Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Fatwa Ulama: Manakah Yang Lebih Dulu? Islam Atau Iman?

Rian Permana, S.T. oleh Rian Permana, S.T.
7 Juni 2021
Waktu Baca: 2 menit
0
558
SHARES
3.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Fatwa Syaikh Abdullah Al Faqih

Soal:

Manakah yang lebih dulu, iman terlebih dahulu ataukah Islam? Dan apa alasannya?

Jawab:

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam membedakan antara penamaan Islam dengan Iman melalui hadits Jibril. Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda

الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتجح البيت إن استطعت إليه سبيلا… الإيمان أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره

“Islam itu adalah bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah. Engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji di baitullah jika mampu”. “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya, beriman kepada hari akhir serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk” (HR Muslim)

Hadits di atas, Nabi menetapkan agama menjadi 3 tingkatan. Yang paling tinggi adalah Ihsan, pertengahannya adalah Iman dan yang terakhir adalah Islam.

Dan sebagian ulama berpendapat bahwasanya Islam itu adalah perkataan, sedangkan Iman itu adalah perbuatannya. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa keduanya adalah satu hal yang sama.

Imam Nawawi berkata: “Al-Khaththaabi berkata: ‘Dan yang benar dari hal tersebut adalah menggabungkan antara keduanya, tidak membedakannya. Karena seorang Muslim terkadang disebut Mu’min pada sebagian keadaan, dan terkadang tidak bisa dikatakan Mu’min pada keadaan lainnya. Sedangkan seorang yang Mu’min adalah seorang yang Muslim pada setiap keadaannya. Maka setiap Mu’min adalah Muslim, namun tidaklah setiap Muslim itu adalah Mu’min. Dan pokok dari Iman adalah pembenaran. Sedangkan pokok dari Islam adalah ketundukan. Terkadang seseorang terlihat sebagai orang yang tunduk (islam), namun tidak sejalan dengan hatinya. Dan terkadang pula benar dalam hatinya, namun tidak sejalan dengan perbuatannya.

Al-Baghawi berkata: ‘Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam menjadikan Islam sebagai suatu nama yang tampak dari perbuatan, dan menjadikan iman sebagai sebuah nama dari bentuk perbuatan hati yang berupa keyakinan. Hal tersebut dikarenakan amal perbuatan bukanlah termasuk ke dalam Iman, dan pembenaran dalam hati bukan termasuk ke dalam Islam. Akan tetapi hal tersebut perlu perincian dalam setiap keadaan, karena terkadang Islam dan Iman itu maknanya satu yaitu agama.

Pembenaran dalam hati dan amal perbuatan, keduanya mencakup nama Iman dan Islam seluruhnya. Hal ini sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

“Sesungguhnya Agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam” (QS. Al-Imran:19),

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ

“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima (agama tersebut)” (QS. Al-Imran 85).

Dari hal ini Allah Ta’ala mengabarkan bahwa agama yang diridhoi dan diterimaNya sebagai sebuah agama bagi hamba-hambanya adalah Al-Islam. Dan agama seseorang tidak mungkin dapat diterima dan diridhoi melainkan dengan disertai pembenaran di dalam hati dan amal perbuatan. (sampai sini nukilan dari Imam An Nawawi)

Dari keterangan tersebut, maka Islam datang terlebih dahulu, kemudian harus disertai dengan Iman, sehingga menjadi Agama yang diterima di sisi Allah. Ibnu Katsir berkata: “setelah Islam ada tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi yaitu Iman”.

Sumber: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=60223

—

Penerjemah: Rian Permana
Artikel Muslim.Or.Id

Tags: AqidahFatwa Ulamaimanislam
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Rian Permana, S.T.

Rian Permana, S.T.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, pengajar Ma'had Umar bin Khathab Yogyakarta, S1 Teknik Elektro UGM

Artikel Terkait

nisbat kepada salafi

Fatwa Ulama: Apakah Menisbatkan Diri kepada Salafi Itu Tercela?

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
20 Januari 2023
1

Apakah salafi itu termasuk salah satu golongan? Apakah menisbatkan diri kepada salafi itu tercela?

sholat sunnah

Fatwa Ulama: Keutamaan dan Macam-Macam Salat Sunah

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
18 Januari 2023
0

Fadhilatus syaikh, kami ingin dijelaskan tentang salat sunah (shalat tathawwu’), baik dari segi keutamaan maupun macam-macamnya.

hizbiyyah

Fatwa Ulama: Mungkinkah Persatuan dalam Bingkai Hizbiyyah (Kelompok-Kelompok)?

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
12 Januari 2023
0

“Dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu).” (QS. Al-Baqarah: 137)

Artikel Selanjutnya
hari terlarang puasa

Fikih Puasa (6): Hari Dilarang Puasa

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah