Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Memburu Lailatul Qadar Di Malam Tanggal Genap

Yulian Purnama, S.Kom. oleh Yulian Purnama, S.Kom.
21 April 2021
Waktu Baca: 1 menit
15
fikih itikaf
104
SHARES
580
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam kitab Al Muhalla, Ibnu Hazm Al Andalusi berkata:

ليلة القدر واحدة في العام في كل عام، في شهر رمضان خاصة، في العشر الاواخر خاصة، في ليلة واحدة بعينها لا تنتقل أبدا إلا انه لا يدرى أحد من الناس أي ليلة هي من العشر المذكور؟ إلا انها في وتر منه ولا بد،

Lailatul Qadar itu ada hanya sekali dalam setahun, dan hanya khusus terdapat di bulan Ramadhan-nya serta hanya ada di sepuluh malam terakhirnya, tepatnya hanya satu hari saja dan tidak akan pernah berpindah harinya. Namun, tidak ada satu orang manusia pun yang tahu lailatul qadar jatuh di malam yang mana dari sepuluh malam tersebut. Yang diketahui hanyalah bahwa ia jatuh di malam ganjil.

Majelis ilmu di bulan ramadan

فان كان الشهر تسعا وعشرين فأول العشر الاواخر بلا شك ليلة عشرين منه، فهى إما ليلة عشرين، وإما ليلة اثنين وعشرين، وإما ليلة أربع وعشرين، واما ليلة ست وعشرين، واما ليلة ثمان وعشرين، لان هذه هي الاوتار من العشر الاواخر

Andaikata Ramadhan itu 29 hari, maka dapat dipastikan bahwa awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-20. Sehingga, lailatul qadar dimungkinkan jatuh pada malam ke-20, atau ke-22, atau ke-24, atau ke-26, atau ke-28. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.

، وان كان الشهر ثلاثين فأول الشعر الاواخر بلا شك ليلة احدى وعشرين، فهى إما ليلة احدى وعشرين، واما ليلة ثلاث وعشرين، واما ليلة خمس وعشرين، واما ليلة سبع وعشرين، واما ليلة تسع وعشرين، لان هذه هي أوتار العشر بلاشك

Andaikata Ramadhan itu 30 hari, maka dapat dipastikan bahwa awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-21. Sehingga, lailatul qadar dimungkinkan jatuh pada malam ke-21, atau ke-23, atau ke-25, atau ke-27, atau ke-29. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.
[Sampai di sini perkataan Ibnu Hazm]

Kita semua tahu bahwa penentuan 1 Syawal atau penentuan berapa hari bulan Ramadhan itu ditentukan di akhir Ramadhan dengan ru’yatul hilal. Dengan kata lain, di tengah bulan Ramadhan kita belum tahu apakah bulan Ramadhan itu 29 atau 30 hari. Jika demikian, maka probabilitas jatuhnya lailatul qadar adalah sama di setiap malam pada sepuluh malam terakhir. Dengan kata lain, di malam tanggal genap pun bisa jadi saat itu lailatul qadar, berdasarkan penjelasan Ibnu Hazm di atas. Oleh karena itu, barangsiapa yang bertekad untuk mendapatkan lailatul qadar hendaknya mencari di sepuluh malam terakhir baik malam ganjil maupun genap.

Wallahu’alam.

—

Penulis: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id

SEMARAK RAMADHAN YPIA
Yulian Purnama, S.Kom.

Yulian Purnama, S.Kom.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Artikel Terkait

Mutiara idul fitri

Khotbah Salat Idul Fitri: Menggali Mutiara dari Idul Fitri

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
3 Mei 2022
0

Di antara maksud berhari raya Idulfitri adalah bertahmid, memuji Allah, bertahlil, mengesakan Allah, dan bertakbir, mengagungkan Allah

Fidyah Ibu Hamil Menyusui

Wajibkah Fidyah bagi Wanita Hamil atau Menyusui jika Tidak Puasa Ramadhan? (Bag. 3)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
2 Mei 2021
0

Haidts shahih dan hasan yang menunjukkan bahwa pengguguran tuntutan qodho' dari wanita menyusui atau hamil dan tidak ada kewajiban mengulang...

Fidyah Ibu Hamil Menyusui

Wajibkah Fidyah bagi Wanita Hamil atau Menyusui jika Tidak Puasa Ramadhan? (Bag. 2)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
2 Mei 2021
0

Wanita hamil / menyusui jika tidak puasa karena udzur Syar'i hamil/menyusui, maka wajib menunaikan fidyah saja. Sebagaimana ini kami sebutkan...

Artikel Selanjutnya

Donasi Pembuatan Koran Uleenuha

Komentar 15

  1. Ibnu Salman says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.. jadi perhitungan genap dan ganjil dari blakang ya ustadz, bukan dari depan? afwan, ana agak bingung…

    Balas
  2. maria ulfah says:
    11 tahun yang lalu

    Namun, tidak ada satu orang manusia pun lailatul qadar jatuh di malam yang mana dari sepuluh malam tersebut

    afwan,sepertinya ada kata yg ilang

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #maria ulfah
      Syukran atas koreksinya

      Balas
  3. David Haris says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum, Subhanallah…sungguh bermanfaat dan memotivasi untuk selsu istiqomah beribadah sampai akhir Ramadhan. Ijin share artikelnya…Jazzakallah khair.

    Balas
  4. yandi says:
    11 tahun yang lalu

    Asslmkm ana izin copy artikel2 yg ada diblog ini ustadz.jazakallah.

    Balas
  5. Akung Kusumo says:
    11 tahun yang lalu

    selalu istiqomah saja, terus iktikaf di 10 hari terakhir bulan ramadhan

    Balas
  6. Abu Wildan says:
    11 tahun yang lalu

    Tentu saja perkataan Ibnu Hazm rahimahullahu di atas adalah bhw jumlah Ramadhan sdh diketahui 29 atw 30 shingga dihitung dr belakang. Masalahnya adalah kita blm tahu jml Ramadhan, sehingga hrs dihitung dr depan/awal.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #Abu Wildan
      Justru apa yang beliau sampaikan di atas itu berdasarkan asumsi bahwa jumlah hari Ramadhan belum diketahui. Karena, baik ramadhan 30 atau 29, lailatul qadar tetap diantara 10 hari terakhir.

      Balas
  7. noer says:
    11 tahun yang lalu

    alangkah beruntungnya jika beriktikaf di sepuluh hari terakhir tanpa menghitung malam ganjil atau genap .

    Balas
  8. abu syauqi says:
    11 tahun yang lalu

    Subhanallah… artikel yang sangat bermanfaat karena selama ini kita merasa sudah yakin bisa menentukan kapan jatuhnya malam ganjil dan malam genap. Semoga ini bisa menambah semangat kita dalam memburu malam lailatul qadar di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Ijin copy dan share ustadz. Barakallahu fiikum wa Jazakallahu khairan katsiro.

    Balas
  9. zulyantara says:
    11 tahun yang lalu

    Bismillahirrahmaanirraahiim

    penyebutannya yang benar “Lailatul Qadar” atau “Lailatul Qadr” ?

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #zulyantara
      Sama saja

      Balas
  10. Thamrin says:
    11 tahun yang lalu

    Subhanallah, semoga menjadi barokah.
    Izin copy artikelnya ustadz, Jazakallah.

    Balas
  11. La Eli says:
    11 tahun yang lalu

    Jagailah malam lailatul Qadri pada 10 malam terakhir Ramadhan, jangan lengah meskipun semalam pun (baik malam ganjil maupun genap), sebab biasanya terdapat perbedaan pendapat penentuan hilal oleh berbagai ormas Islam.

    Balas
  12. sumarno says:
    10 tahun yang lalu

    Subhanallah,

    Alhamdulillah baru ngeh, tentang malam ganjil/genap – dihitung dari 10 hari terakhir jumlah hari puasa (bisa 29/30),
    Ijin copas ustadz,

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Donasi Muslim.or.id