[su_note note_color=”#deeeff”]
Ramalan salah satu zodiak:
Kehidupan cinta Anda tidak terlalu menyenangkan tahun ini. Akan sulit sekali berkomunikasi dengan si dia, tapi Anda harus berusaha keras jika ada sesuatu yang ingin Anda luruskan.
Hubungan Anda mungkin juga akan mengalami perubahan, namun ke arah yang lebih baik. Untuk yang single, pertemuan dengan pria baru akan mengubah hidup Anda.[/su_note]
Info-info semacam inilah yang menyebar di tengah-tengah pemuda. Untuk menjalani hari, mereka membaca nasib lewat ramalan bintang atau zodiak tersebut. Mereka ingin mencari tahu bagaimana nasib cinta mereka, bagaimana rizki mereka, dan bagaimana keberuntungan mereka. Padahal ajaran Islam sangat melarang keras hal ini, namun banyak yang tidak memahaminya karena tidak mau belajar akidah dan mengenal Islam lebih dalam.
[lwptoc]
Hukum Zodiak, Ramalan Bintang, dan Shio
Ketua Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia (Al Lajnah Ad Daimah) di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya mengenai hukum membaca ramalan bintang, zodiak dan semisalnya.
Jawaban beliau rahimahullah,
Yang disebut ilmu bintang, horoskop, zodiak dan rasi bintang termasuk di antara amalan jahiliyah. Ketahuilah bahwa Islam datang untuk menghapus ajaran tersebut dan menjelaskan akan kesyirikannya. Karena di dalam ajaran tersebut terdapat ketergantungan pada selain Allah, ada keyakinan bahwa bahaya dan manfaat itu datang dari selain Allah, juga terdapat pembenaran terhadap pernyataan tukang ramal yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib dengan penuh kedustaan, inilah mengapa disebut syirik. Tukang ramal benar-benar telah menempuh cara untuk merampas harta orang lain dengan jalan yang batil dan mereka pun ingin merusak akidah kaum muslimin. Dalil yang menunjukkan perihal tadi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab sunannya dengan sanad yang shahih dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْرِ زَادَ مَا زَادَ
“Barangsiapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil salah satu cabang sihir, akan bertambah dan terus bertambah.”[1]
Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad yang jayyid dari ‘Imron bin Hushoin, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَّرَ أَوْ سُحِّرَ لَهُ
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.”[2]
Siapa saja yang mengklaim mengetahui perkara ghaib, maka ia termasuk dalam golongan kaahin (tukang ramal) atau orang yang berserikat di dalamnya. Karena ilmu ghaib hanya menjadi hak prerogatif Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah” (QS. An Naml: 65).
Nasehatku bagi siapa saja yang menggantungkan diri pada berbagai ramalan bintang, hendaklah ia bertaubat dan banyak memohon ampun pada Allah (banyak beristighfar). Hendaklah yang jadi sandaran hatinya dalam segala urusan adalah Allah semata, ditambah dengan melakukan sebab-sebab yang dibolehkan secara syar’i. Hendaklah ia tinggalkan ramalan-ramalan bintang yang termasuk perkara jahiliyah, jauhilah dan berhati-hatilah dengan bertanya pada tukang ramal atau membenarkan perkataan mereka. Lakukan hal ini dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dalam rangka menjaga agama dan akidah.
(Dinukil dengan perubahan redaksi dari Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 2: 123)
Baca Juga: Dukun, Tukang Ramal, dan Zodiak
Syaikh Sholih Alu Syaikh –hafizhohullah– mengatakan, “Jika seseorang membaca halaman suatu koran yang berisi zodiak yang sesuai dengan tanggal kelahirannya atau zodiak yang ia cocoki, maka ini layaknya seperti mendatangi dukun. Akibatnya cuma sekedar membaca semacam ini adalah tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Sedangkan apabila seseorang sampai membenarkan ramalan dalam zodiak tersebut, maka ia berarti telah kufur terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid oleh Syaikh Sholih Alu Syaikh pada Bab “Maa Jaa-a fii Tanjim”, hal. 349)
Intinya, ada dua rincian hukum dalam masalah ini.
Pertama: Apabila cuma sekedar membaca zodiak atau ramalan bintang, walaupun tidak mempercayai ramalan tersebut atau tidak membenarkannya, maka itu tetap haram. Akibat perbuatan ini, shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no. 2230). Ini akibat dari cuma sekedar membaca.
Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi: “Adapun maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.” (Syarh Muslim, 14: 227)
Kedua: Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah mengkufuri Al Qur’an yang menyatakan hanya di sisi Allah pengetahuan ilmu ghoib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532, hasan)
Namun jika seseorang membaca ramalan tadi untuk membantah dan membongkar kedustaannya, semacam ini termasuk yang diperintahkan bahkan dapat dinilai wajib. (Al Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, 1: 330)
Syaikh Sholih Alu Syaikh memberi nasehat, “Kita wajib mengingkari setiap orang yang membaca ramalan bintang semacam itu dan kita nasehati agar jangan ia sampai terjerumus dalam dosa. Hendaklah kita melarangnya untuk memasukkan majalah-majalah yang berisi ramalan bintang ke dalam rumah karena ini sama saja memasukkan tukang ramal ke dalam rumah. Perbuatan semacam ini termasuk dosa besar (al kabair) –wal ‘iyadzu billah-. …
Oleh karena itu, wajib bagi setiap penuntut ilmu agar mengingatkan manusia mengenai akibat negatif membaca ramalan bintang. Hendaklah ia menyampaikannya dalam setiap perkataannya, ketika selesai shalat lima waktu, dan dalam khutbah jum’at. Karena ini adalah bencana bagi umat. Namun masih sangat sedikit yang mengingkari dan memberi peringatan terhadap kekeliruan semacam ini.” (Lihat At Tamhid Lisyarh Kitabit Tauhid, hal. 349)
Dari sini, sudah sepatutnya seorang muslim tidak menyibukkan dirinya dengan membaca ramalan-ramalan bintang melalui majalah, koran, televisi atau lewat pesan singkat via sms. Begitu pula tidak perlu seseorang menyibukkan dirinya ketika berada di dunia maya untuk mengikuti berbagai ramalan-ramalan bintang yang ada. Karena walaupun tidak sampai percaya pada ramalan tersebut, tetap seseorang bisa terkena dosa jika ia bukan bermaksud untuk membantah ramalan tadi. Semoga Allah melindungi kita dan anak-anak kita dari kerusakan semacam ini.
Baca Juga: Siapa Saja yang Disebut Tukang Ramal?
Nasehat
Ramalan bukan hanya datang dari tukang ramal dengan bertanya langsung, namun saat ini bisa masuk ke rumah-rumah kaum muslimin dengan begitu mudah, baik lewat media cetak, TV, atau pun internet. Kita berlindung kepada Allah semoga diri kita, anak-anak kita, kerabat-kerabat kita terbebas dari membaca dan mempercayai ramalan bintang, serta dijauhi segala bentuk perbuatan syirik. Jadikanlah satu-satunya sandaran dalam segala urusan adalah Allah Ta’ala semata,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3). Al Qurtubi mengatakan, ”Barangsiapa menyerahkan urusannya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya.” (Al Jami’ Liahkamil Qur’an, 18: 161). Jika Allah jadi satu-satunya sandaran, maka rizki, jodoh, dan segala urusan akan dimudahkan oleh Allah Ta’ala.
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّـهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (QS. Hud: 88)
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Baca Juga: Mengaitkan Kepribadian Dengan Golongan Darah, Apakah Termasuk Ramalan?
—
@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 7 Shofar 1433 H
[1] HR. Abu Daud no. 3905, Ibnu Majah no. 3726 dan Ahmad 1: 311. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan.
[2] HR. Al Bazzar dalam musnadnya.
Penulis Fathul Majid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh berkata, “Siapa saja yang menerjangi perkara-perkara yang disebutkan dalam hadits tersebut, berarti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berlepas diri darinya. Bisa saja perkara yang dilakukan adalah kesyirikan seperti beranggapan sial. Bisa pula kekufuran seperti mempercayai tukang ramal dan melakukan sihir. Siapa saja yang ridho dan mengikuti hal-hal tadi, maka ia dihukumi seperti pelakunya karena ia menerima dan mengikuti hal yang batil.” (Fathul Majid, 316)
Saya minta izin unmtuk copy artikel2 nya
ijin shared yha akhi,. sukron,.
ijin copy
izin berbagi dengan yang lain
assalamu’alaikum wr. wb.
saya mau tanya, bagaimana jika kita mempelajari ilmu astronomi?
wassalamu’alaikum wr. wb.
#Hendra Agus
Wa’alaikumussalam, hukumnya boleh. Yang haram adalah astrologi.
Terima kasih ustaz
assalammualaikum izin share ustadz
Minta izin untuk copy artikelnya.. Sukron
Alhamdulillah nambah lagi Ilmu…
assalamualaikum..
ijin copy artikelnya,,
Ternyata baca ramalan itu hukum’a haram ….
trima kasih krna tlh mengajarkan nya
dan saya pun baru tau, ternyata itu haram
Assalamualaikum Wr. Wb.
Menanggapi artike yang dituliskan di atas,
saya pernah membaca artikel tentang perbedaan Meramal dan Memprediksi. Di dalam artikel tersebut disebutkan bahwa meramal adalah mengerjakan sesuatu tanpa menggunakan data, sedang memprediksi menggunakan dan berdasarkan data.
Hal ini diperkuat oleh jawaban Ust. Aris Munandar. SS, dalam jawabannya tentang membedakan “ramal dan prediksi”.
Berikut URL yang berisi jawaban pernyataan di atas, https://muslim.or.id/soal-jawab/soal-143-perbedaan-ramalan-dengan-prediksi.html
Semakin datanya akurat, semakin akurat pula prediksi astrologinya.
Astrologi sendiri membutuhkan data-data sebagai acuannya dalam menelaah sesuatu, seperti data primer dan mutlak, yakni tanggal, bulan, tahun, kota dan jam lahir. Sedang data sekunder yang diperlukan adalah nama, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Semakin datanya akurat, semakin akurat pula prediksi astrologinya.
Lantas, dibagian manakah dan yang mungkin lebih dirincikan lagi bahwa itu adalah sesuatu yang tidak dibenarkan dalam Islam.
@ RB Wicaksono
Apa nyambungnya antara tanggal lahir dan rizki yang dilamarkan? Karena tdk nyambungnya di sini, walaupun menurut Anda akurat, inilah yang dipermasalahkan.
syukron untuk artikel yg bermanfaat tsb
Data, definisi data sendiri bahan baku informasi atau informasi yang belum diolah, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.
Tanggal lahir, dan sebagai itu termasuk data, bukan? Lantas, yang menjadi inti pertanyaan saya adalah, dibagian mana yang menyatakan bahwa astrologi adalah ilmu yang meramal? Sedang meramal adalah sesuatu yang tidak membutuhkan data untuk menghasilkan informasi. Padahal astrologi sendiri membutuhkan data untuk menghasilkan informasi.
Mohon maaf sebelumnya jikalau saya terlalu banyak bertanya, karena materi ini akan saya kuliahkan di socmed sebagai kebenaran Islam yang melarang membaca Zodiak.
Mohon bantuannya untuk lebih diterangkan. Terima kasih.
#RB. Wicaksono
Prediksi cuaca pun disebut ramalan cuaca, apakah prediksi cuaca tidak membutuhkan data? Maka, jangan terjebak pada definisi. Cukuplah apa yang disebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Begini, hal gaib ada 2 macam:
1. Gaib hakiki/mutlak, adalah hal-hal yang tidak mungkin diketahui oleh selain Allah, sampai kapanpun. Misal: nasib, jodoh, kapan meninggal, rezeki, kapan terkena musibah, kapan mendapat untung, waktu terjadinya hari kiamat, dll.
2. Gaib nisbi adalah, hal-hal yang masih ada kemungkinan untuk diketahui dengan bantuan alat tertentu atau cara tertentu. Disebut nisbi karena bagi sebagian orang hal ini termasuk gaib, namun bagi sebagian orang yg lain tidak gaib. Misalnya: mengetahui benda di balik tembok dengan cara membongkar tembok, mengetahui jenis kelamin janin dengan USG, dll
Mencoba mengetahui, meramal, atau memprediksi hal gaib jenis pertama itulah yang dilarang dalam Islam.
Dan saran saya, jangan dulu anda mengkuliahkan suatu tentang Islam sebelum anda mempelajarinya dengan benar. Tidak cukup dengan membaca artikel di web. Perkara agama adalah perkara berat. Jika anda ingin memberi kuliah suatu masalah agama, anda harus orang yang paham dengan benar dalil-dalil dan perkataan para ulama dalam masalah tersebut.
saya lebih percaya sama al-quran dan hadist
saya jga sangat setuju dengan lrangan keras dari agama saya (islam)..sesungguhnya percya ma rmalan bintang adalah musrik besar,,,dan sesungguhnya islam itu rahmatan lilalamin.
Ijin Copas,Jazakumullohu khoiron,
Ijin copas jazakumullohu khoiron
bagaimana dengan kisah nabi yusuf yang meramal masa depan melalui tafsir mimpi???
#hamzah
Mimpi itu ada yang dari setan, ada yang hanya bunga tidur, ada yang dari Allah. Dan tafsir mimpi itu memang benar adanya, dapat dilakukan orang-orang alim dan bijaksana.
minta izin buat copy, sukron :)
ijin copi ustadz..maturnuhun ilmunya
Izin kopas Pak Ustadz
afwan akh, ana agak bingung disini, hanya sekedar baca sholatnya nggak diterima 40 hari, bagaimana dengan intro artikel ini? bukannya itu cuplikan dari ramalan?
#Pemuda
Yang dimaksud membaca ramalan adalah membaca buku/majalah yang isinya ramalan, atau sengaja melihat rubrik ramalan di suatu majalah, atau semacamnya yang maksudnya sama dengan mendatangi peramal.
kata dosen saya, diperbolehkan kita membaca suatu ramalan jika ramalan tersebut telah mempunyai data2 yang akurat. nah sementara banyak referensi yang saya dpat, haram hukumnya membaca sebuah ramalan. mohon diperjelas bagaimana baiknya, soalnya materi hukum membaca ramalan ini akan menjadi topik dalam presentasi diperkuliahan saya :)
#Anfa
Silakan simak: https://muslim.or.id/soal-jawab/soal-143-perbedaan-ramalan-dengan-prediksi.html
bagaimana dengan sifat dan watak seseorang berdasarkan golongan darah, apakah ini termasuk jenis ramalan ?
saya pernah baca kalau ini diteliti melalui 10.000 koresponden
#abu ahnaf
Jika memang penelitian ilmiah, uji klinis bisa membenarkan hal tersebut maka itu bukan ramalan yang terlarang
Assalammualaikum, Izin share ya ustadz.. Jazakumullohu khoiron.
assalamualaikum
kalo baca ramalan di social media itu hukumnya gimana?
wa’alaikumussalam, jika yang dibaca adalah ramalan zodiak, shio, dsb maka juga haram
Terima kasih untuk penjelasannya, sangat
bermanfaat dan mohon izin untuk membaginya. Terima kasih
Makasih banyak ya pak ustad, ini sangat bermanfaat sekali. Pak ustad mohon izin untuk di copy dan di sampai kan kembali !
Silahkan, dengan mencantumkan sumber.
izin copy dan paste untuk materi mentoring kampus, dan insya Allah dicantumkan sumber dan penulis. syukron.
Silahkan. Barakallahu fik
bagaimana jika hanya membaca tentang sifat zodiac tettentu, bukan mengenai ramalan karir dsb, mohon jawaban pak ustad
Sama saja, hukumnya tidak boleh.
Pak ustad terus gimana cara tobat dari melihat zodiak
Syarat Taubat ada 6 :
1. Ikhlas 2. Menyesal. 3. Berhenti dari dosa trsebut. 4. Brtekad kuat tidak mengulangi lagi. 5. Sebelum nyawa sampai tenggorokan (sebelum sakratul maut). 6. Sebelum matahari terbit dari barat.
Kalo tiba2 ada yg ngomong ttg ramalan trus kita membenarkannya tanpa sengaja dan kemudian tersadar kalo dosa bgm apakah masih berdosa pak ustadz?
Bertaubatlah, semoga Allah ampuni
Seandainya blm tau gmn modelnya ramalan zodiak itu trus mau cari tau …dan membeca ramalan ramlan itu di larang jg ya
Cukuplah penjelasan global tentang ramalan zodiak di artikel ini. mengingat hati itu lemah, maka tidak usah membaca buku-buku atau majalah ttg ramalan-ramalan tersebut
Bagaimana jika di medsos tiba2 muncul ttg zodiak, lalu yg baru terbaca hanya judulnya saja, lalu langsung dialihkan, itu hukumnya bagaimana ustdz?
Jika tidak sengaja maka tidak berdosa selama tidak diteruskan membaca.
bagaimana tentang mempercayai prediksi cuaca ?
Tidak mengapa
Alhamdulliah bermanfaat
assalamualaikum ustadz izin copy yaaaa, syukronn :)
Jazakallahu khairan, izin copy artikel ini..
Assalamua’laikum mau bertanya
Berarti seorang peramal itu juga dosa ya ustad
Wa’alaikumussalam, dosa bahkan berbuat syirik
Misal aku cari sifat orang berdasarkan zodiak, dan buka beberapa website/halaman itu sholatnya tidak diterima 40 hari/ dikalikan dengan jumlah situs yg dibaca? Misal baca 3 situs jadi 40*3 =”120 hari? :(
Ustad mau nanya, jika kita membaca ramalan lalu bertaubat nasuha, apakah sholat kita tetap tidak diterima 40 hari?
assalamualaikum ustadz afwan saya ingin bertanya, saya penyuka sejarah. dan salah satu yg sejarahnya saya ikuti buku2nya adalah sejarah pangeran diponegoro. Lalu ada bagian dimana ketika diponegoro kecil lahir, buyutnya yaitu Sri Sultan HB 1 berfirasat bahwa diponegoro kelak akan menghancurkan belanda lebih dari ketika ia dahulu berperang melawan belanda. Apakah ini termasuk ramalan?
Bagaimana karena ketidak tauan???
assalamu’alaikum izin mengcopy ustadz