Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Tafsir Surat An-Najm 19-23: Ngalap Berkah Yang Salah (2)

Sa'id Abu Ukkasyah oleh Sa'id Abu Ukkasyah
25 Februari 2017
Waktu Baca: 4 menit
0
tafsir_quran

tafsir_quran

37
SHARES
196
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Ketidak-berdayaan sesembahan-sesembahan mereka, al-laata, al-uzza, dan manaah ini semakin nampak apabila kita renungi ayat kesatu sampai kedelapan belas dari surat An-Najm yang berisikan tentang keagungan Allah Ta’ala dan kekuasaan-Nya, kemuliaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapatkan wahyu Al Quran, dan kemuliaan Malaikat Jibril ‘alaihis salam.

Sedangkan dua ayat selanjutnya, yaitu ayat kesembilan belas dan kedua puluh itu berisikan tentang perbandingan antara ketidakberdayaan ketiga sesembahan mereka yang terbesar tersebut dengan keagungan Allah Ta’ala dan kekuasaan-Nya dan perkara lainnya yang disebutkan dalam ayat-ayat yang sebelumnya.

Sebagai contoh saja, ketiga sesembahan mereka tersebut tidaklah bisa mewahyukan kepada kaum musyrikin suatu wahyu, adapun Allah Ta’ala, Dia Ta’ala mewahyukan Alquran kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,

Majelis ilmu di bulan ramadan

لما ذكر الوحي إلى النبي صلى الله عليه وسلم ، وذكر من آثار قدرته ما ذكر ، حاج المشركين إذ عبدوا ما لا يعقل وقال : أفرأيتم هذه الآلهة التي تعبدونها أوحين إليكم شيئا كما أوحي إلى محمد ؟

“Tatkala Allah menyebutkan wahyu yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tentang kekuasaan-Nya sebagaimana yang telah disebutkan (sebelumya), Allah pun membantah hujjah kaum musyrikin, karena mereka menyembah sesembahan-sesembahan yang tidak berakal.

Allah menyatakan bahwa terangkanlah kepadaku tentang sesembahan-sesembahan yang kalian sembah ini, apakah sesembahan-sesembahan ini (sanggup) menyampaikan wahyu kepada kepada kalian sebagaimana Allah mewahyukan (Alquran) kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam”[1. Tafsir Al-Qurthubi, QS. An-Najm: 19].

Di samping itu, ketiga berhala dan patung mereka tersebut tidak mampu membuat mereka mencapai kedudukan yang tinggi sebagaimana yang Allah jadikan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga berhala dan patung itupun tidak mampu menciptakan malaikat yang mulia sebagaimana Allah menciptakan malaikat Jibril ‘alaihis salam.

Lalu apakah layak berhala dan patung seperti itu dianggap sebagai sekutu-sekutu Allah Azza wa Jalla? Demikianlah seluruh pertanyaan-pertanyaan dalam Alquran Al-Karim yang bebentuk tantangan (tahaddi) dan pembuktian ketidakmampuan (ta’jiz), maka tidaklah mungkin bisa dijawab oleh kaum musyrikin sampai hari Kiamat tiba.

Siapa al-laata, al-uzza dan manaah? Bagaimana Kaum Musyrikin Menyembah Mereka?

Allah Ta’ala berfirman:

أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ

(19) Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Laata dan al Uzza.

Al-Laata

Terdapat dua tafsiran Ulama rahimahumullah terhadap {اللَّاتَ}, yaitu[2. Dintisarikan dari I’anatul Mustafid, Syaikh Sholeh Al-Fauzan, hal. 215].

Pertama:

Tanpa mentasydidkan huruf ta` (ت): al-laata (اللَّاتَ), Dan bacaan tanpa tasydid ini adalah bacaan jumhur ulama[3. Lihat: Taisiirul Aziziil Hamiid, Syaikh Sulaiman bin Abdillah, hal. 175]. Al-laata adalah batu besar halus, berwarna putih dan terukir. Jadi, Al-laata adalah sebuah patung di daerah Thaif milik Bani Tsaqif. Kaum musyrikin dahulu mencari keberkahan darinya, meminta pemenuhan hajat mereka kepadanya dan meminta kepadanya agar terangkat musibah yang menimpa kepada mereka.

Dengan demikian, al-laata adalah batu atau patung yang dikeramatkan dan dicari keberkahannya. Oleh karena itu, kesyirikan para penyembah al-laata adalah ngalap berkah (tabarruk bil ahjaar) kepada batu-batu yang dikeramatkan.

Mereka menamai batu yang dikeramatkan tersebut dengan (اللَّاتَ), karena mengambil dari (الإله), dengan anggapan bahwa al-laata memang sesembahan yang layak untuk dimintai barakah, maslahat, dan keselamatan. Demikianlah para kaum musyrikin di zaman sekarang, mereka menamai sesembahan-sesembahan mereka dengan nama yang menurut mereka indah dan mengandung kekhususan Ilahiyyah sehingga banyak orang yang tertipu dengannya, sehingga mereka mengagungkan dan menyembah sesembahan-sesembahan tersebut.

Camkanlah baik-baik! Bahwa jurus melariskan dagangan kesyirikan berupa menamai kesyirikan dengan nama yang mengandung kesan indah sebenarnya adalah jurus nenek moyang musyrikin semenjak tempoe doeloe.

[Bersambung]

***

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]

Tags: an najmTafsir
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Sa'id Abu Ukkasyah

Sa'id Abu Ukkasyah

Pengajar Ma'had Jamilurrahman As Salafy Yogyakarta (hingga 1436H), Pengajar Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Pengajar Islamic Center Baitul Muhsinin (ICBM) Medari Yogyakarta

Artikel Terkait

pengantar ilmu terjemah

Pengantar Ilmu Terjemah Bahasa Arab (Bag. 2)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
5 Maret 2023
0

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu 'ala rasulillah. Amma ba'du, Contoh-contoh aplikatif pengadaptasian perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam menerjemah...

pengantar ilmu terjemah bahasa arab

Pengantar Ilmu Terjemah Bahasa Arab (Bag. 1)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
5 Maret 2023
1

Bismillah walhamdulillah wash-shalatu was-salamu 'ala Rasulillah. Amma ba'du, Tiga prinsip istikamah Untuk bisa sukses dalam kebaikan apapun, maka seorang muslim...

ayat seribu dinar

Ayat Seribu Dinar

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
6 Februari 2023
0

Beberapa ayat atau surah dalam Al-Qur'an disebutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan faedah tertentu. Misalnya adalah surah Al-Fatihah...

Artikel Selanjutnya
Ringkasan Hal-Hal Yang Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim

Ringkasan Hal-Hal Yang Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah