Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Perintah Allah Ta’ala Yang Terbesar Untuk Hamba-Nya (2)

M. Saifudin Hakim oleh M. Saifudin Hakim
29 Oktober 2022
Waktu Baca: 4 menit
0
perintah Allah

Daftar Isi

  • Tauhid adalah Mengesakan Allah Ta’ala dalam Ibadah
    • Catatan kaki:

Setelah kita mengetahui bahwa tauhid adalah perintah Allah Ta’ala yang terbesar bagi seorang hamba, lalu apakah tauhid tersebut? Dan bagaimanakah merealisasikan perintah Allah Ta’ala untuk bertauhid?

Tauhid adalah Mengesakan Allah Ta’ala dalam Ibadah

Setelah kita memahami bahwa tauhid adalah perintah Allah Ta’ala yang terbesar, maka kita harus memahami apakah yang dimaksud dengan tauhid supaya tidak salah paham. Syaikh Muhammad At-Tamimy rahimahullah menjelaskan, bahwa tauhid adalah mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah (dengan kata lain, tauhid adalah beribadah hanya kepada Allah Ta’ala, tidak kepada yang lainnya).

Perlu diketahui bahwa mendefinisikan tauhid dengan pernyataan “mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah” adalah mendefinisikan tauhid dengan menyebutkan bagian tauhid yang paling penting (yaitu tauhid uluhiyyah atau tauhid ibadah). Karena definisi tauhid yang lengkap adalah, “Mengesakan Allah Ta’ala dalam penciptaan dan pengaturan (alam semesta) [tauhid rububiyyah, pen.]; mengikhlaskan ibadah kepada-Nya dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya [tauhid uluhiyyah, pen.]; dan menetapkan nama-nama yang husna untuk Allah Ta’ala serta menycikan Allah dari berbagai kekurangan dan sifat-sifat yang tercela [tauhid asma’ wa shifat, pen.].” [1]

Namun, seringkali kita jumpai para ulama hanya mendefinisikan tauhid dengan menyebutkan tauhid uluhiyyah saja. Para ulama mendefinisikan tauhid dengan hanya menyebutkan tauhid uluhiyyah adalah karena pertimbangan-pertimbangan berikut ini.

Pertama, tujuan para ulama mendefinisikan tauhid dengan tauhid uluhiyyah adalah dalam rangka menekankan betapa pentingnya tauhid uluhiyyah tersebut. Karena tauhid uluhiyyah adalah inti ajaran dakwah yang dibawa oleh seluruh Rasul, mulai dari Nabi Nuh ‘alaihis salaam hingga nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’”. (QS. An-Nahl [16]: 36)

Bukti lain tentang betapa pentingnya tauhid uluhiyyah adalah bahwa tujuan utama penciptaan jin dan manusia adalah untuk menegakkan tauhid uluhiyyah ini (lihat kembali surat Adz-Dzariyat ayat 56 pada bagian pertama tulisan ini).

Ke dua, sesungguhnya penyelewengan yang sangat banyak terjadi pada manusia sejak zaman dahulu dan akan terus berlanjut hingga sekarang ini adalah kesyirikan dalam masalah uluhiyyah. Kesyirikan yang pertama kali terjadi di muka bumi ini adalah kesyirikan umat Nuh ‘alaihis salaam dalam masalah uluhiyyah. Dan demikianlah kesyirikan tersebut terus berlanjut pada umat-umat yang lain sehingga Allah pun mengutus para Rasul-Nya dengan misi pokok menegakkan tauhid uluhiyyah. Sehingga tauhid inilah yang merupakan titik perseteruan dan permusuhan antara para Rasul dengan umatnya masing-masing dan merupakan titik persimpangan yang memisahkan antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir.  Dan tema perseteruan ini akan terus berlanjut hingga sekarang dan mungkin akan terus berlanjut hingga hari kiamat. [2]

Adapun tauhid rububiyyah, maka hal ini telah menjadi fitrah dalam diri setiap manusia. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang meyakini bahwa yang menciptakan langit dan bumi adalah selain Allah Ta’ala. Tidak pula dijumpai seorang pun, meskipun orang musyrik dan kafir, bahwa yang menciptakan manusia adalah manusia itu sendiri. Oleh karena itu, apabila kita mendefinisikan tauhid dengan “pengakuan bahwa Allah-lah satu-satunya yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, dan mematikan”, maka umat Islam akan menganggap tauhid rububiyyah itulah inti dan hakikat tauhid yang sebenarnya. Sehingga mereka sudah merasa bertauhid dengan pengakuan itu, dan lalai dengan kewajiban mentauhidkan Allah Ta’ala dalam uluhiyyah. Padahal, hakikat tauhid sebenarnya, yang menjadi inti materi dakwah setiap rasul dan tujuan utama kitab-kitab diturunkan adalah tauhid uluhiyyah, bukan tauhid rububiyyah.

Selain itu, umat Islam juga akan mudah terjerumus ke dalam perbuatan syirik apabila memahami tauhid sebatas tauhid uluhiyyah. Karena mereka akan memahami, berarti tidak mengapa beribadah kepada selain Allah Ta’ala, yang penting kita tetap mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya yang menciptakan dan memberi rizki. Oleh karena itulah, para ulama kita seringkali mendefinisikan tauhid dengan menyebutkan tauhid uluhiyyah saja untuk menekankan pentingnya hal ini dan untuk menjelaskan bahwa tauhid inilah yang membedakan antara orang beriman dan orang-orang kafir.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan kata “ibadah” dalam definisi tauhid tersebut adalah “ibadah syar’i”, yaitu tunduk dan patuh kepada hukum-hukum Allah Ta’ala yang bersifat syar’i (hukum syari’at-Nya). Adapun “ibadah kauni” adalah tunduk kepada hukum Allah Ta’ala yang bersifat kauni, yaitu ketentuan dan taqdir Allah Ta’ala yang Allah Ta’ala tetapkan kepada hamba-Nya, baik yang beriman maupun yang kafir, yang baik maupun yang jahat, berupa sakit, miskin, atau yang lainnya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آَتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا (93)

“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (QS. Maryam [19]: 93)

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kata “ibadah” dalam definisi tauhid tersebut adalah ibadah yang bersifat syar’i, yaitu ibadah yang hanya khusus dilakukan oleh orang-orang yang beriman.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita limpahan hidayah sehingga kita mampu merealisasikan perintah Allah Ta’ala yang terbesar tersebut. [Selesai]

***

Selesai disempurnakan ba’da subuh, Masjid Nasuha Rotterdam NL, 27 Jumadil Akhir 1436

Yang senantiasa membutuhkan rahmat dan ampunan Rabb-nya,

Penulis: M. Saifudin Hakim

Catatan kaki:

[1] ‘Aqidatu Tauhid, hal. 149, karya Syaikh Dr. Shalih Fauzan.

[2] Lihat Manhajul Anbiya’ fi Ad-Da’wati Ilallah, hal. 41-44, karya Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali dan Imam Syafi’i Menggugat Syirik, hal. 52-55, karya Ustadz Abdullah Zaen, Lc.

___

Artikel Muslim.Or.Id

Tags: dakwah tauhidibadahperintah terbesarSalafySyirikTauhid
M. Saifudin Hakim

M. Saifudin Hakim

- Alumnus Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta (2003-2005). - Pendidikan Dokter FK UGM (2003-2009).

Artikel Terkait

Penetapan Hakikat Tauhid

Penetapan Hakikat Tauhid

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
26 September 2023
0

Syekh Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili hafizhahullah berkata, “Barangsiapa mentadaburi Kitabullah serta membaca Kitabullah dengan penuh perenungan, niscaya dia akan mendapati...

Bukti Penghambaan kepada Allah

Bukti Penghambaan kepada Allah

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
10 September 2023
0

Bismillah. Allah berfirman, فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ “Makanlah kalian dari sebagian...

Korelasi Rukun Ibadah

Korelasi Rukun Ibadah

oleh Agung Argiyansyah
6 September 2023
1

Syarat ibadah Ibadah seseorang tidaklah akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kecuali jika terpenuhi dua syarat: Yang pertama: Ikhlas,...

Artikel Selanjutnya
bacaan shalat

Hikmah Bacaan Shalat Yang Variatif

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah