Dalam bingkai rumah tangga, pasangan suami dan istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Suami sebagai pemimpin, berkewajiban menjaga istri dan anak-anaknya baik dalam urusan agama atau dunianya, menafkahi mereka dengan memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya.
Tanggungjawab suami yang tidak ringan diatas diimbangi dengan ketaatan seorang istri pada suaminya. Kewajiban seorang istri dalam urusan suaminya setahap setelah kewajiban dalam urusan agamanya. Hak suami diatas hak siapapun setelah hak Allah dan Rasul-Nya, termasuk hak kedua orang tua. Mentaatinya dalam perkara yang baik menjadi tanggungjawab terpenting seorang istri.
[lwptoc]
Surga atau Neraka Seorang Istri
Ketaatan istri pada suami adalah jaminan surganya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi keridhoan Allah. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa diantaranya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR Bukhari Muslim)
Kedudukan Hak Suami
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)
Hak suami berada diatas hak siapapun manusia termasuk hak kedua orang tua. Hak suami bahkan harus didahulukan oleh seorang istri daripada ibadah-ibadah yang bersifat sunnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh bagi seorang perempuan berpuasa sementara suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya. Dan tidak boleh baginya meminta izin di rumahnya kecuali dengan izinnya.” (HR Bukhari Muslim)
Dalam hak berhubungan suami-istri, jika suami mengajaknya untuk berhubungan, maka istri tidak boleh menolaknya.
“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur, kemudian si istri tidak mendatanginya, dan suami tidur dalam keadaan marah, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR Bukhari Muslim)
Berbakti Kepada Suami
Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah, hendaknya seorang istri benar-benar menjaga amanah suami di rumahnya, baik harta suami dan rahasia-rahasianya, begitu juga bersungguhnya-sungguh mengurus urusan-urusan rumah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan wanita adalah penanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR Bukhari Muslim)
Syaikhul Islam berkata, “Firman Allah, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa [4]: 34)
Ayat ini menunjukkan wajibnya seorang istri taat pada suami dalam hal berbakti kepadanya, ketika bepergian bersamanya dan lain-lain. Sebagaimana juga hal ini diterangkan dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Majmu Al Fatawa 32/260-261 via Tanbihat, hal. 94, DR Shaleh Al Fauzan)
Berkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri. Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah, “Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.” (QS. An Nisa [4]: 34)
Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar. Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal. (Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan)
Bukan juga sebaliknya, istri yang malah menafkahi suami dengan bekerja di luar rumah untuk kebutuhan rumah tangga.
Tidak Keluar Rumah Kecuali Dengan Izin Suami
Seorang istri juga tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami. Karena tempat asal wanita itu di rumah. Sebagaimana firman Allah, “Dan tinggal-lah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian.” (QS. Al Ahzab [33]: 33)
Ibnu Katsir berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan.” (Tafsir Al Quran Al Adzim 6/408). Dengan demikian, wanita tidak boleh keluar rumah melainkan untuk urusan yang penting atau termasuk kebutuhan seperti memasak dan lain-lain. Jika bukan urusan tersebut, maka seorang istri tidak boleh keluar rumah melainkan dengan izin suaminya.
Syaikhul Islam berkata, “Tidak halal bagi seorang wanita keluar rumah tanpa izin suaminya, jika ia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti ia telah berbuat nusyuz (durhaka), bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta layak mendapat hukuman.”
Penutup
Semua ketentuan yang telah Allah tetapkan di atas sama sekali bukan bertujuan membatasi ruang gerak para wanita, merendahkan harkat dan martabatnya, sebagaimana yang didengungkan oleh orang-orang kafir tentang ajaran Islam. Semua itu adalah syariat Allah yang sarat dengan hikmah. Dan hikmah dari melaksanakan dengan tulus semua ketetapan Allah di atas adalah berlangsungnya bahtera rumah tangga yang harmonis dan penuh dengan kenyamanan. Ketaatan pada suami pun dibatasi dalam perkara yang baik saja dan sesuai dengan kemampuan. Mudah-mudahan Allah mengaruniakan kepada kita semua keluarga yang barakah.***Wallahu ‘alam.
—
Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc
Artikel Muslim.Or.Id
Lha jaman sekarang banyak para istri yang bekerja di luar rumah,sehingga banyak yang terlalaikan,mereka takut klo suaminya meninggal duluan,maka yang menafkahi anak-anaknya nanti siapa?
lha, para istri sekarang pada lupa..dulu yang memberi dia nafkah waktu di perut ibunya siapa???
Jelas tdk akan lupa, krn yg menafkahi ibu saya sendiri krn bapa sy menikah lg dg perempuan lain. Apa pendapat anda klo kejadian itu terjadi pd anda ?
Istri berartilah atau nikah lagi
di jum’at malam dalam acara kick andy ada satu keluarga yang dimana suami istri bertukar peran (asli). si suami dirumah si istri berkerja diluar rumah.gimana yaa?
#taryana
Dalam realita, bahkan banyak yang seperti itu. Yang demikian telah menyalahi tatanan rumah tangga yang syar’i sesuai aturan Islam. Selain itu, hal-hal yang wajib hukumnya tetap menjadi wajib. Suami tetap berkewajiban mencari nafkah, istri tetap wajib taat kepada suami, istri wajib melayani suami, istri wajib menutup aurat, istri wajib menjaga diri dari fitnah, dll.
tergantung komitmen mereka gimana kan?!
iya gak sih?
mungkin dulu si suami yg kerja, si istri dirumah.. sampe akhirnya cerita berbalik..
menurut saya, perkara nafkah itu bukan soal mencari saja,, anggap lah itu bagian si suami dengan Tuhannya…
pertanyaannya ; adakah yg mau 500rb /hari tapi tp dgn cara yg tdk baik/haram?
jawabannya ; ada… tapi tidak untuk membahas soal ketentuanNya
Semoga rumah tangga kita semua di beri kemudahan selalu oleh Allah SWT…
I like this….mudah2an dgn membaca ini bisa dapat menambah ketaatan saya pada suami tercinta…..I REALLY LOVE MY HUSBAND
tp klo suaminya g bs brbuat adil,sm istri2ny gmn?apkh surga itu ttp ad pd suami yg dmikian?????”
#marwiyah
Itu perbuatan dosa, namun soal surga hanya Allah yang tahu.
Terus bagaimana jika seorang istri bekerja, apakah istri tersebut harus 100% persen taat sama suaminya?
Semoga surga untuk mu wahai para istri yang taat kepada suami dan tidak pernah berkata kasar kepada suami
Bagaimana jika terlanjur wanita bekerja di luar rumah, misalnya menjadi PNS, dan sulit untuk mengundurkan diri?
Assalamu’alaykum wa Rohmatulloh ya Ustadz,
Bagaimana seorang wanita menikah karena dipaksa o9rang tua dan dia tidak mencintai suaminya??
Wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barakatuh
@ Azhar, kalau dipaksa tetapi masih mau juga, ini beda lagi. Karena disebut dipaksa itu ada beberapa syarat, di antaranya: diancam dg disakiti atau dibunuh, yg beri ancaman bisa beri bahaya, sulit untuk melawan, dst.
tulisan yang mencerahkan, izin share
terimakasih
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Ustd, bila suami melakukan suatu prbuatn yg dilarang mislx Bid’ah, apakh istri ttp wajib mngikutinya?
#Izzazi
Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh, tidak boleh taat dalam maksiat
jazakumulloh khoiron katsir, artikelnya cukup mencerahkan. izin share.
Assalamualaikum WR.WB,artikelnya sangat sangat bagus,tp bagaimana dengan suami yang bersikap kasar terhadap istri ,hanya karena mslah kecil,apa sikap yg harus dilakukan istri?pdhl istri sudah melakukan yang terbaik untuk suami,taat kepada suami.jazakumulloh khoiron katsiron
#Oza
Nasehati dan bersabar, semoga pahalanya lebih besar, taat plus sabar.
menurut saya,yang kurang ber ilmu, mohon dicerahkan jika salah.
sebaik baiknya pemimpin adalah yang amanah,berkompeten,inspiratif,sabar, rendah hati, musyawarah, dan mampu berkomunikasi.
maka sebaiknya laki-laki sebagai pemimpin rumah tangga pun seperti itu..
pemimpin punya otoritas,tapi bukan berarti otoriter,
jadi sebisa mungkin suami tetap meminta pendapat istri jika memutuskan sesuatu karena keluarga itu di jalani 2 orang bukan hanya suami saja.
suami berkewajiban mencukupi nafkah keluarga nya, ( bukan ber arti suami tak boleh mengurus rumah )
istri berkewajiban mengurus rumah ( bukan ber arti tak boleh bekerja )
sebaik baiknya semua di laksanakan secara musyawarah, agar tidak ada yg merasa berat menjalani rumah tangga.
selagi masing-masing menjalani peran dengan amanah dan bertanggung jawab, selagi istri tetap dapat menutup aurat dan menjaga kehormatan dan harta suami, saya rasa tidak ada salah nya jika istri bekerja .
SUAMI (LAKI-LAKI) memang memiliki 1 tingkat lebih tinggi menurut islam
tapi tidak seharusnya bertindak semau nya dengan memanfaatkan kepemimpinan nya dalam rumah tangga.
katakanlah pada wanita yang ber iman:’ hendaklah mereka menahan pandangannya ,dan kemaluannya dan jangan lah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang( biasa) nampak dari pada nya dan hendaklah mereka menutup kain krudung kedadanya,dan janganlan menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka,atau putra putra suami mereka,atau saudara laki-laki mereka,atau putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita islam,atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki(yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum memiliki pengetahuan tentang aurat wanita, dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasannya yang mereka sembunyikan.dan bertaubatlah kamu sekalian kepada allah. hai orang-orang yang ber iman supaya kamu beruntung (an-noor ;31)
menurut saya inti dari ayat ini sangat jelas.
sebenarnya islam tak melarang wanita bersosialisasi dengan semama manusia selagi dia tetap menjaga dirinya, menjaga kehormatan suami nya,menjaga dari fitnah dll..
maka menurut saya jadilah SUAMI yang bijak dalam mengurus rumah tangga termasuk perlakuann anda terhadap istri anda.
@djaka
Jika seorang istri bekerja diluar tetap ajakan menyalahi/keluar dari sunnah Rasulullah SAW. Baca surah Al Adzab:33 sudah jelas sekali. Karena Allah maha tahu apa kelak yg akan terjadi jika yg demikian itu dilakukan. Sy punya seorang teman tadinya sblm istrinya kerja msh di rumah urus anak taat pd suaminya tp ketika sdh dpt kerja, istrinya malah sering keluar rumah tanpa ijin suaminya, mana suaminya pulang gk disiapkan makanan,dll. Dinasehati sama suaminya malah marah-marah akhirnya sampai sekarang udah 2 bulanan pisah rumah masing2 kembali ke ortu. Inilah salah satu dampak yg dinamakan emansipasi wanita. Jadilah istri yg qonaah. Jazakallah.
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Bagaimana jika seorang istri meninggalkan rumah suami nya tanpa ijin karena perlakuan suami slalu buat kasar dan berkata kotor(tolol,goblok,dsb) srng mzolimi istrinya bahkan sering berbuat maksiat didalam rumahtangganya ??
#hadi
Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh, istri kabur dari rumah suami adalah perbuatan zhalim juga, kecuali jika jiwa atau agamanya terancam.
Betul. Jarang perempuan lari dari rumah kalau bukan karena terpaksa. Saya merasa bahwa kalau dikatain goblok, tolol dan segala macam ucapan negatif, tentu aja itu mengancam jiwa istri. Memangnya yang mengancam jiwa itu hanya dengan pisau saja? jangan lupa, mulut dan lidah kalau berkata kasar dapat mengguncang jiwa manusia, apalagi jiwa perempuan yang halus. Tolong kalau menjawab pertanyaan, jelaskan dengan perlahan jangan singkat saja begitu. seolah perempuan tidak butuh solusi bantuan dari admin.
biarlah saya menjawab sependek ilmu dan pengalaman saya.
perkawinan itu sejatinya memunculkan perasaan bahagia, menumbuhkan semua pihak, baik ayah, ibu maupun anak-anak yang ada dalam naungannya. jika ayah sebagai pemimpin bersikap dzolim, apa lagi fungsi keluarga? sering kita dengar, baca atau saksikan sendiri bagaimana hancurnya jiwa-jiwa manusia di dalam perkawinan yang bersifat racun, toxic bagi jiwa dan tubuh manusia. keluarga yang isinya bukan doa dan naungan kasih sayang seorang ayah atau suami hanya akan menularkan kehancuran ke generasi berikutnya. terus dan terus.
kesabaran itu sangat dianjurkan, tapi Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya Allah yang Maha Sabar, sedangkan manusia adalah lemah.
Perempuan bisa mengajukan keberatan atau gugatan cerai jika sudah tidak kuat lagi. Allah memberikan banyak contoh kepada kita bagaimana perempuan yang terlepas dari kedzoliman dan maksiat suami selama dalam perkawinan juga dapat menjadi jauuuuuh lebih baik bagi dirinya, anak keturunannya, ibadahnya dan lain sebagainya.
pngn bgt ak & suami ad di manhaj ini
Semangat ya jadi istri terbaik kak
Alhamdulillah…syukran ya ustaz. jazakallahukhoiro
“kecuali jika jiwa atau agamanya terancam”
terima kasih atas penjelasan
Assalamu’alaikum..
Ada yg ingin sy tny kan,begini ustad da 2hr sy skit tp skt flu dan batuk biasa Alhamdulillah gk parah2 bngt.
Yg jd mslh ketika sy ingin menghadiri majelis ilmu suami melarang dngn alasan krna sy lg skt..sy hrs bgmn ya?mengikuti kta suami atau tetap mnghadiri mejelis ilmu tanpa ijin dr suami..tlg penjelasannya ustad.mksh
#Liffia
Wa’alaikumussalam, wajib taat pada suami karena alasan suami adalah alasan yang syar’i.
ijin copy,semoga istri saya mau membaca ini
kalau membicarakan contoh, banyak orang yang istrinya bekerja tapi rumah tangga nya lancar tanpa hambatan,
disekitar saya banyak wanita muslim bekerja tanpa terganggu rumah tangga nya..
saya tidak berbicara tentang emansipasi wanita,
tapi saya lebih menghargai jika rumah tangga dijaani dengan musyawarah..
islam sangat menyukai musyawarah,
baik antara suami istri, dalam hal apapun,
suami yang hanya berkehendak sendiri tanpa memikirkan pendapat istri, sehingga istri menjalankan dengan ada rasa terpaksa, maka itu sudah bentuk ke zaliman,
selagi masing masing menjalankan kewajiban, dan menerima hak .. dengan penuh tanggung jawab,.. menurut saya tetap tidak ada salahnya,
saya hanya berpendapat, setuju tidak setuju.. anda tentukan
#djaka sabillah
Wanita boleh bekerja, hanya saja bekerjanya seorang wanita tidak boleh menjadi alasan untuk tidak taat kepada suami dalam hal apapun kecuali maksiat. Silakan simak:
http://www.konsultasisyariah.com/bolehkah-wanita-bekerja/#axzz280TDl3Rw
ass.. gmna kalau ortu tidak cocok dengan suami,begitupun sebaliknya. seorang istri harus di pihak mana? jika ortu tdk mengijinkan prgi mengikuti suami,istri harus dengar ortu atau suami?
#rahma
suami
Rasanya pengen berontak menghadapi istri yang durhaka, tapi setiap ingin mengambil sikap, yang selalu menjadi pertimbangan adalah anak2. Tuhan kuatkan Imanku..
Assalamualaikum, Islam ini adalah agama yang di ridhoi Alloh SWT, tidak ada cela nya mengikuti apa2 yang di perintahan NYA, namun sebalik kalau keluar daripada hukum islam maka kecelakaanlah yang akan di dapat.
memang begitu adanya ustad.. makanya saya katakan, bermusyawarahlah yang penting dalam rumah tangga.
suami yg bijak tak akan melarang istri nya bekerja jika istri nya dapat tetap bertanggung jawab dengan keputusannya tetap bekerja( tidak lalai mengurus keperluan rumah, tetap menjaga kehormatan dan martabat suami, serta menutup aurat)
kadang ngiri sama suami,yang bisa berbuat baik pada ortunya,sedang kita ga bs bebas.bgmn ustadz dengan ini
#ari
Berbuat baik kepada orang tua tidak mesti dengan uang dan tidak sulit bagi istri untuk berbuat baik pada suami jika suami paham keutamaan berbuat baik kepada orang tua.
saya setuju dengan alasan djaka bahwa perempuan boleh bekrja asala tdk menyalahi ketentuan islam dan kodrat sebagai istri dan orangtu. Tetatpi yang saya pertanyakan kpd usatd. kenapa ustad hanya menjelaskan bahwa kebajiban suami adlh memeberi nafkah, kenapa ustad hanya menjelaskan panjang lebar bahwa kalo istri mau masuk surga harus taat suami? apkah tdk ada istilah dalam islam suami yang durhaka kpd istri? ketika suami menghalalkan tindakan kekerasan (baik mental dan fisik) kpd istrinya apakh sang istri hanya bs menasihatinya dan sabar? kata “sabar” sepert apa yg ustad maksd ketika suami slalu berlaku zalim trhdp itrinya, apakh sabar menerima keadaan? atau dapat melaporkan kezaliman tsb sbg tindakn krimina yg tergolong ke dlm KDRT? apakah perempuan dalam islam tdk punya hak untuk membela dirinya dan menentukan hidupnya, ketika suami berlaku zalim bahkan sampai bersifat mengamcan keselamat jiwa dan batinnya. dan satu hal lagi, ustad menjawab pertanyaan, “apakah suami yg zalim masih teteap hrs ditaati sbg syarat istri mask surga? ustad bilang surga adalah spenuhnya hak Allah. kalo begitu kenapa harus mempercayai hadis tentang wajibnya melayani suami agar bs msk surga? Toh, surga kan spenuhnya hak Allah. peran seksual laki-laki dan perempua itu setara dan tdk bs digantikan satu sama lain fungsinya. oleh karena itulah firman allah seharusnya tdk ditafsirkan dangkal secara maskulin untuk mmperlihatkan superiotas laki-laki trhdp permpuan, dan perempuan hanyalah pengikut laki-laki.
#anita
Perkataan anda: “kalo begitu kenapa harus mempercayai hadis tentang wajibnya melayani suami agar bs msk surga?”
ini adalah perkataan yang membahayakan aqidah anda. Karena kalau kita mengimani dan bersyahadat “Muhammadar Rasulullah” yaitu bahwa Rasulullah adalah utusan Allah, maka kita wajib mengimani apa yang beliau katakan, tuntunkan dan ajarkan dengan iman yang sempurna tanpa mempertanyakan, tanpa mempermasalahkan, tanpa meragukan.
Mungkin anda kurang pandai meluluhkan hatisuami,
menenangkan hati suami di saat capek, jugak di saat sepulang kerja suami anda asik sibuk di depan tv dll,
Jadi suami tidak anda tegur, nah darisitu mukin timbul sifat” suami yg kurang sayang, ingat sekali lagi bukan tak sayang tpi kurang sayang pada istri,
Ingat istri2 sekarang kurang mendengar nasehat ortu, pikir” sebelum menikah karna ia calon imam mu, jika croboh berarti anda sediri yg salah pili, itu kata mamah dede disaat ceramah, sedikit istri punya kuku trus bilang kukunya yg paling tajam, ketimbang kulu suami, trus bagi istri yg tumpul kuku, suami tumpul kuku, apa katanya, suami macam apa kok gk di bantu sama PKH di desa kelaparan, yg seperti itu lah istri gk bersyukur maunya dapet banyak trus, dimata para istri”lebih subur rumput dalam perkarang tetangga, semua itu Allah yg atur dan suda ada jatah,itu semua adalah nikmat yg datangnya dari Allah, dan jangan lah kalian mendurhakain suami, karna kalian adalah calon Ratu bidadari yg di surga, apakah kalian mau suami anda di kelilingi bida dari di surga namu Ratu bidadari nya tinggal di neraka
Assalamu’alaikum,
sy pny problem rmh tngga,istri sy merasa terkekang dirumah,merasa bete lalu minta izin k’sy untuk bekerja dluar rumah.
Sy tdk memberi izin dgn alasan yg membimbing dan memperhatikn anak2 ga da,dan jg dampak dr pekerjaan rmh tngga bs trbengkalai,
memang,hasil dr sy mencari nafkah hny bs bwt byr utang,bwt makan trkadang kekurangan,tp sy slalu mengajarkn ksabaran dan meyakinkn bhw pasti Allah memberi jalan akan ujian kesusahan rmh tngga kami,namun yg sy dpt adalah jwbn yg tdk enak dhati,
apakah salah kl sy melarang’y krj?
Sbg catatan kl berwirausaha sy sangat mendukung.
#click
Wa’alaikumussalam, yang anda lakukan sudah baik, namun perlu lebih memberi pengertian kepada istri dengan baik.
Selama suami tdk dlm kemungkaran maka suami wajib ditaati.
@anita menurut saya, sabar bukan berarti berdiam diri/pasrah ketika di zolimi suami, tp hrs ada ikhtiar/usaha agar terlepas dr kezaliman suami, misalnya cari mediator, saudara,org tua, ustadz atau siapa pun yg mampu memperngaruhi suami agar si suami tdk berlaku zolim lg.
Assalamualaikum..
Bagaimana jika istri lebih mengerti ttg agama ? suami tidak pernah shalat, tidak bisa mengaji, dan seringkali menyakiti istri, melakukan hal2 yang hanya baik menurut dia, lebih mementingkan dirinya sendiri dan hobinya dibandingkan anak-istrinya?
Keinginan untuk menaati suami sungguh sangat besar, tetapi beliay u selalu berbuat hal yang mengesalkan hati..
Dan seringkali jadinya terbalik, istri yang menasehati suami… ?
#INAY
Wa’alaikumussalam, sejelek apapun kelakuan suami, istri wajib taat kepadanya pada hal yang bukan maksiat. Adapun soal menasehati, itu memang sudah semestinya dilakukan. Bukan berarti taat suami itu artinya tidak boleh menasehati.
Mohon koreksi…
Tanggung jawab suami sungguh besar baik dunia maupun akhirat, jd sdh selayaknya mendapatkan reward berupa bakti sang istri. Mari kita belajar untuk memahami syariah agama tanpa bertanya & mempermasalahkan klausulnya, sebab semua itu sudah menjadi tuntunan yang datang dari ALLAH. Semoga istri2 kita terhindar dari azab ALLAH…amin
mohon ijin sebarkan artikel ini ustadz.
sekarang manusia selalu mengalahkan hukum Allah dengan kata TAPI… tapikan ini jaman modern… tapi kan emansipasi… tapikan tidak adil… ini kata-kata manusia dari sekian kata yang hanya untuk membenarkan hawa nafsunya padahal Allah menentukan hukum lebih tahu manfaatnya bagi manusia. begitupun hukum tentang hubungan antara suami istri dan orang tua mana yang harus didahulukan… semua kalah dengan kata TAPI…TAPI… dan TAPI….. Walahualam…
Kalau menurut saya yang idealnya istri bekerja di rumah ( wirausaha atau profesional ) jadi bisa punya waktu fleksibel mengurus rumah dan suami/keluarga . Karena bagaimanapun status single dan menikah itu tanggung jawabnya berbeda banget ….Kalau kerja dari berangkat jam 6 pagi pulang smp rmh jam 8 malam seperti kebanyakn sekarang ya pasti tugas terbengkalai atau tidak berkualitas dan akhirnya di butuhkan kerja sama dan pengertian dari keluarga , ortu , saudara dll . Masalahnya tidak semua orang punya kehidupan yang ideal seperti itu, tidak semua wanita pandai berwirausaha dan profesional dan mendapat dukungan dari pihak lain .
Seblum menikah sebaiknya dimusyawarahkan atau di bicarakan dengan pasangan mengenai “pekerjaan” ini. Jadi tidak menimbulkan masalah baru atau kalaupun sudah di bicarkan mash timbul masalah paling tidak bisa meminimize mslh tsb.
Wanita menikah bekerja khan bermacam alasan penyebabnya, karena untuk aktualisasi diri, karena suami menganggur atau penghasilan minim, karena untuk kemandirian, jaga jaga kalau suami mengalami 5 kondisi ( sakit,phk,menikah lagi dan tidak adil dan meninggal ), untuk membantu saudara, untuk membantu tingkat kualitas ekonomi keluarga …..itu yang saya lihat dari kehidupan nyata dulu dan sekarang …
Jadi ya bekerja atau tidak bekerja, jenis pekerjaan, kapan dan dimana harus dibicarakan bersama suami karena tidak bisa memutuskan sendiri atau merasa menang sendiri . Dan paling penting kita berdoa yang khusyuk sama Allah agar kita diberi pilihan dan petunjuk yang terbaik di jalan yang di ridhoi Nya .
Saya pria usia 34thn dan usia pernikahan 13thn, di saat usia pernikahan 13thn tersebur sampai saat ini belum dikaruniai buah hati, dan bulan desember 2012 Istri saya minta cerai dan mengajukan gugatan cerai kepada saya. dan dalam gugatan hanya di tuliskan karena 13thn tdk punya keturunan .
#aldo js
Semoga Allah senantiasa menjaga anda. Gugatan cerai yang dilakukan istri anda dalam hal merupakan haknya dan tidak melanggar ajaran agama. Bagi anda, hendaknya bersabar dan senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah. Karena anak adalah rezeki dari Allah yang bisa saja datang tidak terduga-duga atas kehendak Allah.
tANK’S …..
BETAMBAH ILMU ..AWAAAK……..
@Yulian Purnama: Apa kewajiban seorang suami hanya mencari nafkah? Kenapa begitu banyak kewajiban seorang istri?
Di sebuah artikel saya membaca bahwa,suami menafkahi istri dgn memberi makan,pakaian dn tempat tinggal yg dalam arti makanan yg siap makan (dimasak atau beli jadi),pakaian yg bersih rapi siap pakai (sudah dicuci dn setrika),dn tempat tinggal yg bersih rapi. Jika suami tidak sanggup menyediakan semua itu,disamping dia harus mencari nafkah,suami harus menyediakan pembantu untuk mengerjakan semua itu.
Apa itu ada benarnya? Karena brtolak belakang dengan artikel ini.
*saya hanya hamba Allah yg belum cukup ilmu,mohon pencerahannya.
#Teny
Para ulama berbeda pendapat mengenai ‘apakah wajib bagi istri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga’? Sebagian ulama mewajibkan, sebagian lagi tidak mewajibkan. Namun mereka sepakat bahwa istri harus taat pada suami kecuali dalam maksiat. Sehingga ulama yang tidak mewajibkan pun menyatakan ‘bila suami memerintahkan maka menjadi wajib’.
Kewajiban suami banyak, mencari nafkah, mendidik anak-istri, menjaga kehormatan mereka, mencegah mereka dari kemungkaran, dll.
‘Ala kulli haal, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, niatkanlah untuk mencari ridha Allah, berbakti kepada suami. Dengan demikian apa yang anda lakukan dirumah semua berbuah pahala. Jika pekerjaan rumah sangat banyak, diskusikan dengan suami untuk membagi tugas sehingga suami bisa meng-handle sebagian pekerjaan rumah di sela-sela waktunya. Memiliki pembantu boleh saja selama tidak terjadi hal-hal yang dilarang dalam syari’at seperti pembantu wanita khalwat dengan suami anda, atau pembantu tidak berhijab, dll.
Alkisah, Fathimah mendengar kedatangan para tawanan di sisi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, Fathimah mendatangi beliau, tapi
tidak mendapati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Fathimah hanya mendapati Aisyah. Maka, Fathimah mengadukan tentang
pekerjaan yang dilakukannya, yaitu menggiling adonan tepung dengan
tangannya sampai membekas.
Maka, Fathimah ingin minta tawanan yang baru datang untuk dijadikan sebagai khadim (pembantu).
Lalu, datanglah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah pun
menceritakan tentang kedatangan Fathimah dan keinginannya. Kemudian,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka berdua (Ali dan
Fathimah).
Nabi memberikan arahan kepada mereka dengan zikir.
Beliau berkata, “Apabila engkau ingin tidur, hendaklah bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali.”
Lalu beliau bersabda, “Ini semua lebih baik bagimu daripada khadim (pembantu).
“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat
pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya
adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah,
Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.”
Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab:“Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka,
kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat
baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang
kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya
dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada
dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)
Trimaksih pencerahanny.
Satu lagi, klo suami malas diajak shalat (blgny ntar tp akhirny sampe adzan berikutny ga jg shalat) dn suka bentak dn balik marah apalagi kalo abis ditegur atau sedikit dinasehati,saya brusaha diam jika suasana sudah memanas agar tidak trucap kata cerai tapi saya kesal dn suka ngdumel dalam hati. Apa saya brdosa?
Dn jika menolak ‘melayani’ suami setelah nifas karna masih merasa takut dn blum siap,apakah trmasuk durhaka?
@ Teny
Terus nasehati suami agar bisa menjaga shalat dengan cara yang lemah lembut, doakan ia terus dalam kebaikan.
Setelah nifas, beritahu suami dengan cara yg baik bahwa belum siap untuk hubungan intim krn takut kesehatan terganggu.
sya lupa ada d hadit/alquran
klo pasgn qt tdk solat, maka hubungan badan itu dnilai bzina.
wallahua’lam
Apa yang kita perbuat apabila kita sudah patuh tapi sang suami suja menganiaya
#farida
Bersabar lebih baik dan doakan dia mendapat hidayah. Jika sudah sampai taraf sangat membahayakan, silakan mengajukan khulu’ (pemutusan hubungan nikah) kepada KUA.
aq sayank istri ku, kn q jaga dia selalu, kn q sayang setiap nafas q, zaujaty my love
assalamu’allaikum .. ustadz kalo sayasaya ngajak suami plang krumah saya salah ga tadz ? soalnya kita masih di rumah mertua saya ……….
Saya menyayangi keluarga saya (istri dan anak saya),dan saya tahu hukum islam tentang tugas suami yang seharusnya menafkahi keluarga,sudah 2 bulan saya menganggur dan tak bisa menafkahi keluarga,doa dan usaha sudah saya lakukan tapi tetap saja hasilnya nihil,keadaan seperti ini berdampak pada mentalitas istri saya,akhirnya istri saya memutuskan untuk bekerja diluar,sementara saya tertahan dirumah mengurus anak saya,,yang ingin saya tanyakan apa hukumnya jika penghasilan istri saya termakan oleh saya?dan apakah saya tetap berdosa jika saya menganggur dan tidak bisa menafkahi keluarga saya karna keadaan?
Ass ..
Apa hukum nya jika seorang Suami sering keluar mlm karena hobi nya yg suka bermain?
Tolong di jawab
bagaimana kewajiban suami apabila sang suami dan sang istri sama sama bekerja ? apakah suami masih tetap harus menafkahi istri, sang istri tetap patuh pada suami ?
#irmas
Suami menafkahi istri -> wajib
Istri taat pada suami -> wajib
Istri bekerja -> tidak wajib
siapa yg bertanggungjawab jika isteri nusyuz pd suami, suaminya atau orangtuanya?
asalnya seseorang tidak menanggung kesalahan orang lain.
Keadaan demikian dalam fiqih disebut nusyuz az zaujah (istri berbuat durhaka). Para ulama sudah banyak membahas hal ini, silakan simak artikel:
https://muslim.or.id/keluarga/tatkala-istri-tidak-taat-suami.html
mau tanya ustadz apakah istri lebih utama patuh pada orang tuanya apa suaminya..
Lebih patuh kepada suami, namun ketika suami dan orang tua bertentangan yang paling baik adalah menyatukan keduanya
Assalamualaikum, wr.wb. pak saya mohon nasihat dan pemecahannya, kenapa saya selalu ingat terus atas kelakuan/kejelekannya istri saya, waktu berpacaran dulu (masih lagi bertunangan)
Wa’alaikumus salam wa rahmatullahi wa barakatuh,
1. Bertaubatlah dari dosa berpacaran, karena berpacaran yg biasa dilakukan di negara kita haram hukumnya dan hal itu sebagi jalan menuju zina.
Ingat , dosa mrpkan penyebab hati jadi sakit, tdk bahagia. bertaubatlah dari seluruh dosa.
2. Perbanyaklah memohon kepada Sang Pemilik hati, yaitu Allah, agar Anda memiliki hati yang mudah berlapang dada terhadap kesalahan istri dan mudah mema’afkan.
3. Banyaklah mengingat kebaikan2 istri dan pandai2 lah membalas kebaikannya dan berterimakasih kepadanya, karena hal itu wujud syukur Anda kepada Allah.
4. Banyak2 berpikir aib diri dan kekurangan diri Anda dalam menunaikan kwajiban Anda sebagai suami. Ini akan membantu Anda melupakan kesalahan istri
5.Selesaikan masalah lampau Anda dg baik2 bersama istri Anda, bicaralah 4 mata, dari hati ke hati.
Semoga Allah menolong Anda.
Sangat setuju. Apalagi ini adalah firman Allah SWT,,Al Quran tiada keraguan tentangnya.
bagaimana jika istri lebih membela orang lain yg katanya temannya dalam menuntut ilmu, dan itu dia sembunyikan di hp yg suami tdk boleh tau, dengan kata lain menggangu privaicy, mohon jawabannya
Bismillah, kalo masalah seperti ini perlu mendengar dari kedua belah pihak, tidak cukup dari pihak suami, agar adil dalam menggambarkan masalah dan menilainya.
sebuah pertanyaan, bagaimana jika suami sdh pensiun uang pesangon sdh habis terpakai utk keluarga sehingga suami tdk punya nafkah , cari kerja sdk gak bisa. istri yg mencari nafkah suami tugas dirumah, nyucu, nyapu ngepel dll. Terima kasih atas jawabannya.
Wanita boleh kerja selama menggunakan hijab syar’i, tidak campur-baur dengan lelaki, dan diizinkan oleh suami
Assalamualaikum ustadz…. mohon pencerahannya….apa yg harus d lakukan seorang muslim jika terlanjur menikahi wanita yg mempunyai sifat annanah, mannanah, hannanah, haddaqoh, syaddaqoh, barroqoh?
Wa’alaikumussalam, jika sudah menikah maka tidak boleh bermudah-mudahan cerai. Berusaha perbaiki agar istri menjadi baik.
apa hukumnya ketika suami menyuruh sholat sunnah. tapi istri mengabaikan hingga suami marah.
Istri tersebut berdosa karena durhaka pada suami
Bismillah izin save dan share
Barokallah ustadz,
Assalamualaikum
Saya mau minta, pendapat teman teman
Saya sudah menikaj 2 tahun lebih belum mempunyai momongan,
Saya ingin berobat termasuk suami saya
Saya meminta baik baik
Dan jawaban suami
Suami lebih utamain ortuanya yg sedang sakit
Saya merasa gak dipeduliin dan diperhatiin
Apakah saya salah jika saya, sakit hati mendengar ucapan suami saya?
Bagaimana jika selama menikah suami banyak minjam duit istri dan tidak diganti?trus nafkah pun banyak istri yg menopang,tapi istri jadinya lama lama ga ikhlas
Assalamualaikum wr.wb..
Sebelumnya saya mau crita ustadz. . Saya menikah dengan laki2 yang memiliki 2 saudara perempuan dan sudah menikah juga mreka tinggal di sebelah2 rumah kami..dan bapak mertua memilih tinggal dengan kami..tidak dengan anak perempuannya, saya merasa agak risih dan kurang nyaman..karna ada satu dan lain hal yg saya tidak bisa jelaskan dan saya jg tidak terbiasa dengan adat/adab perilaku dari bapak mertua dan saudari2 suami, yg membuat saya susah beradaptasi..
Pernah saya diskusi dengan suami tapi dia tidak trima..mungkin suami berpikir saya menjelekan kluarganya atw gimana saya tidak tau, malah suami marah kepada saya..saat ini sudah 8 tahun saya mencoba untuk bertahan dan terbiasa dengan perilaku mereka..tapi saya tidak bisa pak ustadz..tiap saya mencoba curhat sama suami selalu responnya negativ..smakin kesini smakin saya jadi sering cekcok sama suami..selalu salah apa yg saya lakukan dan utarakan..pdhal semua perintah suami insyaAllah saya jalankan dan taati.. Saya pernah ajak suami ngontrak untuk tidak tinggal dengan bapak mertua saya dan tidak satu lingkup bertetangga dengan saudari2nya..tapi suami menolak..
Saya haru seperti apa pak ustadz.. Harus bagaimana saya terhadap kluarga suami yg menurut dia keluarga sudah paling baik, paling benar.. Dan saya selalu salah..
Saya menafkahi istri sejak awal pernikahan. Saya tidak selingkuh. Tidak judi atau minum. Selalu pulang on time (sampai teman kantor pada sinis). Selalu menolak ajakan teman utk hangout. Ibadah biasa saja.. Standarlah pokoknya.
Tapi tetap saja istri tidak respek!
Braayy.. I don’t care. What a hell!
Braayy.. Aturan agama turun jaman jahiliyah dimana istri bisa dibuang seenaknya.
Sekarang? Banyak konsekwensi hukum kalau suami macam²
Gitu aja kok repot
bagaimana jika seorang wanita sudah dinikahi tapi tidak mau ikut suami dan malah memilih tinggal ditempat lain…dan tidak pernah melakukan kewajibannya sebagai seorang istri akan tetapi selalu saja minta biaya pada suaminya…setiap bulan minta uang
Assalamualaikum Ustadz.
Izin bertanya, saya seorang suami yang bekerja dari pukul 07:00 pagi, dan pulang ba’da isha’. Saya sebetulnya tipikal suami yang ‘mandiri’ terkait kebutuhan2 harian. Namun mgkin karena kemandirian saya tadi, istri seringkali jadi abai. Saya pulang kerja, istri biasa-biasa saja. Masih sibuk dengan ponsel, ataupun rebahan di kamar. Khuznudzon saya, mgkin lelah seharian mengurus rumah. Biasanya saya bikin minum dan ambil makan sendiri.
Namun kadang karena sudah terlalu lelah, buka tudung saji tidak ada lauk, dalam hati timbul emosi. Biasanya daripada timbul cekcok, saya pendam emosi, kemudian keluar sendiri cari makan di luar.
Istri kalau saya ajak diskusi mengenai hal tersebut justru marah. Harusnya saya bilang untuk dibuatkan lauk. Sedang pikir saya, hal se-sepele itu, apa ya tiap tidak ada yang bisa saya makan, saya harus selalu meminta?
Pada intinya, saya hanya meminta istri untuk lebih mengurus kebutuhan saya sebagai suami. Hal-hal yang simpel seperti menyiapkan makan dan minum ketika saya pulang kerja. Menyiapkan pakaian (sering dulu sebelum pakai mesin cuci, saya kehabisan baju dan celana karena masih kotor belum dicuci), mencucikan sepatu kerja, hanya hal2 seperti itu sebenarnya.
Namun ketika saya utarakan, istri justru marah besar. Terkesan saya seorang suami dzalim yg terlalu banyak menuntut. Padahal Demi Allah, saya hanya meminta hal-hal di atas.
Istri seorang Ibu Rumah Tangga, tidak bekerja dengan tiga anak. Rumah tangga menginjak tahun ke 11.
Terkadang saya berpikir untuk pisah, karena tabiat istri yang susah untuk diperbaiki atau diberi masukan. Kesannya betul-betul seperti saya suami yang dzolim.
Namun alasan klasik, saya berat di anak.
Khawatir bagaimana mereka nanti kalau orang tuanya berpisah.
Sebagai catatan, tanggung jawab pekerjaan menuntut waktu saya di kantor satu hari selama lebih dari 12 jam. Pendapatan 2,5 kali UMK lokal. Kebutuhan2 rumah tangga seperti beras, sembako, dll sudah saya siapkan di awal bulan. SPP anak sudah saya budget sendiri. Untuk belanja harian juga sudah saya anggarkan sendiri, satu bulan setara 75% dari UMK tempat saya tinggal. Itu hanya untuk belanja lauk harian saja. Namun seringkali istri mengisyaratkan nafkah tersebut tidak cukup.
Cukup berat untuk saya. Setelah seharian bekerja dgn segala tekanan dan keruwetan, pinginnya segera pulang untuk bertemu keluarga. Makan minum bercengkrama, kemudian beristirahat layaknya sebuah ‘rumah’.
Namun yang saya dapati memang belum seperti yang saya inginkan.