“Terus terang, sampai diusia +35 tahun saya ini termasuk Kyai Ahli Bid’ah yang tentunya doyan tawassul kepada mayat atau penghuni kubur, sering juga bertabarruk dengan kubur sang wali atau Kyai. Bahkan sering dipercaya untuk memimpin ziarah Wali Songo dan juga tempat-tempat yang dianggap keramat sekaligus menjadi imam tahlilan, ngalap berkah kubur, marhabanan atau baca barzanji, diba’an, maulidan, haul dan selamatan yang sudah berbau kesyirikan”
“Kita dulu enjoy saja melakukan kesyirikan, mungkin karena belum tahu pengertian tauhid yang sebenarnya” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 90)
“Kita biasa melakukan ziarah ngalap berkah sekaligus kirim pahala bacaan kepada penghuni kubur/mayit. Sebenarnya, hal tersebut atas dasar kebodohan kita. Bagaimana tidak, contohnya adalah saya sendiri di kala masih berumur 12 tahun sudah mulai melakukan ziarah ngalap berkah dan kirim pahala bacaan, dan waktu itu saya belum tahu ilmu sama sekali, yang ada hanya taklid buta. Saat itu saya hanya melihat banyak orang yang melakukan, dan bahkan banyak juga kyai yang mengamalkannya. Hingga saya menduga dan beranggapan bahwa hal itu adalah suatu kebenaran.” (Kyai Afrokhi dalam Buku Putih Kyai NU hal. 210)
Beliau adalah Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren “Rahmatullah”. Nama beliau tidak hanya dibicarakan oleh teman-teman dari Kediri saja, namun juga banyak diperbincangkan oleh teman-teman pengajian di Surabaya, Gresik, Malang dan Ponorogo.
Keberanian beliau dalam menantang arus budaya para kyai yang tidak sejalan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang telah berurat berakar dalam lingkungan pesantrennya, sikap penentangan beliau terhadap arus kyai itu bukan berlandaskan apriori belaka, bukan pula didasari oleh rasa kebencian kepada suatu golongan, emosi atau dendam, namun merupakan Kehendak, Hidayah dan Taufiq dari Allah ta’ala.
Kyai Afrokhi hanya sekedar menyampaikan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mengatakan yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. namun, usaha beliau itu dianggap sebagai sebuah makar terhadap ajaran Nahdhatul Ulama (NU), sehingga beliau layak dikeluarkan dari keanggotaan NU secara sepihak tanpa mengklarifikasikan permasalahan itu kepada beliau.
Kyai Afrokhi tidak mengetahui adanya pemecatan dirinya dari keanggotaan NU. Beliau mengetahui hal itu dari para tetangga dan kerabatnya. Seandainya para Kyai, Gus dan Habib itu tidak hanya mengedepankan egonya, kemudian mereka mau bermusyawarah dan mau mendengarkan permasalahan ajaran agama ini, kemudian mempertanyakan kenapa beliau sampai berbuat demikian, beliau tentu bisa menjelaskan permasalahan agama ini dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih yang harus benar-benar diajarkan kepada para santri serta umat pada umumnya.
Seandainya para Kyai itu mau mengkaji kembali ajaran dan tradisi budaya yang berurat berakar yang telah dikritisi dan digugat oleh banyak pihak. Bukan hanya oleh Kyai Afrokhi sendiri, namun juga dari para ulama tanah haram juga telah menggugat dan mengkritisi penyakit kronis dalam aqidah NU yang telah mengakar mengurat kepada para santri dan masyarakat. Jika mereka itu mau mendengarkan perkataan para ulama itu, tentunya penyakit-penyakit kronis yang ada dalam tubuh NU akan bisa terobati. Aqidah umatnya akan terselamatkan dari penyakit TBC (Tahayul, Bid’ah, Churofat). Sehingga Kyai-kyai NU, habib, Gus serta asatidznya lebih dewasa jika ada orang yang mau dengan ikhlas menunjukkan kesesatan yang ada dalam ajaran NU dan yang telah banyak menyimpang dari tuntunan Rasulullah dan para sahabatnya. Maka, Insya Allah, NU khususnya dan para ‘alim NU pada umumnya akan menjadi barometer keagamaan dan keilmuan. ‘Alimnya yang berbasis kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih, yang sesuai dengan misi NU itu sendiri sebagai Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga para ‘alim serta Kyai yang duduk pada kelembagaannya berhak menyandang predikat sebagai pewaris para Nabi.
Namun sayang, dakwah yang disampaikan oleh Kyai Afrokhi dipandang sebelah mata oleh para Kyai NU setempat. Mereka juga meragukan keloyalan beliau terhadap ajaran NU. Dengan demikian, beliau harus menerima konsekuensi berupa pemecatan dari kepengurusan keanggotaannya sebagai a’wan NU Kandangan, Kediri, sekaligus dikucilkan dari lingkungan para kyai dan lingkungan pesantren. Mereka semua memboikot aktivitas dakwah Kyai Afrokhi.
Walaupun beliau mendapat perlakuan yang demikian, beliau tetap menyikapinya dengan ketenangan jiwa yang nampak terpancar dari dalam dirinya.
Siapakah yang berani menempuh jalan seperti jalan yang ditempuh oleh Kyai Afrokhi, yang penuh cobaan dan cobaan? Atau Kyai mana yang ingin senasib dengan beliau yang tiba-tiba dikucilkan oleh komunitasnya karena meninggalkan ajaran-ajaran tradisi yang tidak sesuai dengan syari’at Islam yang haq? Kalau bukan karena panggilan iman, kalau bukan karena pertolongan dari Allah niscaya kita tidak akan mampu.
Kyai Afrokhi adalah sosok yang kuat. Beliau menentang arus orang-orang yang bergelar sama dengan gelar beliau. yakni Kyai. Di saat banyak para Kyai yang bergelimang dalam kesyirikan, kebid’ahan dan tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang haq, di saat itulah beliau tersadar dan menantang arus yang ada. Itulah jalan hidup yang penuh cobaan dan ujian.
Bagi Kyai Afrokhi untuk apa kewibawaan dan penghormatan tersandang, harta melimpah serta jabatan terpikul, namun murka Allah dekat dengannya, dan Allah tidak akan menolongnya di hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak. Beliau lebih memilih jalan keselamatan dengan meninggalkan tradisi yang selama ini beliau gandrungi.
Inilah fenomena kyai yang telah bertaubat kepada Allah dari ajaran-ajaran syirik, bid’ah dan kufur. Walaupun Kyai Afrokhi ditinggalkan oleh para kyai ahli bid’ah, jama’ah serta santri beliau, ketegaran dan ketenangan beliau dalam menghadapi realita hidup begitu nampak dalam perilakunya. Dengan tawadhu’ serta penuh tawakkal kepada Allah, beliau mampu mengatasi permasalahan hidup.
Pernyataan taubat Kyai Afrokhi:
“Untuk itulah buku ini saya susun sebagai koreksi total atas kekeliruan yang saya amalkan dan sekaligus merupakan permohonan maaf saya kepada warga Nahdhatul Ulama (NU) dimanapun berada yang merasa saya sesatkan dalam kebid’ahan Marhabanan, baca barzanji atau diba’an, maulidan, haul dan selamatan dari alif sampai ya` yang sudah berbau kesyirikan dan juga sebagai wujud pertaubatan saya. Semoga Allah senantiasa menerima taubat dan mengampuni segala dosa-dosa saya yang lalu (Amin ya robbal ‘alamin)”
(Dinukil dan diketik ulang dengan gubahan seperlunya dari buku “Buku Putih Kyai NU” oleh Kyai Afrokhi Abdul Ghoni, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Rohmatulloh Kediri, mantan A’wan Syuriah MWC NU Kandangan Kediri)
Catatan: Note ini ditulis hanya semata-mata sebagai nasehat, bukan karena ada alasan sentimen atau kebencian terhadap sebuah kelompok. Silahkan nukil dan share serta pergunakan untuk kebutuhan dakwah ilalloh.
-Abu Shofiyah Aqil Azizi- jazahullah khairan
Baca juga: Apakah Taubat Harus Diumumkan?
—
Artikel: Muslim.or.id
Memang berpegang teguh pada tali sunnah pada akhir zaman ini seperti memegang bara api, ‘panas’ tetapi harus tetap dipegang teguh agar cahaya sunnah tetap terpancar dan bersinar ditengah2 kaum muslimin yang sudah terlalu jauh keluar dari sunnah nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah
Tetaplah jaya Dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Ala Fahmi Salaf
Semoga akan bertambah lagi jumlah kyai NU yg mengikuti jejak kyai Abdul Ghoni, sehingga makin memberi kekuatan untuk dakwah diatas sunnah. Insyaalloh.
subhanalloh semoga beliau tetap istiqomah..AMIN.
subhanalloh semoga beliau tetap istiqomah..AMIN.!!
subhanalloh.
@ abu ammar: amiin, kita doakan saja mereka yang masih bergelimang bid’ah dan kurofat segera mendapat hidayah dari Alloh agar tidak semakin banyak orang2 yang tersesat akibat dakwah2 mereka..
Alhamdulillah..
semoga beliau ditetapkan oleh kesabaran oleh Allah swt.
di arsip artikel koq materinya masih yg lama, blom diupdate kah? tolong diupdate ya, supaya mudah mencari artikel terbaru, terima kasih
ASSALAMUALAIKUM…..
MOHON INFO, UNTUK MEMBELI BUKUNYA DIMANA ?…..
ADAKAH DI TK. GUNUNG AGUNG / GRAMEDIA ?…..
TERIMA KASIH….
WASSALAMUALAIKUM…..
pendiri NU, yaitu KH Hasyim Asy’ari ana rasa tidak mungkin mengajarkan kebid’ahan dan kesyirikan seperti itu. apakah ustadz memiliki informasi mengenai ajaran KH Hasyim Asy’ari ?
Atas perkenan nya,
jazakaallahu khoiron.
Wahai Zat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu. Sesungguhnya apa yang disisi Allah adalah lebih baik dibandingkan dunia beserta isinya. Semoga Allah memberikan Hidayah lebih banyak lagi kepada para ulama & Umara untuk kebaikan ummat & Agama Allah …. Amin
Semoga para nahdiyin mendapat hidayah Alloh untuk meninggalkan tahayul, bid’ah dan khurofat dan kembali ke ajaran islam yang lurus berdasar Alqur’an dan Al hadits,Amin.Saudara/Saudariku Nahdiyin janganlah kalian taklid buta serta fanatik golongan beribadahlah berdasarkan dalil yang shohih (Alqur’an dan Hadits )
Alhamdulillah, walaupun saya ini termasuk muslim awam, bukan kyai buakn ustat namun Allah SWT telah berkenan membuka hati saya sehingga saya dapat sedikit demi sedikit meninggalkan amalan-amalan yang menyesatkan, semoga Allah senantiasa memberi petunjuk dan bimbingan agar saya betul2 terbebas dari bid’ah, syirik dllnya. Amin
Assalamu’alaikum.. izin copy paste artikel ini.. sukron..
Alhamdulillah……..
Semoga Alloh mengampuni dosa dan kesalahan kita, serta menetapkan iman dalam hati kita setelah kita mendapatkan petunjuk….. Amiin.
sebenarnya banyak para ustad dan kyai yang NU yang tahu akan halnya seperti ustad Afrokhi namun karena masih takutpada kebenaran dan takut akan sikucilkan dari komunitasnya jadi tidak / belum siap/bisa meninggalkan hal-hal tersebut, mudah – mudahan dikemudian hari hidayah Allah akan menghampiri kita amiin
tolong dong judul bukunya? DAN JIKA DI SURABAYA beli bukunya di toko apa? SUKRON JAZIROH
sewaktu taklim ustadz abdul hakim, beliau menjelaskan yg maknanya siapa saja yg ingin mengetahui bgmn KH Hasyim Asy’ari mk bacalah buku-buku tulisanya yang semuanya dalam bahasa Arab yg jk mereka faham mk yg diajarkan disana adalah ajaran ahlus sunnah dan jauh dari TBC…. afwan ini yg bis ana sharing….
Assalamu’alaikum. .
Afwan. . . Tolong dijabarkan ketika menyebut Nama” Allah Subhanallahu Wa Ta’ala serta Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. . .
Jazakallah khoiron atas perhatiannya. . .
حدثنا طاهر بن عيسى بن قيرس المصري التميمي حدثنا أصبغ بن الفرج حدثنا عبد الله بن وهب عن شبيب بن سعيد المكي عن روح بن القاسم عن أبي جعفر الخطمي المدني عن أبي أمامة بن سهل بن حنيف عن عمه عثمان بن حنيف أن رجلا كان يختلف إلى عثمان بن عفان رضي الله عنه في حاجة له فكان عثمان لا يلتفت إليه ولا ينظر في حاجته فلقي عثمان بن حنيف فشكا ذلك إليه فقال له عثمان بن حنيف ائت الميضأة فتوضأ ثم ائت المسجد فصلي فيه ركعتين ثم قل اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبينا محمد صلى الله عليه و سلم نبي الرحمة يا محمد إني أتوجه بك إلى ربك ربي جل وعز فيقضي لي حاجتي وتذكر حاجتك ورح إلي حتى أروح معك فانطلق الرجل فصنع ما قال له عثمان ثم أتى باب عثمان فجاء البواب حتى أخذ بيده فأدخله عثمان بن عفان فأجلسه معه على الطنفسة وقال حاجتك فذكر حاجته فقضاها له ثم قال له ما ذكرت حاجتك حتى كانت هذه الساعة وقال ما كانت لك من حاجة فأتنا ثم ان الرجل خرج من عنده فلقي عثمان بن حنيف فقال له جزاك الله خيرا ما كان ينظر في حاجتي ولا يلتفت إلي حتى كلمته في فقال عثمان بن حنيف والله ما كلمته ولكن شهدت رسول الله صلى الله عليه و سلم وأتاه ضرير فشكا عليه ذهاب بصره فقال له النبي صلى الله عليه وآله وسلم أفتصبر فقال يا رسول الله إنه ليس لي قائد وقد شق علي فقال له النبي صلى الله عليه و سلم إئت الميضأة فتوضأ ثم صل ركعتين ثم ادع بهذه الدعوات قال عثمان فوالله ما تفرقنا وطال بنا الحديث حتى دخل علينا الرجل كأنه لم يكن به ضرر قط
Telah menceritakan kepada kami Thahir bin Isa bin Qibarsi Al Mishri At Tamimi yang berkata menceritakan kepada kami Asbagh bin Faraj yang berkata menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Wahb dari Syabib bin Sa’id Al Makkiy dari Rawh bin Qasim dari Abu Ja’far Al Khatami Al Madini dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif dari pamannya Utsman bin Hunaif bahwa seorang laki-laki berkali-kali datang kepada Utsman bin ‘Affan radiallahu ‘anhu untuk suatu keperluan [hajat] tetapi Utsman tidak menanggapinya dan tidak memperhatikan keperluannya. Kemudian orang tersebut menemui Utsman bin Hunaif dan mengeluhkan hal itu. Maka Utsman bin Hunaif berkata “pergilah ke tempat berwudhu’ dan berwudhu’lah kemudian masuklah ke dalam masjid kerjakan shalat dua raka’at kemudian berdoalah “Ya Allah aku memohon kepadamu dan menghadap kepadamu dengan Nabi kami, Nabi pembawa rahmat. Ya Muhammad aku menghadap denganmu kepada TuhanMu Tuhanku agar memenuhi keperluanku” kemudian sebutkanlah hajat atau keperluanmu, berangkatlah dan aku dapat pergi bersamamu. Maka orang tersebut melakukannya kemudian datang menghadap Utsman, ketika sampai di pintu Utsman penjaga pintu Utsman memegang tangannya dan membawanya masuk kepada Utsman bin ‘Affan maka ia dipersilakan duduk disamping Utsman. Utsman berkata “apa keperluanmu” maka ia menyebutkan keperluannya dan Utsman segera memenuhinya. Utsman berkata “aku tidak ingat engkau menyebutkan keperluanmu sampai saat ini” kemudian Utsman berkata “kapan saja engkau memiliki keperluan maka segeralah sampaikan”. Kemudian orang tersebut pergi meninggalkan tempat itu dan menemui Utsman bin Hunaif, ia berkata “Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu, ia awalnya tidak memperhatikan keperluanku dan tidak mempedulikan kedatanganku sampai engkau berbicara kepadanya tentangku”. Utsman bin Hunaif berkata “Demi Allah, aku tidak berbicara kepadanya, hanya saja aku pernah menyaksikan seorang buta menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengeluhkan kehilangan penglihatannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “bersabarlah”. Ia berkata “wahai Rasulullah, aku tidak memiliki penuntun yang dapat membantuku dan itu sungguh sangat menyulitkanku”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “pergilah ke tempat wudhu’, berwudhu’lah kemudian shalatlah dua rakaat kemudian berdoalah” yaitu doa ini. Utsman bin Hunaif berkata “demi Allah kami tidaklah berpisah dan berbicara lama sampai ia datang kepada kami dalam keadaan seolah-olah ia tidak pernah kehilangan penglihatan sebelumnya” [Mu’jam As Shaghir Ath Thabrani 1/306 no 508]
Hanya sisi lain dari opini pembaca disini, hadits tetang Tawasul kpd Rasulullah tsb silahkan diteliti sanadnya, dilihat matannya, silahkan bagi pembaca untuk menilainya masing-masing, Ampun Maaf klu hal tsb salah, Wallahu A’lam Bissawab
#Ampun maaf
Tawassul dan tabarruk kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika beliau masih hidup memang dibolehkan dan bukan syirik. Namun ketika beliau sudah wafat, tidak diperbolehkan. Apalagi tawassul dan tabarruk kepada kuburan beliau, atau kepada orang selain beliau.
Tawassul dengan amal shalih, semisal wudhu dan shalat juga diperbolehkan. Silakan simak:
http://buletin.muslim.or.id/aqidah/tawassul-yang-dibolehkan-dan-yang-terlarang
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barangsiapa yang mengamalkan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka tertolak” (Riwayat Muslim).
seseorang dipersilahkan untuk memilih salah satu dari keduanya. Memperdebatkan masalah itu hanya akan menuai murka dari Allah dan Rasul-Nya, sebab hal itu termasuk perbuatan bid’ah yang tercela. Karena, salah satu bentuk amalan bid’ah adalah sikap mempersempit sesuatu yang dilapangkan oleh Allah dan Rasul-Nya saw.. Jika Allah memerintahkan suatu perbuatan dalam bentuk umum yang pelaksanaannya mempunyai lebih dari satu kemungkinan, maka perintah itu harus dipahami dalam keumuman dan kelapangan itu. Tidak boleh membatasi maknanya dengan cara apapun kecuali didasarkan pada dalil tertentu.
#MELILEA
Tolong anda pelajari kembali mengenai apa itu ‘aam, lafzhul ‘aam, dan beramal dengan lafzhul ‘aam. Karena penerapan kaidah anda sama-sekali tidak sesuai bab. Selain itu, ‘aam adalah lafazh mencakup seluruh ‘afrad (anggota himpunan). Sedangkan membuat ibadah baru itu berarti menambah fard baru yang bukan bagian dari afrad.
Jika anda belajar ushul fiqh, silakan buka mengenai mujmal-mubayyan. Lafazh mujmal diamalkan ketika datang bayan-nya. Semisal dzikir, shalawat, itu semua mujmal. Maka diamalkan sesuai bayan-nya, yaitu praktek shalawat dan dzikir yang dilakukan Nabi dan para sahabat.
Selain itu, jika anda belajar ushul fiqh, anda tentu kenal dengan kaidah “al ashlu fil ibadah al man’u“, hukum asal ibadah adalah haram.
Mohon kepada muslim.or.id untuk membahas dengan tuntas masalah thoriqoh karena ada sebagian orang islam yang beranggapan jika belum bai’at thoriqoh islamnya belum sempurna meski sudah melaksanakan rukun islam yang lima (syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji) apakah anggapan semacam ini benar?
#Qolbun Salim
Yang jelas Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah mengajarkan ‘ajaran thoriqoh’ atau ‘tarekat’, dan tidak pernah mensyaratkan demikian. Semoga kami diberi kemudahan untuk membahasnya di lain waktu.
Alhamdulillah Sepercik ilmu saya dptkn hari ini,,,Jazakillah Khair,,utk smua Azatid yg terlibat dlm web ini.
izin copas ustad
Semoga Allah mengampuni kita semua. Saya bukan ahli agama, tetapi ada satu hal yang menjadi perhatian saya. Jika tahlilan, ngalap berkah kubur, marhabanan atau baca barzanji, diba’an, maulidan, haul dan selamatan dianggap sebagai TBC, mengapa para wali songo, para orang alim dan wali melakukan itu semua. Apakah kita sampai hati mengatakan mereka tidak paham agama, padahal dari dakwah merekalah kita mengenal agama Islam? Apakah mungkin ada sisi lain mengapa mereka melakukan itu semua. Ataukah mungkin orang yang mengatakan TBC itu kurang arif dalam memahami agama dan baru belajar agama sehingga bersemangat.
#Sri Sayekti Hadi
Semoga Allah merahmati anda. Panutan kita adalah Baginda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, setelah para sahabat Nabi yang jumlahnya ribuan. Maka pertanyaannya adalah, mengapa Baginda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah melakukan amalan tersebut, dan puluhan ribu sahabat Nabi, mengapa tidak ada satu saja yang melakukan amalan-amalan tersebut?
Semoga Allah mengampuni kita semua. Saya bukan ahli agama, tetapi ada satu hal yang menjadi perhatian saya adalah jika tahlilan, ngalap berkah kubur, marhabanan atau baca barzanji, diba’an, maulidan, haul dan selamatan, dianggap sebagai TBC, mengapa para wali songo, ulama-ulama yang alim dan para wali melakukan itu semua. apakah sampai hati kita mengatakan mereka tidak paham agama, padahal kita mengenal Islam di Jawa (khususnya) juga berkat dakwah para wali. Apakah mungkin orang yang mengatakan TBC itu yang belum arif dan alim dalam memahami agama. Apakah mungkin orang yang mengatakan TBC itu justru yang baru bersemangat belajar agama sehingga merasa sudah pintar dan paling benar?
Untuk Sri Sayekti. . adakah hal tsb diamalkan oleh Wali SOngo? Apakah ada kitab mereka yg menjelaskan hal tsb?. . Jk sedikit2 kita nisbatkan kpd mereka ttp tdk ada sumbernya mk dikhawatirkan kita memfitnah Wali SOngo utk melanggengkan kebid’ahan tsb. . .
Para ulama dan ahli ilmu tsb rata2 memiliki risalah2 atau tulisan2an yg bisa dijadikan bukti ttg keyakinan dan amalan ibadah yg mereka yakini. . . mk jk sekedar melemparkan kalimat : Wali Songo jg begini dan begitu jelas nantinya kita telah berdusta atas nama mereka. .
afwan
Ustadz kami selalu menekankankan ketika ada yg berkata : Wali ini atau ulama ini melakukan ini dan itu, mk ditanya padanya : wali/Ulama siapa? sebutkan namanya jangan disebut disebut umum (krn ini adalah menyamarkan). terus dikitab mana ulama itu berkata ini dan itu. . .
Jk dikatakan wali ini mk akan Kami jawab : Kedudukan Sahabat lebih utama dari para wali itu ttp mereka tdk melakukannya.
Jk dikatakan ulama ini dan itu mk kami jawab : Para Sahabat adalah ulama yg paling utama, demikian pula Para IMam Madzhab, Imam Bukhori, Muslim dll tdk melakukannya. .
Lalu kenapa kita tidak berkiblat kpd yg lebih utama????
Assalamu’alaikum,
Untuk mbak Sri Sayekti dan kawan2 lain yg sepemikiran.
Afwan, ini hanya sekedar tambahan, andaikan memang benar wali songo yg melakukan itu semua (walaupun saya memilih untuk mengatakan wallahu a’lam), tetap saja tindakan mereka harus kita timbang dengan Al Qur’an dan Sunnah2 shahih karena agama Islam ini berasal dari Allah Ta’ala dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sebagai penyampai risalahNya.
Dan hendaknya kita semua sangat berhati2 jika ingin mengklaim wali A melakukan ini, si anu melakukan itu. Karena bila kita tidak tahu apa dasarnya, kita bisa berdusta atas nama mereka spt kata akhi abu muhammad diatas.
Ini hanya sekedar nasehat untuk diri saya dan kita semua, mohon untuk dipertimbangkan dengan kepala dingin.
Tmn2q sesama muslim yg tercinta.aq snang dg kepedulian qta pd aqidah.perlu qta ingat proses mskny islam ke jw melalui budaya oleh para wali,contohnya dehinduisasi wayang,menyisipi nafas islami ritual2 hindu budha dsb.misi pr wali ntuk pemurnian aqidah blm selesai krn penjajah eropa dtg,misi dilanjutkan KH A Dahlan pd era 1912 ttp banyak pertentangan slh satunya dr kalangan kraton yogya pd saat pembetulan arah kiblat sholat”lht jg film sang pencerah”nah skrglah pr generasi muda muslim qta ntuk melanjtkan misi para wali n Ahmad Dahlan,sdkit2 qta hps feodalisme masjid n mushola,saatny generasi muda tampil di masjid dan mulai menkaji n mengamalkan qur’an & hadits scr murni n konskuen,insya alloh niat baik qta akan diberi jln kemudahan olehNya tanpa qta hrs terkucilkan dr masyarakat NU.Fastabiqul khoirot, wassalam
Assalamu’alaikum….
Subhanallah, saya sangat berbesar hati jika kaum muda islam bangkit dengan membw ajaran islam yang murni, dan kita harus terus mengingatkan kaum muslimin yang sudah dianggap menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah. apapun cemooh mereka yang benar harus kita sampaikan……Wassalam
Aslkum wr wb…
Mmbuka mata mngisi hati…
Smoga suatu saat aq bisa mmbuka hati mngethui
& mngamalkan apa yg diridhoi-NYA. Mhon doa dari
smua sodara seiman…
Assalaamu’alaikum wr. wb.
‘Afwan ustadz, saya bersyukur kepada Allooh mendapat pencerahan, semoga Allooh selalu membimbing kita Amiin.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sebelumnya sy sampaikan terimakasih atas keterangan dr antum,,, tp klo boleh tau dimana / di kitab apa sy bisa membaca keterangan yg menyatakan bahwa maulid, tahlil, ziarah kubur dsb, itu musyrik , bid’ah dll… Biar sy lebih tahu lg,,, trimakasih,,,
Maaf merepotkan..
@ langit
wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barakatuh
SIlakan search keterangan di website ini, insya Allah saudara akan temukan apa yg saudara tnyakan.
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh
Saya sangat terharu dan mendukung apa yang Saudara perjuangkan dalam menegakan Al-qur’qn dan Sunnah Rosululloh semoga Alloh senantiasa memberi kekuatan lahir bathin kepada saudara….
salut pak. saatnya kembali ke Al Qur’an dan hadist, apapun resikonya
assalam,ust alkamdulillah sebelum kita dipaggil sang khaliq kita diberi hidayah ,,,nya terus tegakkan ajaran yang benar dan jagn membuat org yang lain tersesat ,,semoga allah memberikan hidayah -hidayah oleh k,ai -k,ai yang lain aminnnnnnnnnnn……….allah huakbarrr,,,!
Assalamu’alaikum…
sy sudah baca “buku putih kyai NU” bagus isinya, bisa di dapatkan di :
Toko Afandi
Jl. Bimokurdo No.46 Sapen Yogyakarta
( Timur SD Muhammadiyah Sapen)
HP : 085643186814 / 0274 7005155
Alhamdulillah, saya telah baca bukunya dan sangat bangus, syarat dengan pengalaman buruk beliau di masa lalu (SESAT tanpa SADAR), dilengkapi dengan nukilan nasehat dari agama (Al-Quran dan As-Summah)
NA’UUDZUBILLAAHI MIN DZAALIK
kembali kepada Islam artinya saatnya kita Umat Islam belajar Al Qur`an dan Sunnah mulai dari hal-hal yg selama ini kita anggap kecil dan remeh…….teruskan saudaraku untuk menyerukan kepada Umat Islam kepada ajaran yg seseungguhnya…..
subhanallah…
jazakallah atas penjelasan2 Ust…
smoga akan ada dan ada lagi kyai/tokoh2 NU (atau apalah) yang akan kembali pada tauhid
Jadi pengertian Bid’ah itu sebenernya apa ya koq saya jadi tambah bingung.. bukankah harusnya pengumpulan alquran / hadits itu BId’ah krn nabi Muhammad SAW tdk memerintahkan ? lalu apa hukumnya kita membaca Kitab hadits Shoheh Imam2 HAdits ? berdosakah kah kita dgn membaca kitab hadits ?
#HADI
Aktifitas berikut bukanlah aktifitas ibadah:
– Mengumpulkan lembaran menjadi kitab
– Membaca buku
– Berinternet
– Menelpon dengan HP
– Pergi dengan pesawat terbang
Sedangkan yang dilarang dalam Islam adalah bid’ah dalam aktifitas ibadah.
Silakan simak:
https://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-3.html
Kalau memang bapak gemar membaca kitab Shoheh para imam hadits, akan bapak temukan banyak hadits yang melarang bid’ah.
Assalamu alaikum,
Sebelumnya saya mohon maaf,
Kepada mereka yang masih melakukan kegiatan TBC, yang mengatas nama wali, coba anda cari tulisan para wali yang mengajarkan demikian, jangan2 anda hanya mengikuti perkataan kyai anda, kalau kyai anda mengatakan demikian tanyakan ke kyai anda mana dalil dari alquran dan As sunah, hal ini perlu anda tanyakan supaya anda tidak dianggap bertaqlik buta. Kemudian coba cari/baca buku2 yang ditulis ulama2 ahlus sunnah wal jamaah, TIDAK PERNAH Rasulullah SAW, serta sahabat yang melakukan atau memerintahkan hal demikian (TBC). Semoga kita ditunjukkan jalan yang di ridhoi dan di berkahi ALLAH SWT sampai akhir hayat, dan dikumpulkan bersama Rasulullah SAW, beserta sahabat dalam surga firdaus. Jazakallah khairan.
asslamu alaikum pak, kenapa org yg melakukan tawasul, maulidan, haul dan selamatan di anggap org yg sesat,bukankah mereka mempunyai refrensi hadist juga? minta penjelasanya pak, syukron
#Abu Mohammad
wa’alaikumussalam, perlu diketahui bahwa dalil ada yang shahih ada pula yang tidak shahih. Jika dalil telah shahih pun harus tepat pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah. Semoga kita semua ditolong oleh Allah agar lebih bersemangat menuntut ilmu agama agar dapat membedakan dalil yang shahih serta mengetahui cara berdalil yang benar.
Simak juga:
https://muslim.or.id/tag/tawassul
Di kalangan masyarakat kita yang berlaku bukan “unzhur maa qaala wa laa tanzhur man qaala” tapi “unzhur man qaala wa laa tanzhur maa qaala”.
Saya sangat terkesan sekali dengan sikap dan akhlak beliua menurut tulisan tsb., barangkali ada yg bisa bantu saya, mohon info ttg background pendidikannya, khususnya guru2 beliau. Terima kasih sebelumnya.
Semoga semakin banyak lagi yang mengikuti jejak Kyai Afrokhi Abdul Ghoni hafidhohullah
Subhanallah, kisah beliau sy dengar langsung saat beliau mengisi taklim di mojokerto.Bahkan kata beliau saat ini mendapat ancaman bunuh oleh sekelpok org . Semoga beliau tetap dibeikan istiqomah dan kesabran oleh Allah
seharusnya seorang yang mengaku muslim itu mempunyai prinsip “kami dengar dan kami taat”. islam adalah agama dalil tentunya dari al qur’an dan hadist.semoga ada kyai2 NU yang lainnya menyusul untuk segera sadar dari kesalahannya dan kembali ke islam kaffah. amiiiiiiiiiiin
Assalamu’alaikum
Sungguh menyakitkan tuduhan2 mereka hingga menuduh gerakan para salaf sama dengan kristenisasi (saya pernah membaca pada forum diskusi di Facebook). Tapi biarlah asalkan hal yg mereka lakukan tidak sampai meracuni kehidupan kita dan keluarga kita yg sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Hadist yang shahih. Semoga lebih banyak lagi ulama2 yg mau mengkaji dan mendalami tentang hakikat salaf agar terhindar dari pandangan negatif dan segera kembali ke jalan yg diridhai Allah SWT. Amin.
Alhamdulillah sudah ada yg berani menunjukkan yag haq adalah haq dan yag batil adalah batil.
semoga yang lain mengikutu jejaknya dan kembali pada Isalam yang kaffah sesuai Al Quran dan As Sunnah. amin….
saudara NU ataupun Muhammadiyah, mari diingat bahwa yang diada-adakan itu bid’ah, bid’ah sesat, sesat tempatnya neraka,bukan cuma berzina dll yang ke neraka, tapi ibadah yang diada2kan pun juga ke neraka, Muhammadiyah pun jg perlu mengkaji, karena faktanya di desa, yg mengaku kader muhammadiyah pun masih banyak yang tahlilan…
Padahal dalam kemuhammadiyahan gak diajarin tuh:( saya juga pernah sekolah di muhammadiyah tapi kita gk pernah diajarin kyk gitu dalam syariat
ayo maju teruss ustd ….Tugas anda msh banyak tuk nyadarkan pengikut nahdliyin yang memamg tak mudah dan penuh resiko,,nabi dulu jg pernah berdakwah d lempar batu bahkan kotoran,,,semoga kyai afroki istiqomah dan dlm lindungan Allah swt.
ALLAHUAKBAR3x…..
mari cari kebenaran, jangan mencari pembenaran. masuklah Islam dgn kaffah
ASSALAMUALAIKUM,.,PAK USTADZ IZIN COPAST Y,.,CERITA INI SANGAT PENTING BAGI MEREKA YG INGIN MENCARI KEBENARAN
saya sebagai muslim yg masih awam jadi bingung krn di kampung2 masih sangat banyah yg melakukan hal tersebut,padahal mereka adalah orang2 yg berpengaruh.Subkhanalloh….
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaah ‘alaa kulli ni’matih.
Alhamdulillah,,,lanjutkan pak Kyai,,,
kata ustad Abdul Aziz, meng-Islamkan orang Islam itu lebih sulit daripada meng-Islamkan orang yang belum masuk Islam.
alhamdulillah keluarga yang tadinya khawatir & menentang sekarang berbalik yaqin & support, terutama ibu dan mbak.
meski butuh waktu yang tidak sebentar.
yang perlu diperhatikan wahai teman2ku bahwa dakwah itu harus bertahap, lemah lembut, dan sabar.
dakwah butuh waktu yang panjang dan tidak bisa seketika mereka langsung menerima.
1 hari, 1 bulan, 2 tahun. tidak masalah!!
ingat tugas kita hanya menyampaikan, bukan membagi hidayah. itu yang sering kita lupa.
Ass Wr Wb
KAMI DUKUNG GERAKAN SALAFY!!
TEGAKKAN SUNNAH DAN HANCURKAN BID’AH
ALLAHU AKBAR
Wass Wr Wb
bismillahirrohmanirrohim..
selamatkan hambamu dari golongan ini……
Tema yang diangkat dari kisah diatas sangat menarik dan sangat menambah pengetahuan Al faqir. Dan Alfaqir berharap, semua pengunjung disini mau mengunjungi alamat link yang al faqir cantumkan dibawah ini, untuk berbagi/ menambah ilmu kita sekalian. mdah2an bermanfaat. (berkaitan dengan kisah diatas)
http://ashhabur-royi.blogspot.com/2011/03/kisah-ngumpetnya-afrokhi-hasil.html
muhasabah, dan terus belajar (mengaji), hati-hati dan teliti tidak asal bicara
@Pemburu Ilmu, Saudaraku, sejatinya, Pak Afrokhi hanyalah memberi nasehat pada saudara saudaraku yg masih mengamalkan ajaran-ajaran dalam NU. sama sekali bukan menjelek jelekan.
Namun yang disorot dalam link yang saudara cantumkan, lebih condong kepada mencari cari kekurangan sisi pribadi beliau.
kalau memang yang dijabarkan dalam Buku Putih Kyai NU justru bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah, silahkan dijabarkan dalam bantahan ilmiyyah yang bisa dipertanggung jawabkan keilmiyahannya.
Pak kiai ini mengajak kita utk memahami islam dengan benar sesuai ajaran islam yang murni berdasarkan al-quran dan as-sunnah yg shahih atas pemahaman Salaf. Yang bukan kata kai fulan dg pengambilan dalil yg kurang tepat. Pak kiai bukan menyesatkan tapi justru sebaliknya. Yang saya amati terkadang masih banyak orang yg belum paham/ salah paham ttg pengertian SUNNAH dan BIDAH terutma org yg awam dan mreka yg DIANGGAP ustadz pun terkadang demikian. Sebab gelar ustadznya terkdng asal jadi saja yg diberkan oleh org awam, yg penting bisa menghafal doa ktk jadi imam shalat dan ktk tahlilan.
Sampai2 sy juga mengalami hal ini yaitu dianggap/dipangil ustadz/kiai pdh saya bukan apa2, hanya krna saya rajin menghafal doa shg bisa mpimpin doa.
Maaf kalo pdp sy salah.
Krn sy tinggal di komunitas awam didalam perkampungan Jkarta maka yg sy amati dmk adanya. Tapi sy bukan ahli ilmu shg td bisa berbuat apa2 selain berdoa.
Adapun yg menanyakan siapa guru pak kiai mnrt sy buat apa, mungkin guru terakhirnya adl Allah yg tlh memberi hidayah melalui al-quran dan sunnah yg shahih atas pemahamn sahabat, jadi bukan kiai fulan.
bismillah
Tak ada nikmat yg lebih baik lagi seteleh seorang mukmin mengenal sunnah tapi disayangkan mengapa begitu dibencinya mereka dan begitu besar buruk sangka orang yg tidak mengerti sunnah kepada seorang mukmin yg mengamalkan sunnah.
sabar itu sangatlah berat.
ustad izin copy untuk diperbanyak untuk bacaan di masjid kami yaaaa…….
asslamualaikum wr wb
ustadz izin copy
barokallohupik semoga kyai senantiasa diberikan kekuatan dan kesabaran sehingga senantiasa istikomah dijalan yg benar,dan senantiasa Alloh-lah sebagai penolong,dan ini perlu dijadikan motifasi buat para salafiyin agar mengikuti jejak beliu.
wasalam
jadi pingin beli bukunya Akh
Assalamualaikum Ustadz,
Bagaimana kita selalu mengatakan saudara saudara kita sesat, bid’ah, padahal mereka juga berpedoman dengan hadist yang ada, contoh tahlilan atau Istighosah, banyak landasan landasan hadist yg digunakan dan bacaannya pun sebagian besar diambil dari hadist. Lalu kenapa kita kok tidak menuduh saudara kita yang membaca Al-ma’surot sesat atau bid’ah? kenapa?…..Somoga kecintaan kita terhadap agama Islam lebih besar dari pada kecintaan kita terhadap Organisasi kita. Semoga Alloh mengampuni kita….Aaamiiinn.
Saudaraku….silahkan anda berkunjung di daeram pesisir jawa timur; lamongan , Tuban, Gersik dll disana hampir setiap desa mempunyai makam keramat dan setiap tahun diadakan sedekah bumi padahal disana mayoritas “penganut” faham Organisasi (maaf) “Muhammadiyah”….lalu kenapa yang selalu disalahkan organisasi NU saja. Maaf disini saya buka anggota Muhammadiyah maupun NU, tapi saya kasihan pada mereka yang selalu berusaha dipecah belah oleh orang muslim sendiri, semoga Ukhuwah Islamiyah kita tetap terjaga jangan sampai ada yang memecah belah.
Budaya2 yang menyimpang di masyarakat tidaklah sekedar tanggung jawab NU, Muhammadiyah, atau yang lain saja tapi itu tanggung jawab kita semua bagaimana caranya agar bisa berubah.
Semoga Alloh mengampuni kita semua…Astaghfirulloh !!
#mas didik
Al Ma’tsurot Hasan Al Banna banyak memuat hadits-hadits dhaif dan sebaiknya tidak mengamalkan buku tersebut.
Bid’ah atau tidak landasannya adalah dalil shahih, bukan sekedar klaim dalil. Andai bid’ah dilakukan oleh Muhammadiyyah sekalipun atau oleh orang yang mengaku salafi atau wahabi sekalipun, ya tetap akan dikatakan bid’ah.
Assalamualaikum Ustad Yulian Purnama,
Saya mau bertanya, berarti hadist yang dhoif itu tidak boleh ustadz? atau memang dianggap palsu? trus (amalan yang shahih)apa saja yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari klo tahlilan, yasinan, Istighosah, Al-ma’surot dan lain2 adalah bid’ah? klo tidak ikut rutinan seperti itu paling2 kita nonton TV, sinetron, nongkrong di warung, kluyuran di mall, padahal ustadz2 dan kyai2 dikampung mengadakan rutinan tersebut untuk menghindari kita menyia-nyiakan waktu dengan banyak terbuang oleh TV, sinetron, main HP (SMS-an), Nongkrong, kluyuran di Mall dan hal hal yang tidak bermanfaat lainnya.
#mas didik
Wa’alaikumussalam, hadits-hadits dhaif tidak bisa dijadikan landasa suatu amalan ibadah. Amalan shalih yang didasari dalil-dalil shahih dari bangun tidur sampai tidur lagi itu sangat banyak mas, andai kita mau mempelajarinya. Dan hampir tidak mungkin kita mengerjakan semuanya. Tentu saya tidak bisa menyebutkannya semua di sini karena sangat banyaknya. Sebagiannya sudah dibahas di sini:
http://radiomuslim.com/panduan-amal-sehari-semalam-bag-1
http://radiomuslim.com/panduan-amal-sehari-semalam-bag-2-terakhir
Assalamualaikum
Ustad jangan bosan ya klo saya sering nanya ya….he…he..
Maaf ustadz, saya mau tanya di bagian yang mana “banyak hadis dhoif” pada Al’ma’surot ?
Terimakasih
Wassalamualaikum,
(saudara2 muslim semua mari kita jalin terus “Ukuwah Islamiyah”)
#mas didik
Wa’alaikumussalam, kebetulan belum ada pembahasannya di web ini. Namun alhamdulillah sudah banyak yang menulis:
http://alqiyamah.wordpress.com/2012/02/06/bidah-dalam-kitab-al-matsurat-karya-hasan-al-banna/
Assalamualaikum
menyampaikan ini kepada para orang2 tua yang sudah terlanjur menjadi tradisi memang susah sekali, kadang kita dikucilkan karena dianggap musuh. Semoga Allah memberikan hidayah kepada saudara2 muslim kita diseluruh Indonesia
Semoga Alloh subhanahuwata’ala menjaga Beliau dan keluarga.
Afwan akh.. ada yang punya rekamannya Kisah Taubat Seorang Kyai. Klo ada mohon di beri linknya..
Pada artikel diatas, dikatakan bahwa : “Kita biasa melakukan ziarah ngalap berkah sekaligus kirim pahala bacaan kepada penghuni kubur/mayit. Sebenarnya, hal tersebut atas dasar kebodohan kita”
Jawaban :
Hadits tentang wasiat Ibnu Umar ra yang tertulis dalam syarah Aqidah Thahawiyah hal. 458:
“Dari Ibnu Umar ra: “Bahwasanya beliau berwasiat agar di atas kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awal-awal surat al-Baqarah dan akhirnya..”.
Hadits ini menjadi pegangan Muhammad bin Hasan dan Imam Ahmad bin Hanbal padahal Imam Ahmad ini sebelumnya termasuk orang yang mengingkari sampainya pahala amalan dari orang yang hidup pada orang yang telah mati. Namun setelah beliau mendengar dari orang-orang Tazkirah Qurtubi hal. 25).
Ada hadits yang serupa dalam Sunan Baihaqi dengan isnad Hasan:
“Bahwasanya Ibnu Umar menyukai agar dibaca di atas pekuburan sesudah pemakaman awal surat Al-Baqarah dan akhirnya”.
Perbedaan dua hadits terakhir di atas ialah yang pertama adalah wasiat Ibnu Umar sedangkan yang kedua adalah pernyataan bahwa beliau menyukai hal tersebut. Hadits dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulallah saw.bersabda: ”Jika mati seorang dari kamu, maka janganlah kamu menahannya dan segeralah membawanya kekubur dan bacakanlah Fatihatul Kitab disamping kepalanya”. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Abu Hurairah ra.meriwayatkan bahwasanya Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa yang berziarah di kuburan, kemudian ia membaca ‘Al-Fatihah’, ‘Qul Huwallahu Ahad’ dan ‘Alhaakumut takatsur’, lalu ia berdo’a Ya Allah, kuhadiahkan pahala pembacaan firman-Mu pada kaum Mu’minin dan Mu’minat penghuni kubur ini, maka mereka akan menjadi penolong baginya (pemberi syafa’at) pada hari kiamat”.
Hadits-hadits di atas atau hadits-hadits lainnya dijadikan dalil yang kuat oleh para ulama untuk menfatwakan sampainya pahala pembacaan Al-Qur’an bagi orang yang telah wafat. Apa mungkin para sahabat Nabi seperti Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah [ra] mengeluarkan kata-kata yang mengandung ilmu ghaib (yaitu mengenai imbalan pahala) tidak dari Rasulallah saw.? Mungkinkah para sahabat itu meriwayatkan sesuatu amalan yang berbau kesyirikan atau larangan dalam agama Islam? Mereka berdua adalah termasuk salah satu tokoh dari golongan Salaf Sholeh.
Syekh Muhammad Al-Syarabashi dalam bukunya Yas’alunaka mengutip pendapat Al-Qarafi dalam kitab Al-Furuq bahwa kebaikan yang dilakukan seseorang untuk orang lain yang telah meninggal mencakup tiga kategori:
a). Disepakati tidak bermanfaat: memberi pahala keimanan kepada orang yang telah wafat.
b). Disepakati bermanfaat: seperti shodaqah yang pahala- nya diberikan kepada orang telah wafat.
c) Diperselisihkan apakah bermanfaat atau tidak: seperti menghajikan, berpuasa dan membaca Al-Qur’an untuk orang yang telah meninggal.
Sementara madzhab Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, berpendapat pahala- nya dapat diterima oleh yang telah mati. Kemudian Imam Al-Qarafi yang bermadzhab Maliki ini menutup keterangannya bahwa persoalan ini (pahala untuk yang wafat), walaupun diperselisihkan, tidak wajar untuk ditinggalkan dalam hal pengamalannya. Sebab, siapa tahu, hal itu benar-benar dapat diterima oleh orang yang telah wafat, karena yang demikian itu berada diluar jangkauan pengetahuan kita.
sebenarnya saya sangat menantikan jawaban atas komentar pak agung,, tapi ko’ ga ada yaa ??
#Fitri
Mengirim pahala ibadah kepada orang yang sudah meninggal, memang diperselisihkan oleh ulama ahlussunnah. Silakan simak:
http://rumaysho.com/belajar-islam/jalan-kebenaran/3779-antara-kirim-pahala-dan-acara-selamatan-kematian.html
Assalaamu’alaikum Warohmatullooh Wabarokaatuh..
Sahabat- sahabatku.. seyogyanya kita sesama umat muslim lebih mengedepankan sikap tsamuh/ toleran dalam mengamalakan ibadah yang sifatnya furuiyah,jangan merasa diri haluannya paling benar, karena sesungguhnya kita hanya berusaha berbuat benar. karena sesungguhnya perbedaan itu terdapat dalam dua kategori : 1. Perbedaan yang sifatnya variataif. 2. Perbedaan yang sifatnya kontradiktif. nah jika perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan variatif maka itu adalah khazanah ilmu dalam islam, kemudahan, kekayaan, keaneka ragaman, tidak usahlah saling tuduh itu sesat, ini bid’ah, mari kita untuk saling menghormati perbedaan yang seperti itu. Akan tetapi jika perbedaan yang sifatnya Kontradiktif seperti halnya dalam urusan aqidah seperti Alloh lebih dari satu…dst.
Sahabatku Ustadz Yulian yang dimulyakan Alloh, masalah tahlilan, bacaan al qur an pada orang yang sudah meninggal sesungguhnya sampai pahalanya kepada al marhum tersebut, bisa di lihat d Majmu Fatawa wa Rasaail [17/220-221] karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin [w. 1421 H]. Tentang hadiah pahala, Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa barangsiapa mengingkari sampainya amalan orang hidup pada orang yang meninggal maka ia termasuk ahli bid’ah. Dalam Majmu’ fatawa jilid 24 halaman 306 ia menyatakan, “Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama Islam, dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah, dan ijma’ (konsensus) ulama’. Barang siapa menentang hal tersebut, maka dia termasuk ahli bid’ah”. Ada sebuah hadits “Bacakanlah surat Yasin atas orang mati kalian” (HR.Ahmad, Abu Daud, Ibn majah dll/Hasan). Dan hadits-hadits lainnya.
Subhanallooh, mungkin dicukupkan sekian dulu, mohon maaf bila ada kekeliruan, semoga Alloh mengampuni hamba dho’if ini, amin..
Astaghfirullooh lii walakum..
Salam Ukhuwah..
Wassalaamu’alaikum Warohmatullooh Wabarokaatuh
#Majlis Sholawat
Memang benar Ibnu Taimiyah membolehkan menghadiahkan bacaan qur’an untuk mayit dan pahalanya sampai, menurut beliau. Tapi yang beliau maksud bukan ritual Yasinan, melainkan baca Qur’an sendiri tanpa berjama’ah, tanpa dikhususkan waktunya dan tata caranya.
Walau demikian kita tidak taqlid pada pendapat ulama sekalipun itu Ibnu Taimiyah, dalil-dalil menunjukkan bahwa pendapat beliau dalam hal ini lemah.
MasyaAllah
Pernah sy baca artikel,bhw KH.Wakhid Hasyim pendiri NU pernah menulis kitab yg kalau gak salah berjudul “MUNKAROT MAULID (tentang kemungkaran2 maulid)”. Konon kitab tsb ditulis sbg respon trhadp sahabat sekaligus saudara seperguruannya “Muhammad Darwis/KH Ahmad Dahlan”yg telah mendirikan Muhammadiyah. Mohon translate dari kitab tsb agar ditulis di artikel web ini,semoga bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kaum muslimin yang masih di dalam fitnah subhat.hannya Allah tempat minta pertolongan…
kulihat kesejukan diskusi(comment) di sini yang tidak kudapatkan di web lain yang isinya saling menghujat. yang penting kita ingat adalah orang yang diingatkan akan kebenaran kok menolak, maka “…khatamallaahu ‘alaa quluubihim wa ‘alaa sam’ihim wa ‘ala abshaarihim ghisyaawatun..” atau ” fii quluubihim maradhun fazaadahumullaah maradhan…” jadi akan langsung berurusan dengan Allah SWT, maka, mari saling mengingatkan akan kebenaran dan kesabaran agar tidak termasuk golongan orang yang “..lafii khusyr”…tentunya dengan kesejukan he..he..
Barakallahu fikum
Semoga istiqomah di jalan yang haq, aamiin
keputusan yang berat dan tidak semua org bisa melakukanya..
semoga hidupnya selalu dimudahkan Allah SWT.. amin
Saya tidak bisa membayangkan perjuangan dakwah beliau.saya org biasa saja bahkan sampai keluar dari desa hanya karna dikucilkan gara2 tidak aktif ikut tahlilan.mereka berjargon kearifan lokal dan menghormati kemajemukan beragama,tapi menganggap mursal orang hina semacam saya