Kali ini akan kita bahas mengenai sebuah tradisi yang banyak dilestarikan oleh masyarakat, terutama di kalangan aktifis da’wah yang beramal tanpa didasari ilmu, tradisi tersebut adalah tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan.
Mereka yang melestarikan tradisi ini beralasan dengan hadits yang terjemahannya sebagai berikut:
Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Namun anehnya, hampir semua orang yang menuliskan hadits ini tidak ada yang menyebutkan periwayat hadits. Setelah dicari, hadits ini pun tidak ada di kitab-kitab hadits. Setelah berusaha mencari-cari lagi, saya menemukan ada orang yang menuliskan hadits ini kemudian menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Ahmad (2/246, 254). Ternyata pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) juga pada kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254) ditemukan hadits berikut:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين قال الأعظمي : إسناده جيد
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.
Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).
Dari sini jelaslah bahwa kedua hadits tersebut di atas adalah dua hadits yang berbeda. Entah siapa orang iseng yang membuat hadits pertama. Atau mungkin bisa jadi pembuat hadits tersebut mendengar hadits kedua, lalu menyebarkannya kepada orang banyak dengan ingatannya yang rusak, sehingga berubahlah makna hadits. Atau bisa jadi juga, pembuat hadits ini berinovasi membuat tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan, lalu sengaja menyelewengkan hadits kedua ini untuk mengesahkan tradisi tersebut. Yang jelas, hadits yang tidak ada asal-usulnya, kita pun tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu, sebenarnya itu bukan hadits dan tidak perlu kita hiraukan, apalagi diamalkan.
Meminta maaf itu disyariatkan dalam Islam. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)
Dari hadits ini jelas bahwa Islam mengajarkan untuk meminta maaf, jika berbuat kesalahan kepada orang lain. Adapun meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui, tidak pernah diajarkan oleh Islam. Jika ada yang berkata: “Manusia khan tempat salah dan dosa, mungkin saja kita berbuat salah kepada semua orang tanpa disadari”. Yang dikatakan itu memang benar, namun apakah serta merta kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui? Mengapa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat tidak pernah berbuat demikian? Padahal mereka orang-orang yang paling khawatir akan dosa. Selain itu, kesalahan yang tidak sengaja atau tidak disadari tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam,
إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
“Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)
Sehingga, perbuatan meminta maaf kepada semua orang tanpa sebab bisa terjerumus pada ghuluw (berlebihan) dalam beragama.
Dan kata اليوم (hari ini) menunjukkan bahwa meminta maaf itu dapat dilakukan kapan saja dan yang paling baik adalah meminta maaf dengan segera, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Sehingga mengkhususkan suatu waktu untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun tidak dibenarkan dalam Islam dan bukan ajaran Islam.
Namun bagi seseorang yang memang memiliki kesalahan kepada saudaranya dan belum menemukan momen yang tepat untuk meminta maaf, dan menganggap momen datangnya Ramadhan adalah momen yang tepat, tidak ada larangan memanfaatkan momen ini untuk meminta maaf kepada orang yang pernah dizhaliminya tersebut. Asalkan tidak dijadikan kebiasaan sehingga menjadi ritual rutin yang dilakukan setiap tahun.
Wallahu’alam.
Penulis: Yulian Purnama
Artikel muslim.or.id
aduh, bingung ya,
kok, kayanya berat amat, ya
jadinya, saya gak bisa komentar dech..
karena takut salah komentar,,
karena SALAH KOMEN TAR PUN,, ADA hadsinya..
jadi,, saya serahin aja dech sama yang emang udah ditakdirkan Allah memiliki kelebihan di bidang ini..
semoga ka mi yang bodoh dan awam ini..
mengikuti sesuaztu yang benar.. AAMIIN
Tiada amal tanpa dalil..
Menuntut ilmu agama wajib bagi muslim dan muslimah
Mohon maaf sebelumnya,
saya sih gak tahu detail tentang hadist..
Menurut pikiran saya, bulan ramadhan adalah bulan yang suci ….
jangankan nilai ibadah selama bulan itu,
untuk memasukinya pun kita dianjurkan dengan hati yang suci dan bersih..
so, salahkan kita kalau demi mencapai niat baik tersebut, lalu berusaha membersihkan dan menyucikan diri kita terlebihj dahulu, dengan cara mengakui kesalahan, dan meminta maaf pada orang lain?
ingat lho, agama kita juga tidak pernah menyempitkan sesuatu, selalu memberikan kelapangan..
kalau sudah begini, orang awam yang membaca akan patah semangat dan merasa makin bersalah,
jadi, kalau pun yang anda tulis adalah suatu yang benar, tolonglah menyampaikannya dengan bahsa serta kesimpulan yang menyejukkan hati dan perasaan orang lain.
kalau begini, yang ada bukan pencerahan, melainkan ketakutan akan diri yang serba hina dan nista,
mohon untuk direnungkan,,
saya pun belum tentu benar, tapi itulah yang saya rasakan, walau mungkin agama katanya tidak bisa dengan perasaan..
semoga saya tidak jadi orang yang menyulitkan dan menyusahkan orang lain,
Selamat memasuki bulan suci Ramadhan, semoga kita semua beroleh ampunan dan rahmat dan berkatNya. Aamiin
#fendi insan biasa
Namun maaf, kebaikan dalam agama tidak dihasilkan dari logika semata.
Yg menyampaikan seperti itu gaya bahasanya saya tau dari golongan mana ….yang mempermasalahkan : ucapan maaf2an sebelum lebaran, baca doa buka puasa, ucapan selamat lebaran ….
siapa yang mau berkomentar,
kalau salah komentar pun
sangat berat hukumannya,
silakan kalian sajalah yang berkomentar
yang diberikan kelebihan memahami agama .
Menuntut ilmu agama wajib bagi setiap muslim muslimah
mohon ijin sharenya…..
jazakallah khoiron…
Sekarang mlh beredar pesan vi WA yg isinya diawal td ..seolah- olah membenarkan hadist tsb..
Ini yg saya suka.
mohon ijin sharenya…..
jazakallah khoiron
Ijin share..jazakalloh khoiron katsir
Ijin share..jazakalloh khoiron
ijin share ya..
jazakallahu khoiron
Terima Kasih Atas Ilmu yang bermanfaat ini ya
SUBHANALLAH ….., WALHAMDULILLAH
Bgmn dg dosa ghibah, su’uzhan, lalai dr amanah, berbohong, dan blm mengembalikan brg yg dipinjam?
Dlu sy prnh dgr kajian, ustadz-ny membolehkan utk minta maaf scr tdk langsung mlalui sms dg nomor perdana, dikarenakan madharat yg malah bs merusak persahabatan krn mengungkit2 kesalahan masa lalu,
worst case-nya klo qt malah dpt cercaan spt *oh jadi antum pernah gtu ya sama ana? g disangka2 ternyata antum ‘pemakan bangkai’!*, hal itu bs saja terjadi kan? Mohon jawaban, pendapat, dan petunjuknya..
#Arman
Barang yang belum dikembalikan semestinya dikembalikan, dan meminta-maaf lah secara langsung. Karena jika ternyata ia belum memaafkan, akan ia akan menuntut kelak di hari kiamat. Wallahul musta’an.
Us mau tanya,kalo kita tidak sengaja menyebarkan hadist yang tidak sohih,terus kita baru sadar kalo itu hadist yang tidak sohih lau kita sesali dan meminta maaf kepa da Allah dan apakah permintaan maaf itu diterima apa tidak
Tolong di jawab
Syukron
Bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha dan sebarkan penjelasan kelemahan haditsnya kepada orang-orang yang dulu disebarkan.
ijin share,
jazakallahu khairon
Izin Share ^^
jazakalloh khoiron
ijin save and share..
jzk..
ijin share dan copas. jazaakalloh khoir.
klo tradisi bermaaf-maafan di hari raya idul fitri, ada gak hadist nya! Mohon penjelasannya?
jazakumulloh khoiron ustadz ilmunya :D
Oh ya,bagaimana sikap kita kalau kita mendapat permintaan maaf dari mereka pada sblm romadhon baik langsung maupun tidak langsung (via sms/facebook)?
#M Ridho
Kalau ada orang yang meminta maaf, sebaiknya dimaafkan.
Izin Share ya,,,jzk.
Terima kasih…
ijin kopas ya
ternyata kang aswad dan antum orang yang sama y…ane kira beda orang
Mohon ijin share
Ijin save dan share y… JazakALLOH khoiron
Ijin Share ya…..
Jazakumullahu Khairon Khatsiroo
ijin save and share..
jzk..
syukron…
ijin copas&share
anda harusnya kaji lebih dalam hadits dari Abu Hurairah tersebut bukan malah menggunjing orang lain… lebuh baik intropeksi diri ketimbang menilai orang lain. Mohon Maaf Klo ada yg salah. Jazakallah khairan katsiran
#ridha
Maaf, saya tidak merasa menggunjing individu tertentu. Kalau ada sebagian muslim yang salah, sebaiknya kita nasehati bukan?
Terima kasih atas sarannya, semoga saya dapat lebih mengorek kesalahan dan dosa saya sendiri.
syukron ilmunya…
terima kasih kang Yulian Pratama, dari kemarin saya mencoba mencari-cari jawaban mengenai tradisi bermaaf-maafan sebelum ramadhan… Lalu kang, kalo tradisi bermaaf-maafan pada hari raya Idul Fitri bagaimana? Apa ada dalilnya juga, maksud saya, mengapa harus saling maaf-memaafkan, bukankah pada hari itu segala dosa diputihkan? terima kasih
@ Achmad
Jk antum renungkan artikel di atas dg seksama, pasti sudah tahu jawabannya.
Nah turun gunung ustad…
izin copas & share.. jazzakollohu khoir
kesalahan ini wajib diberitahukan kepada kaum muslimin yang masih mengerjakannya sampai hari ini…
Terima kasih sudah berbagi,
Saya kira ada niatan tersembunyi dari pengirim sms tersebut. Kita tahu setiap idul fitri, jutaan sms beredar, berapa rupiah yang beredar? siapa yang diuntungkan?
Sama halnya dengan bermaaf-maafan sebelum ramadhan ini, sengaja disebarkan oleh mereka yang ingin meraup keuntungan….
Moga2 pikiran saya salah..
jazzakumullahukhairon ust.
nasehat antum insyallah sngat jelas, kita akan semakin hati2 mealkukan amalan2 ibadah.
bagi yang menuduh nasehat ini sebagai gunjingan naif sekali, mhon sekali lagi dalami nasehat ini,jangan emosi yg didahulukan.
abi pernah dapat sms tentang hadits tersebut dan pada akhir sms tertulis muttafaq ‘alaihi…pas dicek lagi di shahih bukhari muslim, ana ga nemu hadits itu… masya Allah…berani banget orang itu mengada-ada yang tidak ada…
Ijin share
Ustadz, dlm tulisan ini saya baca bhw kita tdk boleh mengkhususkan waktu tertntu untk minta maaf/maaf- maafan, misalnya staun skali. Berarti idulfitri nanti pun kita tidak perlu dong minta maaf or salam2an kpd klrg, tetangga ato handaitolan? Toh itu bukan ajaran islam kan? Mohon dijawab tadz! Trims!
@ Alfath
Betul sekali, tdk ada pengkhususan maaf memaafkan saat sebelum ramadhan atau sesudahnya.
Jazakallahukhairan atas ilmu ini,
mohon ijin copy paste….
izin share. makasih.
Assalamu’alaikum …
He.. He.. ngakunya pengikut dan pecinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu dikasi tau yang benar bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat radiyallahu ‘anhu beramal, eh malah pada protes, ternyata kita memang belum siap ya jadi pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jujur.
2 hari sebelum memasuki bulan ramadhan ana dapat banyak sms yang isinya meminta maaf, satu hal yang membuat ana heran. puasa aja blom kok udah pada minta maaf ya. ternyata memang sudah menyebar tradisi buatan ini. syukron artikelnya akhi yulian. ana izin copas. semoga Allah Taala merahmati ilmu antum.
Saya juga sempat kaget saat teman saya minta maaf pas mau puasa,sebelumnya tidak ada tradisi spt itu…erima kasih
Bukan salah tradisinya juga. Semoga sikap kita ke org yg tiba2 meminta maaf jga baik menyambutnya dgn lapang yaa jgn blg itu bidah atau hadist palsu toh niatnya baik. Dan klo mau ksh tauu perlahan lahan ksh tau yg baik2. Soal tradisi sprti itu yaaa namanya jga org awam blm tauu mungkin hadist yg sebenarnya gimana. Tak perlu keras jika ada kesalahan. Keraslah klo km melihat pelaku syirik dan zina.
ijin save & share
Assalamualaikum Wr.Wb.
Ijin Share ustadz,terima kasih atas Ilmunya
assalamualaikum…
terima kasih artikelnya … ijin copy dan sharenya…
kalo merasa bersalah dengan orang yg sudah meninggal bagaimana caranya minta maaf … sedang dia tidak bermaksut menyakiti orang tersebut
#tyan
Cukup dengan bertaubat kepada Allah.
Semoga kita dimudahkan oleh Alloh Ta’ala untuk mengamalkan sunnah Nabi shollallohu ‘alahi wa sallam hingga ajal datang menjemu,amin.
1. Saya kira akan lebih bijak jika tanpa penyebutan “aktivis dakwah kampus” sebagai pihak yang disalahkan. Bukankah untuk membicarakan sesuatu yang buruk sebaiknya digunakan istilah “si fulan”?
2. Mohon dibahas juga tentang mengkhususkan usia 25 tahun untuk menikah. Hal yg saya tanyakan :
– Apakah itu bisa disebut sebagai sunnah Rasul? Karena saat berusia 25 tahun, Muhammad belum diangkat menjadi Rasulullah.
– Apakah ada hadits yang menyarankan untuk menikah di usia 25 tahun?
—————————————————
Koreksi kesalahan ketik pada hadits : …‘Allah melaknat seorang *hambar* yang tidak bershalawat…
#usman
1. Aktifis dakwah kampus itu cakupannya umum. Sekaligus sebagai peringatan tentang model dakwah ADK yang ada sekarang secara umum adalah demikian, yaitu berdakwah tanpa ilmu.
2. Tidak ada anjuran demikian, bahkan Rasulullah menganjurkan segera menikah ketika sudah bisa menikah. Menundanya hingga usia 25 padahal sudah mampu, sama saja mengabaikan anjuran Rasulullah tersebut.
Syukron . . . .artikel yg sedang saya tunggu2 karena di awal ramadhan ada beberapa temen saya yang menanyakan tentang dalil bermaaf-maafan sebelum ramadhan tetapi saya tidak bisa menjawab karena ketidak tahuan . . .jazakallah khoiron katsiron
ijin copas, jazakallah khairan
Subhanallah, ijin share
ijin share ya akh…
jazakallah…
Alhamdulillah, Akhirnya Alloh berikan satu lagi pemahaman yang benar melalui artikel ini. saya izin copy untuk disebarkan keteman-teman.
Jazakumulloh
Barokallohu fik
Jazakillah Khoiron Katsiir,sedikit sekali yg memahami tradisi ini.
Ilmu ane sedikit bertambah, semoga bisa bertambah eksis lagi dlam menyebarkan Dakwah yg Murni
آمِّينَ
آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْ
Assalamu’alaykum… izin share ya, akh. Jazakallah khayran.
Assalamualaikum waratuulahiwabarakatuh..
Berarti bagaimana kalau kita mendapat sms atau ucapan minta maaf dari seseorang sebelum bulan Ramadhan tiba? Kalau tidak membalas dengan ‘saya juga minta maaf atas kesalahan saya juga,’ takutnya dikira orang yang sombong dan tidak pernah merasa salah.
terima kasih sebelumnya untuk kesediaan saudara2 menjawab. :)
#Asa
Wa’alaikumussalam Warahmatulllah Wabarakatuh,
Jika memang orang tersebut memang baru saja berbuat kesalah terhadap anda, maka hendaknya anda maafkan. Namun jika, pesan tersebut dikirim ke banyak orang dlm rangka menyambut Ramadhan, tidak hanya kepada anda, sebaiknya diabaikan saja agar tidak termasuk tolong-menolong dalam keburukan.
Salamualikum akhi ijin Share buat temen dan saudara ana …Jazakallah khayran
Terima kasih ustadz, sekarang saya dah tau asal usulnya maaf maafan sebelum ramadhan, izin copas ya. Jazakallahu khoiron katsiiro
Mohon izin untuk saya link di facebook. Sangat mencerahkan dan bermanfaat. Sukron katsiran.
Mohon izin untuk share k FAcebook. Terimakash bnyk Ustaz, ini sangt bermanfaat buat saya.Sykran kethiran.
alhamdulillah, ini baru pencerahan, setelah puluhan sms masuk ke hp saya tanpa tahu harus menjawab gmn tentang hadits yang dinukil di atas. sip. semoga Alloh tetapkan kita dalam beristiqomah di atas sunnah. amin
Jazaakumullah atas penjelasannya. Perkenankan saya untuk membagi tulisan ini ke akun facebook saya. Semoga Allah Ta’ala tambahkan ‘ilmu yang manfaat kepada Antum dan menjaga Antum agar istiqamah dalam menetapi sunnah.
mohon izin utk share di fb… terima kasih..jazakallah..
Syukron maturnuwun. Mohon Idzin share artikelnya
Mohon share perkongsian ilmu ini ya ustaz..tqvm.
om, bukan masuk kategori ibadah kan? kalo masuk kategori ibadah, ibadah mahdah atau ghairu mahdah, maaf2an di sms ato di fesbuk sudah pasti sasarannya ke org yg kita kenal kan? bukan sesuatu yang buruk menurut saya, Rasulullah yg dimaksum aja gak pernah ke semua orang’ masalahnya kita kan ga dimaksum, makanya terselip khilaf yg tak sengaja itu pasti ada, bukan hal prinsipil om menurut saya, terimakasih
#lukman
Jika menganggap afdhol, ini sudah ranah ibadah. Para sahabat Nabi tidak maksum, tapi Nabi tidak pernah mengajarkan sahabatnya untuk maaf-maafan sebelum Ramadhan. Nabi juga tahu bahwa umatnya tidak maksum, kalau memang maaf-maafan sebelum Ramadhan itu baik, seharusnya Nabi ajarkan.
syukron penjelasanya, semoga kita termsuk oarng yang mudah memberi maaf disetiap waktu ketika ada oarng lain yang berbuat salah.
“Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu”
bahagia rasanya melihat nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tulisan di atas selalu diiringi dengan tulisan shalawat secara lengkap, alangkah baik lagi jika dalam komentar hal serupa juga dilaksanakan…
barokallahu fikum.
Yay, ketemu jawabannya-setelah bertahun-tahun
Alhamdulillah…
jazakumulloh khoir
Ya!…saya juga kadang merasa ada kebiasaan baru dari lingkungan keluarga istri,karena dalam keluarga sedarah saya (usia saya menjelang 60 th)gak pernah ada event beginian.Rada aneh tapi karena terseret lingkungan dan nyalami orang tua/mertua, ya mau gak mau! kompromi aja dah!.
Menarik, dan mohon izin copas. Terima kasih.
Alhamdulillaah jelas sudah..Jazaakallooh Khoyron ..Izin Copas ya :)
kalau bermaafan menjelang atau ketika Idul Fitri diperbolehkan atau tidak ustadz?
Seperti itu tdk ada tuntunan. Yg menganjurkan harus datangkan dalil.
Assalamualaikum kak, saya izin salin dan share
Ya!…saya juga kadang merasa ada kebiasaan baru dari lingkungan keluarga istri
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/4352-bermaafan-sebelum-ramadhan.html
Jazakallah khairan katsiir
Sangat bermanfaat ustadz, izin copas & share
klw kita tidak meminta maaf kepada orang tua apakah itu dosa, sedangkan kita banyak kesalahan yg di perbuat?
Kalau ada kesalahan maka wajib minta maaf namun segera minta maaf bukan menunggu Ramadhan atau lebaran
Meminta maaf menjelang Ramadhan apakah dosa karena tidak ada dalilnya? Bukannya meminta maaf juga bagian dari menjaga silaturahim, tidak semata mata hanya “maaf”, banyak makna kebaikan yang bisa diambil dari situ, dan tidak bermaksud berlebihan dlm ibadah, menurut saya yang awam ini, yang baik biarlah tetap baik karena niat dan tujuannya untuk kebaikan.
Wallahualam.. Mohon maaf lahir bathin
Kalau begitu kenapa tidak maaf-maafan sebelum shalat fardhu? Bukankah maaf-maafan itu baik, kalau lebih sering lebih baik.
Yang menjadi pembahasan disini adalah kebiasaan atau budaya bermaaf maafan menjelang Ramadhan, kalau sholat fardhu di mesjid sepenglihatan saya bukan bermaafan tapi bersalaman sebelum atau sehabis sholat, pendapat saya yang awam ini tidak masalah asalkan tidak menjadi bagian drpd sholat itu sendiri, menjadikan salaman atau bermaafan itu rukun sholat itu yang tidak ada dasarnya. Seandainya ga salaman terus sholatnya kurang atau tidak lengkap itu yg tidak boleh, kalau datang ke mesjid jumpa jamaah trus salaman dan sholat apa salahnya? habis jamaah lalu pulang izin atau pamitan lalu salaman apa salahnya?. kalaupun ada yang saling bermaafan sebelum sholat kelirunya dimana? Apakah kemudian sholatnya menjadi tidak sah? kl tidak pun ada kesalahan yang dilakukan tapi tetap bermaafan, barangkali itulah manusia yang bersosial kita hidup berinteraksi saling menghormati dan tegur sapa, tidak semata mata dilihat dan dikaitkan dengan sudut pandang tata cara beribadah. Asalkan hal ini dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu jamaah lain dan tidak dijadikan kewajiban dan menambah rukun ibadah yang sudah ditetapkan, menurut saya rasa tidak perlu diperdebatkan, dipermasalahkan, dibid’ah kan. Mohon maaf lahir bathin apabila ada yang tidak berkenan, saya hanya mencari ilmu karena Allah, termasuk disitus ini banyak ilmu yang saya dapatkan Alhamdulillah, terimakasih.
wallahu a’lam bishawab
Wassalamualaikum
Ya sudah kalau begitu bermaaf-maafan sebelum wudhu, bermaaf-maafan sebelum baca Qur’an, bermaaf-maafan sebelum puasa sunnah, bermaaf-maafan sebelum adzan, dll. Kalau bermaaf-maafan sebelum Ramadhan dibolehkan dengan alasan “yang penting baik” semestinya semua maaf-maafan ini juga boleh, baik dan hendaknya digalakkan.
Kalau alasannya “yang penting baik” maka rusaklah agama. Baarakallahu fiikum…
Mantap Pak
Assalamu ‘alaikum.
Sy memahami bermaafan sebelum romadhon dg hadits yg isinya ‘barang siapa berpuasa di bulan romadhon dg iman dan ihtisab, diampuni dosa sebelumnya’.
Sesuai dg hadits itu dosa kita diampuni Alloh. Lalu bagaimana dibulan yg dimuliakan ini juga kita bermaafan sesama manusia, supaya diampuni juga kesalahan kita.
Wa’alaikumussalam,
Kalau demikian berarti kita disuruh untuk bermaaf-maafan setiap hari, karena kita disuruh untuk bertaubat setiap hari.
Setuju dengan tulisannya ustadz. Itulah fenomena umat Islam hari ini, baru sadar akan kesalahannya jika sudah memasuki Ramadhan. Tentu tidak salah juga saling mengingatkan agar bermaaf2an. Memang kenyataannya baru sadar. Tapi memang betul, harus diingatkan saling memaafkan tidak seharusnya hanya dilakukan di Bulan Ramadhan
Assalamualaikum….Alhamdulillah dpt pencerahan u masalah bermaafan sblm Ramadhan sesuai Hadist Bukhori diatas & kalau hanya ingin spy hati bersih u menjalankan puasa spy bermaaf maafan kpd semua org …..padahal kebersihan hati itu tdk hanya khusus u bulan Ramadhan saja tp u setiap saat selama ajal blm datang, knp di bulan haram yg lain spt bulan Muharam, bulan Rajab, bulan syaban yg juga ada puasanya kita tidak bermaaf maafan sblm datangnya blm tersebut..ini baru pakai logika apalah lagi ini hadist bukhori tsb harus kita yakini kebenarannya krn memang nabi sendiri tdk pernah melakukannya…wassalam
Masyalloh, detail…
Harus sabar dalam membaca. Supaya paham maknanya.
Jazakallohu khoiron ustadz..
Sy sangat setuju adanya tradisi maaf2fan sebelum Ramadhan, bahkan tdk usah nunggu Ramadhan, tapi tdk berdasarkan hadist yg salah.
Terim kasih atas pencerahannya. Ijin share
ngajiyok.blogspot.com
Kalau kita udah 1 pemahaman mah enak, intinya kita di ciptakan kan buat ibadah kepada Allah Subhanahuwata’ala. Jadi kalau kita terbiasa fokus nyari amal kemungkinan berbuat salah kepada orang lain itu tipis atau khilaf. Cuma kan kebanyakan kita hablumminnannas dulu, padahal harusnya mah habluminallah dulu. Posisi ayatnya juga gitu kan. Pokoknya kalau nyunah itu mah asyik dah.
Maaf, saya juga bingung kalau Anda katakan ada hadis yang pertama. Sebelumnya tidak ada yang menyebut ada hadist meminta maaf begitu. Kemudian, kebiasaan buka bersama dan sahur bersama apakah ada dalinya juga?