One Day One Juz pada asalnya baik jika dilakukan dengan cara yang sesuai tuntunan. Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz menunjukkan One Day One Juz termasuk suatu amalan yang baik. Namun juga harus memperhatikan koridor syari’at dalam mempraktekkan One Day One Juz.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz -mufti kerajaan Saudi Arabia di masa silam- ditanya, “Berapa hari seseorang butuh untuk menghatamkan Al Qur’an dengan memahami dan tadabbur? Apakah jika seseorang mengkhatamkan sampai dua bulan, dia disebut telat dalam mengkhatamkan?”
Syaikh rahimahullah menjawab,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, “Khatamkanlah Al Qur’an dalam sebulan.” ‘Abdullah meminta lagi, “Tambahkan lebih singkat dari itu, wahai Rasulullah.” Hingga beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam waktu seminggu.” Kemudian ia meminta lagi mengkhatamkan hanya dalam waktu tiga hari.
Dahulu para sahabat mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu seminggu. Jadi lebih bagus -atau paling baik- mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu seminggu. Namun jika dalam waktu tiga hari bisa dikhatamkan, maka harus tetap diperhatikan tadabbur, bisa memikirkan dan khusyu’ saat membaca.
Jika seseorang mengkhatamkan Al Qur’an sebulan atau dua bulan, maka tidak mengapa dengan tetap memperhatikan tadabbur (perenungan Al Qur’an).
Jika seseorang merutinkan setiap harinya menghatamkan satu juz dalam satu hari (one day one juz), maka itu baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata pada ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, “Khatamkanlah Al Qur’an dalam waktu sebulan. Dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang semisal.” Jadi maksudnya adalah khatamkanlah Al Qur’an dengan penuh khusyu dan tadabbur, dengan memikirkan kandungannya serta mengambil faedah. Jika ada yang mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu sebulan atau dua bulan, maka tidaklah masalah. Namun jangan sampai kurang dari tiga hari. Jika tiga hari ingin mengkhatamkan, maka jadinya dalam sehari semalam mesti mengkhatamkan 10 juz. Itu minimal yang mesti dilakukan. [Fatawa Syaikh Ibnu Baz, 24: 354-355]
Jadi solusi yang kami tawarkan pada program One Day One Juz:
1- Setiap peserta mesti memperhatikan keikhlasan dalam beramal.
2- Group ODOJ hanya dijadikan sebagai motivator.
3- Mesti ada pengawasan untuk perbaikan bacaan tajwid sehingga lebih bagus bertatap muka langsung dengan yang berilmu sehingga bisa saling mendengarkan bacaan dan dibetulkan yang keliru.
4- Yang tidak menyelesaikan 1 juz dalam sehari jangan diberi hukuman atau dipaksa karena dalam membaca Al Qur’an, kita diperintahkan membacanya sesuai dengan masa semangat dan kemudahan. Ada peraturan yang dibuat sebagai bentuk hukuman dengan dikeluarkan dari group. Seharusnya ia dinasehati saja dan terus diberi motivasi.
5- Tidak perlu ada pelelangan bacaan jika salah satu anggota tidak bisa menyelesaikan satu juz dalam sehari.
6- Tidak boleh dianggap bacaan orang lain sebagai bacaannya. Jika masing-masing membaca juz yang berbeda hingga 30 juz, tidak boleh dianggap sudah mengkhatamkan Al Qur’an dalam sehari.
7- Yang seharusnya lebih diperhatikan adalah tadabbur ayat, bukan banyak bacaan.
Ibnul Qayyim berkata, “Memahami Al Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman. Adapun jika Al Qur’an cuma sekedar dibaca tanpa ada pemahaman dan perenungan (tadabbur), maka itu bisa pula dilakukan oleh orang fajir (ahli maksiat) dan munafik, di samping dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang beriman. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
“Permisalan orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah rayhanah. Bau buah tersebut enak, namun rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim).” (Zaadul Ma’ad, 1: 327)
Jadi kami harap masukan-masukan dari Muslim.Or.Id ini sebagai jalan untuk memperbaiki yang sudah berjalan, bukan berarti ingin memusnahkan. Selalu husnuzhonlah pada saudara yang ingin menasehati dan ingin mengadakan ishlah (perbaikan). Tidak perlu menuduh saudaranya yang menasehati dengan gelar-gelar yang tidak baik. Masukan-masukan berharga selalu kami nantikan karena kami pun penuh kekurangan.
Hanya Allah yang memberi hidayah dan taufik.
Baca juga: Keutamaan Mengkhatamkan Al-Quran Di Bulan Ramadhan
—
Diselesaikan di pagi hari penuh berkah, 19 Rabi’ul Awwal 1435 H di Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel: Muslim.or.id
Alhamdulillah…demikianlah sharusnya sbuah nasehat. Disampaikan dgn bahasa yg santun. Memberi solusi bukan menghujat. Memberi konentar setelah benar2 memahami kondisi sebenarnya. Bukan dari mengira2 atau berita dr sumber tdk jelas.
Semua org tdk suka dihujat. Apalagi jika tdk/blm merasa bersalah.
Semoga cara ini dpt digunakan seterusnya.
Barakallahu fiikum
alhamdulillah.. inilah bayan dan taujih yg baik.
lihat persoalan dari luar dan dalam. dari berbagai sisi.
syukron atas masukannya.
tiada yg kita inginkan kecuali menjadi pribadi sholeh bermanfaat bagi yg lain.
barokallahu fikum.
apa yang dalam rangka mencari wajah Allah maka akan kekal….dan apa yang hanya karena motivasi dunia maka akan musnah…
Alhamdulillah ini termasuk nasihat yang baik.
Memang benar Allah tidak mengabulkan do’a Nabi Muhammad supaya ummat islam bersatu,
Ternyata memang benar ummat Islam memang terpecah belah, Namun sebaiknya kita berdo’a semoga kita bukan termasuk golongan yg terpecah belah, Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang saling menasihati dalam kebaikan. Amiin
Subhanallahu, sebuah nasihat yang baik dan disampaikan dengan bahasa yg santun. Semoga dapat menjadi nasehat yang bermanfaat bagi anggota odoj. Namun untuk point 3 agak sulit ustadz, sebab ini hanyalah group online tidak pernah ada tatap muka. Bolehkah saya mengikuti group ini ustadz, hanya sebagai motivasi dan mentargetkan diri untuk banyak membaca Al-Qur’an terutama 1 juz dalam 1 hari, namun tidak ikut terlibat didalamnya program lelang dan sedikit2 untuk mencoba belajar mentadabburi ayat2nya. Dan bagaimana hukum membaca doa khataman quran adakah doa tsb dlm hadits yang shohih.
hal tersebut termasuk takalluf (memberat-beratkan diri dalam beragama) dan bisa terjerumus dalam kebid’ahan.
Silakan simak juga:
https://muslim.or.id/fatwa-ulama/fatwa-ulama-metode-one-day-one-juz-dalam-membaca-al-quran.html
muwaafiq tadz…
Ya.. positifnya semakin banyak yang dekat dengan Al-Qur’an. Bukan hanya anak pesantren, bukan hanya remaja mesjid, mudah2an aja semakin hari semakin paham makna tiap ayat yang di baca n siapa tau bisa terealisasi ke sikap n perilaku. Kalau di hentikan, putus sudah… karena gak semua orang bisa sadar dengan sendirinya. Kadang perlu di ajak untuk sadar… bukannya itu tujuan dakwah?
Niat baik harus dibarengi dengan cara yang benar. Niat baik tidak menghalalkan segala cara.