Muslim.or.id
Khutbah Jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result

Hadist Dhaif Doa Menyambut Ramadhan

Yulian Purnama, S.Kom. oleh Yulian Purnama, S.Kom.
21 April 2021
Waktu Baca: 3 menit
11
cara membaca arab gundul

Daftar Isi

  • Teks Hadits
  • Takhrij Hadits
  • Status Perawi Hadits
  • Pendapat Para Ahli Hadits Tentang Hadits Ini

Alhamdulillah, tidak lama lagi kita akan menyambut bulan Ramadhan yang mulia. Nah, berkaitan dengan hal ini terdapat sebuah doa yang diamalkan banyak orang, untuk menyambut bulan Rajab dan Sya’ban serta Ramadhan. Doa tersebut berbunyi:

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

(Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana)
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan izinkanlah kami menemui bulan Ramadhan”

Demikianlah doanya. Namun ketahuilah doa ini di dasari oleh hadits yang dhaif (lemah). Dengan kata lain, doa ini tidak diajarkan oleh Rasullah Shallallah‘alaihi Wasallam. Berikut penjelasannya:

Teks Hadits

Hadits ini terdapat dalam Musnad Imam Ahmad (1/256) dengan teks berikut:

حدثنا عبد الله ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن زائدة بن أبي الرقاد ، عن زياد النميري ، عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول : ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر

“Abdullah menuturkan kepada kami: ‘Ubaidullah bin Umar menuturkan kepada kami: Dari Za’idah bin Abi Ruqad: Dari Ziyad An Numairi Dari Anas Bin Malik, beliau berkata: ‘Jika bulan Rajab tiba Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa: Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana, dan beliau juga bersabda: Pada hari Jum’at, siangnya ada kemuliaan dan malamnya ada keagungan”

Takhrij Hadits

  • Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dalam kitab Amalul Yaum Wal Lailah (659) dari jalur riwayat Ibnu Mani’ yang ia berkata: “Ubaidullah bin Umar Al Qowariri mengabarkan kepadaku hadits ini”.
  • Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman (3/375), dari jalur periwayatan Al Hafidz Abu Abdillah ia berkata, “Abu Bakr Muhammad bin Ma’mal menuturkan kepada kami, Al Fadhil bin Muhammad Asy Sya’rani menuturkan kepada kami, dari Al Qowariri..”.
  • Hadits ini juga diriwayatkan Abu Nu’aim di kitab Al Hilyah (6/269) dari jalur periwayatan Habib Ibnu Hasan dan Ali bin Harun, mereka berdua berkata: “Yusuf Al Qadhi menuturkan kepada kami: Muhammad bin Abi Bakr menuturkan kepada kami, Zaidah bin Abi Ruqad menuturkan kepada kami hadits ini”.
  • Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Bazzar dalam dalam Musnad Al Bazzar (lihat Mukhtashor Az Zawaid karya Ibnu Hajar Al Asqalani, 1/285) dari jalur periwayatan Ahmad bin Malik Al Qusyairi dari Za’idah.

Status Perawi Hadits

1. Za’idah bin Abi Ruqqad
Imam Al Bukhari berkata: “Hadits darinya mungkar”. Abu Daud berkata: “Aku tidak mengetahui riwayat darinya”. An Nasai berkata: “Aku tidak mengetahui riwayat darinya”. Adz Dzahabi dalam Diwan Adh Dhu’afa berkata: “Hadits darinya bukanlah hujjah”. Ibnu Hajar Al Asqalani berkata: “Hadits darinya mungkar”

2. Ziyad bin Abdillah An Numairi Al Bishri
Yahya bin Ma’in berkata: “Hadits darinya lemah”. Abu Hatim Ar Razi berkata: “Haditsnya memang ditulis, namun tidak dapat dijadikan hujjah”. Abu Ubaid Al Ajurri berkata: “Aku bertanya pada Abu Dawud tentang Ziyad, dan beliau menganggapnya lemah”. Ad Daruquthi berkata: “Haditsnya tidak kuat”. Ibnu Hajar berpendapat: “Ia lemah”

Pendapat Para Ahli Hadits Tentang Hadits Ini

  1. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/375) berkata: “Hadits ini diriwayatkan hanya dari Ziyad An Numairi, ia pun hanya meriwayatkan dari Za’idah bin Abi Ruqad, sedangkan Al Bukhari mengatakan bahwa Za’idah bin Abi Ruqad hadist-nya munkar”.
  2. An Nawawi menyatakan dalam Al Adzkar (274): “Kami meriwayatkan hadits ini di Hilyatul Auliya dengan sanad yang terdapat kelemahan”.
  3. Syaikh Ahmad Syakir berkata dalam takhrij Musnad Imam Ahmad (4/100-101): “Sanad hadits ini dhaif”.
  4. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata dalam takhrij Musnad Imam Ahmad (4/180): “Sanad hadits ini dhaif”
  5. Syaikh Al Albani dalam takhrij Misykatul Mashabih (1/432) berkata: “Al Baihaqi menyatakan hadits ini aziz dalam Syu’abul Iman, namun Al Munawi melemahkannya dengan berkata: ‘Secara zhahir memang seolah Al Baihaqi memberi takhrij dan menyetujui keabsahan hadits ini. Namun tidak demikian. Bahkan Al Baihaqi melemahkannya dengan berkata: (beliau membawakan perkataan Al Baihaqi pada poin 1)’”

[Disarikan dari tulisan Syaikh Abdullah bin Muhammad Zuqail di http://www.saaid.net/Doat/Zugail/57.htm]

—

Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id

Tags: hadits dho'ifRamadhan
Yulian Purnama, S.Kom.

Yulian Purnama, S.Kom.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Artikel Terkait

Perbanyaklah Mengingat Kematian

Hadis: Perbanyaklah Mengingat Kematian

oleh M. Saifudin Hakim
12 September 2023
0

Teks hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kita untuk memperbanyak mengingat mati. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu...

Hadis tentang Ayat Kursi

Hadis: Pelajaran dari Hadis tentang Ayat Kursi

oleh Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd
11 September 2023
0

Perlu diketahui bahwa dahulu sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ternyata pernah diberikan sebuah ilmu dari setan dari kalangan jin. Beliau radhiyallahu...

Menutupi badan jenazah sebelum dimandikan

Hadis: Dianjurkan Menutupi Badan (Jasad) Jenazah sebelum Dimandikan

oleh M. Saifudin Hakim
3 Agustus 2023
0

Dari Abu Salamah ‘Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ...

Artikel Selanjutnya

Panduan Zakat (7): Zakat Barang Dagangan

Komentar 11

  1. KIANS says:
    11 tahun yang lalu

    Kenapa orang berdo’a kepada Alloh kok disalahkan karena alasan hadisnya dhoif. Bukankah berdoa dengan kalimat dan bahasa apa ajha dibolehkan selama semata-mata mintanya kepada Alloh dan pada waktu & tempat yang tidak dilarang?
    setahu saya(yang masih awam) tidak ada kalimat dan bahasa do’a yang tidak boleh kecuali do’anya itu menyekutukan Alloh.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #KIANS
      Anda memang benar, berdoa bebas menggunakan bahasa apa saja. Hanya saja menjadi masalah jika doa diatas dianggap sebagai doa yang diajarkan Nabi dan afdhal untuk dibaca. Meyakini suatu hal itu afdhal atau tidak itu membutuhkan dalil shahih.

      Balas
  2. taufik says:
    11 tahun yang lalu

    maff ya kang link blog ini saya post kan di blog saya…

    Balas
  3. arif says:
    11 tahun yang lalu

    Okaiy, terlepas dari dhaif tidaknya hadis ini. bagaimana jika seseorang berdo’a seperti do’a diatas tanpa perduli itu hadis dhaif ato tidak, bagaimana hukumnya? adakah do’a yg afdhal yg sesuai dg hadist yg shahih? syukron.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      11 tahun yang lalu

      #arif
      Kalau sekedar berdoa, tanpa meyakini ada keutamaan berdoa dengan lafadz, tidak masalah. Sama halnya seperti doa-doa yang kita buat sendiri bahasanya.

      Balas
  4. muhammad syukri says:
    11 tahun yang lalu

    akh, ana ijin copy ke blog ana ya, (akan mencantumkan link-nya)

    Balas
  5. Adam Darmawan says:
    11 tahun yang lalu

    @KIANS dan untuk semuanya: sebenarnya sudah banyak di antara umat2 muslim yang menggunakan hadits2 dhoif. dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kemalasan untuk belajar. contoh tentang Nispu saban. itu semua haditsnya dhoif, terus tentang shalat taraweh atau qiyamu Ramadhan 21 Raka’at itu juga dhoif, hadits yang shohihnya 11 raka’at. klo mw ada yg ditanyakan. silahkan d tunggu inbox emailnya.

    Dari artikel Hadist Dhaif Doa Menyambut Ramadhan — Muslim.Or.Id by null

    Balas
  6. blogger says:
    10 tahun yang lalu

    terimakasih telah mengingatkan…

    Balas
  7. Abdur Rozzaq Al Mukhtar says:
    10 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum Wr Wb…

    Saya tanya, Apakah Rosulullah saw menganjurkan Sholawat nariyah??? dan kalau menurut pengertian dari Nariyah itu bukankah Penduduk Neraka???

    Mohon Penjelasannya… Syukran katsir.,.

    Wassalamu’alaikum wr. Wb.,.

    Balas
    • Yulian Purnama says:
      10 tahun yang lalu

      #Abdur Rozzaq Al Mukhtar
      Wa’alaikumussalam, Nabi tidak pernah mengajarkan shalawat Nariyah dan itu perkara yang diada-adakan dalam agama

      Balas
  8. Yusron Wan Umar says:
    8 bulan yang lalu

    Bahasan ini bagus, esensinya pada kedudukan hukum dalil hadits ttg doa itu. Bukan boleh atau tidaknya membaca doa tersebut. Tidak mempermasalahkan perihal itu. Jadi silakan dibaca seperti doa-doa lainnya selama isinya tidak bertentangan dgn hukum syariat. Namun jangan meyakini bahwa sumber doa tersebut adalah hadits shohih.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah