Puasa merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala yang mana Allah menjanjikan keutamaan dan manfaat yang besar bagi yang mengamalkannya,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إلا الصِيَامَ. فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ. وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ. فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ وَلا يَجْهَلْ. فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ – مَرَّتَيْنِ – وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ. لَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ رِيْحِ المِسْك. وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ. وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil, apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” (HR Bukhari, Muslim dan yang lainnya)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
لا يَصُوْمُ عَبْدٌ يَوْمًا فِي سَبِيْلِ الله. إلا بَاعَدَ اللهُ، بِذَلِكَ اليَوْمِ، وَجْهَهُ عَنِ النَارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً.
“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka (dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” (HR. Bukhari Muslim dan yang lainnya)
Sebagaimana jenis ibadah lainnya maka puasa haruslah didasari niat yang benar yakni beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata-mata serta dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Secara Syar’i makna puasa adalah “menahan diri dari makan, minum dan jima’ serta segala sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala” ,
Maka jika seseorang menahan diri dari makan dan minum tidak sebagaimana pengertian di atas atau menyelisihi dari apa yang menjadi tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka tentu saja ini merupakan hal yang menyimpang dari syariat, termasuk perbuatan yang sia-sia dan bahkan bisa jadi mendatangkan kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala,
Penyimpangan yang bisa terjadi diantaranya:
1. Berpuasa tidak dalam rangka beribadah kepada Allah
Semisal seseorang yang berpuasa karena hendak mendapatkan bantuan dari jin/syaitan berupa sihir atau yang lainnya, atau bernazar puasa kepada selain Allah, maka perbuatan ini termasuk kesyirikan yang besar karena memalingkan ibadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun seseorang yang berpuasa semata-mata karena alasan kesehatan, walaupun hal ini boleh-boleh saja akan tetapi ia keluar dari pengertian puasa yang syar’i sehingga tidaklah ia termasuk orang yang mendapatkan keutamaan puasa sebagaimana yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Menyelisihi tata cara Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, diantaranya:
- Mengkhususkan tata cara tertentu yang tidak dituntunkan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam, semisal puasa mutih (menyengaja menghindari makan daging atau yang lainnya), puasa sehari semalam tanpa tidur atau tanpa berbicara dengan menganggap hal ini memiliki keutamaan dan yang lainnya.
- Mengkhususkan waktu tertentu yang tidak dikhususkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semisal mengkhususkan puasa pada hari atau bulan tertentu tanpa dalil dari al-Qur’an dan sunnah, ataupun mengkhususkan jumlah hari yang tidak dikhususkan dalam syariat.
Maka seyogyanya kaum muslimin menahan diri dari beribadah tanda dasar ilmu atau tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka tertolak.” (HR. Muslim)
Maka berikut ini adalah beberapa jenis puasa yang dianjurkan di dalam Islam di luar puasa yang wajib (Puasa Ramadhan) berdasarkan dalil-dalil yang syar’i, semoga kita diberi kemudahan untuk mengamalkannya berdasarkan ilmu dan terhindar dari perkara-perkara yang menyelisihi syariat Allah subhanahu wa ta’ala sehingga kita dapat memperoleh berbagai keutamaan dari apa-apa yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta’ala.
Puasa-puasa Sunnah yang Dituntunkan Dalam Islam
1. Puasa 6 hari pada bulan Syawwal
Dari Abu Ayyub Al-Anshory bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ. ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّال. كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بعَشْرةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَهُ بِشَهْرين، فَذَلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ
“Puasa pada bulan Ramadhan seperti berpuasa sepuluh bulan , dan puasa enam hari setelahnya seperti berpuasa selama dua bulan, maka yang demikian itu (jika dilakukan) seperti puasa setahun.” (Hadits shahih Riwayat Ahmad)
Catatan:
- Puasa Syawal tidak boleh dilakukan pada hari yang dilarang berpuasa di dalamnya, yakni pada hari Idul Fitri.
- Puasa tersebut tidak disyaratkan harus berurutan, sebagaimana kemutlakan hadits –hadits di atas, akan tetapi lebih utama bersegera dalam kebaikan.
- Jika ada kewajiban mengqodo’ puasa Ramadhan maka dianjurkan mendahulukan qodo baru kemudian berpuasa Syawal 6 hari sebagaimana hadits dari Abu Ayyub Al-Anshori di atas.
2. Puasa pada hari Arafah bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَام ُيَوْمِ عَرَفَةَ أحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. وَالسَّنَةَ الّتِي بَعْدَهُ
“Puasa pada hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Catatan:
- Adapun bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji, maka yang lebih utama adalah tidak berpuasa pada hari Arofah sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya.
3. Puasa pada hari Asyura’ (10 Muharrom) dan sehari sebelumnya
Dari Abu Qotadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Puasa pada hari ‘Asyuro’, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ
“Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan.” (HR. Muslim)
Catatan:
- Adapun berpuasa pada hari yang ke sebelas maka dalilnya sangat lemah, sehingga tidak bisa dijadikan sandaran.
4. Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:
فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah saya melihat beliau memperbanyak puasa dalam suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan sya’ban.” (HR. Bukhari)
Catatan:
- Adapun mengkhususkan puasa atau amalan lainnya pada nisfu sya’ban (pertengahan sya’ban), maka hal ini tidak ada tuntunannya dalam syariat, karena dalil-dalil yang ada sangat lemah dan bahkan ada yang maudhu (palsu).
- Hendaknya tidak berpuasa pada hari syak (hari yang meragukan apakah sudah masuk ramadhan atau belum), yakni sehari atau dua hari pada akhir Sya’ban, kecuali bagi seseorang yang kebetulan bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukannya dari puasa-pusa sunnah yang disyariatkan semisal puasa dawud atau puasa senin kamis.
5. Memperbanyak Puasa Pada Bulan Muharrom
Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ وَ أفْضَلُ الصَّلاةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةِ صَلاةُ اللَيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yakni bulan Muharrom, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
6. Puasa Hari Senin dan Kamis
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari senin, beliau bersabda:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ. وَيَوْمٌ بُعِثْتُ (أَوْ أَنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ)
“Ia adalah hari ketika aku dilahirkan dan hari ketika aku diutus (atau diturunkan (wahyu) kepadaku ).” (HR. Muslim)
7. Puasa 3 hari setiap bulan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,
أوْصَانِى خَلِيْلِى صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاثٍ: صِيَامِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَى الضُحَى، وَأَنْ أَوْترَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
“Kekasihku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)
Lebih dianjurkan untuk berpuasa pada hari baidh yakni tanggal 13, 14 dan 15 bulan Islam (Qomariyah). Berdasarkan perkataan salah seorang sahabat radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَصُوْمَ مِنَ الشَّهْر ِثَلاثَةَ أَيَّامِ البَيْضِ: ثَلاثَ عَشْرَةَ، وَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk berpuasa pada tiga hari ‘baidh’: tanggal 13, 14 dan 15.” (Hadits Hasan, dikeluarkan oleh An-nasa’i dan yang lainnya)
8. Berpuasa Sehari dan Berbuka Sehari (Puasa Dawud ‘alaihis salam)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أحَبُّ الصِّيَامِ إلى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَأحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى اللهِ صَلاةُ دَاوُدَ: كَانَ يَنَامُ نِصْفَ الليل، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَكَانَ يُفْطِرُ يَوْمًا وَيَصُوْمُ يَوْمًا (متفق عليه)
“Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Dawud, adalah beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya, adalah beliau berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Beberapa Hal yang Terkait Dengan Puasa Sunnah
-
- Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, dan minum serta tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
- Seseorang yang berpuasa sunnah diperbolehkan membatalkan puasanya jika ia menghendaki, dan tidak ada qodho atasnya.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ:( هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ ؟ ) فَقُلْنَا: لا. قَالَ: ( فَإِنِى إِذًا صَائِمٌ ) ، ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَر. فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أُهْدِيَ لَنَا حَيْسٌ . فَقَالَ: ( أَرينيْهِ، فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا ) فَأَكَلَ. (رواه مسلم)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari datang kepadaku kemudian berkata: “Apakah engkau memiliki sesuatu (dari makanan)?”, kemudian kami berkata: “tidak”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau begitu saya berpuasa”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang pada hari yang lain kemudian kami katakan: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dihadiahi haisun (kurma yang dicampur minyak dan susu yang dihaluskan), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bawalah kemari, sesungguhnya aku tadi berpuasa”, kemudian beliau memakannya (HR. Muslim)
-
- Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seijin suaminya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تَصُوْمُ الْمَرْأَةُ وَبَعْلُهَا شَاهِدٌ إِلا بِإِذْنِهِ
“Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya menyaksikannya kecuali dengan seizinnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Sumber:
- Shohih Fiqh Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhih madzahib al-A’immah, Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim
- Shiyam Ramadhan, Muhammad bin Jamil Zainu
- Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah wa Kitabil Aziz, Dr. Abdul Adzim Badawi
Wallahu ‘alam
***
Penulis: Abu ‘Aisyah M. Taufik
Artikel www.muslim.or.id
Assalaamualaikum wr wb
Afwan mau tanya,kalao puasa 3 hari sebulan,bolehkah saya memilih hari sesuka saya,misalnya hari rabu,kamis,jum’at?
Terimakasih
Ass wrwb..sy wanita yg blm bs memeluk islam di karenakan kondisi keadaan yg tdk memungkinkan.tp di bulan ramadhan kali ini sy berpuasa sbg mana mestinya kaum muslim.dan sy jg memiliki sbuah niat dlm puasa sy yg menyangkut usaha sy dlm memeluk islam.yg sy ingin tanyakan,apakah puasa sy di ridhoi allah dlm kondisi nom muslim?jk demikian mcm2 puasa apa sj yg dianjurkan kpd sy?thanks.wasalam
Buat Saudari kami Febri:
Wa’alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh
Ukhti (saudari), untuk menjadi seorang muslim/muslimah, ukhti cukup mengucapkan syahadat:
Asy hadu al laa ilaa ha illallah wa asy hadu anna muhammadar rasuulullah
artinya:
Saya bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan saya bersaksi bahwasanya nabi Muhammad adalah utusan Allah
Cukup ukhti ucapkan kalimah syahadat tersebut sendirian jika tidak memungkinkan ukhti ucapkan di hadapan ustadz. Insya Allah setelah ukhti mengucapkan syahadat tersebut, ukhti sudah menjadi seorang muslimah di hadapan Allah walaupun ukhti tidak mengumumkan keislaman ukhti kepada keluarga, kerabat, maupun orang lain.
Setelah ukhti memeluk Islam, insya Allah semua ibadah ukhti diterima di sisi Allah, karena muslimnya seseorang adalah syarat pertama sah dan diterimanya semua amalan.
Setelah ukhti memeluk Islam dengan mengucapkan syahadat tersebut, ukhti akan kembali bersih tanpa dosa. Semua dosa-dosa dan kesalahan ukhti di masa lalu akan diampuni oleh Allah, dan sebaliknya semua kebaikan ukhti di masa lalu tetap dicatat sebagai amal kebaikan. Semoga Allah menjagamu ukhti…
Berikut ada tambahan dari ustadz Abu Saad buat ukhti Febri:
Kepada saudari Febri semoga Allah melapangkan dadanya untuk segera memeluk agama Islam dan memuliakannya dengannya,waalaikum salam warahmatullah, ketahuilah wahai saudariku, agama Islam adalah agama yang mudah, karena agama ini agama yang sesuai dengan fitrah manusia, akal sehat dan pikiran yang jernih, tidak ada suatu kebaikan melainkan Islam memerintahkannya dan tidak ada suatu keburukanpun melainkan islam melarangnya, sehingga sangat memungkinkan bagi saudari untuk segera memeluknya,cukup dengan mengucapkan syahadah laa ilaaha illa Allah wa anna Muhamada rasulullah, kalau bisa di hadapan seseorang yang mampu menjelaskan tentang islam yang benar dan dengan benar, kalau tidak bisa, diucapkan sendiri dengan penuh keyakinan tentang makna dan konsekuensinya, dan memulai belajar islam dengan bertahap dari permulaan dan seterusnya.
Adapun tentang masalah keluarga, suami yang beragama masih kristen, ini memerlukan pertimbangan yang cukup matang dari banyak sisi, yang penting syahadah dulu kemudian mengerjakan perkara-perkara agama yang paling penting seperti sholat puasa dll, dan belajar, baik melalui buku-buku atau media yang lainnya, dan jangan lupa! berdoa kepada Allah untuk selalu membimbing ke jalan al-haq. Wallahu Muwaffiq.
Assalamualaikum…
afwan,ana ingin artikel khusus membahas tentang puasanya Nabi Daud as
jazakallah khair…
Assalamualaikum…
afwan, saya ingin menanyakan bagaimana hukum nya kalau kita puasa di hari kita lahir, misal nya saya lahir hari jum’at terus setelah puasa senin kamis di tambah dengan hari jum’at.
terimakasih atas jawabannya.
wassalam
assalamu’aliaikum
afwan ,ana mau tanya dalam melakukan puasa dawud apakah harus terus menerus,boleh ga kalau di lakukan tidak secara rutin atau dalam sebulan puasa bulan berikutnya tidak melakukan,
assalamu’alaikum
afwan tolong kirimin artikel tentang puasa dawud
terimakasih
wassalamu’alaikum
asskum…saya mau tanya,apa kalo pada puasa sunnah boleh melakukan 2 puasa?? misalnya pada hari senin ada puasa sunnah,bertepatan pada hari itu juga melakukan puasa syawal,dan juga menyaur hutang puasa pada bulan ramadhan,apa puasa seperti ini diblehkan dalam agama islam?
Trima kasih
Terimakasih atas artikelnya.
Saya mau tanya, bagaimana niat untuk puasa baidh?
saya setuju manhaj salaf diterapkan agar kita berislam secara kaffah dan jauh dari bencana
assalamualaikum afwan sebelumnya ana cuma mau tanya kenapa puasa 10 hari di bulan dzulhijah tidak ditampilkan itu juga puasa sunnah yang diajarkan rosullulloh.sukron wassalamualaikum
@ Rokhyatun
Tidak ditambahkan, bukan berarti tidak ada. Puasa sembilan hari awal dzulhijah memang dianjurkan. Silakan lihat pembasan lainnya di muslim.or.id:
https://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/amalan-sholih-di-awal-dzulhijah-dan-puasa-arofah.html.
Assalamualaikum
ALhamdulilLah dalil_dalil di atas sangat bermanfaat buat saya…terimakasih
wassalamualaikum
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sy suka tulisan ini krn sangat informatif dan ringkas shg mudah difahami. Apakah puasa tarwiyah yang tidak tercantum dalam tulisan ini ada dasar/dalilnya? Makasih.
Wassalam.
assalamualikum,……
saya mau tanya,apakah boleh puasa pada hari lahir kita atau hari lahir anak,terus apa boleh juga puasa senin kamis merangkap bayar hutang puasa ramadhan,terimakasih,…….
wassalamu’alaikum
@ Giyono
1. Tidak perlu puasa pada hari kelahiran atau kelahiran anak, karena puasa adalah ibadah, sedangkan ibadah harus dengan dalil.
2. Puasa senin kami sekaligus niat bayar hutang puasa ramadhan itu tidak dibolehkan. Puasa ramadhan itu wajib, sedangkan puasa senin kamis itu sunnah. Kaedah para ulama: Dua ibadah itu bisa digabungkan niatnya asalkan sama-sama niatnya itu wajib atau niatnya sama2 sunnah. Sedangkan hal ini tidak terpenuhi dalam maksud antum tersebut.
Wa’alaikumus salam.
@ Mas Muhammad Deden: Puasa Daud itu dilaksanakan selang seling. Jika sekarang puasa maka besok tidak, dst.
Assalamualaikum W. W………
Saya ingin bertanya mengenai puasa sunnah……
Lebih utama mana puasa sunnah Senin – Kamis di bandingkan dengan Puasa sunnah Nabi Daud AS.
Terima Kasih
Wassalam
@ Moch. Zaini
Wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barakatuh
Yg paling bagus adalah yg paling sesuai dengan kemampuan diri.
Aslamualaikum wr.Wb,
sy mu tanya kalo bacaan niat solat sunah-sunah itu pa? & puasa nabi daud itu kan selang seling, sekarang puasa besok gk, tpi sampai berapa hari. Mksih
Wa’alaikumus salam.
@ nurman
1. Untuk niat shalat sunnah cukup dalam hati, tidak ada lafazh tertentu yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Silakan pahami artikel berikut: http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2974-hukum-melafadzkan-niat-usholli-nawaitu-.html.
2. Untuk puasa daud tidak ada batasan harinya, boleh hanya sebulan itu dibolehkan. Silakan baca tentang puasa daud di sini: http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2975-puasa-daud-puasa-paling-istimewa.html.
Assalamualaikum,
Teman saya pernah bilang kalau kita sedang berpuasa sunnah kemudian kita makan tanpa sengaja (lupa) maka puasanya batal. bener ngak? yang saya tahu makan dan minum tanpa sengaja tidak membatalkan puasa. Terimakasih
Wa’alaikumus salam.
@ Fatima.
Yang benar jika makannya tidak sengaja, tidak membatalkan puasa. Silakan lihat pembahasannya di sini:
http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2656-mengenal-pembatal-pembatal-puasa.html.
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا نَسِىَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
“Apabila seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, hendaklah dia tetap menyempurnakan puasanya karena Allah telah memberi dia makan dan minum.” (HR. Bukhari no. 1933)
#Fatima
Wa’alaikumussalam. Perkataan teman anda itu tidak benar.
Assalamualaikum wr.wb.,
Apa boleh kita berpuasa secara berturut2 selama 3 bulan, sejak bulan Rajab hingga Ramadhan tanpa terputus??? Bagaimana hukumnya???
terima kasih & wassalam
Wa’alaikumus salam.
@ Sarah,
Kalau bulan Rajab, yang tepat tdk boleh seluruh hari. Sedangkan bulan Sya’ban, silakan simak lagi dalam artikel berikut:
http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2636-hukum-puasa-setelah-pertengahan-syaban-.html.
Semoga Allah beri kepahaman.
Assalamu ‘alaikum
Ustadz,ana mau tanya apakah niat puasa sunnah boleh diniatkan dalam hati setelah matahari terbit atau tidak? Jazakallah
@ Fahrul
Wa’alaikumus salam.
Silakan baca dalam artikel berikut ini: http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/3028-ketentuan-penting-dalam-puasa-sunnah.html.
Semacam itu dibolehkan. Dalil masalah ini adalah hadits ‘Aisyah berikut ini.
Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata,
دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ ». فَقُلْنَا لاَ. قَالَ « فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ ». ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ « أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا ». فَأَكَلَ.
“Pada suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemuiku dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Beliau berkata, “Kalau begitu, saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin dan keju).” Maka beliau pun berkata, “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi tadi aku berpuasa.” (HR. Muslim no. 1154).
An Nawawi memberi judul dalam Shahih Muslim, “Bab: Bolehnya melakukan puasa sunnah dengan niat di siang hari sebelum waktu zawal (bergesernya matahari ke barat) dan bolehnya membatalkan puasa sunnah meskipun tanpa udzur. ”
Assalamu ‘alaikum
Terima kasih ustadz Abu Rumaysho atas informasi dan ilmunya. Jazakallah
assalamu’alaykum
‘afwan ana mau tanya, bgmn hukumnya bila kita brganti niat puasa.
misal: awalnya kita mnjalankn puasa dawud, kmudian kita ingin mngganti dgn puasa senin-kamis.
hhmm .. jadi misalnya kita sdg puasa nabi dawud, kebetulan jatuhnya pd hari senin. nah di hari kamis, kita mau mngganti niat puasa kita mnjadi puasa senin-kamis. apakah hal ini tdk mengapa???
mohon pnjelasannya, karna ana msh bingung soal perkara niat ini.
sblumnya trima kasih.
barakallahufikum
#hamba Allah
Wa’alaikumussalam. Kalau dalam kondisi siang hari maka tidak boleh.
assalamualikum,……
saya mau bertanya, apakah boleh puasa untuk bayar hutang sesudah pertengahan pada bulan Sya’ban
#Davi
Wa’alaikumussalam, boleh.
Cintailah dengan melaksanakan ibadah wajib dan yang sunnahdan menjahui dari yang haram dan makruk(tidak disukai)
Assalamu ‘alaikum
Mohon bimbingannya pak ustadz mengenai pelaksanaan puasa senin-kamis.Itu puasanya apa harus berpuasa senin dan kamis?atau pun boleh salah satu harinya saja,hari kamis saja misalnya.Mhn penjelasanya.
#Dimas
Wa’alaikumussalam. Boleh salah satunya saja.
minta izin copy paste
Assalammualaikum wr wb apakah boleh kita melakukan puasa senin kamis dan puasa yaumil bid dengan 2 niat.
@ Dodi
Wa’alaikumus salam.
Bisa seperti itu krn sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Haitami, puasa senin kamis dimaksudkan untuk menghormati harinya. Jadi seandainya digabungkan dengan puasa yaumil biid, mk itu boleh.
Assalamu alaikum
mohon diberikan pentunjuk tata cara puasa Senin Kamis dan bacaan Do’a niat nya.
yang kedua bacaan niat mengerjakan sholat sunnah Duha dan waktunya, terima kasih.
@ Dartok
Wa’alaikumus salam. Niat kedua-duanya cukup dalam hati. silakan lihat di sini: http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/3134-keanehan-anjuran-melafazhkan-niat.html
Mengenai puasa senin kamis, silakan baca di sini: http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2908-merutinkan-puasa-senin-kamis.html
Assalamu’alaikum.
Ustadz seorang teman bertanya, bolehkah niat puasa sunnah sekalian puasa qodho. Misalkan niat puasa senin kamis plus niat bayar hutang puasa wajib.
Syukron wa jazakallah khairan.
Wassalamu’alaikum.
@ Abu Salman
Wa’alaikumus salam.
Silakan lihat bahasan berikut:
http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/3192-bolehkah-menggabungkan-puasa-sunnah-dan-qodho-puasa.html
makasih atas infonya.. ^_^
Bolehkah seseorang berpuasa Senin-Kamis namun hanya di salah satu hari antara Senin atau Kamis ?
Assalamu’alaikum
maaf, mohon diberikan petunjuk tata cara Puasa dan Sholat (Nabi Daud) secara detail .. terima kasih
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya ingin bertanya masalah puasa sunnah, saya hendak merutinkan puasa senin-kamis,tetapi terkadang karena sesuatu hal, pada hari senin saya terkadang tidak sempat berpuasa, tetapi hari kamis nya saya tetap berpuasa,sebagian rekan kerja bilang kalau puasa tersebut tidak boleh menurut mereka kalau hari senin nya tidak puasa maka kamis juga tidak boleh puasa,dan terkadang saya ganti puasa hari senin saya menjadi hari selasa dan kamis…untuk hal ini saya mohon pencerahannya..terima kasih,wassalamualaikum Wr Wb.
#aksan
Wa’alaikumussalam Warahmatullah,
Baarakallahu fiikum, semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada anda,
– Puasa senin-kamis, tidak disyarakatkan harus satu paket senin dan kamis sekaligus. Tidak ada dalil yang mensyaratkan demikian.
– Kami sarankan, anda bisa melaksanakan puasa sunnah lain yang tidak kalah besar pahalanya, seperti puasa daud (poin 8) yang harinya bebas atau puasa ayyamul bidh (poin 7) yang juga bebas harinya namun diniatkan 3 hari dalam 1 bulan.
Assalamualaikum,
Saya ingin bertanya mengenai hukumnya berpuasa pada hari biasa di luar puasa senin kamis, misalnya saya niat puasa sunnah di hari selasa (dikarenakan hari senin saya tidak sempat berpuasa) dan hari kamis saja. karena menurut rekan kerja saya tidak boleh berpuasa sunnah di hari selasa atau kamis atau selasa – kamis, untuk itu saya mohon pencerahannya,terima kasih, wassallam.
#aksan
Wa’alaikumussalam. Boleh puasa sunah mutlak di hari selasa, rabu
saya ucapkan terima kasih atas uraian puasa sunnah !
assalaamu’alaikum.pengertian dari berpuasa sehari dan berbuka sehari dari puasa Nabi Daud As.apakah wktu berbukanya esok hari atau pada saat adzan maghrib spt pada puasa sunnah umumnya.mohon penjelasannya.wassalaamu’alaikum.waramatullahi wabarakatuh.
@ Budi
Wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barakath
Waktu berbukanya adl seperti pd puasa sunnah biasa.
assalamualaikum,,ustadz berarti puasa sunnah di bulan rajab tidak ada y??
@ Abu Uwais
Wa’alaikumus salam. Iya, hadits2 yang membicarakan puasa Rajab adalah hadits-hadits yang lemah.
ijin share Jazakumullahu khoiron..
Assalamu’alaikum ustadz. Saya dapat artikel yg mengatakan bahwa dalil2 puasa senin kamis adalah dho’if. Apakah itu benar ustadz?
@ Pasang Iklan
Ini dalil-dalil shahih yang menunjukkan anjuran puasa senin kamis:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Shahih dilihat dari jalur lainnya).
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739. Shahih)
Makasih ni informasinya. Kebetulan saya lagi nyari-nyari informasi mengenai puasa sunnah. Karena beberapa waktu lalu denger ceramah bahwa puasa khusus bulan Rajab dan nisfu sya’ban itu ga ada hadist nya. Nah, artikel diatas nambah pengetahuan saya. Makasih nih
Apakah puasa sunnah senin kamis boleh dikerjakan hanya disalah satu harinya saja?
#Nur P
Boleh
Assalamu’alaikum.
Ustadz.
Jika saya membayar hutang puasa Ramadhan dilakukan spt puasa Daud (sehari puasa dan sehari tidak), tetapi niat nya bayar hutang puasa Ramadhan, dan apabila bertepatan dengan hari Jum’at bgmn ustadz hukumnya?apakah boleh?, krn hr Jum’at tdk boleh berdiri sndiri kecuali niatnya melaksanakan Puasa Daud.
Jazakumullah Khairan.
#Fatimah
Wa’alaikumussalam, silakan simak: http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/3192-bolehkah-menggabungkan-puasa-sunnah-dan-qodho-puasa.html
ustadz, bagaimana hukumnya apabila kita berpuasa disalah satu hari saja saat puasa senin kamis..
misalnya berpuasa di hari kamis saja sedangkan seninnya tidak, atau sebaliknya?
mohon penjelasannya .. terima kasih :)
Boleh
Alhamdulillah..setelah saya cari2 sumber tentang puasa rajab bisa terjawab di artikel ini…jadi dalil tentang puasa rajab termasuk lemah..jazakallah …
Asssalamu’alaikum. Ijin bertanya. Saya suka sekali berpuasa (biasanya 4/5 hari dlm seminggu sudah termasuk senin. Kamis). Setiap tidak ada kegiatan/janji makan, saya suka berpuasa, dengan pemikiran agar waktu saya yang longgar itu bisa dihitung sbg ibadah kpd Allah. Selain itu saya jg merasakan manfaat sehat jsmani dan rohani. Apakah puasa seperti ini boleh? Ingin sekali puasa daud, tp sepertinya belum kuat hati. Mohon dijawab njih. Terima kasih.