Muslim.or.id
khutbah jumat
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book
No Result
View All Result
Muslim.or.id
No Result
View All Result
Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA

Tingginya Semangat Para Salaf Dalam Menjalankan Sunnah

Yulian Purnama, S.Kom. oleh Yulian Purnama, S.Kom.
6 Januari 2018
Waktu Baca: 5 menit
2

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad

Orang yang membaca kisah-kisah kehidupan para salafus shalih dan para ulama besar yang mapan ilmu dan amalnya, mereka akan menemukan ternyata para salaf memiliki uluwwul himmah (semangat yang tinggi) dan tekad yang tulus serta gigih dalam berpegang teguh pada ajaran agama, yang itu semua membantu mereka (dengan izin Allah) dalam menapaki jalan mereka yang mulia.

Berikut ini saya paparkan sebagian contoh dari generasi masa yang telah lampau dari sejarah umat ini yang menunjukkan betapa gigihnya tamassuk (konsistensi) mereka terhadap As Sunnah dan indahnya kekokohan mereka di atas kebaikan dalam hal-hal yang diserukan dan dianjurkan oleh agama. Dan terlebih lagi dalam perkara-perkara fardhu dan wajib. Sedangkan di antara orang sekarang, telah sampai kepada mereka penjelasan mengenai apa-apa yang wajib dan apa-apa yang diperintahkan dalam agama. Namun mereka tidak memiliki semangat untuk menjalankannya dengan konsisten dan tidak ada ambisi untuk berpegang teguh padanya.

Dan tujuan kita dalam membaca kisah-kisah para salaf yang mulia tersebut, adalah agar kita lebih bersungguh-sungguh untuk meneladani mereka dengan baik. Barangsiapa di antara kita yang paling mendekati praktek para salaf, maka ia paling mendekati kesempurnaan. Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

أكمل هذه الأمة في ذلك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ومن كان بهم أشبه

“Umat yang paling sempurna dalam hal itu (menjalankan agama) adalah para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan orang-orang yang paling mendekati praktek mereka”.

Maka renungkanlah beberapa contoh dari para salaf berikut ini:

Contoh pertama

عن النعمان بن سالم عن عمرو بن أوس قال حدثنى عنبسة بن أبى سفيان فى مرضه الذى مات فيه بحديث يتسار إليه قال سمعت أم حبيبة تقول سمعت رسول الله –صلى الله عليه وسلم– يقول « من صلى اثنتى عشرة ركعة فى يوم وليلة بنى له بهن بيت فى الجنة ». قالت أم حبيبة فما تركتهن منذ سمعتهن من رسول الله –صلى الله عليه وسلم-. وقال عنبسة فما تركتهن منذ سمعتهن من أم حبيبة. وقال عمرو بن أوس ما تركتهن منذ سمعتهن من عنبسة. وقال النعمان بن سالم ما تركتهن منذ سمعتهن من عمرو بن أوس.رواه مسلم.

Dari An Nu’man bin Salim, dari Amr’ bin Aus ia berkata: ‘Anbasah bin Abu Sufyan menuturkan sebuah hadits kepadaku ketika ia sedang sakit, yang dengan sebab sakitnya itulah ia wafat. Ia berkata: aku mendengar Ummu Habibah mengatakan: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “barangsiapa shalat 10 rakaat sehari-semalam, akan dibangunkan sebuah rumah baginya di surga”. Ummu Habibah mengatakan: “aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengar hadits ini dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam”. ‘Anbasah juga mengatakan: “aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengar hadits ini dari Ummu Habibah”. An Nu’man juga mengatakan: “aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengar hadits ini dari ‘Anbasah” (HR. Muslim).

Contoh ke dua

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما أنه سمع رسول الله –صلى الله عليه وسلم– قال « ما حق امرئ مسلم له شىء يوصى فيه يبيت ثلاث ليال إلا ووصيته عنده مكتوبة ». قال عبد الله بن عمر ما مرت على ليلة منذ سمعت رسول الله –صلى الله عليه وسلم– قال ذلك إلا وعندى وصيتى.رواه مسلم.

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, ia mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Tidaklah dibenarkan bagi seorang Muslim yang memiliki sesuatu untuk diwasiatkan, ia menyimpannya sampai tiga malam, kecuali wasiat tersebut menjadi wajib baginya untuk disampaikan”. Abdullah bin Umar berkata: “sejak aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata demikian, tidaklah berlalu satu malam pun kecuali aku menyampaikan wasiatku” (HR. Muslim).

Contoh ke tiga

عن علي بن أبي طالب أن فاطمة – رضي الله عنهما – أتت النبي صلى الله عليه وسلم تسأله خادما فقال ألا أخبرك ما هو خير لك منه تسبحين الله عند منامك ثلاثا وثلاثين وتحمدين الله ثلاثا وثلاثين وتكبرين الله أربعا وثلاثين ، ثم قال سفيان إحداهن أربع وثلاثون – فما تركتها بعدُ، قيل ولا ليلة صفين قال ، ولا ليلة صفين.متفق عليه.

Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Fathimah radhiallahu’anha datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam untuk meminta seorang pembantu. Lalu Nabi bersabda: “wahai Fathimah, maukah aku sampaikan kepadamu suatu hal yang lebih baik dari hal itu? Bertasbihlah ketika hendak tidur 33x, bertahmidlah 33x, bertakbirlah 34x”. Lalu Sufyan mengatakan: ‘salah satu dzikir tersebut hitungannya 34x’. Ali mengatakan: “aku tidak pernah meninggalkannya setelah (mendengar hadits) itu”. Lalu ada yang bertanya: ”bagaimana ketika hari-hari peristiwa Shiffin?”. Ali berkata: “demikian juga di hari-hari peristiwa Shiffin (aku tidak meninggalkannya)” (Muttafaq ‘alaihi).

Contoh ke empat

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال بينما نحن نصلى مع رسول الله –صلى الله عليه وسلم– إذ قال رجل من القوم الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. فقال رسول الله –صلى الله عليه وسلم– « من القائل كلمة كذا وكذا ». قال رجل من القوم أنا يا رسول الله. قال « عجبت لها فتحت لها أبواب السماء ». قال ابن عمر فما تركتهن منذ سمعت رسول الله –صلى الله عليه وسلم– يقول ذلك. رواه مسلم

Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, beliau berkata: “ketika kami shalat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ada seorang yang dari makmum berdoa: Allahu akbar kabiiran wal hamdulillahi katsiran wa subhaanallahi bukratan wa ashiilan”. Maka (setelah shalat) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “siapa yang berdoa demikian dan demikian?”. Orang tadi berkata: “saya wahai Rasulullah”. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Saya sampai terheran, karena dibuka pintu langit dengan sebab doamu tadi”. Ibnu Umar lalu mengatakan: “aku tidak pernah meninggalkan doa tersebut setelah aku mendengar sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tersebut” (HR. Muslim).

Contoh ke lima

عن أبي أمامة– رضي الله عنه – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قرأ آية الكرسي في دبر كلِّ صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت»رواه النسائي

Dari Abu Umamah radhiallahu’anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “barangsiapa yang membaca ayat Kursi setiap selesai shalat wajib, ia tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa’i).

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad mengatakan:

وبلغني عن شيخنا أبي العباس ابن تيمية قدس الله روحه أنَّه قال: ما تركتها عقيب كلِّ صلاة

“Telah sampai kepadaku perkataan dari guruku, Abul Abbas Ibnu Taimiyah semoga Allah mensucikan ruhnya, bahwa ia mengatakan: aku tidak pernah meninggalkan amalan tersebut setiap selesai shalat”.

Contoh ke enam

عن أبي سعيد الخدري– رضي الله عنه – أنَّ رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : «غسل الجمعة واجب على كلِّ محتلم». رواه أحمد. قال ابن عثيمين رحمه الله في شرحه لبلوغ المرام :الصواب عندي : أنَّ غسل الجمعة واجب على كلِّ إنسان ، وما تركته منذ علمت بهذا الحديث لا صيفاً ولا شتاء ، ولا حراً ولا برداً ، ولا إذا كان فيّ مرض أتحمل معه الاغتسال .

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “mandi di hari Jum’at wajib bagi setiap lelaki yang sudah baligh” (HR. Ahmad).

Syaikh Ibnu Al Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Bulughul Maram mengatakan:

الصواب عندي : أنَّ غسل الجمعة واجب على كلِّ إنسان ، وما تركته منذ علمت بهذا الحديث لا صيفاً ولا شتاء ، ولا حراً ولا برداً ، ولا إذا كان فيّ مرض أتحمل معه الاغتسال

“yang tepat menurutku, mandi di hari Jum’at itu wajib bagi semua orang. Dan saya tidak pernah meninggalkannya sejak saya mengetahui hadits ini, baik musim panas maupun musim dingin. Baik dalam cuaca panas maupun cuaca dingin. Bahkan jika dalam keadaan sakit, saya tetap paksakan untuk mandi”.

Contoh-contoh yang demikian sesungguhnya banyak. Dan tujuan penyebutan contoh-contoh di atas sudah bisa terbaca dari isinya.

Semoga Allah mengumpulkan kita semua dengan hamba-hamba-Nya yang shalih, dan semoga Allah memberi kita taufik untuk menjalankan setiap kebaikan, dengan nikmat-Nya dan kemurahan-Nya.

***

Sumber: http://al-badr.net/muqolat/3379

Penerjemah: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

Tags: AkhlakDzikiribadahNasehatSalafsalafus shalihSalafysunnah nabiuluwwul himmah
Yulian Purnama, S.Kom.

Yulian Purnama, S.Kom.

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Artikel Terkait

Cara tobat nasuha

Cara Tobat Nasuha

oleh Muhammad Nur Faqih, S.Ag
4 Juni 2023
0

Manusia adalah makhluk yang seringkali berbuat dosa. Namun, ada yang segera memperbaikinya dan ada yang tenggelam dalam kubangan kehinaan. Sebagai...

Menjaga Produktifitas Seorang Muslim

Menjaga Produktifitas Seorang Muslim

oleh Kiki Dwi Setiabudi, S.Sos.
28 Mei 2023
0

Setelah bulan Ramadan, semestinya pola ibadah dan kebaikan yang sudah dilatih dan diterapkan di bulan Ramadan senantiasa diteruskan dan diterapkan...

Masihkah Terbuka Pintu Tobat

Masihkah Terbuka Pintu Tobat?

oleh Ari Wahyudi, S.Si.
24 Mei 2023
0

Bismillah. Wa bihi nasta’iinu. Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar. Selawat dan...

Artikel Selanjutnya
tradisi bangsa yahudi

Menerima Sumbangan Dari Non-Muslim Untuk Membangun Masjid Dan Pesantren

Komentar 2

  1. Faz says:
    3 tahun yang lalu

    Bismillaah. Assalamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh. Mohon maaf, izin menyampaikan masukan, untuk contoh pertama pada artikel tersebut, terjemah hadits Ummu habibah radhiyallahu ‘anha, seharusnya shalat 12 raka’at bukan 10 raka’at sebagaimana yang tertera pada terjemahan hadits tersebut. Jazaakumullahu khairan wa baarakallahu fiikum.

    Balas
    • Erwin Arnanda says:
      1 tahun yang lalu

      Waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh

      Jika ada pertanyaan, bisa gabung grup tanya jawab

      KHUSUS IKHWAN
      https://t.me/tanyamuslimorid

      KHUSUS AKHWAT
      https://t.me/tanyamuslimahorid

      Barakallahu fiikum

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA Donasi Dakwah YPIA
Muslim.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Landasan Agama
  • Penyejuk Hati
  • Fikih
  • Sejarah
  • Khotbah Jum’at
  • Kalkulator Waris
  • E-Book

© 2023 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah