Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
MUBK Februari 2023 MUBK Februari 2023

Kaya Tanpa Iman

Ari Wahyudi, S.Si. oleh Ari Wahyudi, S.Si.
26 April 2021
Waktu Baca: 4 menit
10
53
SHARES
280
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Emas 1 gram berapa harganya? Kalau bumi ini ditimbang berapa gram beratnya?! Kalau ada emas sepenuh isi bumi dijual harganya kira-kira berapa ya? Wah… pasti mahal sekali, bisa untuk bersenang-senang tujuh turunan itu…!

 

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat orang kafir akan didatangkan lalu ditanyakan kepadanya, ‘Bagaimana menurutmu seandainya kamu mempunyai emas sepenuh isi bumi apakah kamu mau menebus (siksaan) dengannya?’. Dia menjawab, ‘Iya tentu saja.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya dahulu -di dunia- kamu diminta sesuatu yang lebih mudah daripada itu [akan tetapi kamu enggan dan tetap berbuat syirik].’.” (HR. Bukhari [6538] dan Muslim [2805])

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhu, beliau bercerita bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati pasar melalui sebagian jalan dari arah pemukiman, sementara orang-orang [para sahabat] menyertai beliau. Lalu beliau melewati bangkai seekor kambing yang telinganya cacat (berukuran kecil). Beliau pun mengambil kambing itu seraya memegang telinga nya. Kemudian beliau berkata, “Siapakah di antara kalian yang mau membelinya dengan harga satu dirham?”. Mereka menjawab, “Kami sama sekali tidak berminat untuk memilikinya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?”. Beliau kembali bertanya, “Atau mungkin kalian suka kalau ini gratis untuk kalian?”. Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya hidup pun maka binatang ini sudah cacat, karena telinganya kecil. Apalagi kambing itu sudah mati?” Beliau pun bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya dunia lebih hina di sisi Allah daripada bangkai ini di mata kalian.” (HR. Muslim [2957])

Kedua hadits di atas menerangkan kepada kita betapa tidak ada nilainya kekayaan dunia semata jika  tidak disertai dengan keimanan. Oleh sebab itu sebanyak apa pun harta yang dimiliki oleh seseorang jika tidak dilandasi dengan keimanan kepada Allah dan rasul-Nya, maka di akherat harta itu tidak bermanfaat  bagi pemiliknya. Sebagaimana Allah ta’ala tegaskan hal ini dalam ayat (yang artinya), “Pada hari itu -kiamat- tidak bermanfaat harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89).

Hati yang selamat itu adalah hati yang beriman dengan sebenarnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang kafir itu seandainya mereka memiliki segala isi bumi ini seluruhnya dan bahkan ditambah yang semisalnya demi menebus siksaan pada hari kiamat maka tidak akan diterima, dan mereka layak untuk menerima siksaan yang sangat pedih.” (QS. al-Ma’idah: 36)

Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan meninggal dalam keadaan kafir maka tidak akan diterima dari salah seorang mereka [tebusan atas siksa yang mereka terima] meskipun berupa emas sepenuh isi bumi kalaulah mereka mau menebus dengannya. Mereka itu adalah orang-orang yang layak menerima siksaan yang pedih dan tidak ada bagi mereka sedikit pun penolong.” (QS. Ali Imran: 91)

Maka keimanan yang benar adalah sumber kebahagiaan dan keselamatan meskipun ekonomi pas-pasan atau bahkan berada di bawah garis kemiskinan. Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku pernah melihat surga, ternyata di dalamnya dihuni kebanyakan oleh orang-orang miskin. Dan aku pun melihat neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.” (HR. Muslim [2737])

Kesulitan dan kesedihan dunia seperti apa pun yang dirasakan oleh orang-orang miskin yang menjaga keimanan mereka akan terlupakan hanya dengan satu celupan kenikmatan surga. Sebaliknya, selezat apa pun kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh orang kafir di dunia, maka akan terlupakan dengan satu celupan siksa di neraka, na’udzu billahi min dzalik… Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat akan didatangkan penduduk neraka yang pernah merasakan kenikmatan paling lezat selama di dunia lalu dia dicelupkan di neraka sekali celupan. Kemudian ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’. Maka dia menjawab, ‘Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku.’ Dan juga didatangkan penduduk surga yang hidupnya paling susah selama di dunia, lalu dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesusahan? Apakah kamu pernah merasakan kesulitan?’. Maka dia menjawab, ‘Sama sekali tidak pernah, wahai Tuhanku. Aku belum pernah merasakan kesusahan dan belum pernah melihat kesulitan.’.” (HR. Muslim [2807])

Hal ini menunjukkan kepada kita betapa agungnya kesabaran dan betapa besar ganjarannya di sisi Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan disempurnakan balasan amalnya tanpa hitungan.” (QS. az-Zumar: 10). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfal: 46). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)

Kemiskinan dan kesulitan perekonomian memang tidak menyenangkan, akan tetapi jika seorang hamba bersabar menghadapinya dan tetap menjaga nilai-nilai keimanan yang ada di dalam dirinya, niscaya kesabaran itu akan mengantarkannya menuju pintu surga. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga itu diliputi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan dan neraka itu diliputi oleh hal-hal yang menyenangkan (nafsu).” (HR. Muslim [2822])

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Shuhaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik untuknya. Dan hal itu tidak dijumpai kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia mengalami kesenangan, dia pun bersyukur. Maka hal itu adalah baik untuknya. Dan apabila dia mengalami kesusahan, dia pun bersabar. Maka hal itu pun baik untuknya.” (HR. Muslim [2999])

Apabila ternyata kekayaan materi semata sama sekali tidak menjanjikan kebahagiaan, bahkan terkadang kemiskinan jauh lebih menyelamatkan dan mengantarkan menuju kebahagiaan yang sejati, tentu saja seorang hamba tidak akan lagi memelihara sifat tamak dan rakus kepada dunia di dalam hatinya. Akan tetapi kenyataannya masih banyak juga orang yang lupa atau pura-pura lupa tentang hakekat kesenangan dunia yang fana ini. Sehingga mereka pun rela menjual agama demi mencicipi kesenangan dunia yang tak seberapa.

Sungguh indah perkataan seorang penyair,

“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cendekia,

Mereka ceraikan dunia dan takut akan fitnahnya.

Mereka perhatikan apa yang ada di sana.

Tatkala mereka sadar bahwa dunia bukanlah tempat tinggal sebenarnya.

Maka mereka jadikan dunia ini sebagai samudera,

dan mereka gunakan amal salih sebagai perahu yang berlayar di atasnya.”

(lihat Mukadimah Riyadhus Shalihin oleh Imam an-Nawawi)

—

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Artikel www.muslim.or.id

Tags: kayaSyirik
kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah kenali bahaya syiah
Ari Wahyudi, S.Si.

Ari Wahyudi, S.Si.

Alumni S1 Biologi UGM, Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, penulis kitab "At Tashil Fi Ma'rifati Qawa'id Lughatit Tanzil".

Artikel Terkait

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 4)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
1 Februari 2021
5

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit waswas (Bag. 3) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala...

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 3)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
1 Februari 2021
1

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala...

Sembuh Dari Penyakit WasWas

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2)

oleh Sa'id Abu Ukkasyah
31 Januari 2021
0

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 1) Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salaamu 'ala...

Artikel Selanjutnya
Akhlak Mulia pada Istri Tercinta

Akhlak Mulia pada Istri Tercinta

Komentar 10

  1. m.zaelani says:
    12 tahun yang lalu

    subhanallah. izin share ya pak ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi.
    betapa agung kekuasaan allah.

    Balas
  2. Akh Teguh says:
    12 tahun yang lalu

    Kalo liat berita2 di koran, pejabat2 yg kebanyakan udah tua itu.. sangat disayangkan di usia yg senja masih saja berebutan jabatan (tahta) bahkan dengan melalui berbagai cara baik halal maupun haram.. padahal semua juga tau akhirnya bakalan mati.. kenapa ya mereka? sepertinya mereka perlu membaca artikel ini.. hehehe.. ana bantu sebarkan ya, izin mempublikasikan ulang,

    Balas
  3. Arya says:
    12 tahun yang lalu

    Kita sebagai umat muslim harus zuhud terhadap dunia,tapi di satu sisi,Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa kemiskinan dekat dengan kekufuran.Gimana maksudnya ?Apa kita tidak boleh mengumpulkan harta yang banyak?

    Balas
  4. adi setyo says:
    12 tahun yang lalu

    Subhanallah..
    Saya sangat perlu sekali artikel seperti ini
    karena iman saya selalu naik turun
    semoga ini bisa memotivasi saya untuk lebih bersyukur.
    Mohon ijin untuk ikut publikasi ya pak ustadz..

    Balas
  5. Wirna says:
    12 tahun yang lalu

    Alhamdulilah dapat pencerahan yang bagus.sukses selalu!!!

    Balas
  6. Nizar says:
    12 tahun yang lalu

    Subhanallah…tak ada kata2 terucap..cm tetes air mata membasahi.

    Balas
  7. Wahyu says:
    11 tahun yang lalu

    Mengejar dunia seperti halnya minum air laut semakin kita minum semakin haus. Khonaah adalah salah satu cara kita menghadapi tipu daya dunia. Bahkan dengan sayap seekor nyamukpun dunia itu sbnarnya lebih hina

    Balas
  8. kauzi says:
    11 tahun yang lalu

    izin share ustadz

    Balas
  9. abu nabila says:
    11 tahun yang lalu

    jazakumullah khair

    Balas
  10. Ismail says:
    9 tahun yang lalu

    Dunia adalah fana,tentu hampir semua tahu.tapi kenapa kita terlalu mengejarnya hingga menghalalkan segala cara.? Jwbnya adlh krn mnruti nfsu dn syetan.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id donasi muslim.or.id
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah