Sungguh sangat memprihatinkan, banyak di antara kaum muslimin sering tidak sadar dan lepas kontrol ketika berbicara. Tidak hanya terjadi pada orang awam, bisa kita katakan juga terjadi pada sebagian besar pelajar atau bahkan mereka yang merasa memiliki banyak tsaqafah islamiyah. Sahabat muslim, yahudi bukan israel, inilah penamaan yang tepat sesuai dengan yang Allah berikan.
[lwptoc]
Yahudi Bukan Israel
Barangkali mereka lupa atau mungkin tidak tahu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, diucapkan tanpa kontrol akan tetapi menjerumuskan dia ke neraka.” (HR. Al Bukhari 6478)
Al Hafidz Ibn Hajar berkata dalam Fathul Bari ketika menjelaskan hadis ini, yang dimaksud diucapkan tanpa kontrol adalah tidak direnungkan bahayanya, tidak dipikirkan akibatnya, dan tidak diperkirakan dampak yang ditimbulkan. Hal ini semisal dengan firman Allah ketika menyebutkan tentang tuduhan terhadap Aisyah:
وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْد اللَّه عَظِيم
“Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah.” (QS. An-Nur: 15)
Oleh karena itu, pada artikel ini -dengan memohon pertolongan kepada Allah- penulis ingin mengingatkan satu hal terkait dengan ayat dan hadis di atas, yaitu sebuah ungkapan penamaan yang begitu mendarah daging di kalangan kaum muslimin, sekali lagi tidak hanya terjadi pada orang awam namun juga terjadi pada mereka yang mengaku paham terhadap tsaqafah islamiyah. Ungkapan yang kami maksud adalah penamaan YAHUDI dengan ISRAEL. Tulisan ini banyak kami turunkan dari sebuah risalah yang ditulis oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali hafidzhahullah yang berjudul “Penamaan Negeri Yahudi yang Terkutuk dengan Israel”.
Tidak diragukan bahkan seolah telah menjadi kesepakatan dunia termasuk kaum muslimin bahwa negeri yahudi terlaknat yang menjajah Palestina bernama Israel. Bahkan mereka yang mengaku sangat membenci yahudi -sampai melakukan boikot produk-produk yang diduga menyumbangkan dana bagi yahudi- turut menamakan yahudi dengan israel. Akan tetapi sangat disayangkan tidak ada seorang pun yang mengingatkan bahaya besar penamaan ini.
Perlu diketahui dan dicamkan dalam benak hati setiap muslim bahwa ISRAIL adalah nama lain dari seorang Nabi yang mulia, keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yaitu Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Allah ta’ala berfirman:
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.” (QS. Ali Imran: 93)
Israil yang pada ayat di atas adalah nama lain dari Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Dan nama ini diakui sendiri oleh orang-orang yahudi, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu: “Sekelompok orang yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Apakah kalian mengakui bahwa Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Ya, betul.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, saksikanlah.” (HR. Daud At-Thayalisy 2846)
Kata “Israil” merupakan susunan dua kata israa dan iil yang dalam bahasa arab artinya shafwatullah (kekasih Allah). Ada juga yang mengatakan israa dalam bahasa arab artinya ‘abdun (hamba), sedangkan iil artinya Allah, sehingga Israil dalam bahasa arab artinya ‘Abdullah (hamba Allah). (lihat Tafsir At Thabari dan Al Kasyaf ketika menjelaskan tafsir surat Al Baqarah ayat 40)
Telah diketahui bersama bahwa Nabi Ya’qub adalah seorang nabi yang memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah ta’ala. Allah banyak memujinya di berbagai ayat al Qur’an. Jika kita mengetahui hal ini, maka dengan alasan apa nama Israil yang mulia disematkan kepada orang-orang yahudi terlaknat. Terlebih lagi ketika umat islam menggunakan nama ini dalam konteks kalimat yang negatif, diucapkan dengan disertai perasaan kebencian yang memuncak; Biadab Israil… Israil bangsat… Keparat Israil… Atau dimuat di majalah-majalah dan media massa yang dinisbahkan pada islam, bahkan dijadikan sebagai Head Line News; Israil membantai kaum muslimin… Agresi militer Israil ke Palestina… Israil penjajah dunia…. Dan seterusnya… namun sekali lagi, yang sangat fatal adalah ketika hal ini diucapkan tidak ada pengingkaran atau bahkan tidak merasa bersalah.
Mungkin perlu kita renungkan, pernahkah orang yang mengucapkan kalimat-kalimat di atas merasa bahwa dirinya telah menghina Nabi Ya’qub ‘alaihis salam? pernahkah orang-orang yang menulis kalimat ini di majalah-majalah yang berlabel islam dan mengajak kaum muslimin untuk mengobarkan jihad, merasa bahwa dirinya telah membuat tuduhan dusta kepada Nabi Ya’qub ‘alaihis salam? mengapa mereka tidak membayangkan bahwasanya bisa jadi ungkapan-ungkapan salah kaprah ini akan mendatangkan murka Allah – wal ‘iyaadzu billaah – karena isinya adalah pelecehan dan tuduhan bohong kepada Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Mengapa tidak disadari bahwa Nabi Ya’qub ‘alaihis salam tidak ikut serta dalam perbuatan orang-orang yahudi dan bahkan beliau berlepas diri dari perbuatan mereka yang keparat. Pernahkah mereka berfikir, apakah Nabi Israil ‘alaihis salam ridha andaikan beliau masih hidup?!
Allah ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 58)
Allah menyatakan, menyakiti orang mukmin biasa laki-laki maupun wanita sementara yang disakiti tidak melakukan kesalahan dianggap sebagai perbuatan dosa, bagaimana lagi jika yang disakiti adalah seorang Nabi yang mulia, tentu bisa dipastikan dosanya lebih besar dari pada sekedar menyakiti orang mukmin biasa.
Satu hal yang perlu disadari oleh setiap muslim, penamaan negeri yahudi dengan Israel termasuk salah satu di antara sekian banyak konspirasi (makar) yahudi terhadap dunia. Mereka tutupi kehinaan nama asli mereka YAHUDI dengan nama Bapak mereka yang mulia Nabi Israil ‘alaihis salam. Karena bisa jadi mereka sadar bahwa nama YAHUDI telah disepakati jeleknya oleh seluruh dunia, mengingat Allah telah mencela nama ini dalam banyak ayat di Al-Qur’an.
Kita tidak mengingkari bahwa orang-orang yahudi merupakan keturunan Nabi Israil ‘alaihis salam, akan tetapi ini bukan berarti diperbolehkan menamakan yahudi dengan nama yang mulia ini. Bahkan yang berhak menyandang nama dan warisan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan para nabi yang lainnya adalah kaum muslimin dan bukan yahudi yang kafir. Allah ta’ala berfirman:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67)
إن أولى الناس بإبراهيم للذين اتبعوه وهذا النبي والذين آمنوا والله ولي المؤمنين
“Sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini, beserta orang-orang yang beriman, dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 68)
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita dan seluruh kaum muslimin untuk mengucapkan dan melakukan perbuatan yang dicintai dan di ridai oleh Allah ta’ala.
Tidak Berniat Menghina Nabi Ya’qub
“Sedikitpun kami tidak berniat menghina Nabi Ya’qub ‘alaihis salam dalam penggunaan kalimat-kalimat ini sebaliknya, yang kami maksud adalah yahudi…”
Barangkali ini salah satu pertanyaan yang akan dilontarkan oleh sebagian kaum muslimin ketika menerima nasihat ini. Maka jawaban singkat yang mungkin bisa kita berikan: Justru inilah yang berbahaya, seseorang melakukan sesuatu yang salah namun dia tidak sadar kalau dirinya sedang melakukan kesalahan. Bisa jadi hal ini tercakup dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas. Bukankah semua pelaku perbuatan bid’ah tidak berniat buruk ketika melakukan kebid’ahannya, namun justru inilah yang menyebabkan dosa perbuatan bid’ah tingkatannya lebih besar dari melakukan dosa besar.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di Mekkah, Orang-orang musyrikin Quraisy mengganti nama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Mudzammam (manusia tercela) sebagai kebalikan dari nama asli Beliau Muhammad (manusia terpuji). Mereka gunakan nama Mudzammam ini untuk menghina dan melaknat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. misalnya mereka mengatakan; “terlaknat Mudzammam”, “terkutuk Mudzammam”, dan seterusnya. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak merasa dicela dan dilaknat, karena yang dicela dan dilaknat orang-orang kafir adalah “Mudzammam” bukan “Muhammad”, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد
“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan dan laknat orang Quraisy kepadaku, mereka mencela dan melaknat Mudzammam sedangkan aku Muhammad.” (HR. Ahmad & Al Bukhari)
Meskipun maksud orang Quraisy adalah mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun karena yang digunakan bukan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Beliau tidak menilai itu sebagai penghinaan untuknya. Dan ini dinilai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bentuk mengalihkan penghinaan terhadap dirinya. Oleh karena itu, bisa jadi orang-orang Yahudi tidak merasa terhina dan dijelek-jelekkan karena yang dicela bukan nama mereka namun nama Nabi Ya’qub ‘alaihis salam.
Di samping itu, Allah juga melarang seseorang mengucapkan sesuatu yang menjadi pemicu munculnya sesuatu yang haram. Allah melarang kaum muslimin untuk menghina sesembahan orang-orang musyrikin, karena akan menyebabkan mereka membalas penghinaan ini dengan menghina Allah ta’ala. Allah berfirman:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa ilmu.” (QS. Al An’am: 108)
Allah ta’ala melarang kaum muslimin yang hukum asalnya boleh atau bahkan disyari’atkan – menghina sesembahan orang musyrik – karena bisa menjadi sebab orang musyrik menghina Allah subhanahu wa ta’ala. Dan kita yakin dengan seyakin-yakinnya, tidak mungkin para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang menyaksikan turunnya ayat ini memiliki niatan sedikitpun untuk menghina Allah ta’ala. Maka bisa kita bayangkan, jika ucapan yang menjadi sebab celaan terhadap kebenaran secara tidak langsung saja dilarang, bagaimana lagi jika celaan itu keluar langsung dari mulut kaum muslimin meskipun mereka tidak berniat untuk menghina Nabi Israil ‘alaihis salam.
Cuma Sebatas Istilah
Cuma sebatas istilah, yang pentingkan esensinya… bahkan para ulama’ memiliki kaidah “Tidak perlu memperdebatkan istilah.”
Di atas telah dipaparkan bahwa menamakan negeri yahudi dengan Israil merupakan celaan terhadap Nabi Israil ‘alaihis salam, baik langsung maupun tidak langsung, baik diniatkan untuk mencela maupun tidak, semuanya dihitung mencela Nabi Israil ‘alaihis salam tanpa terkecuali. Dan kaum muslimin yang sejati selayaknya tidak meremehkan setiap perbuatan dosa atau perbuatan yang mengundang dosa. Karena dengan meremahkannya akan menyebabkan perbuatan yang mungkin nilainya kecil menjadi besar. Sebagaimana dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa di antara salah satu penyebab dosa kecil menjadi dosa besar adalah ketika pelakunya meremehkan dosa kecil tersebut.
Bahkan kita telah memahami bahwa mencela, menghina, melakukan tuduhan dusta kepada seorang Nabi adalah dosa besar. Akankah hal ini kita anggap ini biasa?! Sekali lagi, akan sangat membahayakan bagi seseorang, ketika dia mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, sementara dia tidak sadar. Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah. (QS. An-Nur: 15)
Untuk kaidah “Tidak perlu memperdebatkan istilah”, kita tidak mengingkari keabsahan kaidah ini mengingat ungkapan tersebut merupakan kaidah yang masyhur di kalangan para ulama’. Akan tetapi maksud kaidah ini tidaklah melegalkan penamaan Yahudi dengan Israel. Karena kaidah ini berlaku ketika makna istilah tersebut sudah diketahui tidak menyimpang, sebagaimana yang dipaparkan oleh Abu Hamid Al Ghazali dalam bukunya Al Mustashfaa fi Ilmil Ushul.
Istilah Israil untuk negeri yahudi telah menjadi konsensus (kesepakatan) dunia. Kita cuma ikut-ikutan…
Setiap kaum muslimin selayaknya berusaha menjaga syi’ar-syi’ar islam, misalnya dengan belajar bahasa arab (baik lisan maupun tulisan), menghafalkan Al Qur’an, dan termasuk dalam hal ini adalah membiasakan diri untuk menggunakan istilah-istilah yang Allah gunakan dalam Al Qur’an atau dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama istilah tersebut dapat dipahami orang lain.
Sebagai bentuk pemeliharaan terhadap syi’ar islam, para sahabat terutama Umar Ibn Al Khattab radhiyallahu ‘anhu sangat menekankan agar umat islam mempelajari bahasa arab. Beliau pernah mengatakan: “Pelajarilah bahasa arab, karena itu bagian dari agama kalian.” Beliau juga mengatakan: “Hati-hati kalian dengan bahasa selain bahasa arab.” Umar radhiyallahu ‘anhu membenci kaum muslimin membiasakan diri dengan berbicara selain bahasa arab tanpa ada kebutuhan, dan ini juga yang dipahami oleh para sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum. Mereka (para sahabat radhiyallahu ‘anhum) menganggap bahasa arab sebagai konsekuensi agama, sedangkan bahasa yang lainnya termasuk syi’ar kemunafikan. Karena itu, ketika para sahabat berhasil menaklukkan satu negeri tertentu, mereka segera mengajarkan bahasa arab kepada penduduknya meskipun penuh dengan kesulitan. (lihat Muqaddimah Iqtidla’ Shirathal Mustaqim, Syaikh Nashir al ‘Aql)
Dalam bahasa arab, waktu sepertiga malam yang awal dinamakan ‘atamah. Orang-orang arab badui di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kebiasaan menamai shalat Isya’ dengan nama waktu pelaksanaan shalat isya’ yaitu ‘atamah. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum dengan menamakan shalat isya’ dengan shalat ‘atamah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka melalui sabdanya:
لا يغلبنكم الأعراب على اسم صلاتكم فإنها العشاء إنما يدعونها العتمة لإعتامهم بالإبل لحلابها
“Janganlah kalian ikut-ikutan orang arab badui dalam menamai shalat kalian, sesungguhnya dia adalah shalat Isya’, sedangkan orang badui menamai shalat isya dengan ‘atamah karena mereka mengakhirkan memerah susu unta sampai waktu malam.” (HR. Ahmad, dinyatakan Syaikh Al Arnauth sanadnya sesuai dengan syarat Muslim)
Al Quthuby mengatakan: “Agar nama shalat isya’ tidak diganti dengan nama selain yang Allah berikan, dan ini adalah bimbingan untuk memilih istilah yang lebih utama bukan karena haram digunakan dan tidak pula menunjukkan bahwa penggunaan istilah ‘atamah tidak diperbolehkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggunakan istilah ini dalam hadisnya…” (‘Umdatul Qori Syarh Shahih Al Bukhari karya Al ‘Aini)
Demikianlah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dalam menjaga syi’ar islam. Sampai menjaga istilah-istilah yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal penggunaan istilah asing dalam penamaan shalat isya’ tidak sampai derajat haram, karena tidak mengandung makna yang buruk.
Lalu dengan apa kita menamai mereka?
Lalu dengan apa kita menamai mereka?! Kita menamai mereka sebagaimana nama yang Allah berikan dalam Al-Qur’an, YAHUDI dan bukan ISRAEL. Dan sebagaimana disampaikan di atas, hendaknya setiap muslim membiasakan diri dalam menamakan sesuatu sesuai dengan yang Allah berikan. Hendaknya kita namakan orang-orang yang mengaku pengikut Nabi Isa ‘alahis salam dengan NASRANI bukan KRISTIANI, kita namakan hari MINGGU dengan AHAD bukan MINGGU, kita namakan shalat dengan SHALAT bukan SEMBAHYANG dan seterusnya selama itu bisa dipahami oleh orang yang diajak bicara, sebagai bentuk penghormatan kita terhadap syi’ar-syi’ar agama islam. Wallaahu waliyyut taufiiq…
Baca artikel berikut untuk tahu liciknya kaum yahudi.
***
Penulis: Ammi Nur Baits
Artikel muslim.or.id
AsSaLamu’aLaykum wr wb
mudaH teRsesatnya seSeoRang yang tidak beriLmu dan berkaTa hanya menuRuTkan akaL seRta hawa naFsu….
Dan teRnyata memanG Tidak sELalu beRarti benaR apa2 yang diIkuTi dan diPahami oLeh keBanyakan orang….
Seperti yg teLah dbhs pd tULisan di atas…
Hal ini yang banyak tidak diketahui oleh orang muslim (termasuk saya), yang banyak menyamakan israil dan yahudi. Tetapi yang sejauh saya tahu bukankan nama yahudi dari nama anak nabi Yaqub yaitu Yehuda dari istrinya Lea (versi bible). Jadi kalau boleh saya tanya ke penulis: apakah yehuda ini bukan orang yang baik atau tidak, sehingga kita tidak boleh menyamakan israil dan yahudi? maafkan atas ketidaktahuan saya..
salam..
Israel itu negara yang ditubuhkan oleh orang yahudi.Didiami oleh orang yahudi,kristian/nasrani(org arab sebut masihi),ISLAM dan banyak lagi agama lain.Orang yahudi pula bukan semuanya tinggal di Israel,tetapi di merata tempat di bumi ini..
sekadar berkongsi ilmu…
syukron bwt penulis yg telah mengingatkan saya..
saya dulu tahu akan hal ini tapi dilupakan.
syukron ya,ana baru tahu akan hal itu.
mereka memanfaatkan kata israel sehingga kebanyakan kita pada benci negara israel karena kekejamannya padahal dibalik makna kata israil itu hamba Allah dan sejarah nabi ya’qub.sehingga dengan tidak langsung menghina kita sendiri ya kan?
Assalaamu’alaykum..
Subhanallah, artikel ini akhirnya terbaca oleh saya. Semoga ke depan tdk ada lg salah kaprah dgn penggunaan istilah Israil mengingat mulianya nama tsb. Sungguh tulisan yg sangat cerdas dan tajam.
Jazzakumullah khairan katsiir..
Smoga penulis slalu mendapat kebaikan dari ALLAH..
Wassalamu’alaykum, wr, wb
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh…
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ada sedikit pemahan yang berbeda, demi Allah tak ada satu ummat pun akan menghina Nabi Allah….
Israel (bukan Israil) : Merupaka nama tuhan orang Kanaan yaitu Isis Ra El (Tuhan Pelanet Saturnus), orang kanaan ini merupakan orang yang ditemui bangsa Yahudi dalam perjalanan ke Timur Tengah.
Allahu’alam.
Wassallamu’alaikumwarahmatullah….
coba kita lebih cermat lagi:
nama nabi Ya’qub Israil kan??? bukan ISRAEL???
nama putra nabi Ya’qub Yehuda kan??? bukan Yahudi???
ISRAEL itu saat ini adalah nama NEGARA yang menjajah palestina,
nama yg hampir mirip belum tentu sama kan???
Salaf dan salafy apa artinya juga sama???
Ya akhi,kiranya sudi Kemukakan bukti ilmiah,rujukan dll jika istilah israel adlh nama dewa org kanaan..Juga ya ukhti,sbgmana penulis utarakan dlm tulisan..Belajar bhs arab itu wajib shg kita bisa memahami suatu istilah dlm bhs arab dg benar,tidak brdasar akal dan emosi perasaan semata..Smg Alloh mengampuni kekhilafan kita..
mungkin lebih enaknya kita sebut yahudi “zionis” saja. karena ternyata ada orang yahudi yang juga menyatakan bahwa berdirinya negara israel bertentangan dengan taurat.
Israel itu negara yang ditumbuhkan oleh orang yahudi.Didiami oleh orang yahudi,kristian/nasrani(org arab sebut masihi),ISLAM dan banyak lagi agama lain.Orang yahudi pula bukan semuanya tinggal di Israel,tetapi di merata tempat di bumi ini..
maaf sy sngat tdak mengerti bhs.arab…
stlah membaca artikel penulis..baru sy ngerti artinya “Israil”
sy spendapat dgn “Taharah” bkan kah yg dimksud saudara2 muslim itu sebuah negara yg bernama “Israel” memiliki bndera,pemerintahan,rakyat dsb yg memerangi kaum muslim di palestina…… bukan Nabi Ya’qub yg anda jlaskan pada artikel diatas
smoga Allah mengampuni kslahan saya amiin.
Judulnya lebih cocok kalo “Yahudi Bukan Israel Saja!!”, karena bukan Israel saja yang sudah mendarah daging kesesatan yahudi, disekitar kita juga penjajahan akhlak yahudi sudah menjadi makanan sehari-hari seperti halnya Israel.
Israil mnrt beberpa hikayat yg sy baca adlh julukan dr nabi ya’qub yg di berikan oleh Allah melalui malaikat Jibril yg menyamar menjd manusia, israil kl sy tdk salah adlh bahasa ibrani yg berarti hamba Allah, jd secara garis besarnya bani israil adlh keturunan nabi Ya’qub, bangsa arab tdk mempunyai ejaan hurup “E” yg berarti kata israil walaupun bisa di baca imalah (miring/israel) tulisan arabnya tetap menggunakan hurup hamzah/”I” (israil), tp mnrt sy siapapun israil saat ini yg perlu kita sikapi adlh tindak tanduk atau sepak terjangnya.
Ini hanya sumbangsih pemikiran, trm ksi
yah apapun ceriteranya, bagaimanapun dasarnya, yahudi tetap saja yahudi, lick dan bidabnya melebihi binatang. janganlah menghaluskan yang kasar dan mengkasarkan yang halus, ingat selalu penderitaan palestina untuk menuntut balas pada kaum yahudi.
ya seperti inilah kebiasaan orang apabila yang dikedepankan hawanafsu oleh kendali syeitan….. dah dapat pencerahan dari penulis ya masih ngotot cari pembenaran diri,antara Israil dan israel saya pikir dalam konotasi yang sama (sblum baca artikel ini) tapi mereka hanya berargumen untuk dianggap lebih pinter dari penulis,karena kalau kita obyektip toh negara israel baru diakui keberadaanya th 1947,kenapa yang di hujad orang Yahudi (yehuda ),nasrani (kristen/katholik) yang pada dasarnya mereka sudah ada sebelum negara israel berdiri ? bangsa Yahudi tersebar keseluruh dunia dan mereka tentu mengikuti aturan negara yang ditempati dan beragama sesuai keyakinan masing2,orang 2 nasranipun demikian,saya belum mendengar bhw orang nasrani berpedoman pada negara israel,bahkan yang sangat jelas pusat hirarki katholik ada di Vatikan yang dipimpin seorang Paus yang mengecam kebiadaban negara israel,terus mengapa pada menyamaratakan Zionis Israel itu dengan mereka ? bahkan ada yang menganggap keturunanya,lha kalau orang jawa,sunda,timor,batak dll beragama nasrani apa ya keturunan Zionis israel ???
maaf akhi,antum kenapa mempelintir sejarah dengan actual yang terjaadi saat ini…
antum dengan ilmu antum benar dan ana paham…
permasalahannya ketika antum menyamakan anatar israil seorang nabiAllah dengan Israellll yang arti suatu bangsa zhalim….
dan ana rasa semua orang penduduk dunia tahu arah ketika berbicara israel laknatullah yang membunuhi anak saudara antum….bukan bermaksuk israil nabiAllah yang antum maksud…
sebelum antum menyalahkan ungkapan saudara antum melaknat bangsa israel…antum paham dulu arah kemarahan saudara antum tersebut..
wallahuwa`lam
kok website ini jarang ngebahas jihad ya…?
kayaknya kalo tanpa jihad, ga ada deh islam akan merdeka lagi…
Kepada ukhti Titi, akhi Dayat, akhi Rizal dan saudaraku semuanya, semoga Allah senantiasa menjaga antum…
Sebelumnya, saran saya coba baca semua paragraf dari artikel yang panjang tersebut dengan seksama, jangan hanya paragraf pertama saja. Alhamdulillah penulis telah menjelaskan dengan detail dan menjawab syubhat-syubhat yang ada.
Kemudian tanggapan artikel ini akan bisa membedakan mana orang yang gemar membaca Qur’an dengan orang yang gemarnya membaca koran. Orang yang membaca Qur’an ia akan sering menemui ayat seperti:
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
atau ayat:
حَقِيقٌ عَلَى أَنْ لا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
atau ayat:
أَنْ أَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
dan ayat-ayat lainnya yang jumlahnya ada 42 tempat dalam Al Qur’an yang menyebutkan kata إِسْرَائِيلَ [coba cari dengan tools yg ada di http://quran.al-islam.com/arb]
Orang yang gemar baca Al Qur’an meskipun ndak ngerti agama saat mendengar kata ‘Israil’ akan terbesit dalam hatinya: “Loh, perasaan saya pernah nemuin kata ini dalam Al Qur’an…”
Dan tatkala ia pelajari, ia pun tahu bahwa Israil adalah salah satu nama yang digunakan Allah untuk menyebut nabi-Nya yang mulia, Ya’qub ‘Alaihissalam. Maka, bagi penggemar Al Qur’an, yang ma’ruf dari istilah ‘Israil’ maknanya adalah Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam.
Berbeda dengan penggemar koran. Yang setiap hari melahap khabar-khabar dari koran yang gaya bahasanya membuat kita selalu penasaran ingin membuka setiap lembaran halamannya. Koran yang khabarnya tidak jelas siapa yang menyampaikannya, orang jujur atau pembohong. Koran tempat orang berbicara tentang Islam tanpa ilmu. Koran yang khabarnya banyak meracuni otak dan membuat manusia lalai dari belajar agama. Nah akibatnya, bagi penggemar koran, kalau ada istilah ‘Israil’ yang ma’ruf bagi dia adalah Yahudi la’natullah ‘alaihim. Dan ini penamaan yang salah sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Bagaimana mungkin nama Nabi yang mulia dipakai untuk menyebut sesuatu yang terlaknat??
Lalu apakah Israel berbeda dengan Israil? Ini hanya masalah transliterasi ke bahasa Indonesia saja, dalam bahasa Arab keduanya tetap ditulis إِسْرَائِيلَ. Jadi, baik Israil maupun Israel tidak boleh digunakan untuk menyebut Yahudi La’natullah’alaihim.
Namun ada solusi untuk hal ini. Begini kita harus menyepakati bahwa jika disebutkan ISRAEL saja (mutlaq), maka maknanya adalah Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam. Karena demikianlah yang ditetapkan dalam Al Qur’an. Nah, kalau kita menggandengkannya (muqayyad) dengan kata lain, misal NEGARA ISRAEL, atau PRESIDEN ISRAEL, atau KAWASAN ISRAEL atau TENTARA NEGARA ISRAEL, maka ana kira ini lebih selamat dan maknanya sudah beda, tidak lagi bermakna Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam. Contoh: “TENTARA NEGARA ISRAEL terlaknat!!”
Namun tentu lebih utama menggunakan istilah yang yang di gunakan Allah dan Rasul-Nya untuk menyebut mereka, yaitu: YAHUDI LA’NATULLAH ‘ALAIHIM.
قال هتلر
لقد كان في وسعي ان اقضي علي كل يهود العالم
لكني تركت بعضا منهم لتعرفوا
لماذا كنت ابيدهم …….. ؟ !!!! ؟
Hitler said,
It was in my power to spend on all the Jews in the world
I left some of them to know
Why do you kill them …….. ? !!!! ?
حسبنا الله و نعمه الوكيل
Suffice gift of God and the agent
salam
Banyak orang yg bernama Muhammad .. tapi bukan berarti mereka sama dengan Nabi besar Muhammad SAW. Demikian dengan nama Israel.. bukan berarti disamakan dengan Nabi Ismail.
“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS al-Israa’ : 4-8)
Firman-Nya: Sebagian besar Ahli Kitab (YAHUDI dan NASRANI) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran, setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka KEBENARAN … (QS 2: 109)
Al-Baqarah 62: “Sesungguhnya orang-orang beriman, dan orang-orang yang jadi YAHUDI dan NASRANI dan SHABI’IN, barangsiapa yang BERIMAN kepada ALLAH dan Hari Kemudian dan beramal yang shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita.”
IBRAHIM bukan seorang YAHUDI dan bukan (pula) seorang NASRANI, akan tetapi dia adalah seorang yang LURUS lagi berserah diri (kepada ALLAH) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. AL-IMRAN, 67)
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada IBRAHIM ialah orang-orang yang MENGIKUTINYA dan Nabi ini (MUHAMMAD), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan ALLAH adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (QS. AL-IMRAN, 67)
tolong disimak ayat-ayat diatas ini dengan baik…
> hati-hati dengan perbedaan mencari PEMBENARAN atau KEBENARAN untuk memberikan komentar pak????
> hati-hati dengan pola pikir….
wassalam
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada IBRAHIM ialah orang-orang yang MENGIKUTINYA dan Nabi ini (MUHAMMAD), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan ALLAH adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (QS. AL-IMRAN, 67)
ralat :seharusnya (QS. AL-IMRAN, 68)
Akhi Blue, semoga Allah menjaga anda dalam kebaikan…
Sebelumnya kami menyarankan anda membaca artikel di atas dan memahami permasalahan dengan baik, sehingga tidak terkesan ‘asal’ berkomentar. Karena jika anda memahami artikel di atas dengan baik, tentunya anda akan memahami bahwa Israel adalah nama lain dari Nabi Ya’kub , bukan Nabi Ismail, ‘Alaihimassalam.
Dan argumen anda sebenarnya sudah terbantah oleh artikel di atas.
Sukron Akhi atas penjelasannya :)
terima kasih atas infonya
terime kasih tulisannye …
aslm. menarik.
akan tetapi seharusnya si penulis tidak perlu menyampaikan bahwa ketika kita melaknat ISRAEL, maka kita melaknat nabi Ya’qub. cukup menyarankan agar penggunaan kata ISRAEL dikhususkan bagi nabi Ya’qub saja.
karena sesungguhnya setiap kata memiliki makna. dan satu kata pun bisa memiliki banyak makna. tentu saja pemaknaan itu tergantung konteksnya. saya kira hanya orang bodoh saja yang akan salah memahaminya.
maksud saya seperti ini: jika ada seseorang bernama muhamad kedapatan mencuri. lalu ada yang berteriak “pukuli saja si muhamad itu!!!
masak sih kita gantian meneriaki orang itu “jangan hina Nabiku!!!”
Mas,Mbak,ini masalah makna (bhs inggrisnya reverence).
dan Allah pun tahu akan hal ini, bahwa kita tidak pernah menghina Nabi Ya’qub. namun tentang penggantian istilah, bolehlah. saya setuju.
Subhanallah, artikel yang menyadarkan banyak muslim. Semoga tersebar lebih luas lagi.
akhi, sesungguhnya artikel diatas telah memberikan penjelasan yang amat bagus, maka hendaklah kita lebih memperhatikan permasalahan nama israel ini dengan seksama….karena permasalahannya bukan hanya pengertian dan penafsiran nama israel semata, tapi penempatan dan penggunaan nama tersebut.dari hal tersebut, timbul pertanyaan,kenapa kalian(wahai org2 yg melaknat nama israel) tidak melaknat nama yahudi saja, bukankah perseteruan kita terhadap mereka adalah perseteruan aqidah?dimana dalam hal ini Allah subhanahu wa ta’ala dan rasulNya menyebut mereka dengan sebutan YAHUDI LA’NATULLAH ‘ALAIHIM, karena batil dan kufurnya aqidah mereka.. maka selayaknyalah kita melaknat orang2 yg beraqidah rusak lg kufur ini(yahudi),tapi bukan atas nama israel, karena dilihat dari segi manapun tidak tepat dan tidak syar’i, lagipula penamaan kalian terhadap yahudi dengan nama israel ini menunjukkan seakan-akan kalian hanya menampakkan perseteruan terhadap mereka(yahudi yang terlaknat) sbg perseteruan terhadap suatu bangsa(yakni bangsa bani israel), bukan terhadap aqidah yang kufur dan terlaknat(yahudi).renungkanlah!!
wallahu a’lam…
assalamu’alaikum,wr,wb.
maaf… perasaan sy pernh posting dsni tp gak ada ya..
Jazakalloh khoir…
Permusuhan dengan Yahudi bukanlah semata mata pemusuhan wilayah atau pengungsi atau perbatasan atu yang seperti itu. Mereka tidak akan puas sampai kita sefaham dengan mereka dan menjadikan kita budak-budak mereka.
Perang ini adalah perang aqidah dan agama maka kita tidak akan menang melawan mereka sampai kita kembali kepada Agama yang Haq (benar).
Dan wahai saudara saudaraku akan tiba saatnya dimana kaum muslimin membunuh yahudi hingga setiap pohon dan batu akan berkata:”yaa abdallah, ini yahudi di belakangku, bunuhlah dia” atau yang seperti itu kecuali pohon ghorgod karena dia adalah pohon yahudi
wallahu a’alam
assalamualaikum,,
artikel serta perbahasan yang cukup menarik….
Sepertinya ana dari beberapa sisi, kurang sepakat dengan artikel ini. Shahiih bahwa israil adalah nama lain dari Nabi Ya’qub. Akan tetapi, mereka -Yahudi- menamai diri mereka sendiri dengan Israil.
Jadi orang-orang yang memanggil mereka dengan Israil tidak bisa dikatakan salah seratus persen, karena mereka memanggil yahudi dengan nama yang mereka buat sendiri bagi negara mereka, dan ini sudah menjadi konsensi / kesepakatan di dunia, tidak bisa diingkari.
Perlu diketahui bahwa nama yahudi dan nashrani juga diambil dari klaim yang mereka buat sendiri. Allah berfirman,
ومن الذين قالوا إنا نصارى أخذنا ميثاقهم
Al Maidah 14
disebutkan dalam Tafsiir Al Qurthubiy bahwa,
وفي قولهم:” إِنَّا نَصارى ” ولم يقل من النصارى دليل على أنهم ابتدعوا النصرانية وتسموا بها، روي معناه عن الحسن
Dalam firman Allah, ” إِنَّا نَصارى ” ‘kami ini Nashrani’Allah berfirman demikian bukan ‘Dari kaum Nashrani’, terdapat dalil bahwa penamaan Nashrani adalah bid’ah yang mereka namakan diri mereka sendiri. Hal semakna diriwayatkan pula dari Al Hasan.
Begitu juga asal muasal nama Yahudi, mereka menamai diri mereka dengan nama ini, yaitu dari perkataan mereka إِنَّا هُدْنا إِلَيْكَ,yakni kami bertaubat dari peribadahan kepada Anak lembu. Demikian menurut salah satu pendapat Ulama. [Lihat Tafsir Al Qurthubiy, QS Al Baqarah 62]
Jika demikian, kedua nama ini pun, yakni Yahudi, dan Nashrani adalah nama buatan mereka sendiri.
Lalu bagaimana dengan Isra’il sendiri. Ya, berhubung mereka menamakan Negara buatan mereka dengan nama Isra’il, jadi orang yang memanggil mereka dengan isra’il tidak bisa di salahkan dalam hal bahwa celaan dan kutukan yang mereka tujukan itu hanyalah pada Negara Yahudi tersebut. Dan ini bisa dipastikan dengan jelas.
Kita beri contoh supaya mempermudah. Misal, seorang pemuda yang bernama -katakan- Isra’il, dia melakukan perbuatan-perbuatan fasiq, seperti -katakan- minum Khamr -wal’iyadzu billah-. Jika ada orang lain yang berkata, ‘Hati2 dengan Israil, sesungguhnya ia suka minum Khamr’. Apakah kita melarang orang tersebut mengatakan perkataannya? Kita tahu pasti bahwa Isra’il yang ia maksud adalah si pemuda bukan Nabi Allah Ya’quub.
Demikian kiranya. Hanya saja dalam permasalahan ini, memang yang terbaik adalah meninggalkan penyebutan Isra’il, karena adanya -isytiraq- dalam penggunaan kata tersebut.
Wallahu’alam
#puat133
Semoga Allah merahmati anda. Mohon dibaca kembali artikel di atas dengan cermat, karena argumen yang anda sampaikan sudah dibahas oleh penulis.
Agama adalah berdasarkan dalil – dalil, dari Al qur’an dan as sunnah yg difahami dg pmhman yg shahih. Dan sungguh manusia makhluk yang suka berbantah – bantahan. Semoga Alloh mengampuni kita semua..
sukron
izin copy paste y..
Assalamu’alaikum..
Masya Allah, artikel yg menarik…
Wallahu a’lam
ASSALAMU ‘ALAIKUM
PADA SAAT MEREKA INGIN MENDIRIKAN SUATU NEGARA KARENA BANYAKNYA PEMBANTAIAN KAUM YAHUDI DI EROPA TERUTAMA SAAT PERANG DUNIA II OLEH ADOLF HITLER,MERERA MENAMAKANNYA DENGAN ISRAIL/ISRAEL KARENA DIANGGAP SEBAGAI KETURUNAN NABI YAQUB DAN PARA NABI SERTA INGIN MEREBUT TANAH PALESTINA YANG DIJANJIKAN TUHAN UNTUK MEREKA MENURUT VERSI MEREKA(YAHUDI). WAHAI AKHI/UKHTI APAKAH KITA RELA MENGANGGAP MEREKA SEBAGAI KETURUNAN NABI IBRAHIM,ISHAQ,YAQUB,DAN PARA NABI YANG KITA MULIAKAN??!!
makasi atas informasi sejarah nama Israel, sayangnya ALLAH MAHA MENGETAHUI ISI HATI, jadi semua kembali dari niat akhi, klo memang niat ingin menghina salah satu nabi Allah SWT, pasti Allah tau kok, tp klo niatnya emang untuk menghujat “negara” Israel, menurut pendapat saya sah-sah saja. hati-hati kita jgn terjebak hanya dalam konteks wacana seperti ini (tentang nama) tp ada hal-hal yang substansial yang perlu dirembukan, seperti resolusi konflik Palestina-Israel, Bantuan untuk Palestina, dan lain sebagainya..
tentang hadist
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, diucapkan tanpa kontrol akan tetapi menjerumuskan dia ke neraka.” (HR. Al Bukhari 6478)
menurut pendapat saya tidak relevan dengan kasus ini, kalimat2 yg dimaksud dlm hadist diatas adalah seperti kalimat cacian untuk sesama muslim, mengkafirkan sesama muslim ataupun kalimat-kalimat provokasi yg byk membawa mudharat.
satu hal lagi, org-org beriman itu seperti satu tubuh, jika ada organ tubuh yg luka, maka yg lain akan merasakan sakitnya, jadi artikel diatas jgn sampai membatasi ekspresi protes umat muslim untuk negara keji ISRAEL !!!
terima kasih
#Richmond Ali
Semoga Allah merahmati anda.
Mengenai niat pengucap, itu menjadi urusan Allah dan si pengucap. Sedangkan dalam bersikap kepada sesama manusia, kita melihat zhahir. Kalau secara zhahir salah, kita perlu perbaiki dan nasehati.
Siapa umat Islam yang tidak melaknat kaum Yahudi? Padahal Allah Ta’ala telah melaknat mereka. Namun ekspresi jangan sampai kelewat batas bukan?
Israil = nabi ya’qub, yahudi nama etnis/agama, IsraEl nama negara yg dipimpin org yahudi. Jadi memang ketiga kata ini berbeda (Israil, yahudi, Israel).
Kata Israel sendiri memang nama resmi negara tersebut dan ketika mereka menyebut Israel, ini yg dimaksud ya negara Israel. ingat ada majas di bahasa indonesia, misal org menyebut “saya naek Kijang tadi kesini”, disini makna Kijang adalah mobil kijang dn dlm bahasa indonesia tdk perlu ditulis “saya naek mobil Kijang tadi kesini”, kata “mobil” tdk perlu dicantumkan.
Jadi klo orang mengatai2 Israel ya memang krn maksud org trsebut Negara Israel, sekira tdk perlu membesar2kan permasalahan ini.
Sedangkan kasus yg mengenai penyebutan “Mudzammam” kpd nabi muhammad itu sudah laen lagi. Orang kafir ketika menyebut “Mudzammam” memang yg dimaksud mereka ya nabi muhammad. sedang kan ketika orang menyebut “Israel” yang dimaksud ya negara israel dirian yahudi, bukan nabi yakub.
#adi
Israel dan Israil adalah sama. Hanya berbeda penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia saja. Sedangkan dalam bahasa arab sama: إسرائيل
Jika ini memang bukan perkara besar, dengan kata lain ini perkara mudah. Maka kami mengajak anda mengganti istilah ‘Israel’ dengan ‘Yahudi’. Cukup mudah Insya Allah.
assalamualaikum..barakallaufiekum..
Alhamdulillah dapat tambahan ilmu, ana izin share artikelnya.
afwan ana tidak bisa berkomentar, karena kurang fahamnya tentang hal agama..
semoga Allah mengampuni kesalahan kita semuanya..amiin.
jazakallahukhairan.
Jazakallah khayr.
Assalamualaikum
jazakumullah
setelah membaca artikel di atas dan semua coment2 yang masuk saya berpndapat,bahwa dalam sebuah penamaan memang mempunyai maksud dan makna tersendiri dari penamaan tersebut dan semua kembali kepada diri kita masing masing.Yang baik sudah jelas dan yg tidak baik juga sudah jelas.
Edi*bahasa arab ya bhasa arab dan bhasa indonesia ya bahasa indonesia,jd jelas tidak bisa disimpulkan sebuah makna kalimat dengan membandingkan nya dengan bahasa yang lain,tidak semua sama karna struktur kata nya berbeda beda.
Afwan dan terimakasi kepada penulis,jazakaLllah
Asslm…
ikhwa&akhwat yg dirahmati Allah,,
semoga komentar2 di atas bukanlah sebuah perdebatan, berharap menjadi diskusi yg m’hasilkn kesepakatan..
sdr2 kita di Palestina lbh membutuhkan solidaritas kita saat ini
assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh bagi seluruh saudraku kaum muslimin.
simaklah:
zionis yahudi menamakan sendiri ‘negara caplokan’ mereka dengan israel/israil.
pahamilah:
mengapa mereka memperkenalkan ke dunia ‘negara caplokan’ mereka dgn nama israel/israil?
mudah dimengerti:
tentu salahsatu jawabannya adalah karena nama itulah yang nyaman bagi mereka, menyenangkan hati mereka dan menjadikan mereka bangga di mata internasional, termasuk di hadapan kita.
tindakan kita:
tidak ragu lagi….seorang muslim tidak akan ridho seorang yahudi pun nyaman, senang hati, dan berbangga-bangga di bumi Allah ini.
seorang muslim tidak rela terjebak dalam ghazwul fikri.
sikap:
maka mari treatmen dan biasakan lidah dan diri kita, setiap muslim, memanggil dan menyebut mereka yahudi.
kita tidak akan rugi, sama sekali. wallahu a’lam.
semoga kemudahan, taufik, dan hidayah Allah ta’ala selalu dilimpahkan kpd kita. Amin.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
setuju. itulah kecerdikan yahudi memakai nama israel utk negara hasil jajahan mereka. saya sepakat itu memang ghozwul fikri….ktia harus banyak baca quran dan sejarah serta mengecek kebenaran koran….
saya mengusulkam mari menyebut:
– israil ganti dengan yahudi atau zionis
– negara israil dengan negara palestina yang dijajah yahudi
mulai skrg mari kita biasakan hanya menyebut kata yahudi laknatullah…
“Orang Yaudi dan Orang Nasrani tidak akan ridha selamya kepada umat Islam sehingga umat Islam mengikuti Idiologi mereka” (Q.S. Al-Baqarah 120)
“Orang yang sangat memusuhi orang-orang yang beriman adalah Yahudi ,..(Q.S. Al-Maidah 86)
Bismillah…
Melihat komentar-komentar di atas sungguh dapat kita bedakan antara orang-orang yang berkata dengan ilmu yang kokoh, dan orang-orang yang berkata dengan ilmu yang rapuh.
Kelompok pertama berbicara dengan dalil yang jelas, yang kemudian berusaha memberi pemahamam kepada orang-orang yang belum mengetahui. Semoga Allah ta’ala memuliakan mereka atas usaha mereka yang mulia.
Adapun, kelompok kedua berbicara dengan dalil yang tidak jelas, yang kemudian dapat menyesatkan dirinya sendiri dan bahkan orang lain yang tidak mengetahui.
Jika yang dilakukan kelompok kedua ini memang karena ketidaktahuannya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan menunjukkan kebenaran pada mereka.
Terkait dengan penolakan sebagian saudara kita dengan penulisan artikel di atas. Sesungguhnya, merupakan suatu hal yang aneh. Penulis telah menguraikan tulisan ini dengan baik. Sungguh, tidak sulit untuk dipahami bagi mereka yang benar-benar menghendaki kebaikan. Karena tidaklah saya melihat tulisan di atas melainkan sebuah tulisan yang sarat dengan kebaikan dan faedah, dan semoga Allah ta’ala memberi balasan yang baik kepada penulis. Juga orang-orang yang telah memberi penjelasan tambahan/komentar atas tulisan di atas.
Namun demikianlah kenyataannya, bahwa di akhir zaman ini, semakin hari semakin terangkatlah ilmu dari dada-dada kaum muslimin. Pada akhirnya, kita memohon kepada Allah ta’ala untuk melindungi kita dari fitnah akhir zaman ini. Semoga Allah memberi kemuliaan kepada kaum muslimin dan menghinakan musuh-musuh Islam. Wallahu ta’ala ‘alam.
@Yulian sodaraku
Semoga Allah merahmati anda
terima kasih sebelumnya atas informasinya, sangat bermanfaat buat saya. tetapi menurut yang saya ketahui. perbaikan itu untuk sesuatu yang bathil, dalam hal ini saya mencaci “negara” Israel. saya menambahkan negara agar maksud itu jelas, bahwa saya tidak berbicara tentang definisi nama Rasul diatas. tetapi dalam konteks pemerintahan (pengambil/penentu kebijakan).
seperti analogi Kijang yang sodara kita jelaskan diatas.
Kijang dan mobil Kijang, jelas beda
sama seperti
Israel dengan negara Israel, jelas beda kan?
sekali lagi saya berbicara tentang subjek negara
NEGARA.. negara israel, bukan nama rasul.
dan saya yakin 100% Allah SWT tahu maksud saya.
“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (at-Taghaabun : 4)
“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (al-Mulk: 13-14)
dan dalam hal niatan sodara memperbaiki yang salah, ada baiknya sodara memperhatikan kembali makna Yahudi yang menjadi alternatif penggantian kata negara israel.
karena setau saya, ada juga kok orang Yahudi yang mengutuk agresi Zionis tersebut.
satu hal lagi, sebaiknya diskusi seperti ini jangan menjadi alasan perpecahan hati kita, masih banyak hal-hal yang seharusnya menjadi fokus diskusi kita seperti “resolusi konflik” bukan tentang nama yang malah merendahkan kita (satu sama lain).
terima kasih semuanya, mohon maaf atas keterbatasan pengetahuan saya. semoga Allah SWT merahmati Umat Islam :)
#Richmond Ali
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberi anda keberkahan
– Saya yakin penulis artikel, Al Akh Ammi Nur Baits, Syaikh Rabi’ Al Madkhali, dan saya sendiri sangat memahami maksud penggunaan kata ‘Israel’ yang oleh kebanyakan orang adalah bukan memaksudkan mencaci Nabi Ya’kub ‘Alaihissalam. Mohon baca kembali artikel di atas dengan pikiran dan hati yang jernih.
– Karena kebanyakan mereka yang menggunakannya adalah orang awam, belum paham akan hal ini, tentu dimaafkan karena ketidak-pahamannya. Adapun artikel ini adalah bentuk nasehat.
– Perlu kami garis bawahi dan perlu anda camkan, bahwa kita wajib membenci kaum Yahudi secara umum, baik yang Zionis maupun bukan. Karena kaum Yahudi telah dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu, sejak mereka belum ada niatan untuk merebut tanah Palestina. Mereka dibenci karena mempersekutukan Allah, membunuh Nabi-Nabi, dan mendustakan ajaran Islam.
Mohon baca:
https://muslim.or.id/manhaj/yahudi-islam-dalam-sejarah.html
https://muslim.or.id/aqidah/ada-apa-antara-yahudi-dengan-kita.html
Assalamulaikum, Wr.Wb.
Subhanallah, Aku memohon ampun pada Mu Ya Allah.
Ketika menyebut Israel sedikitpun tidak terbayangkan bahwa itu nama Nabi Allah. Yang terbayang adalah suatu wilayah di Timur Tengah
tumpah darah rakyat Palestina yang dicaplok dan diduduki oleh kaum yahudi yang terkutuk yang kini menamakan wilayah itu dengan nama Negara Israel. Kedepan saya sarankan dengan menyebutnya Negara Yahudi terkutuk. Semoga Allah memberikan ampunan Nya. Amin. Wassalam.
izin copy artikelnya.. Jazakallah khayr.
@ :)
Ya Allah, Ya muqallibal qulub…
Ya Allah, Yang Maha Membolak-balikan hati…
Tetapkanlah hati kami selalu berada di jalan yang Engkau ridhai.
Berilah kami kelembutan hati dan kelapangan menerima taufik dan hidayah dari Engkau, Ya Allah.
Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau selamatkan di dunia dan akhirat.
——————–
Janganlah Engkau biarkan hati kami diombang-ambing kerancuan dan terombang-ambing dalam kemilau dunia.
Jauhkanlah kami dari kerasnya hati dan sempitnya jiwa ini dari menerima taufik dan hidayah-Mu, Ya Allah.
Janganlah masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang Engkau murkai di dunia dan akhirat.
Amin.
assalamu’alaikum.
Allah Subhanahu wa ta’ala menyebut nama Nabi Ya’kub dengan panggilan Israil. Nama Israil adalah sebuah nama yang disenangi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Mari kita bersihkan nama Israil karena nama itu adalah milik orang islam bukan milik orang yahudi.
Firman Allah :
ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.[2:140]
Wallahu a’lam
@agi: nice posting.. ijin copas y..
menurut pndapat antum,, kan dizaman ini sudah terjadi pergesaran makna dimana yahudi memberi nama negaranya dgn kata israel sndiri..
begitu juga,, sesuatu kan dikembalikan ke niat..
ane sepakat sih dgn tdk menyebut israel dgn kata2 kotor,, tpi ane ingin sharing mslh diatas…thanx
menurut sepengetahuan saya, zionis yahudi memang sengaja memberikan nama bangsa/negara saat ini “israel” supaya tidak ada yg mencelanya. trus apa yg harus kita ucapkan pada bangsa/negara tersebut?
#Ibnu Fatih
Cukup sebut “Yahudi”.
Syukron ibrahnyam kd tambah pemahaman bg saya, ijin copas ya, smoga bermanfaat ! Amien …
yahudi sama negara israel itu sama kejamnya, didalam kitab mereka sudah disebutkan demikian:
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
“Orang-orang non-Yahudi diciptakan sebagai budak untuk melayani orang-orang Yahudi.” (Midrasch Talpioth 225)
“Angka kelahiran orang-orang non-Yahudi harus ditekan sekecil mungkin.” (Zohar II, 4b)
“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)
“Tuhan (Yahweh) tidak pernah marah kepada orang-orang Yahudi, melainkan hanya (marah) kepada orang-orang non-Yahudi.” (Talmud IV/8/4a)
“Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi.” (Zohar I, 168a)
“Setiap orang Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa seorang non-Yahudi kepada kejatuhan.” (Babha Kama 113a)
“Orang Yahudi boleh mengeksploitasi kesalahan orang non-Yahudi dan menipunya.” (Talmud IV/1/113b)
Inilah sebagian kecil dari ayat-ayat hitam Talmud. Inilah landasan ideologis kaum Zionis dalam hidupnya. Setiap hari Sabtu yang dianggap suci (Shabbath), mereka mendaras Talmud sepanjang hari dan mengkaji ayat-ayat di atas. Mereka menganggap Yahudi sebagai ras yang satu-satunya berhak disebut manusia. Sedangkan ras di luar Yahudi mereka anggap sebagai binatang, termasuk orang-orang liberalis yang malah melayani kepentingan kaum Zionis.
Afwan…
Dalam satu taklimnya, UStadz ABdul Hakim menyinggung masalah ini dan berkata yg maknanya, “ummat Islam melakukan kekeliruan ketika mereka para pendemo atau sejenisnya marah atas tidakan zionis dengan mengeluarkan kata-kata hinaan terhadap “Israil” mereka berkata Irail terlaknat, Israil kejam dll kalimat sejenisnya. . . mereka tdk sadar bhw kata “Israil” adalah kata yang hanya dinisbatkan kepada “Nabi Yaqub alaihi wa sallam”
Orang-orang Yahudi menyukai jika mereka disebut sebagai Negara Israil dan kemudian ummat Islam terperdaya dengan ikut-ikutan menyebut demikian. .
Sesungguhnya para pencela itu tidak sadar bhw langsung maupun tidak langsung mereka telah mencela salah seorang yang paling utama yakni Seorang Rasul Yaqub alaihi wa sallam. . krn saat mencela mereka jelas jelas menulis “ISRAIL LAKNATULLOH, ISRAEL BIADAP, ISRAEL KEJAM, ISRAEL PEMBUNUH..dst”
Sedangkan Alloh telah menisbatkan Nama Israil hanya kepada Nabi Yaqub alaihi wa sallam. . .
alangkah kelirunya mereka…..
“Seharusnya mereka berkata : YAHUDI LAKNATULLOH (krn kalimat ini juga disebutkan Nabi ketika beliau berkata yg maknanya : Laknat Alloh atas (orang-orang) Yahudi dan Nasharani karena menjadikan kubur Nabi-Nabi mereka sebagai masjid”, Yahudi pembunuh (Krn Alloh menjelaskan bhw mereka pernah membunuh ratusan Nabi dalam satu hari kemudian siangnya mereka berdagang), dll. . . Jangan menyebutkan “Israil”. . . kalaupun mau maka dengan kata yg tdk dipisah yakni “NEGARA ISRAEL” atau ZIONIS ISRAEL” karena jika disatukan kata tsb maka merujuknya kepada negara yahudi sekarang ini yg mereka sebarkan dg nama negara Israel. . . adapun jika hanya Israel saja maka sadar atau tidak mereka telah mencela seorang Nabi dan Rosul yang mulia. . . sedangkan orang yg mencela Rasul (setelah sampai padanya hujjah) maka dihukumi dia kafir. . .
Inilah yang ana fahami dari penjelasan Ustadz Abdul Hakim dan lainnya serta Fatwa Syaikh Rabi bin Hadi Hafidzhulloh Ta’ala :
Keterangan:
Hukum Menamai Negeri Yahudi dengan Israel
Fadhilatul ‘Allamah Dr. Rabi’ bin Hadi bin ‘Umair Al-Madkhali menjelaskan:
الحمد لله ، والصلاة والسلام على رسول الله ، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه. أما بعد
Di sana ada sebuah fenomena aneh yang tersebar di tengah-tengah kaum muslimin, yaitu penamaan negeri Yahudi -yang dimurkai- dengan nama Israel. Dan saya belum melihat seorang pun yang mengingkari fenomena yang berbahaya ini[1]. Sebuah fenomena yang menyinggung kemuliaan seorang rasul yang mulia, salah satu dari pemimpin para rasul, yaitu Ya’qub[2] ‘alaihish shalatu wassalam, yang dipuji oleh Allah bersama kedua ayahnya yang mulia, Ibrahim dan Ishaq di dalam kitab-Nya yang mulia dengan firman-Nya:
وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الأَيْدِي وَالأَبْصَارِ . إِنَّا أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ . وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الأَخْيَارِ.
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang Tinggi. Sesungguhnya kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (Shad: 45-47)
Inilah kedudukan seorang rasul yang mulia ini, maka bagaimana mungkin beliau dikaitkan dengan orang-orang yahudi dan orang yahudi dikaitkan dengan beliau!?
Kebanyakan kaum muslimin menyebutkan negeri ini dalam konteks celaan, misalnya mengatakan ‘Israel berbuat demikian’, ‘Israel melakukan tindakan demikian dan demikian’, dan ‘Israel akan berbuat demikian’. Dan ini -menurut pandangan saya- adalah kemungkaran yang tidak boleh terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, terlebih lagi jika menjadi sebuah fenomena yang telah tersebar di tengah-tengah mereka tanpa ada pengingkaran.
Dari sinilah kami lontarkan pertanyaan ini dan sekaligus jawabannya. Kami katakan:
‘Bolehkah memberi nama negeri Yahudi -yang kafir lagi jahat- dengan Isra’il atau Negara Israel yang kemudian ketika mengarahkan kecaman dan celaan kepadanya, menyebutkan nama Israel!?
Yang benar adalah hal itu tidak boleh, dan sungguh orang-orang Yahudi telah membuat makar yang sangat besar ketika menjadikan haknya sebagai hak yang sesuai syari’at di dalam mendirikan negara untuk menggulingkan negeri-negeri muslimin atas nama warisan Nabi Ibrahim, dan juga Nabi Isra’il. Mereka (Yahudi) juga telah membuat makar yang amat besar di dalam penamaan terhadap negerinya As-Suhaiwaniyyah dengan nama
negara Israel, dan tipu daya mereka telah mengalahkan kaum muslimin -saya tidak mengatakan mengalahkan kalangan awam saja bahkan para cendikia pun juga-.
Mereka menyebutkan negara Israel, bahkan (mencatut) nama Nabi Isra’il di dalam berita-berita, surat kabar-surat kabar, majalah-majalah, dan pembicaraan-pembicaraan mereka, baik dalam konteks murni berita maupun dalam konteks kecaman, celaan, dan bahkan laknat. Semua itu terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, dan sangat memprihatinkan sekali kami tidak mendengar satu pengingkaran pun terhadapnya.
Sungguh Allah subhanahu wata’ala telah mencela orang-orang Yahudi di dalam banyak ayat-ayat Al-Qur’an, melaknat mereka, dan memberitakan kepada kita kemurkaan-Nya atas mereka dengan menyebutkan nama Yahudi, dan nama orang-orang kafir dari Bani Isra’il, bukan atas nama Isra’il, seorang nabi yang mulia -Ya’qub-, putra seorang yang mulia -Ishaq Nabiyullah-, putra seorang yang mulia -Ibrahim Khalilullah ‘alaihimush shalatu wassalam.
Orang-orang Yahudi tidak memiliki kaitan keagamaan dengan Nabiyullah Isra’il -Ya’qub ‘alaihis salam-, dan tidak juga dengan Ibrahim Khalilullah ‘alaihish shalatu wassalam, dan mereka juga tidak memiliki hak terhadap agama warisan kedua Nabi tersebut, akan tetapi (warisan agama keduanya) itu hanya khusus bagi kaum mukminin saja. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَاللهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ.
“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman.” (Ali ‘Imran: 68)
Dan Allah berfirman -dalam rangka membersihkan Khalil-Nya, Ibrahim dari agama Yahudi, Nashrani, dan musyrikin-:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلاَ نَصْرَانِيًّا وَلَكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ.
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (Ali ‘Imran: 67)
Kaum muslimin tidaklah mengingkari bahwa Yahudi adalah anak cucu nabi Ibrahim dan Isra’il, akan tetapi mereka (muslimin) menetapkan bahwa Yahudi termasuk musuh-musuh Allah dan para Rasul-Nya, di antaranya: Muhammad, Ibrahim, dan Isra’il ‘alaihimush shalatu wassalam, dan mereka juga menetapkan bahwa tidak ada warisan antara para nabi dengan musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir, baik Yahudi, Nashara, atau dari kalangan musyrikin arab dan selain mereka. Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan Ibrahim dan seluruh para nabi adalah kaum muslimin yang beriman kepada mereka, mencintai dan memuliakan mereka, beriman dengan segala yang diturunkan kepada mereka berupa kitab-kitab dan shuhuf, dan kaum muslimin menganggap hal itu merupakan pokok agama mereka, mereka adalah para pewaris para nabi dan orang-orang yang paling dekat dengan mereka.
Bumi Allah ini hanyalah diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, dan kepada para Rasul yang mulia. Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِن بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ . إِنَّ فِي هَذَا لَبَلاغًا لِّقَوْمٍ عَابِدِينَ . وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ.
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (Surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang beribadah (kepada Allah). Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya’: 105-107)
Musuh-musuh para nabi tidak memiliki warisan di muka bumi ini, -terlebih orang-orang Yahudi- di dunia ini, dan di akhirat bagi mereka siksa neraka yang kekal. Dan sangat mengherankan kondisi mayoritas kaum muslimin yang menerima klaim Yahudi bahwa mereka adalah pewaris negeri Palestina, dan mencari Haikal Sulaiman yang mereka (Yahudi) mengkufurinya dan menuduhnya dengan tuduhan yang keji. Mereka (orang-orang Yahudi) adalah paling keras permusuhannya terhadap Nabi Sulaiman dan selain beliau para nabi dari kalangan Bani Isra’il. Allah ta’ala berfirman:
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقاً كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ.
“Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong, maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” (Al-Baqarah: 87)
Bagaimana bisa sebagian kaum muslimin -minimalnya dengan perbuatan mereka- menerima klaim yang batil ini!? Dan bersamaan dengan itu mereka pun juga menamai negeri Yahuid dengan Isra’il, dan dengan nama Negara Israel!
Dan -demi Allah- tidak pernah ada seharipun mereka lebih berhak atas kaum mukminin dalam warisan agama Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, para rasul, dan yang mengamalkan risalah mereka itulah wali-wali Allah, wali-wali para nabi dan para rasul-Nya.
Hendaknya kaum muslimin mengembalikan jati diri mereka dalam akidah dan manhajnya dengan bersumber dari Kitabullah, sunnah Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wasallam, dan prinsip beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, para shahabatnya, orang-orang yang mengikutinya dengan baik dari generasi terbaik tabi’in, para ulama yang senantiasa memberikan bimbingan dalam agama ini. Ini merupakan sebab terbesar datangnya pertolongan Allah kepada mereka dalam menghadapi musuh-musuhnya, dan sebab datangnya kejayaan bagi mereka, kebahagiaan, dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Dan hendaknya kaum muslimin juga membersihkan tangan-tangan mereka dari jeratan hawa nafsu dan bid’ah, sikap fanatik terhadap kebatilan dan para pengusungnya, kemudian hendaknya mereka berusaha dengan sungguh-sungguh di dalam mempersiapkan perlengkapan berupa persenjataan dengan segala bentuknya, dan hal-hal yang mendukung itu semua berupa perhatian dan pelatihan terhadap pasukan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah ta’ala berfirman:
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu.” (Al-Anfal: 60)
Dan kekuatan yang disebutkan di dalam ayat ini mencakup semua bentuk kekuatan yang bisa menggentarkan musuh dari berbagai bentuk persenjataan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
( ألا إن القوة الرمي . ألا إن القوة الرمي . ألا إن القوة الرمي )
“Ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah lemparan, ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah lemparan, ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah lemparan.”
Ar-Ramyu (lemparan) dalam hadits tersebut adalah termasuk di dalamnya segala bentuk senjata yang digunakan untuk melempar (menembak, menusuk, memukul, dsb), semua itu harus didapatkan, baik dengan membuatnya, atau dengan membelinya, atau dengan selain keduanya.
Dan sungguh -sekali lagi- saya sangat terheran dengan adanya penetapan nama Nabi yang mulia lagi terhormat ini terhadap sebuah negeri yang jahat, umat yang dimurkai, dan umat yang sangat pendusta. Disebutkanlah negeri tersebut ketika membicarakan tentangnya, ketika menyebutkan berita tentangnya, atau ketika mencelanya dengan Isra’il dan atau Negara Israel. Seolah-olah bahasa Islam dan bahasa arab yang luas ini telah menjadi sempit bagi mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan nama kecuali nama ini. Kemudian apakah mereka (muslimin) memikirkan hal ini? Apakah ini diridhai Allah atau Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam!? Dan apakah juga diridhai oleh nabiyullah Isra’il, atau bahkan sebaliknya, sesuatu yang menyakitkan hati beliau seandainya beliau hidup!?
Tidakkah mereka tahu bahwa celaan dan cercaan yang mereka tujukan kepada Yahudi dengan menyebutkan nama beliau (Isra’il) akan bisa tertuju kepada beliau sendiri dalam keadaan mereka tidak menyadarinya!?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم !؟ يشتمون مذممًا ويلعنون مذممًا ، وأنا محمد.
“Tidakkah kalian heran bagaimana Allah menghindarkan aku dari celaan dan laknat Quraisy!? Mereka mencela dan melaknat, sedangkan aku adalah Muhammad.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari di dalam shahihnya no. 3533, dan An Nasa’i).
Maka bagaimana kalian bisa memalingkan celaan, laknat, dan cercaan kalian terhadap musuh Allah kepada nama seorang nabi yang mulia di antara para nabi Allah dan rasul-Nya, serta makhluk pilihan-Nya!?
Jika ada yang mengatakan bahwa yang semisal dengan penetapan ini ada juga di dalam Taurat!
Maka kami katakan: sangat mungkin ini merupakan salah satu perubahan yang dilakukan Ahlul Kitab, sebagaimana yang Allah saksikan tentang mereka bahwa mereka telah mengubah Al-Kitab dengan tangan-tangan mereka sendiri kemudian mereka menyatakan: ini dari Allah. Bahkan di dalam Taurat yang sudah diubah-ubah pun juga terdapat tuduhan terhadap para nabi dengan kekufuran dan kekejian, maka bagaimana mungkin bisa bersandar dan berhujjah dengan kitab mereka yang demikian kondisinya!?
Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufiq-Nya kepada kaum muslimin semuanya untuk bisa menjalankan hal-hal yang dicintai dan diridhai-Nya, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Sesungguhnya Rabb kita Maha Mendengar do’a.
Diterjemahkan dari: http://sahab.net/home/index.php?Site=News&Show=663
[1] Permasalahan seperti ini pernah juga difatwakan oleh Asy-Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan (lihat http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=379). Sehingga Asy-Syaikh Rabi’ menyatakan ungkapan seperti ini ada kemungkinan beliau belum mengetahui adanya fatwa Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan tersebut, atau mungkin juga beliau lebih dahulu dalam menyampaikan fatwa ini sebelum Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan. Wallahu a’lam.
[2] Isra’il adalah nama lain bagi nabiyullah Ya’qub ‘alaihissalam. Orang-orang Yahudi bermaksud menyandarkan nama negara mereka dengan nama beliau ‘alaihissalam ini. Dan kemudian nama ini lebih dikenal di kalangan masyarakat internasional dengan Israel, transliterasi bahasa dari Isra’il.
.
afwan
izin copas
sebenarnya yg dikutuk orang2 tersebut adalah kekejaman zionis Israel. banyak pula orang2 Yahudi yg tidak setuju dan menentang kekejaman tersebut. Yahudi secara akidah bertentangan dengan Islam, namun Israel dengan kekejamannya bertentangan dengan manusia. jadi kalo hanya berkaitan dengan nama, maka seharusnya Al-Qur’an juga tidak boleh melaknat Yahudi karena yahudi berasal dari kata Yehuda yg juga merupakan keturunan Israil yg mulia. jadi kalo mau dilihat dari objektifitas yg benar, maka memang pantas kalau Israel kita laknat karena kekejamannya kepada saudara kita bangsa Palestina (ingat, rakyat palestina tidak hanya beragama Islam) dari sisi kemanusiaan. jadi tulisan diatas terlihat salah faham dan terkesan melindungi Israel dari hinaan karena kekejamannya. ingat, yg kejam kepada palestina bukan Yahudinya, melainkan Zionist Israel karena banyak juga orang yahudi yg tidak setuju dengan kekejaman zionist Israel dari sisi kemanusiaan.
#Abu Syaihan
Allah dan Rasul-Nya melaknat Yahudi bukan hanya yang zionis.
setahu saya zionis itu sebagiannya adalah orang atheis yang cuma mencari keuntungan dunia tanpa memeluk agama yahudi.
jadi bagaimana jika dipanggil kuffar zionis?
panggil mereka sebagaimana Allah di alquran memanggil mereka !!
Ingat saudara. Nama adalah istilah bagi orang awam. Bisa jadi nama dijadikan peubah atau variabel (tentu bagi orang awam). Tulisan Anda bagus karena memberikan pengetahuan. Tapi nama tidak terlalu penting untuk sekarang ini. Yang penting kita harus menjaga kekompakan Islam. Nama itu perkara kecil. Bukankah banyak umat manusia yang bernama “Muhammad” ? sekarang apakah pantas orang2 itu di beri nama “Muhammad”? Nah itu sebagai bukti saja. Nama tak terlalu penting. Yang penting itu adalah mengajak teman2 kita untuk solat, saling membantu sesama dan memberikan yang terbaik untuk bangsa. Islam itu simpel. Tapi ketahuilah, sekarang Islam memiliki daya rusak yang tinggi. Saya sebagai umat Islam menyesali itu. Banyak ormas2 dengan bendera Islam merusak infrastruktur, saling melukai, mencaci maki dll. Apakah itu Islam? We have to concern about that. Because we are one. Islam!
ustadz, apakah blh menamai anak kita dengan nama israel?
#oesman
Boleh. Israil artinya adalah hamba Allah.
apakah semua masyarakat yang tinggal d Israel adalah Yahudi?apakah mereka semua setuju dengan pertempuran itu?apakah yang tidak setuju (terhadap peperangan)tetap harus kita musuhi???kalo ya,bukankah secara tidak langsung kita menanamkan bibit permusuhan bagi yang cinta damai???
maaf kalo ada salah kata,cuma ngeluarin pertanyaan yg ada dikepala^_^
Terima kasih atas bantuannya. Dengan membaca blog ini saya menjadi paham. Sekali lagi terima kasih.
izin share mas.., jazakalloh..,
Terima kasih untuk sharing nya yang BENAR. Anda telah meluruskan pemahaman yang salah selama ini tentang Israel & Yahudi. semoga Allah SWT memberkahi anda sekeluarga
#
dz, apakah blh menamai anak kita dengan nama israel?
#
Aris Munandar
22 Apr 2011 [Permalink]
#oesman
Boleh. Israil artinya adalah hamba Allah.
Ustadz, bolehkah kita memberi nama anak ala ibrani / bani israel, seperti Daniel (Eloah/Allah menghakimi), Natanael (pemberian ELoah/Allah), Zecharya (mengingat Yahweh/Eloah/Allah), Obediel (hamba Eloah, sama kyk di arab Abdullah), dsb?
Apakah memberi nama demikian termasuk tasyabbuh, ustadz?
#Ibnu Yahya
Sebaiknya jangan
Nama belakang (suku kata ke-3 nya) anak saya pakai nama Uriel (Ibrani; Uriel = Allah, Cahaya-ku), boleh ngga ustadz?
@ Ben
Sptnya itu bukan nama Islam.
syukron, ya ustadzaan..
btw, itu ibnu yahya nick ane juga.. Ben Yohanan = Bin Yahya..
Terimakasih atas nasihatnya….barokalloh.
Namun bisakah di jelaskan lebih lanjut…
“Satu hal yang perlu disadari oleh setiap muslim, penamaan negeri yahudi dengan Israil termasuk salah satu di antara sekian banyak konspirasi (makar) yahudi terhadap dunia. Mereka tutupi kehinaan nama asli mereka YAHUDI dengan nama Bapak mereka yang mulia Nabi Israil ‘alaihis salam. Karena bisa jadi mereka sadar bahwa nama YAHUDI telah disepakati jeleknya oleh seluruh dunia, mengingat Allah telah mencela nama ini dalam banyak ayat di Al-Qur’an.”
Jadi penulis sendiri tahu bahwa asal mula penamaan Israel adalah dari Yahudi Sendiri, dan secara Hukum International Nama Negara Mereka adalah Israel.
Tidak ada nama Negara Yahudi. karena yang dibicarakan adalah Negara jadi disebut ” Palestina dengan Israel ” dari sudut pandang ini apakah tetap hal ini kesalahan Fatal ?
” Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di Mekkah, Orang-orang musyrikin Quraisy mengganti nama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Mudzammam (manusia tercela) sebagai kebalikan dari nama asli Beliau Muhammad (manusia terpuji). Mereka gunakan nama Mudzammam ini untuk menghina dan melaknat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. misalnya mereka mengatakan; “terlaknat Mudzammam”, “terkutuk Mudzammam”, dan seterusnya. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak merasa dicela dan dilaknat, karena yang dicela dan dilaknat orang-orang kafir adalah “Mudzammam” bukan “Muhammad”, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد
“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan dan laknat orang Quraisy kepadaku, mereka mencela dan melaknat Mudzammam sedangkan aku Muhammad.” (HR. Ahmad & Al Bukhari) ”
Dalam hadits diatas yang menyebut Mudzammam adalah orang Quraisy, nabi tidak menyebut dirinya dengan nama ” itu ” jadi berbeda kasusnya dengan Yahudi yang meyebut dirinya sendiri dengan ” Israel “.
apakah relevan menggunakan hadits ini untuk kasus ini ?…padahal kasusnya berbeda ?
Kalau boleh ana berpendapat, janganlah menyalahkan dulu sesama muslim, karena dalam situasi “perang” hal ini adalah kemenangan bagi yahudi, mereka sukses dengan tujuan mereka memakai nama ” Israel ”
Dari artikel Yahudi Bukan Israel — Muslim.Or.Id by null
Bukankah penulisan “Islam” seharusnya diawali dengan huruf kapital?
dalam artikel ini secara konsisten ditulis menggunakan huruf kecil semua. Mungkin terlihat sepele, tetapi kalau dibiarkan, bukankah sama saja dengan menyebut Yahudi dengan “Israel”?
Assalamualaikum
mbak.. mas.. pemilik website ini terima kasih ya atas infonya dan saya izin copas beberapa kalimat disini ya untuk saya taruh di blog saya.. saya juga mencantumkan link-nya kok, makasih :)
artikel yg sangat bagus dan menyadarkan kita. ijin copas ya!
Terima ksih atas infonya, walau postingnya sdh lama dan alhamdulillah bisa sya baca hri ini
Sebaiknya hal sperti ini dipahami dan diketahui dengan baik, bagi para awak media
Mengingat media informasi skrang ini sdh brkembang dgn baik
Nice Thread, Terima kasih sudah berbagi
Kemudian ketika ada pemberitaan mengenai yahudi yang mengecam zionisme Israel, apakah konteks perbedaan antara zionis dan yahudi? Mohon penjelasan, Jazakumullah.
Beda.
mednurut saya yg dihujat oleh umat islam itu bukan nabi nya ustad, tp negara yg bernama israel. klaupun umat islam menghujat itu, itu d sebabkan kebencian kepada negara tersebut yang telah menghujani kaum muslimin dengan tindakan yg biadab, mohon penjelasnnya ustad.. syukron
ehmmm,,, berarti hanya untuk melindungi kata Yahudi sehingga diganti dengan nama Israel.
ok ok ane maksud dengan artikel agan, thanx dah sharing! :D
Yg di hujat adalah negara israel bukan israil atau nama lain dari nabi yakub.. harus dibedakan antara negara yang menjajah palestina dgn israil (nabi yaqub) atau bani israil…
Tolong pahami lagi dengan baik tulisan di atas. Intinya, para ulama menganjurkan, jangan menyebut mereka “Israel” tapi sebutlah dengan “Yahudi”.
Karena nama Israel itu terlalu bagus untuk mereka, dan kita tentu tidak ridho nama tersebut diklaim oleh mereka.
Kalau diganti dgn yahudi, apakah jd menggenaralisir juga?, sedangkan banyak juga org2 yahudi (baik yg jd warga negara israel maupun yg tdk mau – krn pada dasarnya org2 yahudi itu diberikan kewarganegaraan israel scr otomatis) menyatakan tidak setuju dgn pendudukan (occupation). Istilah zionist bisa menjadi alternatif, karena pada dasarnya sikap yg mendukung pendudukan dan perampasan tanah penduduk Palestina saat ini lebih dikenal sbg zionist, dan bukan hanya terikat ke org2 yahudi..sebab banyak juga org2 diluar yahudi, bahkan ada sebagian org Islam sendiri (munafiqun) yg mendukung pendudukan dan berdirinya negara israel.
Apakah yang dilaknat Agama Yahudi atau keturunan Yahudi?
@Yulian Apakah yang dilaknat itu Agama Yahudi atau keturunan Yahudi?
@Yulian Apakah yang dilaknat Agama Yahudi atau keturunan Yahudi??
@Yulian Apakah yang dilaknat Agama Yahudi atau keturunan Yahudi??
@Yulian Holocaust Itu Nyata??
Assalamualaikum.
@Yulian Purnama @Raehanul Bahraen @Muhammad Abduh Tuasikal
Mohon maaf mengganggu, ada beberapa hal yang terbersit di pikiran saya, maka dari itu izinkan saya bertanya:
Yahudi Ras Terlaknat??
Apakah Semua Orang Yahudi Jahat??
Apakah Orang Yahudi Bisa Masuk Islam??
Demikian
Terimakasih atas responnya.
Assalamualaikum.
@Yulian Purnama @Raehanul Bahraen @Muhammad Abduh Tuasikal
Ada beberapa hal yang ada nyangkut di kepala saya, maka dari itu, saya ingin bertanya 4 hal:
1. Yahudi Ras Terlaknat?
2. Keturunan Yahudi Terlaknat?
3. Apakah Semua Orang Yahudi Jahat?
4. Apakah Orang Yahudi Bisa Masuk Islam?
Sekian
Terimakasih atas jawabannya