Jika ada orang di zaman ini yang mengaku sebagai Nabi Khidhir atau bertemu Nabi Khidhir ‘alahissalam yang kisahnya ada dalam Al Qur’an, maka jangan percaya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– mengatakan: “Jin juga banyak mendatangi manusia di beberapa tempat, dan mengatakan bahwa dia adalah Khidhir, sehingga orang itu meyakini bahwa memang itu Khidhir, padahal dia hanyalah jin.
Oleh karena itu, setan tidak berani mengatakan kepada seorangpun dari sahabat Nabi bahwa dia itu Khidhir, dan tidak seorang pun dari sahabat Nabi mengatakan bahwa saya telah melihat Khidhir. Namun hal ini hanya terjadi setelah zaman sahabat, dan semakin akhir zamannya, semakin banyak kejadiannya.
Bahkan jin biasa mendatangi kaum yahudi dan nasrani, dan mengatakan bahwa dia Khidhir. Sehingga kaum yahudi punya sinagog yang dikenal dengan Sinagog Khidhir, begitu pula banyak gereja kaum nasrani dikunjungi oleh Khidhir ini.
Dan Khidhir yang mendatangi orang ini berbeda dengan khidhir yang mendatangi orang itu, oleh karenanya diantara mereka ada yang mengatakan bahwa setiap wali itu memiliki Khidhir (sendiri-sendiri), padahal sebenarnya itu hanyalah JIN yang bersamanya” (Kitab Annubuwwat, hal: 1056-1058).
Syeikhul Islam –rahimahullah– juga mengatakan: “Tidak ada sahabat Nabi yang mengatakan bahwa dia didatangi oleh Khidhir, karena sesungguhnya Khidhir (yang bersama) Musa telah wafat. Dan Khidhir yang banyak mendatangi manusia, itu hanyalah jin yang menyerupakan dirinya dengan rupa manusia, atau manusia pendusta.
Dan tidak mungkin itu malaikat dengan perkataannya “saya adalah Khidhir“, karena malaikat itu tidak akan berdusta, tapi yang berdusta hanyalah jin dan manusia dan para Sahabat Nabi itu LEBIH ALIM untuk digoda dengan tipuan semacam ini” (Majumu’ul Fatawa, 1/249).
Wallahu a’lam.
Penulis: Ust. Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.
Artikel Muslim.Or.Id
assalamu’alaykum yaa Ustadz,
BarakAllahu fiik wa jazzakAllahu khair utk nasihat antum. Namun izinkan saya utk sedikit menyampaikan pendapat yg mungkin syubhat – mohon koreksinya.
Judul tulisan ini mungkin bisa lebih ihsan bilamana ditulis dengan sisipan “Kasihani Dia.”
“Ada yg Mengaku Bertemu dg Nabi Khidir? Jangan Percaya dan Kasihani Dia.”
Orang2 yg melakukan pengakuan ini bisa digolongkan kepada 2-golongan: yang pertama adalah mereka orang2 yg tidak berlilmu dan tertipu oleh syaithan; kedua memang mereka telah menjadi kaki tangan syaithan.
Kalimat “Jangan percaya” benar adanya, namun bilamana diperagakan oleh sesorang akan mengandung makna aktif menolak. Sedangkan tugas kita adalah da`wah, kepada kedua golongan tersebut.
Saya pernah mendengan sebuah nasihat yg konon berasal dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, yg kira2 maksudnya adalah “Jangan remehkan saudaramu yang masih menyimpang (atau jahil), karena kondisinya sekarang mungkin sama dengan kondisimu dulu.” Kasihan, kan orang2 tersebut – marilah kita tutup pintu syubhat mereka dengan berbagi Al-Ilmu.
Mohon maaf, Allahu ‘alam.
Syukron Barakallahufiik