibadah yang kita lakukan setelah melaksanakn hari raya idul fitri….& banyak pulah orang mengatakn barang siapa yang melakukan puasa syawal ia bagaikan puasa setahun lamanya….

    kalo boleh saya bertanya,,,,apkah ada dalam alquran tentang puasa syawal.terima kasi..

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      13 tahun yang lalu

      #0rifz
      Puasa syawal tidak disebutkan dalam Al Qur’an namun disyariatkan berdasarkan hadits-hadits Nabi yang shahih.

      Balas
  26. reza says:
    13 tahun yang lalu

    ya iyalah hrus didahulukan puasa meng-qodo daripada puasa syawal. kan itu wajib bagi yang meng-qodo . yang wjib kta krjakan dlu .namanya jga wjib jadi hrus yg prtma dlaksanakn . stlah itu bru yang sunnah . kta g akn tau kapn kta mnggal . jgn smp yg wjib belum dlaksanakan tpi yang sunnah sdah . wajib=bila dikerjakan mendapat pahala jika ditinggalkan mendapat dosa . Sunnah=bila dikerjakan mendapat pahala jika ditinggalkan tdk mndapat apa2/tdk mngapa.

    Balas
  27. rahmat illahi says:
    13 tahun yang lalu

    jadi sebelumnya dengan ilmu yang masih kurang saya berpendapat bahwa didalam agama kita harus melihat atau mempelajari hukum dari melakukan ibadah sehingga kita mengerti kata kuncinya miss puasa syawal hukumnya apa , tanggungan puasa hukumnya apa, sholat shubuh lebih utama dibandingkan sholat ied jadi kita bisa menganalisa ibadah yang kita lakukan.
    dan mengenai hal lain kita harus lebih rajin mengkaji kajian al qur’an karena dengan demikan kita dapat menjawab segala pertanyaan dunia dan akhirat. ingat alqu’an bukan dari manusia tetap dari Allah SWT Sang pencipta ingat itu

    Balas
  28. Wina says:
    13 tahun yang lalu

    Klo wanita tiap bulan khn ada halangan bagaimana apakah hrs mengqodlo puasa dulu ato puasa syawal dulu, klo mengqodlo dulu keburu g ada waktu utk puasa syawal krn tamu blnan dtg lg

    Balas
    • Abduh Tuasikal says:
      13 tahun yang lalu

      @ Wina
      Silakan lihat bahasan berikut agar lebih paham: http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/3186-bolehkah-mendahulukan-puasa-sunnah-dari-qodho-puasa.html

      Balas
  29. maulana yusuf says:
    13 tahun yang lalu

    saya sekali batal puasanya gara gara gigi saya sakit sampe bengkak….

    Balas
  30. Imam muhdini says:
    13 tahun yang lalu

    Asslm.. Syukrn u/ penjelasnya. Afwan mas, sy mau tanya.. puasa syawal, meng’qodho puasa ramadhan, dn puasa sunnat senin & kamis bisa dijadikan satu hari puasa tp dg niat tiga sekaligus, bisa ato tdk? Klo bisa ato tdkny tlg kiranya ada penjelasan. Trm ksh

    Balas
    • Abduh Tuasikal says:
      13 tahun yang lalu

      @ Imam
      Puasa wajib tidak boleh digabungkan niatnya dengan puasa sunnah.

      Balas
  31. AHMAD ZAKY says:
    12 tahun yang lalu

    bagaimana jika saya berpuasa syawal hanya 5 hari saja sisa syawal karena baru bisa mengqada puasa ramadhan saya, apakah puasa 5 hari itu sama pahalanya dengan berpuasa 6 hari dibulan syawal??

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #Ahmad Zaky
      Satu hari lagi dapat dikerjakan di luar bulan Syawal baru mendapatkan pahala puasa setahun penuh.

      Balas
  32. Jaya says:
    12 tahun yang lalu

    Mohon izin ngopy n share ya tok pngetahuan nkbaikan brsama.syokran

    Balas
  33. ibnu nordin says:
    12 tahun yang lalu

    Salam..minta keizinan salin artikel..

    Balas
  34. ikhsan fatah yasin says:
    12 tahun yang lalu

    saya mau ikut kpmentar ya? saya baca2 di kitab bughyatul mustrasyidin yang isinya tentang fatwa2 ulama… di halaman 186 untuk yang terbitan darul fikr,beirut, disebutkan bahwa ibnu hajar berpendapat “lakin sharraha ibnu hajarin bihusuuli ashli tsawaabi laa ikmaaluhu idza nawaha kaghairiha min ‘arafata wa ‘asyuro” artinya: tapi imam ibnu hajar menjelaskan(kalau puasa 6 hari bulan syawal Sekalian diniati mengkodo puasa bulan ramadhan)tetap mendapatkan pahala sunatnya tapi pahala sunatnya tidak sempurna…
    sedangkan imam muhammad ramli berpendapat “bal rajjaha M.R (muhammad ramli)husuula asli tsawabi sairithatowungaati ma’al fardhi wa in lam yanwiha,ma lam yusharifhu ‘anha shaarifan” artinya: bahkan ar ramli mengunggulkan bahwa orang yang berpuasa tetap mendapatkan pahala semua kesunatan apabila ia meniati dengan mengkodho puasa wajib..
    WALLAAHU A’LAM

    Balas
  35. Adhitya ragiel says:
    12 tahun yang lalu

    Mohon ijin membaca dan mengopy artikel ini karena sangat bermanfaan sekali tuk dipelajari dan di amalkan amin

    Balas
  36. fitriadi says:
    12 tahun yang lalu

    klo sdh laksanakan puasa syawal 1 hri bru tau klo puasa ramadhan (qodho) mesti didahulukan gimana
    mesti dri awal lgi puasa syawalnya atau bagaimana???

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #fitriadi
      Silakan simak dahulu artikel berikut:
      https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/bolehkah-mendahulukan-puasa-sunnah-dari-qodho-puasa.html

      Balas
  37. salsa says:
    12 tahun yang lalu

    assalamu’alaykum ustad,saya pernah baca di artikel http://mantankyainu.blogspot.com/2011/08/kelemahan-hadis-puasa-enam-hari-bulan.html tentang kesahihan puasa swawal,bagaimana menurut ustad tentunya juga merujuk dari kitab2 ulama terdahulu,terimakasih
    jazakallahu khaeron

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #salsa
      Pertama, bapak mahrus ali agaknya terlalu gegabah dalam mendha’ifkan hadits riwayat Muslim.
      Kedua, pendapat bapak mahrus ali tentang perawi Sa’ad bin Sa’id tidak tepat. Yang benar, Sa’ad bin Sa’id adalah perawi tsiqah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Ma’in, padahal Ibnu Ma’in adalah ulama jarh wa ta’dil yang mutasyaddid.
      Ketiga, hadits ini memiliki syawahid yang sangat-sangat banyak. Memang sebagiannya lemah, namun yang shahih pun banyak sekali. Jadi, keliru kalau seseorang hanya mengambil yang lemah-lemahnya saja lalu disimpulkan haditsnya lemah.

      Balas
  38. rochman says:
    12 tahun yang lalu

    bgmn doa buka puasa syawal

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      12 tahun yang lalu

      #rochman
      Tidak ada lafadz khusus, niat adalah perbuatan hati.

      Balas
  39. calon mayit says:
    11 tahun yang lalu

    Hmmm…….mau’na sih ibadah tapi …..dunia…….oh.. dunia……

    Balas
  40. rain says:
    10 tahun yang lalu

    # Yulian
    Apakah Rasullulah pernah menjalankan Puasa Syawal ?..dan Para Sahabat ?

    Balas
    • Yulian Purnama, S.Kom. says:
      10 tahun yang lalu

      #rain
      Sunnah Nabi itu kata para ulama terdiri dari:
      1. Sunnah qauliyah, berdasarkan perkataan Nabi berupa perintah, anjuran, penjelasan keutamaan, dll.
      2. Sunnah fi’liyyah, berdasarkan perbuatan Nabi
      3. Sunnah taqririyyah, berdasarkan persetujuan Nabi
      4. Sunnah tarkiyyah, berdasarkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Nabi

      Balas
  41. M.dodo says:
    10 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum wrh wbr.
    trimakasih atas artikel nya.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Donasi Muslim.or.id