Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Mengapa Generasi Terbaik Umat Islam Tidak Merayakan Maulid Nabi?

Yulian Purnama, S.Kom. oleh Yulian Purnama, S.Kom.
21 Desember 2015
Waktu Baca: 3 menit
3

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Perayaan Maulid Nabi tidak dikenal oleh generasi salafus shalih. Serta tidak dilakukan oleh Khulafa Ar Rasyidin, juga tidak dilakukan oleh para sahabat Nabi atau pun juga oleh para tabi’in yang mengikuti mereka dengan baik. Juga tidak dilakukan oleh para imam kaum Muslimin yang hidup setelah mereka. Dari sini kita bertanya-tanya: apakah kita yang hidup sekarang ini lebih hebat dalam mengagungkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam daripada mereka? Jawabnya tentu tidak. Apakah kita yang hidup sekarang ini lebih hebat cintanya kepada Rasulullah daripada mereka? Jawabnya tentu tidak. Jika demikian maka sudah semestinya kita mengikuti jejak mereka dan sudah semestinya kita tidak merayakan Maulid Nabi (sebagaimana juga mereka tidak merayakan). Karena amalan tersebut adalah perkara baru dalam agama.

Bagaimana ajaran Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hal ini? Mengapa beliau tidak membuat perayaan hari kelahirannya? Bagaimana ajaran para Khulafa Ar Rasyidin dalam hal ini? Apakah mereka jahil tentang kebaikan perayaan ini? Ataukah mereka mendiamkan sebuah kebenaran (jika memang perayaan ini benar)? Ataukah mereka enggan mengadakannya karena mereka sombong? Semua ini tidaklah mungkin.

Dan tidak ragu lagi bahwa orang yang merayakan Maulid Nabi ini mereka dilandasi oleh niat yang baik. Mungkin karena kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam atau mungkin karena meniru kaum Nasrani yang mereka merayakan hari kelahiran Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Lalu mereka mengatakan: (dengan alasan ini) tentu kami lebih benar.

Namun semua alasan tersebut tidak dibenarkan. Karena seseorang itu semakin ia cinta kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ia akan semakin jauh dari bid’ah. Karena jika seseorang merayakannya lalu berkata: “saya bertaqarrub kepada Allah dengan perayaan ini”, maka kami katakan: “namun anda telah memasukkan ke dalam agama Allah suatu ritual yang bukan berasal dari-Nya, dan anda melangkahi Allah dan Rasul-Nya (dengan membuat ritual baru dalam agama)”. Jika mereka mengatakan: “tapi ini sudah menjadi tradisi kami”, maka kami katakan: “apakah anda membuat suatu hari raya agama berdasarkan kepada tradisi, ataukah berdasarkan syariat?”. Tentu jawab yang benar: berdasarkan syariat.

Bahkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika datang ke Madinah beliau mendapati penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka rayakan dalam rangka mengenang hari bersejarah. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya dengan bersabda:

« إن الله أبدلكم بخيرٍ منهما: عيد الأضحى وعيد الفطر»

“sesungguhnya Allah telah menggantikan hari raya untuk kalian dengan hari raya yang lebih baik dari keduanya, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri” (HR. Abu Daud 1134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Maka bagaimana dengan anda yang malah membuat hari raya baru?

Jika mereka mengatakan: “kami merayakan ini dalam rangka mengingat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam“. Maka jawabannya:

Pertama, tidaklah shahih bahwa hari kelahiran beliau pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal.

Kedua, katakanlah hal tersebut shahih. Namun yang namanya mengingat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam itu semestinya dilakukan setiap hari. Bukankah setiap Muslim setiap hari mengucapkan: asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah) dalam adzan? Bahkan dalam shalat, setiap insan juga membaca tasyahud dengan membaca:

السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً عبده ورسوله

“semoga keselamatan dilimpahkan atasmu wahai Nabi, serta rahmat Allah dan keberkahan dari-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”

Mengingat Rasulullah itu semestinya terus-menerus di dalam hati seorang Mukmin dan bukan dikhususkan dalam satu hari saja.

Namun sayangnya dikarenakan banyak orang yang tidak memahami hal ini dan tidak memahami bahaya bid’ah, mereka mengadakan perayaan seperti ini terus-menerus (setiap tahun). Tapi walhamdulillah, ada secercah harapan baik, karena mulai banyak juga orang-orang di masa ini, khususnya para pemuda, yang memahami masalah ini dan memahami bahwasanya perayaan ini adalah bid’ah yang tidak ada asalnya dan tidak ada tuntunannya.

Sumber: Al Liqa Asy Syahri (rekaman n0. 66), dari channel telegram @othaymen

Audio:

http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_066_09.mp3

***

Penerjemah: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

Tags: cinta nabimaulidMaulid Nabi
Yulian Purnama, S.Kom.

Yulian Purnama, S.Kom.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Artikel Terkait

Pertengahan dalam Beragama

Fatwa Ulama: Maksud Pertengahan (Wasathiyyah) dalam Beragama

oleh M. Saifudin Hakim
26 September 2023
0

Fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin   Pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan pertengahan (wasathiyyah) dalam beragama? Jawaban: Yang dimaksud dengan...

Tantangan Dakwah Kampus

Tantangan Dakwah Kampus

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
25 September 2023
0

Bismillah. Apa yang sering kita dengar mengenai para mahasiswa? Mungkin kita pernah mendengar mengenai gerakan mahasiswa yang menggerakkan unjuk rasa...

Metode Dakwah untuk Orang Awam

Metode Dakwah untuk Orang Awam

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
22 September 2023
1

Dakwah merupakan amalan yang agung di dalam Islam. Tidaklah setiap rasul yang diutus di muka bumi, melainkan mereka mengemban amanah...

Artikel Selanjutnya

Kajian "Secercah Tauhid untuk Perjalanan Tanpa Batas" (Yogyakarta, 11 Rabi'ul Awwal 1437)

Komentar 3

  1. Yulian Purnama says:
    8 tahun yang lalu

    Silakan simak:
    https://muslim.or.id/390-mengenal-seluk-beluk-bidah-3.html
    https://muslim.or.id/9039-bidah-dalam-perkara-duniawi.html

    Balas
  2. Yulian Purnama says:
    8 tahun yang lalu

    Temukan bagaimana cara mencintai Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dengan benar dalam artikel-artikel berikut ini:
    https://muslim.or.id/5584-kumpulan-penjelasan-mengenai-perayaan-maulid-nabi.html

    Balas
  3. yusi says:
    3 tahun yang lalu

    bismillah
    ‘afwan izin save foto tulisan muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
    syukron

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah