Donasi Muslim.or.id
Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslim.or.id Donasi Muslim.or.id

Pelajaran dari Revolusi Timur Tengah (5)

Sufyan Basweidan oleh Sufyan Basweidan
3 Juni 2013
Waktu Baca: 3 menit
2
6
SHARES
36
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pelajaran 6

Makar Allah terhadap Penguasa Zhalim

Betapapun kuat seorang diktator, bila Allah menghendaki kejatuhannya, maka ia akan jatuh dengan cara yang tak terduga sama sekali. Demikianlah sunnatullah terhadap para penguasa lalim. Mereka dihinakan oleh orang-orang terdekatnya, dan tumbang akibat kesalahan mereka sendiri.

Majelis ilmu di bulan ramadan

Ingatkah kita dengan kisah Fir’aun yang menindas Bani Israel sekian lamanya? Ia menyembelih setiap bayi laki-laki dari Bani Israel, dan memperbudak mereka. Akan tetapi akhirnya ia binasa di tangan anak asuhnya sendiri.

Benar. Ia yang selama ini membantai setiap bayi lelaki Bani Israel, ternyata justru memelihara Nabi Musa yang kelak menjadi seteru utamanya. Ibunda Nabi Musa demikian khawatir bila bayinya sampai jatuh ke tangan mata-mata Fir’aun, lalu harus berakhir hidupnya demikian singkat.

Akan tetapi, Allah memiliki skenario lain. Tak ada tempat yang lebih aman bagi si Bayi di negeri Mesir, melebihi istana Fir’aun sendiri. Karenanya, dengan cara yang luar biasa, Allah mengirim bayi tersebut hingga sampai ke tangan Fir’aun.

Yang lebih hebat lagi, Fir’aun yang selama ini demikian bengis terhadap bayi-bayi tak berdosa, kini harus disibukkan oleh bayi yang kelak akan menumbangkan kekuasaannya. Musa kecil menolak setiap wanita yang disuruh menyusuinya. “Kami haramkan atasnya (Musa) semua puting susu sebelum itu, maka saudarinya berkata, “Maukah kalian kutunjukkan sebuah keluarga yang bisa mengasuh dan memeliharanya dengan baik? Maka kami kembalikan ia (Musa) kepada ibunya agar ia menjadi tenteram dan tidak bersedih…” (Al Qasas: 12-13).

Subhaanallaah. Musa sengaja dijadikan oleh Allah agar tak mau disusui oleh siapa pun selain ibu kandungnya. Akhirnya, sang ibunda yang awalnya demikian sedih dan cemas tatkala harus menaruhnya di sebuah peti, lalu melepaskannya di sungai Nil, kini merasa tenteram karena bersua dengan puteranya. Bahkan ia bisa mengasuh bayinya dengan leluasa karena semua biaya perawatan telah ditanggung. Oleh siapa? Oleh orang yang kelak demikian memusuhinya, yaitu Fir’aun ! “Kami hendak menunjukkan kepada Fir’aun, Haman, dan bala tentara mereka apa yang selama ini mereka takutkan dari Bani Israel” (Al Qasas: 6). Artinya, Allah hendak menunjukkan kepada orang-orang zhalim tersebut, bahwa apa yang selama ini mereka cemaskan berupa lenyapnya kekuasaan dan terbunuhnya mereka di tangan Bani Israel, benar-benar akan terjadi.

Namun lihatlah bagaimana tipu daya Allah terhadap mereka. Semua bayi yang dianggap tersangka penumbang kekuasaan Fir’aun mereka bunuh, namun pelaku sebenarnya justru mereka pelihara. “Mereka membuat tipu daya sedangkan Allah juga membuat tipu daya, dan Allah-lah sebaik-baik pembuat tipu daya”.

Si Tiran Bourgiba sengaja mengangkat Ben Ali sebagai orang dekatnya. Ia jauh-jauh mendatangkannya dari Polandia untuk kemudian mengkudeta dirinya. Fir’aun Mesir sengaja memelihara bayi Musa setelah membunuh ribuan bayi laki-laki Bani Israel. Namun bagaimana kesudahannya? Justru Fir’aun tenggelam akibat ketukan tongkat Musa ‘alaihissalaam, mantan anak asuhnya sendiri. “Allah menurunkan adzab kepada mereka dari arah yang tak mereka duga sama sekali” (Al Hasyr: 2).

Gaddafi yang selama ini mencap rakyatnya sebagai tikus-tikus gurun, dan bersumpah hendak membersihkan bumi Libya dari para pemberontak jengkal demi jengkal, dan rumah demi rumah… akhirnya justru tertangkap berlindung dalam selokan bak seekor tikus got ! Sambil diseret-seret, ia menerima cacian dan umpatan serta tamparan dari mereka yang selama ini disebutnya sebagai ‘tikus-tikus gurun’.

Satu persatu dari orang-orang dekatnya pun berlepas diri darinya. Mereka yang dahulu adalah kawan setia berbalik menjadi lawan utama. Mengapa? Sebab mereka telah menjadi target amuk massa dan sasaran para demonstran yang murka, akibat keterkaitan mereka dengan para diktator yang sekarat tersebut. Mereka akan menjadi sekutunya dalam penderitaan, setelah sebelumnya menjadi sekutunya dalam kenikmatan.

Sungguh aneh ketika mendengar statemen-statemen para pemimpin Liga Arab, yang menyerukan agar Ben Ali mengapresiasi keinginan rakyatnya… tapi mengapa mereka tidak mengapresiasi keinginan rakyat Tunisia kecuali setelah rezim Ben Ali di ambang keruntuhan? Padahal selama hampir seperempat abad ia menerapkan berbagai tindak represif dan terror atas warganya, dan selama itu pula ia selalu mendapat sambutan dan penghormatan oleh mereka?! Mengapa mereka tidak sadar akan nasib rakyatnya masing-masing, agar rakyat tidak murka dan memperlakukan mereka sebagaimana perlakuan rakyat Tunisia terhadap penguasanya?!!

Kalaulah kehinaan tersebut menjerat si diktator saat perabuannya dilengserkan di dunia, dan semua orang berbalik menjadi musuhnya… lantas bagaimana kehinaan yang menantinya di akhirat kelak? Alangkah dahsyat dan mengerikan peristiwa hisab yang harus dilaluinya, dan setelah itu berbagai siksa pedih datang menyambutnya silih berganti…

Bagaimana kiranya saat ia menyaksikan antrian orang-orang yang selama ini dizhaliminya, dan masing-masing menuntut hukuman qisas atasnya… Ya Allah, sungguh mengerikan! Siapa yang mengingat momen tersebut, niscaya lisannya takkan berhenti beristighfar dan menyadari betapa berat pengadilan akhirat itu. “Kelak kamu akan melihat betapa tunduk dan hinanya orang-orang zhalim itu saat dihadapkan kepada Neraka. Mereka melirik Neraka tadi dengan hati kecut dan penuh rasa takut. (Tatkala menyaksikan kondisi mereka) orang-orang yang beriman mengatakan, Sesungguhnya yang benar-benar rugi adalah mereka yang merugi diri dan keluarganya pada hari kiamat. Sungguh, orang-orang yang zhalim itu benar-benar berada pada siksaan yang abadi” (Asy Syura: 45). Andai bukan karena lemahnya iman dan tingginya tingkat kelalaian, niscaya tak seorang mukmin pun yang tertarik pada kekuasaan.

—

Penulis: Ustadz Sufyan Basweidan, MA
Artikel www.muslim.or.id

Tags: pemimpinpenguasarevolusitimur tengahustadzzhalim
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Sufyan Basweidan

Sufyan Basweidan

Alumni Pascasarjana Jurusan Ulumul Hadits Universitas Islam Madinah

Artikel Terkait

Bahaya Bidah

10 Bahaya Bid’ah dalam Agama

oleh Yulian Purnama, S.Kom.
18 Februari 2023
0

Bid'ah dalam agama selain terlarang juga memberikan bahaya bagi pelakunya. Di antaranya berikut ini:

Dakwah Prioritas

Buah Manis Dakwah Prioritas

oleh Fauzan Hidayat
3 Januari 2023
0

Apa yang dimaksud dengan dakwah prioritas dan apa saja buah manis yang bisa dipetik darinya

dusta

Berdusta atas Nama Allah dan Rasulullah

oleh dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
27 Desember 2022
0

Pada zaman dulu, banyak dijumpai hadis-hadis palsu atas nama Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam.

Artikel Selanjutnya
Biografi Syaikh Abdurrazzaq

Biografi Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr

Komentar 2

  1. Abu Ahmad Al Jawi says:
    11 tahun yang lalu

    Assalamu`alaikum
    Beberapa waktu saya bisa memahami hikmah yang dapat dipetik dari artikel ini yaitu bahwa orang jangan suka berbuat zhalim karena nanti dapat azab atau cobaan dari Allah di dunia atau akhirat. Namun,saya sayangkan kenapa artikel Pelajaran dari Revolusi Timur Tengah (5) tak menyebutkan pula agar pembaca tak sembarangan pemberontakan kepada pemimpinnya walaupun zhalim kecuali apabila sudah murtad atau kafir. Walaupun saya tahu bahwa peringatan ini sudah ada pada Pelajaran (1) dan (2) cuma tidak ada salahnya ditulis kembali pada artikel yang kelima ini mengingat manusia mudah lupa. Sekian dari saya.

    Balas
  2. DarDar says:
    10 tahun yang lalu

    Afwan, menurut saya sekarang sudah terbuka semua kebenaran, kalau konflik Arab Spring, di Suriah berbeda dengan di Tunisia, Lebanon maupun Mesir,, konflik di Suriah bukanlah Khuruj, karena diktator mereka adalah syi’ah alawiyyin yang jelas2 kekafirannya..

    Artikel ini baik karna memberi pemahaman jelas akan apaitu Khuruj..

    Namun sekali lagi kalau dilihat kebenaran yg terjadi di Suriah sejak awal pecahnya konflik, dan itu bisa ditarik kesimpulan kalau di sana bukan Khuruj..

    Bukankah ada beberapa hadits akhir zaman yg menjelaskan bahwa Negri Syam adalah negri kaum muslimin?

    “Beruntunglah negeri Syam. Sahabat bertanya: mengapa ? Jawab Nabi saw: Malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam.” (HR. Imam Ahmad)*{terjemahan]

    “Salamah bin Nufail berkata: aku datang menemui Nabi salallahu’alaihi wa sallam dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tak ada lagi perang. Nabi salallahu’alaihi wasallam menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan selalu ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi mereka, dan Allah akan memberi rizki dari mereka (berupa ghanimah) hingga datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya. Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang terpasang tali kekang di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya Kiamat.” (HR. Imam Ahmad) *{terjemahan]

    Pasukan terbaik akhir zaman ada di Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.
    “Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad).*{terjemahan]

    Afwan sekali lagi, niat saya hanya meluruskan..

    Wallahu’alam..

    Jazakallah khairan

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah